BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kewirausahaan
(entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Wiraswasta
dihubungkannya dengan istilah Saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,
swa dan sta, masing-masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki
keagungan watak; swa artinya sendiri; sta artinya berdiri. Sedangkan Saudagar
terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar artinya akal. Jadi,
Saudagar berarti seribu akal.
Di
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian
nasional.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Apakah pengertian wiraswasta dan wirausaha
?
b. Apakah ciri orang wiraswasta dan wirausaha
?
c. Bagaimana keterampilan dalam wiraswasta
dan wirausaha ?
d. Bagaimana proses wirausaha ?
e. Apa perbedaan antara wiraswasta dan wirausaha
?
1.3
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Menjelaskan pengertian wiraswasta dan
wirausaha
b. Menguraikan ciri orang wiraswasta dan
wirausaha
c. Menguraikan keterampilan dalam wiraswasta
dan wirausaha
d. Menjelaskan proses wirausaha
e. Menjelaskan perbedaan antara wiraswasta
dan wirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN DAN
CIRI-CIRI WIRASWASTA
Wiraswasta
terdiri dari tiga kata: wira, swa dan sta, masing-masing berarti, wira manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar
kemajuan dan memiliki keagungan watak ; swa artinya sendiri; dan sta artinya
berdiri. Bertolak dari ungkapan etimologis diatas, maka wiraswasta berarti
keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta
memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.[1]
Dengan melihat
arti etimologis di atas bisa diambil pengertian wiraswasta ialah keberanian,
keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan
sendiri. Di sini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna
dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara
sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak bergantung
pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih
mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi,
pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri
maupun bekerja sebagai karyawan.
Adapun
ciri-ciri seorang wiraswasta ialah:
1.
perilaku orangnya terpuji, disiplin, jujur, tekun
2.
Berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan yang matang
3.
Mempunyai daya kreasi, motivasi dan imajinasi
4.
Hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan (demonstration effect).
5.
Mampu menarik orang lain, karyawan untuk bekerjasama
6.
Mampu menganalisa, melihat peluang-peluang
2.2
PENGERTIAN DAN
CIRI-CIRI WIRAUSAHA
Istilah
wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur (Bahasa perancis), yang
diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between,
yaitu orang yang berani bertindak mengambil peluang.[2]
Pengertian
wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang
baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan cara menciptakan suatu
organisasi. Dalam tradisi peristilahan di Indonesia, istilah wirausaha menurut
Buchari Alma, pada dasarnya sama dengan istilah wiraswasta. Walaupun
rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama, yaitu memiliki
sifat perwira atau mulia dan mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. Jadi, ia
memiliki kemampuan untuk berdikari, otonom, berdaulat. Atau menurut Ki Hajar Dewantoro,
merdeka lahir batin.
Raymond W. Kao
menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu
yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
(inovasi).[3]
Sedangkan menurut Peter F. Drucker sebagaimana dikutip oleh Kasmir, mengatakan
bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Artinya bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru berbeda dengan yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.[4]
Jadi, seorang
wirausaha adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam bidang
ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna,
efektif, dan efisien), juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur.[5]
Selanjutnya, Alma juga memberikan penekanan pengertian tersebut berdasarkan
ciri-ciri wirausahawan versi Suparman Sumahamijaya, bahwa, Seorang wirausaha
adalah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, melaksanakan
kegiatan perencanaan, bermula dari ide sendiri kemudian mengembangkan
kegiatannya dengan menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang kepada
nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang tinggi.
Sikap dan
Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang.
Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan
sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan
tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan
watak kewirausahaan seperti berikut:
No
|
Ciri-Ciri
|
Watak
|
1
|
Percaya diri
|
Keyakinan,
kemandirian, individualitas, dan optimisme.
|
2
|
Berorientasikan tugas
dan
hasil
|
Kebutuhan akan
prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka
bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
|
3
|
Pengambil resiko
|
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka
pada
tantangan.
|
4
|
Kepemimpinan
|
Bertingkah laku
sebagai pemimpin,
bergaul
dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran
yang membangun.
|
5
|
Keorisinilan
|
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi,
fleksibel, serta bias dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
|
6
|
Berorientasi ke
masa
depan
|
Persepsi dan
memiliki cara pandang/ cara pikir yang
berorientasi
pada
masa
depan.
|
7
|
Jujur dan
tekun
|
2.3
KOMPETENSI
SEORANG WIRAUSAHA ATAUPUN WIRASWASTA YANG SUKSES
“Bagaimana caranya agar bisa menjadi seorang
wirausaha yang sukses?”, itulah pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh
orang-orang yang ingin menjadi seorang wirausaha. Ada beberapa kompetensi yang
harus dimiliki dan dikembangkan oleh para wirausaha agar dapat membangun sebuah
usaha yang berhasil. Ada tiga kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh seorang
wirausaha, yaitu:
1.
Pengetahuan yang Penting Bagi Seorang
Wirausaha
Seorang yang
ingin memulai usaha perlu mengembangkan beberapa bidang pengetahuan
bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman
tentang sebuah subjek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui
pembelajaran dan studi. Anda mungkin akan memperoleh pengetahuan melalui
cara-cara berikut ini:
· Belajar
tentang komunitas. Seperti apa masyarakat yang tinggal di dalamnya, usia,
menikah atau lajang, jumlah anggota keluarga mereka dan tingkat pendapatan
mereka.
· Mengetahui
apa yang sedang terjadi. Gaya busana terkini, makanan, layanan yang banyak
dicari, jenis olahraga yang sedang populer. Pada dasarnya, seorang wirausaha
selalu ingin mengetahui apa yang baru dan berbeda.
· Memperoleh
pengetahuan melalui pendidikan. Masing-masing pelajaran yang Anda pelajari akan
menjadi bekal penting bagi Anda ketika anda menjadi seorang wirausaha.
· Belajar
dalam pekerjaan. Pekerjaan yang mungkin anda lakukan saat ini juga dapat
memberikan pengalaman dan pengetahuan praktis tiap hari sehingga dapat
memberikan dasar dalam mengembangkan kewirausahaan.
Tentunya,
semua pengetahuan yang diperoleh setiap individu sepanjang hidupnya merupakan
bekal yang penting untuk menjadi seorang wirausaha dimana kewirausahaan
menggabungkan semua pengetahuan dan pengetahuan individu.[7]
2.
Keterampilan
Apa Saja yang Dibutuhkan Seorang Wirausaha atau Wiraswasta
Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan beberapa keterampilan
seperti yang dikemukakan di bawah ini:
· Keterampilan Berpikir Kreatif
Manusia
wiraswasta memiliki jiwa interpreneurship. Jiwa interpreneurship itu didukung
oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung
oleh dua hal, yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah.
Apabila kita tidak mencampurkan daya imajinasi dengan kemampuan berpikir
ilmiah, maka tidak akan mungkin kita mengadakan pemikiran yang kreatif.[8]
· Keterampilan Dalam Pembuatan
Keputusan
Keputusan
merupakan suatu hasil penilaian. Keputusan juga merupakan hasil pemilihan
alternatif-alternatif. Proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidak
setujuan diperlukan, karena keraguan dan ketidak setujuan bermanfaat untuk :
a.
Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang diambil.
b.
Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang
lebih mantap.
c.
Keraguan merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang
benar terhadap suatu masalah. Daya imajinasi bekerja bersama pikiran untuk
menelaah masalah dalam situasi baru sehingga diperoleh pengenalan dan
pengertian.[9]
· Keterampilan Dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan
ialah kualitas tingkah laku seseorang yang mempengaruhi tingkah laku orang lain
atau kelompok orang sehingga mereka bergerak kearah tercapainya tujuan bersama.
Manusia wiraswasta diharapkan memiliki keterampilan untuk memimpin diri sendiri
dan orang lain. Manusia wiraswasta menghendaki kerja sama dengan orang lain
hendaknya memiliki keterampilan kepemimpinan.[10]
· Keterampilan Manajerial
a.
Seorang wiraswasta harus terampil dalam perencanaan. Setiap usaha
atau kegiatan mempunyai tujuan yang harus dirumuskan dengan jelas, setelah itu
dipersiapkan dengan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. Selain
berorientasi pada tujuan, berorientasi pada biaya, tenaga, dan waktu.
Penyusunan hal ini memerlukan perencanaan yang cermat.
b.
Seorang wiraswasta harus terampil dalam pengorganisasian,
mengorganisir pelaksanaan tugas dan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga
akan diperoleh hasil yang maksimal.
c.
Seorang wiraswasta harus dapat memberikan dorongan dan motivasi
kerja pada orang lain yang diajak bekerja sama
d.
Seorang wiraswasta harus mengkoordinir pelaksanaan tugas dan
pekerjaan orang lain sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran.
e.
Seorang wiraswasta hendaknya mengadakan pengawasan pelaksanaan
kerja oleh orang-orang yang telah diberi kepercayaan.
f.
Seorang wiraswasta hendaknya mampu mengadakan penilaian
terus-menerus terhadap pelaksanaan dan prestasi yang dapat dicapai oleh para
pelaksana pekerjaan sehingga dapat mengadakan usaha-usaha peningkatan hasil
atau produksi.[11]
· Keterampilan Dalam Bergaul Antar
Manusia
Communication
skill, yaitu kemampuan untuk
berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.[12]
Hal ini sangat penting karena dalam kegiatan wirausaha ataupun wiraswasta
pastinya akan berhubungan dengan orang lain, untuk mencapai kesuksesan dalam
berwirausaha ataupun berwiraswasta keterampilan ini sangat dibutuhkan.
3.
Sifat
Sifat
telah dijabarkan diatas sebagai sekumpulan kualitas atau kompetensi yang membentuk
kepribadian seorang individu. Dalam sebuah studi antar budaya di India, Malawi,
Equador, telah diidentifikasi sebanyak 14 sifat pribadi kewirausahaan
(PECs=Personal Entrepreneurial Characteristic) yang menunjukkan perilaku
wirausaha yang sukses. Penelitian ini dilakukan oleh McBer & Co dan
Management System Internasional. Adapun ke empat belas PECs tersebut adalah:
1.
Berinisiatif
2.
Teguh
3.
Memiliki
standar mutu yang tinggi
4.
Berorientasi
pada efisiensi
5.
Menyelesaikan
masalah dengan cara kreatif
6.
Mengambil resiko
yang diperhitungkan
7.
Persuasif
8.
Melihat dan
segera bertindak apabila ada peluang
9.
Secara pribadi
haus akan informasi
10.
Berkomitmen
untuk memenuh kontrak/menepati janji
11.
Merencanakan
bisnis secara sistematis
12.
Memiliki rasa
percaya diri yang tinggi
13.
Tegas
14.
Menggunakan
strategi yang tepat
Seseorang
yang tidak memiliki ketiga kompetensi tersebut dalam bisnisnya, kemungkinan
besar akan menghadapi kesulitan dalam mengelola bisnis yang dimilikinya. Apa
yang akan terjadi bila seseorang wirausaha memiliki:
· Pengetahuan
dan Keterampilan Saja
Seseorang
dengan pengetahuan dan keahlian (keterampilan) saja kemungkinan tidak akan
bertahan lama, sekalipun ia dapat memulainya dengan baik. Sebagai contoh, tanpa
sifat, ia mungkin akan menunjukkan keputusasaan bila menghadapi hambatan besar;
atau orang tersebut tidak akan melihat atau bertindak apabila terdapat peluang;
atau ia tidak akan mau mengambil resiko dalam menerjuni dunia bisnis sejak
awal.
· Pengetahuan
dan Sifat Saja
Seseorang hanya
memiliki pengetahuan dan sifat saja mungkin tidak akan menemukan sesuatu yang
bernilai untuk menerapkan kedua hal itu, tanpa kemampuan teknis. Atau mereka
akan menemukan bahwa mereka terlalu tergantung pada pihak lain dan karena itu,
mungkin menjadi kurang kuat. Solusinya mungkin dengan mencari mitra atau
pegawai dengan keterampilan yang dibutuhkan
· Keterampilan
dan Sifat Saja
Seorang calon
wirausaha yang hanya memiliki keterampilan dan sifat kewirausahaan saja, tapi
memiliki pengetahuan yang minim, bisa saja memulai usahanya sendiri. Namun,
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, minimnya pengetahuan atau
ketidaktahuan mengenai pelanggan atau pasar misalnya, dapat mengakibatkan
kegagalan dalam mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu, pengetahuan atau
informasi merupakan sesuatu yang penting bagi bisnis, dalam bentuk apapun untuk
dapat meraih keberhasilan.[13]
2.4
PROSES WIRAUSAHA
Lumpkin
dan Dess mendefinisikan proses entrepreneurial sebagai proses dalam
mengupayakan sebuah usaha baru, baik itu berupa produk baru yang akan
diluncurkan kedalam pasar, memasuki pasar baru bagi produk yang telah ada saat
ini, dan/atau penciptaan organisasi baru.
Proses
entrepreneurial terdiri atas empat fase berikut ini :
1. Identifikasi dan evaluasi peluang
2. Pengembangan rencana bisnis
3. Penentuan sumber daya yang diperlukan
4. Pengelolaan usaha yang telah terbentuk
Masing-masing
fase yang dijalani oleh wirausaha dalam proses entrepreneurial ini tidaklah
bersifat independen satu sama lainnya, bahkan tidak selalu fase berikutnya
dimulai sebelum fase diawalnya berakhir. Sebagai contoh, saat berada pada fase
1, seorang wirausaha akan sukses melakukan identifikasi dan mengevaluasi
peluang jika dia telah memiliki keinginan kuat tentang bentuk usaha apa yang
akan dikelolanya pada fase 4. Tabel 1.1 menggambarkan aspek-aspek proses
entrepreneurial yang dijalankan oleh wirausaha secara lebih rinci
Fase
identifikasi dan evaluasi peluang merupakan fase yang sangat sulit dijalani
oleh hampir setiap wirausaha. Sering kali peluang usaha yang bagus tidak dapat
diidentifikasi dengan mudah. Meskipun hampir tidak ada wirausaha yang memiliki
mekanisme formal dalam mengidentifikasi peluang usaha, tetapi beberapa sumber
informasi yang ada dilingkungan dapat menjadi kunci keberhasilannya dalam
menemukan peluang yang baik. Berbagai sumber informasi dapat diperoleh
wirausaha dari konsumen dan rekan usaha, anggota sistem distribusi, serta
tenaga-tenaga teknis. Seluruh informasi tentang peluang yang diidentifikasi
oleh wirausaha selanjutnya perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menemukan
peluang usaha yang terbaik dan layak diteruskan pada fase berikutnya.
Dalam
fase pengembangan rencana bisnis, wirausaha harus mengembangkan rencana bisnis
dengan baik agar dapat menjelaskan peluang usaha secara jelas. Fase ini
merupakan fase yang paling memakan waktu selama proses entrepreneurial
berlangsung. Wirausaha pada umumnya tidak menyiapkan rencana bisnis terlebih
dahulu dan tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk menyusun rencana
bisnis ini.
Tahap
selanjutnya pada proses entrepreneurial adalah fase menentukan sumber daya yang
diperlukan yang diawali dengan menilai sumber daya yang telah dimiliki
wirausaha saat ini. Seluruh sumber daya penting yang diperlukan dalam upaya
pendirian usaha perlu diidentifikasi dengan jelas dan dipisahkan dari sumber
daya lain yang sifatnya kurang penting. Perlu diperhitungkan dengan hati-hati jumlah
kebutuhan sumber daya tersebut serta variasi yang diperlukan untuk tiap-tiap
sumber daya. Pada tahap ini, wirausaha juga harus mempertimbangkan risiko jika
terjadi kekurangan sumber daya. Sumber daya yang diperlukan harus diperoleh
dalam waktu yang tepat agar keinginan wirausaha untuk mendirikan usahanya dapat
tercapai.
Fase
terakhir dalam proses entrepreneurial adalah fase pengelolaan usaha. Setelah
wirausaha memperoleh sumber daya yang diperlukan maka selanjutnya wirausaha
harus menggunakan sumber daya tersebut untuk mengimplementasikan rencana bisnis
yang telah disusunnya. Fase ini melibatkan evaluasi masalah operasional dan
implementasi gaya serta struktur pengelolaan usaha dan penentuan variabel kunci
kesuksesan. Untuk menghindari kendala karena munculnya permasalahan maka
wirausaha perlu menerapkan sistem kontrol agar seluruh permasalahan dapat
diidentifikasi dan diatasi dengan cepat.
Tabel
1.1 Aspek Proses Entrepreneurial
Identifikasi dan Evaluasi Peluang
|
Pengembangan Rencana Bisnis
|
Penentuan Sumber Daya yang Diperlukan
|
Pengelolaan Usaha
|
·
Evaluasi peluang
·
Penciptaan dan jangka waktu peluang
·
Nilai riil dan nilai yang dipersepsikan atas
peluang
·
Risiko dan pengembangan atas peluang
·
Peluang vs keahlian dan tujuan pribadi
·
Lingkungan yang kompetitif
|
·
Judul rencana bisnis
·
Daftar isi
·
Ringkasan eksekutif
·
Bagian utama
1.
Deskripsi usaha
2.
Deskripsi industri
3.
Rencana teknologi
4.
Rencana pemasaran
5.
Rencana keuangan
6.
Rencana produksi
7.
Rencana organisasi
8.
Rencana
operasional
9.
Ringkasan
·
Lampiran
|
·
Tentukan sumber daya yang diperlukan
·
Identifikasikan kesenjangan sumber daya dan pemasok yang tersedia
·
Kembangkan akses atas sumber daya yang diperlukan
|
Kembangkan
gaya pengelolaan usaha pahami variabel kunci kesuksesan identifikasi
permasalahan dan potensi permasalahan kembangkan strategi pertumbuhan [14]
|
2.5
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA
1.
Persamaan wiraswasta dan wirausaha
Secara umum orang mengenal istilah wiraswasta adalah pengusaha
swasta, yang terkesan untuk membedakan orang yang makan gaji dengan seseorang
yang dapat menggaji dirinya sendiri. Namun demikian ada istilah lain yang
mungkin dianggap secara tegas berbeda istilahnya dengan wiraswasta yaitu
wirausaha. Wirausaha sering diartikan sebagai seorang yang mengerti dan dapat
membedakan antara tantangan dan peluang lalu memanfaaatkannya untuk keuntungan
meeka.[15]
Wiraswasta adalah keinginan untuk terlibat dalam petualangan
inovatif, kemauan untuk menerima tanggungjawab pribadi dalam mewujudkan suatu
peristiwa dengan cara yang dipilih dan keinginan berprestasi yang tinggi, sikap
optimis dan kepercayaan terhadap masa depan. Wiraswasta berasal dari kata wira
dan swasta, wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta merupakan paduan
dari dua kata yaitu swa dan sta, swa artinya sendiri sedangkan sta artinya
berdiri. Maka swasta dapat diartikan kekuatan sendiri. Wiraswsata sering juga
diartikan dengan wirausaha. Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha, wira
berarti berani, utama dan berdiri sendiri. Kata usaha berarti kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas dimaksudkan
keberanian dalam mememuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan
kekuatan yang ada pada diri sendiri.[16]
Di dalam banyak literatur,
antara istilah wiraswasta dengan wirausaha sering berganti tempat alias artinya
dianggap sama. Memang ada sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah
tersebut. Tetapi pembedaan itu tidaklah terlalu signifikan.
Istilah wiraswasta atau wirausaha merupakan terjemhan dari kata entrepreneur.
Entrepreneur sendiri berasal dari bahasa prancis yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between.
Secara umum wiraswasta dan wirausaha adalah mempunyai arti yang
sama yaitu seseorang yang memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan
hidup dengan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri, yang membedakan adalah
hanya istilahnya saja.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi wirausaha adalah
orang yang memiliki ide-ide kreatif dan inovatif dalam menemukan dan
menciptakan suatu barang dengan menggunakan sumber daya yang ada dan dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya dan nilai tambah bagi
masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa persamaan dari wiraswasta dan wirausaha
adalah seseorang yang mampu melihat peluang dengan menggunakan sumber daya yang
gunanya memperoleh keuntungan, dengan melalui tindakan yang tepat guna meraih
sukses.
2.
Perbedaan wiraswasta dan wirausaha
Ketika seseorang bekerja (berusaha) sendiri, tidak menjadi pegawai
baik negeri maupun swasta, baik pada usaha produksi, perdagangan ataupun jasa
maka dia akan disebut sebagai wiraswasta. Itu terjadi di Indonesia sekitar
sepuluh tahun yang lalu atau sebelumnya. Tetapi sepuluh tahun terakhir maka
orang-orang seperti itu akan disebut sebagai wirausahawan atau istilah kerennya
adalah entrepreneur.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, wiraswasta berarti “jenis usaha
berdikari atas dasar percaya pada diri sendiri (tanpa mengharapkan belas
kasihan orang lain)”. Sedangkan wirausaha berarti, “usaha yang digerakkan oleh
semangat keberanian dan kejujuran”. Dari definisi diatas jelaslah bahwa
keduanya memang berbeda. Akan tetapi dalam pemaknaan sehari-hari tentu saja
agak sulit untuk membedakan secara hitam dan putih.
Walaupun kalau kita berbicara asal katanya dari Bahasa Inggris
yaitu entrepreneur, tidak ada bedanya dengan capitalist, industrialist,
businessman, businesswoman, atau factory owner. Kembali kepada definisi menurut
kamus Bahasa Indonesia diatas, sekarang ini orang lebih merasa “keren” dan
percaya diri dengan menyandang sebutan wirausaha, bahkan ada juga orang yang
menyebut wirausaha mandiri daripada disebut sebagai wiraswasta.
Tentu saja bukan tanpa alasan kalau saat ini orang yang mempunyai
usaha lebih merasa nyaman disebut sebagai wirausaha daripada wiraswasta, selain
karena tren yang berlaku global di seluruh belahan dunia ini. Ada satu gerakan
(atau budaya) baru dalam dunia usaha yang mulai mengarah kepada spiritualisasi
usaha. Hal ini terkait dengan kecenderungan secara umum manusia dewasa ini yang
sudah mulai jenuh dengan segala sesuatu yang hanya bersifat materialistis, dan
terbukti tidak mampu memberikan ketenangan kepada jiwa mereka.
Nilai-nilai agama (spiritual) menjadi semangat baru dalam dunia
usaha, sehingga kejujuran menurut pakar marketing Indonesia dari MarkPlus and
Co, Hermawan Kertajaya adalah sebuah keunggulan kompetitif di tengah dunia
usaha yang menghalalkan segala macam cara. Jadi keberanian dan kejujuran lebih
tepat menjadi semangat baru dunia usaha selain tentu saja kreativitas, yang
akhir-akhir ini pun banyak disebut orang. Apalagi berkaitan dengan isu
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Selama ini pelaku usaha konvensional yang sering disebut wiraswasta
atau pengusaha biasa, di dalam operasinya melakukan berbagai tindakan yang seringkali
tidak mengindahkan keberlanjutan, kelestarian lingkungan, kejujuran, dan
persaingan sehat berbasis kreativitas apalagi keadilan. Mereka lebih banyak
mencari keuntungan dengan menghalalkan berbagai cara dan menindas yang lemah,
walaupun pada akhirnya mereka akan sampai pada suatu titik di mana keuntungan
materi berupa uang dan barang berharga tidak mampu memenuhi batinnya.
Sehingga sangat wajar jika pelaku usaha (apalagi usaha kecil
menengah) lebih suka disebut wirausaha daripada wiraswasta. Tentu saja bagi
yang mengetahui definisi diatas, dan mungkin saja karena pengaruh tren yang
sedang berkembang. Akan tetapi yang lebih penting bagi kita semua adalah
mengembangkan segala bentuk usaha kecil dan menengah di negeri ini untuk
membangkitkan perekonomian nasional yang memang sedang terpuruk ini. Tetapi
ingatlah satu hal, apa pun nama, istilah, atau sebutannya, tetapi semangat
keberanian, kejujuran dan kreativitas harus menjadi dasarnya. Dan tidak cukup
hanya sekadar percaya pada diri sendiri.
Jadi perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap
mental dan suatu bentuk gerak usaha dari perwujudan sikap itu sendiri. Jelas
bahwa wirausaha merupakan suatu bentuk usaha sendiri. Artinya, orang yang
berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain. Sedangkan
wiraswata merupakan suatu sikap mental yang berani berdiri diatas kekuatan
sendiri. Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ‘ikut
orang’ atau bagi yang punya usaha sendiri.[17]
Sebagian ahli mambedakan kedua istilah wirausaha dengan wiraswasta,
tetapi perbedaan itu dinilai tidaklah terlalu signifikan. Sehingga dalam banyak
literatur, antara istilah wiraswasta dan wirausaha sering berganti tempat alias
artinya dianggap sama. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua istilah
tersebut tidak dibedakan artinya atau dianggap sama. Perbedaan lain yang hampir
mirip dengan contoh diatas adalah kewirausahaan, wirausahawan, pengusaha dan
swasta.
Perbedaan wiraswasta dan wirausaha
Wiraswasta
|
Wirausaha
|
§
Orientasi jangka pendek
§
Orientasi produk
§
Apa adanya
§
Dapur ngebul
§
Kurang kreatif dan inovatif
§
Tidak ada perkembangan atau kemajuan
|
§ Orientasi jangka panjang
§ Orientasi pasar
§ Apa yang
seharusnya
§ Lebih maju dan mandiri
§ Kreatif dan inovatif
§ Ada
perkembangan atau kemajuan
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari pembahasan
di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1.
Wiraswasta
ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar
pada kekuatan sendiri
2.
Wirausaha di
sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru.
Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan
untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan cara menciptakan suatu
organisasi
3.
Tiga kompetensi
utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu:
Pengetahuan, keterampilan, dan sifat
4.
Proses
entrepreneurial terdiri atas empat fase berikut ini :
·
Identifikasi
dan evaluasi peluang
·
Pengembangan
rencana bisnis
·
Penentuan
sumber daya yang diperlukan
·
Pengelolaan
usaha yang telah terbentuk
5.
Perbedaan wiraswasta dan wirausaha
Wiraswasta
|
Wirausaha
|
§
Orientasi jangka pendek
§
Orientasi produk
§
Apa adanya
§
Dapur ngebul
§
Kurang kreatif dan inovatif
§
Tidak ada perkembangan atau kemajuan
|
§ Orientasi jangka panjang
§ Orientasi pasar
§ Apa yang
seharusnya
§ Lebih maju dan mandiri
§ Kreatif dan inovatif
§ Ada
perkembangan atau kemajuan
|
DAFTAR PUSTAKA
Alam
S, Ekonomi Islam SMA Kelas 2, Jakarta :eksisi, 1999.
Alma
Buchari , Panduan Kuliah Kewirausahaan. Bandung: CV Alvabeta, 2000.
Anonim.
Karakter Wirausaha. http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/KARAKTER%20WIRAUSAHA%20III.pdf.
Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 12.48 WIB.
Anonim, perbedaan wirausaha dan
wiraswsata. http://risauku.blogspot.co.id/2011/10/perbedaan-wirausaha-dan-wiraswasta.html.
Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 21.17 WIB
Dhyah Setyorini. 2010. Pengembangan
Motivasi Berwirausaha. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ARTIKEL%20PPM%20KEWIRAUSAHAAN.pdf. Diakses
pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.06 WIB.
Dwi Riyanti, Benedicta. Kewirausahaan
dari sudut psikologi kepribadian,
Jakarta : grasindo, 2003.
Euis Puspitasari. 2014. Keterampilan
Dalam Berwiraswasta. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=312557&val=7488&title=KETERAMPILAN%20DALAM%20BERWIRASWASTA. Diakses
pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.07 WIB.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006.
Lupiyoadi
Rambat, Kewirausahaan, From Mindset to
Strategy, Jakarta: LPUI, 2005.
Rasyid Sudradjat, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri, Jakarta: PT Citrayudha
Alamanda Perdana, 2005.
Slamet,
Franky, dkk. Dasar-Dasar Kewirausahaan
TEORI & PRAKTIK. Jakarta : PT. Indeks, 2014
Sumanto, Wasty. Pendidikan
Wiraswasta,.Jakarta: Bumi Aksara, 1984.
Soemanto, Wasty. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Malang: Bina
Aksara, 1984.
[2]Sudradjat Rasyid, Kewirausahaan
Santri Bimbingan Santri Mandiri, (Jakarta: PT Citrayudha Alamanda Perdana,
2005), hlm. 5
[3]Rambat Lupiyoadi,Kewirausahaan,
From Mindset to Strategy, (Jakarta: LPUI, 2005), hlm. 27
[4]Kasmir, Kewirausahaan,
(Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006), hlm. 17
[6] Geoffrey G. Meredith, et. Al., Kewirausahaan Teori dan Praktek (Terjemahan), (Jakarta: PT. Pustaka Binawan Prasindo, 1996), hlm. 5-6
[7]Anonim, Karakter Wirausaha,
http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/KARAKTER%20WIRAUSAHA%20III.pdf, Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 12.48 WIB.
[8]Drs. Wasty Soemanto,
Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, (Malang: Bina Aksara,
1984), hlm. 63.
[9]Euis Puspitasari, 2014, Keterampilan Dalam Berwiraswasta,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=312557&val=7488&title=KETERAMPILAN%20DALAM%20BERWIRASWASTA, Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.07 WIB.
[12]Dhyah Setyorini,
M.Si.,Ak., 2010, Pengembangan Motivasi Berwirausaha, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ARTIKEL%20PPM%20KEWIRAUSAHAAN.pdf,
Diakses padatanggal 27
September 2015 pukul 13.06 WIB.
[14] Franky
S., Hetty K.T., Mei le. Dasar-Dasar
Kewirausahaan TEORI & PRAKTIK. (Jakarta : PT Indeks. 2014). Hlm. 5-7
[16]Dwi Riyanti Benecdita. Kewirausahaan dari sudut psikologi kepribadian, (Jakarta,
grasindo, 2003) hal. 21
[17]Anonim, perbedaan wirausaha dan
wiraswsata. http://risauku.blogspot.co.id/2011/10/perbedaan-wirausaha-dan-wiraswasta.html. Diakses pada tanggal 27
September 2015 pukul 21.17 WIB
Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .
ReplyDeleteSecara umum orang mengenal istilah wiraswasta adalah pengusaha swasta, yang terkesan untuk membedakan orang yang makan gaji dengan seseorang yang dapat menggaji dirinya sendiri. Namun demikian ada istilah lain yang mungkin dianggap secara tegas berbeda istilahnya dengan wiraswasta yaitu wirausaha. Wirausaha sering diartikan sebagai seorang yang mengerti dan dapat membedakan antara tantangan dan peluang lalu memanfaaatkannya untuk keuntungan meeka.
ReplyDeleteUsaha Rumahan Modal 50 Ribu