Pendahuluan
Tanaman dapat
tumbuh dan berkembang karena dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya
ketersediaan nutrisi atau unsur hara
tanaman. Sifat fisika-kimia tanah
menjadi dasar yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman tersebut
(Agustina 2004).
Unsur hara
esensial tanaman terdiri dari unsur mikro dan makro. Unsur hara esensial merupakan unsur penting
yang umumnya dibutuhkan tanaman. Jika
unsur tersebut tidak ada, maka pertumbuhan tanaman terhambat. Unsur mikro artinya unsur tersebut dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Unsur makro berarti unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak (Munawar 2011).
Unsur hara tanaman
yang berasal dari dalam tanah atau unsur hara mineral (N, P, K, Ca, Mg, S, Fe,
Zn, Mo, Mn, B, Cu, Cl) hanya merupakan sebagian kecil dari masa tanah. Misal, Si sangat berguna untuk padi dan
tebu. Fe merupakan unsur esensial
tanaman tetapi dibutuhkan dalam jumlah yang kecil (Kalra 1998).
Kandungan hara dan
jumlah yang diangkut tanaman sangat beragam.
Jumlah masing-masing ion yang tersedia menentukan atau menjadi indikator
pertumbuhan tanaman. Tanah dapat menyerap
ion-ion yang bermuatan positif (kation) seperti Ca, Mg, dan K. Hara di dalam larutan tanah merupakan bentuk
yang paling mudah tersedia bagi tanaman, yang berupa ion-ion terhidrasi,
molekul inorganik, dan senyawa-senyawa kelat.
Pasokan hara yang
tersedia untuk tanaman di dalam tanah harus seimbang karena kondisi ini
mengarah pada kesuburan. Kemampuan
tanaman menggunakan hara di dalam tanah ditentukan oleh faktor kuantitas dan
intensitas (Munawar 2011).
Tujuan : Mengamati, memahami, dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersedian
unsur hara tanah.
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah sebagai berikut :
1.
Tomat
2.
Tanah
3.
Polibag
4.
pH meter
5.
Termometer
6.
RH meter
7.
Timbangan
8.
Sekop
9.
Sprayer
10.
Amplop
11.
Oven
Metode
Metode untuk mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersediaan unsur hara di dalam tanah, tersusun dalam langkah
kerja berikut ini :
1.
Semua bahan dan alat disiapkan.
2.
Media tanam berupa tanah dan pupuk
kompos hijau (perbandingan 1:1) dan dibiarkan selama 2 minggu.
3.
Media tanam dimasukkan ke dalam polibag.
4.
Media tanam untuk perlakuan kering
dan basah, masing-masing dibuat dalam 3 ulangan.
5.
Media tanam perlakuan kering
dilakukan tanpa menyiram (1 minggu sekali).
6.
Media tanam perlakuan basah dilakukan
dengan menyiram (2 hari sekali sesuai kapasitas lapang).
7.
Bibit tomat dimasukkan ke dalam
masing-masing polibag yang telah berisi media tanam (3 benih untuk setiap
polibag).
8.
Biarkan tanaman tumbuh dan
berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dicatat.
9.
pH, suhu tanah, dan kelembaban media
tanam diukur dan dicatat hasilnya.
Hasil
Hasil yang diperoleh dalam praktikum
ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 Perkembangan dan pertumbuhan tanaman
NO
|
KONDISI TANAMAN DAN MEDIA
TANAM
|
PERLAKUAN KERING
|
PERLAKUAN BASAH
|
1
|
Akar (keadaan,
percabangan)
|
|
|
2
|
Batang
(keadaan, percabangan)
|
|
|
3
|
Daun (warna
daun, tekstur, jumlah, dll.)
|
|
|
4
|
pH
|
|
|
5
|
Suhu
|
|
|
6
|
Kelembaban
|
|
|
Pembahasan
1.
Bagaimana kondisi tanah dan pupuk
kompos di awal prosedur (warna, tekstur, asal tanah ?
2.
Bagaimana perbedaan pertumbuhan
tanaman pada masing-masing perlakuan.
3.
Perlakuan mana yang memiliki
rata-rata pH, suhu, dan kelembaban paling tinggi.
4.
Apa yang dapat Anda jelaskan tentang
keadaan pada nomor 3 ?
5.
Bagaimana hubungan antara pH, suhu,
dan kelembaban dengan keadaan akar, batang, dan daun masing-masing perlakuan.
6.
Apakah ada hubungannya antara
faktor-faktor pH, suhu, dan kelembaban dengan ketersediaan unsur hara tanaman ?
Jelaskan dimanakah hubungan itu !
Daftar Pustaka
Agustina L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta.
PT Rineka Cipta.
Kalra YP. 1998. Handbook of Reference Methods for Plant
Analysis. Boca Raton. CRC Press.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor.
IPB Press.
No comments:
Post a Comment