KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi
Allah SWT yang telah memberi nikmat kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan
makalah pada mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “Peranan Imajinasi dan
Intuisi dalam Entrepreneur”.
Solawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya hingga menemukan jalan yang terang dan diridhoi Allah, yaitu jalan
Islam.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Zen selaku pembimbing kami dalam matakuliah Kewirausahaan
dan kepada segenap pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami susun ini. Oleh sebab itu,
kami menghimpun segenap kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, penulis
berharap agar makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi
para pembaca dan kami khususnya.
Ciputat,
September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
...................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ..............................................................................................................1
1.3.Tujuan
................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Rasa Bawah Sadar
dan Imajinasi …………………………………………………...……
2.2. Intuisi dan Kondisi
yang Mendorong Proses Bawah Sadar .............................................
2.3. Peranan Intuisi dan
Imajinasi dalam Berwirausaha .........................................................
2.4. Cara Berpikir
Kreatif dan Inovatif ...................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
....................................................................................................................
3.2. Saran
..............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaaan, salah satunya
adalah kekayaan kewirausahaan. Banyak sekali berbagai jenis wirausaha yang
telah tercipta dan berkembang dengan memperoleh keuntungan yeng besar. Oleh
karena itu seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship selalu memanfaatkan
apa yang apa yang ada di kebudayaan iniuntuk dijadikan peluang bisnis.
Imajinasi dan intuisi adalah karakteristik personal yang terpatri
kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi dengan
imajinasi dan intuisi dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang
abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausaha untuk selalu
adaptif dan mencari terobosan terbaru, sehingga seorang wirausaaha dituntut
agar selalu memiliki ide-ide baru.
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, salah satunya adalah
mengumpulkan berbagai sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Bagi seorang wirausahawan, penggunaan imajinasi dan
intuisi akan sangat membantu kemajuan usahanya, Dengan adanya pengalaman, ada
data, mau berfikir, senang ada tantangan, akan memaksa seseorang meningkatkna
daya intuisinya.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara imajinatif. Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan
dalam berwirausaha menuntut wirausahawan untuk lebih imajinatif dalam mengembangkan
produk atau jasa yang dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen
yang semakin beragam dan tanpa batas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan imajinasi dan intusi dalam
kewirausahaan?
2. Hal apasajakah yang dapat mendorong proses bawah sadar dalam dunia
berbisinis?
3. Apa peranan imajinasi dan intuisi dalam berwirausaha?
4. Bagaimana cara berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
wirausaha?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan/Entrepeneurship.
2.
Menekankan
pengetahuan tentang pentingnya peran imajinasi dan intusi dalam berwirausaha.
3.
Memberikan
motivasi pada mahasiswa agar mempunyai jiwa kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rasa Bawah Sadar dan Imajinasi
Rasa bawah sadar atau yang sering
kita sebut sebagai alam bawah sadar adalah bagian dari pikiran kita yang
memproses imajinasi, intuisi (pengetahuan tanpa belajar), gudang kreativitas,
serta mengetahui penyebab dan solusi bagi masalah pribadi kita. Proses mental
bawah sadar sangat besar artinya dalam membangun melaksanakan tugas
sehari-hari. Banyak ide berasal dari mental bawah sadar, namun tidak semua
orang bisa memanfaatkannya.
Dalam sebuah karya berjudul Artistik
Research Tools for Scientific Minds yang ditulis oleh Prof. George W. Landd,
mengemukakan suatu uraian dan pemikiran menarik melalui proses mental bawah
sadar berupa imajinasi dan intuisi akan sangat membantu kemajuan usahanya.
Imajinasi adalah proses kognitif yang merupakan kompleks kegiatan
mental dimana unsur-unsur dalam kegiatan mental tersebut lepas dari sensasi
indrawi. Imajinasi melibatkan sintetis yang memadukan aspek-aspek dari ingatan,
kenangan atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda dari
masa lalu atau menjadi realitas baru dimasa sekarang, atau bahkan antisipasi
realitas di masa yang akan datang. Imajinasi umumnya dianggap sebagai salah
satu dari "fungsi mental yang lebih tinggi," yang sering diasosiakan
juga dengan fantasi, angan-angan, atau bentuk pemecahan masalah secara orisinal
yang berbeda dari biasanya. Imajinasi umumnya sering dianggap sebagai dasar
dari ekspresi artistik, dan daya kreatifitas sebagai fungsi mental yang lebih
tinggi.[1]
Para ahli ilmu jiwa mengemukakan
banyak macam imajinasi. Lamunan dan impian adalah salah satu bentuk imajinasi
yang pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan membentuk kembali
pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains dikatakan sebagai
produktif atau imajinasi
yang kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru
ini bisa berbentuk benda, konsep, idea atau model. Imajinasi seseorang adalah batasan dunianya nyata
orang tersebut. Imajinasi tidak mengenal batas, dan apapun yang ditangkap oleh
pikiran dan diyakini, akan dapat terwujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif
membantu seseorang untuk mengeksplorasi piliha-pilihan atau opsi yang berbeda
dan melihat banyak sekali scenario dan peluang hasilnya.
Strategi Mengejar Imajinasi
Semua orang menerima anugerah yang
namanya imajinasi itu pada tingkatan yang berbeda-beda. Memang, tidak semua
orang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membuat karya seni yang luar
biasa atau menciptakan penemuan ilmiah. Akan tetapi, kita semua jelas sekali
mampu meningkatkan imajinasi yang kita miliki hingga pada tingkatan yang
memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi diri kita masing-masing.
Menjadi imajinatif adalah bagian dari kreatif dalam pendekatan
untuk pengambilan keputusan. Ini adalah bentuk pemikiran holistik yang dapat
digunakan untuk berinovasi dan menemukan solusi. Kita dapat menggunakannya
untuk mengejutkan kompetisi, untuk memanfaatkan hal yang tak terduga, untuk
menciptakan produk baru atau jasa, atau untuk memecahkan masalah secara
kreatif. Seseorang yang berimajinasi dapat : mengingat peristiwa dengan mudah
dan visual meramalkan apa yang akan terjadi sebelum suatu peristiwa sebenarnya
terjadi menjadi kreatif artistik, secara mekanis atau secara lisan Semua elemen
ini berkontribusi dalam proses berfikir kreatif.
Ada berbagai kemampuan imajinatif yang dapat digunakan oleh pemikir
kreatif:
1)
Mengingat
(Recalling) : untuk mengingat sesuatu kembali ke pikiran yang
sebenarnya, yang tidak terjadi pada waktu itu.
2)
Visualising:
untuk membentuk sebuah gambaran dalam pikiran dari sesuatu yang tidak
berpengalaman, seperti berjalan di sebuah pantai atau jauh bulan.
3)
Menciptakan
(Creating): untuk dapat untuk membentuk gambaran dari sesuatu yang tidak
terjadi saat ini.
4)
Meramalkan
(Foreseeing) : untuk dapat melihat perkembangan atau hasil sebelum itu
benar-benar terjadi atau terjadi.
5)
Fantasi:
mampu menciptakan sesuatu unreal dengan mengubah atau menggabungkan unsur-unsur
realitas tanpa ada kendala yang logis.[2]
2.2 Intuisi dan Kondisi yang Mendorong
Proses Bawah Sadar
Istilah-istilah
suddenness, tidak diperhitungkan keanehan, gembira, inspirasi adalah
terminology yang di pakai untuk menyatakan itu sebagai intuisi. Dalam istilah
filosofi, intuisi didefinisikan sebagai berikut :
"Pengetahuan
mendadak yang diperoleh tanpa sadar". Dalam ilmu pengetahuan, intuisi
adalah pengertian yang diperoleh mendadak tentang kebenaran. It is"Knowing Why I Know."[3]
Intuisi
adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran
rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya
dari dunia lain dan diluar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja
terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, didalam buku itu ditemukan
keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun.
Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam jajaran puncak
bisnis atau kaum eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indera
keenam dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya
menegaskan bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam
kehidupan keseharian mereka, halmana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu
bentuk kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang,
intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil.
Dibawah ini adalah beberapa stategi
mempertajam intuisi
1. Pergunakanlah
empati alami kita sesering mungkin
Bayangkan diri kita berada dalam posisi orang lain atau dengarkan pengalaman-pengalaman orang
lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Lebih baik lagi
kalau kita menerima keluhan-keluhan dan memberikan
pertolongan dengan memberikan solusi-solusi, bukan hanya memonitor dan
membanding-bandingkan.
2. Biarkan diri Anda
merasa takut dan mengalirlah melewatinya
Kita harus menyesuaikan diri dengannya dan
menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh. Ketakutan akan menghalangi intuisi, namun ketika dihalangi
intuisi akan menjadi lebih kuat dengan mengadakan pembalasan. Membiarkan diri Anda
untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu berarti
mengajar Anda untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut
apa adanya, alih-alih bertempur melawannya.
3.
Membaca Getaran Emosi Orang
Lain
Ketika kita terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka,
berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri
nama emosi-emosi mereka. Apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia,
penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih? Semakin banyak kita berhubungan dengan emosi orang lain, semakin
dalam pemahaman akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi akan
berfungsi. Getar-getar intuisi dan ide-ide abstrak datang dari tempat yang sama
di dalam diri kita di mana emosi terbentuk.
4.
Hentikan penilaian-penilaian
pribadi (judgments)
Ketika menghakimi seseorang atau sesuatu
termasuk diri sendiri, itu bukan
intuisi tapi energi negatif yang menghalangi intuisi. Ketika hati kita
menghakimi, “Itu tidak akan pernah berhasil”, maka bertanyalah pada diri sendiri; “Ide manakah yang akan berhasil?” atau “Ide
manakah yang lebih baik.?” Begitu mulai menanyakan pertanyaan positif,
maka pikiran alam bawah sadar Anda akan mulai menanganinya dengan memberikan
solusi-solusi dalam wujud intuisi.
5.
Temukan keheningan
Cara terbaik adalah meditasi. Jadwalkan sedikitnya tiga puluh menit dalam
sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran untuk merenung dan tafakur. Ambil kesempatan untuk
duduk sendirian bersama pemikiran-pemikiran Anda, perasaan, dan
penggambaran-penggambaran. Belajar
untuk mendengarkan diri di dalam
keheningan akan mengantarkan kita kepada mendengarkan suara bagian dalam diri ketika sedang bersama orang
lain dan pekerjaan, dan
akan membimbing untuk menangkap ide-ide intuitif yang benar dan tangguh di saat
Anda memerlukannya.
6.
Latih Kekuatan Pertanyaan
Ingin sebuah kehidupan yang lebih baik? Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang akan
memberdayakan, menggairahkan, mengispirasikan. Pertanyaan yang baik akan
membawa anda menuju arah yang benar dalam proses kehidupan.[4]
Kondisi-kondisi
yang Mendorong Proses Bawah Sadar
Menurut
Freud, pikiran manusia diibaratkan gunung es yang ada dilautan. Kira-kira hanya
1/8 gunung es yang muncul di permukaan air, dan sisanya berada dibawah air.
Demikian pula halnya dengan pikiran sadar Anda hanya sebagian kecil proses
mental yang Anda sadari, dan sebagian besar berada dibawah alam sadar. Sebagai
calon wirausaha yang sukses Anda harus lebih banyak menggali potensi-potensi
yang terpendam dalam pikiran alam bawah sadar untuk merubah kehidupan Anda.
Namun harus Anda ingat bahwa Anda juga harus mengembangkan rasa sadar Anda,
agar pada saat ide bawah sadar muncul Anda tidak akan lupa dengan ide tersebut.
Prof.
George W.Ladd menguraikan factor-faktor atau kondisi yang mendorong bekerjanya
proses bawah sadar menjadi sangat produktif. Kondisi-kondisi tersebut adalah:
a.
Doubt
Jika
anda ragu tentang sesuatu pikiran, atau pemecahan masalah dengan cara
konvensional, maka rasa bawah sadar anda akan membantu menciptakan ide
pemecahanya.
b.
Venturesome
Attitude (Sikap Berani)
Anda
tidak akan pernah melakukan sesuatu jika Anda takut terlebih dahulu kalau-kalau
berbuat salah. Kesalahan itu hal biasa, tetapi berani mencoba merupakan hal
yang luar biasa. Menurut Carol Kesney Goman (1991:12) cara untuk mempercepat
keberhasilan dengan melipat gandakan kegagalan, mereka yang akrab dengan
kegagalan akan semakin mudah menemukan kreatifitas dan keuntungan.
c.
Bermacam-macam
pengalaman, Memories, dan Interest
Bermacam-macam
pengalaman, memories, dan interest yang anda miliki akan sangat membantu
memanfaatkan rasa bawah sadar anda. Dengan demikian anda akan dapat membuat
jalinan hubungan benda atau masalah yang anda hadapi.
Menurut
ahli jiwa bernama Raaheim menyatakan, "Jika lebih banyak pengalaman yang
anda miliki, maka lebih banyak problem ingin anda hadapi, dan lebih banyak
problem itu anda pecahkan.
d.
Persiapan
Yang Sempurna dan Sungguh-sungguh .
Dengan
adanya persiapan yang sungguh-sungguh dan merenungi masalahnya dengan jelas,
maka rasa bawah sadar anda akan membantu mengeluarkan ide yang bermanfaat.
e.
Menyerah
Sementara
Jika
kita tidak biasa memecahkan suatu masalah, adakalanya kita menyerah sementara,
kemudian muncul ide baru setelah mendiamkanya sejenak.
f.
Relaxion
(Istirahat/Santai)
Proses
bawah sadar seseorang ada yang aktif pada malam hari, dan orang ini akan bangun
tengah malam dengan ide cemerlang, atau idenya akan muncul setelah jalan di
pagi hari, ada juga orang yang senang berbaring setengah tidur untuk
mendapatkan intuisi.
g.
Writing(Menulis
Kembali)
J.
Z Young menyatakan dalam bukunya Doubt and Certainty in Scienci, bahwa
intuisinya banyak muncul apabila ia menulis. Pada waktu ia menulis, dia hanya
tahu kalimat pertama saja dan samar-samar pikiranya, dan ia tidak tahu apa
kalimat selanjutnya. Tapi bila ia mulai, maka intuisinya muncul terus menerus,
dan selesailah pekerjaan menulisnya.
h.
Sharing(Bertukar
Pikiran)
Salah
satu perbedaan antara writing dengan diskusi adalah menulis salah satu bentuk
berdiskusi dengan diri sendiri.
i.
Bebas
dari kebingungan/Kekacauan
Salah
satu hal yang dapat mengganggu rasa bawah sadar ialah banyaknya gangguan/
interupsi. Anda tidak akan mempunyai banyak rasa bawah sadar jika anda banyak
di ganggu dan tugas anda banyak sekali silih berganti.
j.
Batas
Waktu (Deadlines)
Dengan
mendekatnya batas waktu maka mendorong bawah sadarnya bekerja lebih giat, batas
waktu itu bias di ukur dengan hari, minggu, ataupun bulan, tergantung pada
waktu keseluruhan yang di sediakan.
k.
Tension(Keterlibatan
yang dalam
Prof.
Ladd menjelaskan bahwa keterlibatan kita yang sangat dalam pada satu persoalan,
di tambah lagi dengan rasa ingin tahu yang sangat besar dapat mendorong bawah
sadar kita. Beberapa faktor yang
dapat membangkitkan tension estetik dan mampu mendorong munculnya intuisi
adalah : curiosity, yang dikatakan sebagai komponen estetik,
estetik tension akan diciptakan melalui pola fakta yang tidak sempurna atau
tidak terstruktur. Bila kita melihat fakta yang teratur dan
sempurna, maka dalam hal ini tidak ada tension .
Keinginan
untuk memecahakan masalah adalah ego, apabila kita mampu
memecahkan suatu persoalan, maka kita akan memperoleh perasaan mastery pada
diri kita. Keinginan untuk memecahkan
persoalan biasa pula timbul dari perasaan frustasi, karena kita merasa belum dapat memberikan
jawaban yang memuaskan terhadap suatu pertanyaan. Kita merasa masih gatal,
karena jawaban kita itu belum lengkap.
Sehingga menurut Prof. Ladd menyatakan bahwa tidak aka
nada gunanya anda mempunyai banyak rasa bawah sadar, bila rasa sadar anda gagal
menangkap hasil bawah sadar. Intuisi sering kali muncul pada ujung bawah
sadar, dan anda harus menangkapnya sebelum ia hilang.[5]
2.3 Peranan Intuisi dan Imajinasi
dalam Berwirausaha
Seorang
wirausahawan pasti mempunyai daya kreativitas tinggi. Untuk
mengembangkan kreativitas kita dapat memulainya dengan kebiasan pikiran yang
dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang baru yang menakjubkan dan
membangkitkan ide-ide yang tak terduga. Asosiasi bebas, imajinasi dan intuisi
adalah ciri dari berpikir kreatif. Semua aktivitas mental ini perlu kita perhatikan
untuk melatih diri berpikir kreatif. Kita bisa lihat para ilmuwan seperti
Einstein yang mengandalkan intuisi dalam menemukan teori relativitasnya. Setiap
hal yang tidak terduga, dapat kita hubungkan, sehingga otak akan membangun pola
untuk menghasilkan gagasan baru. Dengan semua aktivitas mental ini, kita bisa
melatih diri untuk berpikir kreatif sehingga kita bisa memaksimalkan potensi
otak untuk mengembangkan kreativitas.[6]
Kreativitas
adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara, baru dalam
pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi
adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah
dan menemukan peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas adalah kemampuan
untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan
berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa
dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan
berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif
merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga.
Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif
akan muncul apabila wirausaha "look at old and think something new or
different". Sukses kewirausahaan
akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu
yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new
way).[7]
Para
wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber
untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh
kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan
cara baru untuk mengombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan
pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar.
Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk
penemuan kegunaan sesuatu dalam alam. Proses inovasi di mulai
dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi beresifat
konseptual dan perseptual, dapat di pahami dan dilihat inovator harus maelihat
bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras
dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat
dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna
inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi
yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi
yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja
fisik dari pada pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan
perpaduan yang terdiri dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu
inovator pada umumnya bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya
dalam bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu.[8]
Pada
dasarnya setiap manusia telah dibekali Tuhan dengan kreativitas, namun yang
membedakannya adalah kadar kreativitas itu sendiri. Dengan kreativitas yang
kita miliki sebenarnya kita bisa memikirkan dan membuat hal-hal baru, yang
mengagumkan dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Manusia diberi
kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan kemauan dan usahanya
sendiri, tanpa pengaruh dari orang lain, sehingga menjadikan kreativitasnya
menjadi sebuah ide yang orisinil sebagai hasil pemikiran kreatifnya.
Manusia bisa
menjadikan hidupnya lebih baik dengan kreativitas yang dimilikinya, karena
kreativitas sebenarnya adalah proses mengembangkan otak kanan manusia. Setiap
manusia telah dianugrahi otak kanan yang dapat dikembangkan dengan
pemikiran-pemikiran kreatif, jadi mustahil jika ada orang yang tidak bisa kreatif.
Namun masalahnya adalah apakah kita sudah mengembangkan diri kita untuk
berpikir kreatif, dan apakah kita sudah melatih kreativitas yang sudah ada pada
diri kita untuk menjadi manusia yang penuh ide yang luar biasa. Walaupun kita
memiliki kesempatan yang sama tapi ternyata itu tidak menjadi jaminan bahwa
kita semua kreatif. Kreativitas tergantung pada diri kita sendiri, bukan
tergantung pada orang lain, karena kreativitas adalah ide orisinil yang uncul
dari diri seseorang berdasarkan pandangan dan pendapatnya terhadap sesuatu.
Pada
kenyataannya, tidak semua orang menjadi orang-orang kreatif, meskipun semua
kita terlahir dengan kreativitas. Yang menjadi persoalan adalah belum semua
orang bisa mengembangkan kreativitas yang sudah ada dalam dirinya secara maksimal.
Selain itu ini juga dipengaaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan
belahan otaknya. Kreativitas cenderung adalah pengembangkan potensi otak kanan.
Dengan mengembangkan dan melatih otak kanannya seseorang bisa berpikir kreatif
sehingga menciptakan suatu kreativitas. Namun sebaliknya, ada orang yang
cenderung melatih otak kirinya, sehingga mereka lebih mengarah pada berpikir
kritis. Terlepas dari kecenderungan tersebut, dengan kesempatan yang sama pada
intinya semua orang bisa menjadi kreatif, tapi tergantung bagaimana ia melatih
kreativitas tersebut. Orang-orang yang kreatif adalah orang-orang yang mau
menggunakan, melatih otak mereka, imajinasi mereka, memikirkan ide-ide baru,
sehingga melahirkan suatu kreativitas.
Sebagai
sebuah anugerah, otak kita adalah sesuatu yang sangat berharga, tugas kita
adalah menjaganya, memanfaatkan dan melatih dengan baik, agar otak kita
melahirkan kreativitas yang membantu kita untuk menjalankan kehidupan di muka
bumi Allah ini. Namun tentu kreativitas
tidak muncul dan berkembang begitu saja tanpa usaha kita. Karena itu kita perlu
melatih dan mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita, karena
kreativitas tergantung pada diri kita sendiri.[9]
Mengingat
begitu pentingnya melatih dan mengembangkan kreativitas, sering dipertanyakan,
apakah kemampuan itu merupakan bakat bawaan ataukah sesuatu yang bisa
dikembangkan, sehingga siapapun bisa menjadi seorang wirausahawan sukses?
Banyak ahli
yang mengatakan, sebetulnya kreativitas bisa dikembangkan. Untuk mengembangkan
kreativitas wirausahawan, antara lain bisa dilakukan dengan cara:
Pertama,
mengembangkan daya visi yaitu mengembangkan kemampuan seorang wirausaha, untuk
membayangkan apa yang akan terjadi dan akan dihadapi di masa yang akan datang.
Jika dia bergerak di bidang usaha mie ayam misalnya, membayangkan bagaimana
kecenderungan selera konsumen di masa depan; bagaimana kondisi persaingan di
masa itu, dan sebagainya. Contohnya, dengan makin berkembangnya selera
konsumen, maka pengusaha mie secara kreatif menciptakan aneka rasa mie ayam,
dengan penyajian yang lebih menarik. Atau, membuat kemasan praktis, untuk
melayani konsumen yang sibuk, dan seterusnya.
Kedua,
mengembangkan kemampuan yaitu bagaimana mengembangkan kemampuan untuk
mewujudkan kebutuhan konsumen, ke dalam bentuk barang atau jasa yang
diinginkan. Misalnya, adalah memenuhi kebutuhan konsumen terhadap makanan serba
praktis untuk dinikmati di mana saja. Atau menjawab kebutuhan konsumen terhadap
jajanan pasar yang lezat, sehat dan bergizi tinggi, dan seterusnya.
Ketiga,
mengembangkan daya intuisi yang dapat dimanfaatkan oleh seorang wirausaha untuk
mengambil keputusan saat diperlukan, tetapi dengan tidak mengabaikan
pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pada saat memutuskan untuk memilih
lokasi usaha dan jenis usaha yang akan ditekuni.
Keempat,
mengembangkan daya imajinasi dalam memberikan gagasan kepada seorang wirausaha,
untuk membayangkan tentang suatu hal yang tidak pernah ada sebelumnya, atau
belum pernah dilihatnya. Contohnya, gagasan membuat pesawat terbang, kapal
selam dan mendarat di bulan, diawali oleh imajinasi manusia untuk dapat terbang
seperti burung, hidup di dalam air seperti ikan, dan hidup di bulan. Gagasan
untuk menciptakan alat sederhana pemipil jagung misalnya, adalah juga hasil
karya imajinasi petani yang menginginkan sebuah alat untuk merontokkan yang
murah, mudah dibuat sendiri, mudah digunakan, tidak perlu bahan bakar minyak,
mudah dan praktis disimpan, dan tidak memerlukan perawatan.
Kelima,
mengembangkan daya berfikir lateral yaitu cara otak mengolah informasi yang
terbatas, sehingga menghasilkan sejumlah gagasan baru. Berpikir lateral berbeda
dengan berpikir vertikal (lurus) yang biasa diajarkan di sekolah.
Apabila di
dalam berpikir vertikal orang dituntut untuk bergerak maju dengan
langkah-langkah yang urut, logis, matematis dan berdasarkan hubungan sebab
akibat (kausal), maka di dalam berpikir lateral orang diajarkan untuk berpikir
melompat-lompat, tetapi buah pemikirannya membentuk satu kesatuan yang runtun
dan tidak kabur maknanya. Seorang wirausaha yang berpikir vertikal akan melihat
suatu hambatan sebagai suatu hambatan dan dia akan berhenti. Tetapi seorang
wirausaha yang berpikir lateral akan melihat hambatan sebagai peluang.[10]
2.4 Cara Berpikir Kreatif dan Inovatif
Menurut Thomas
Zimmerer (2009), kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreatifitas (daya
cipta) setelah itu melahirkan inovasi. ada tujuh langkah (tahap) berpikir
kreatif dalam konteks kewirausahaan, yaitu:
1. Persiapan
(Preparation)
2. Penyelidikan (Investigation)
3. Transformasi
(Transpormation)
4. Penetasan
(Incubation)
5. Penerangan
(Illumination)
6. Pengujian
(Verification)
7. Implementasi
(Implementation)
Kemampuan kreatif
dan inovatif tersebut secara riil
tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan
untuk mencari peluang (opportunity),
kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan
untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan
tersebut diperlukan terutama untuk:
a. Melakukan proses/
teknik baru (the new technic)
b. Menghasilkan produk
atau jasa baru (the new product or new service),
c. Menghasilkan nilai
tambah baru (the new value added),
d. Merintis usaha baru
(new businesess), yang mengacu pada pasar
e. Mengembangkan
organisasi baru (the new organisaton).
Menciptakan produk
dan cara baru merupakan bagian dari Kreatifitas manusia yang menuntut keuletan
dan daya cipta yang tinggi untuk melahirkan ide-ide mencari peluang bagi
pengembangan ide tersebut. Dengan demikian menjadi seorang wirausahawan harus
memilki Kreatifitas dan keberanian untuk tidak bergantung kepada orang lain,
keberanian mengahadapi kondisi dan situasi di sekitarnya, penuh rasa optimis
akan keberhasilan ide-ide yang diciptakannya. Karena tidak bergantung kepada
orang lain maka wirausahawan harus selalu berpikir bagaimana cara memenuhi
kebutuhannya dengan menciptakan lapangan kerja yang baru, mencari peluang untuk
produk yang dihasilkannya. Ia harus berkeyakinan bahwa orang yang ingin maju
dan berhasil harus mempunyai daya kreasi yang tinggi serta imajinasi yang
hidup, kemauan yang keras sebagai pendukungnya.
Cara Meningkatkan Kreatifitas
Pemikiran kreatif
dan pengembangan ide memang tidak mudah. Tetapi Zimmerer (2009) menegaskan bahwa kreatifitas dapat diajarkan dan
kreatifitas individual dapat ditingkatkan. Caranya? Ia menguraikan 11 cara
untuk meningkatkan kreatifitas individual yaitu:
1. Beri kesempatan diri
Anda menjadi kreatif.
Berani untuk berpikir
kreatif tanpa takut dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya
lahir dari hal-hal yang mungkin dianggap bodoh dan tak berarti.
2. Beri pikiran Anda
masukan segar setiap hari.
Agar kreatif, otak
perlu distimulasi dengan hal-hal baru yang variatif. Mendengarkan radio dan
berganti-ganti setiap hari, mendengarkan beraneka ragam jenis musik atau
melakukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
3. Amati berbagai
produk dan jasa perusahaan lainnya, terutama yang berada dalam pasar yang
benar-benar berbeda.
Tidak ada salahnya
meminjam ide perusahaan lain, kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang
brilian.
4. Sadari kekuatan
kreatif dari kesalahan.
Orang bijak
mengatakan agar kita selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif
mengatakan kita dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita buat. Kisah
Charles Goodyear menunjukkan hal tersebut. Setelah bekerja selama lima tahun
untuk memformulasikan kombinasi karet, belerang dan timah putih, pada malam
yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja Charles menumpahkan sedikit campuran
tersebut pada kompor kerjanya. Campuran tersebut meleleh membentuk senyawa baru
yang selama ini dicari-cari!
5. Bawalah selalu buku
harian untuk mencatat pikiran dan ide Anda.
Ide-ide kreatif
kadang muncul tanpa disengaja dan di waktu yang tak terduga. Daripada cepat
terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide-ide yang mungkin
akan muncul tiba-tiba.
6. Dengarkan orang
lain.
Ide tidak selalu
datang dari diri kita sendiri. Ide dapat datang dari orang lain atau bahkan
kompetitor kita sendiri. Jadi selalu dengarkan orang lain karena mungkin ia
akan menghadirkan ide cemerlang buat kita.
7. Dengarkan apa kata
pelanggan.
Mendengarkan
pelanggan wajib hukumnya. Mereka mengkonsumsi produk kita dan sekaligus menjadi
sumber ide yang tiada habisnya.
8. Berbicara dengan
anak kecil.
Anak-anak tidak
membatasi pemikiran mereka. Mereka begitu bebas mengungkapkan kreatifitas
mereka tanpa batas. Mereka dapat menjadi sumber ide yang berharga.
9. Simpan kotak mainan
di kantor Anda.
Mainan-mainan kecil
seperti yoyo, gasing dan lain-lain dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika
sedang bingung, Anda dapat mengambil satu dan memikirkan bagaimana benda
tersebut berkaitan dengan masalah Anda.
10. Baca buku mengenai
cara merangsang kreatifitas dan mengambil kursus kreatifitas
Memahami
prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat membantu meningkatkan kemampuan kreatif
kita.
11. Luangkan waktu Anda.
Sesekali luangkan
waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru
bisa muncul ketika otak kita tidak dalam keadaan tegang.
Cara meningkatkan
Kreatifitas dalam berwirausaha adalah dengan mengubah cara berpikir dan proses
bertindak. Walaupun demikian, berbagai riset telah dilakukan untuk mencari
cara-cara meningkatkan Kreatifitas dalam proses pemecahan masalah, yaitu :
Ø Perumusan masalah secara kreatif, adalah usaha yang
dilakukan untuk menghindar dari perumusan masalah yang sudah jelas. Tapi coba
berpikir secara divergen dan bukan konvergen dengan melontarkan pertanyaan baru
maupun mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda agar memperoleh
kemungkinan baru.
Ø Bertanya, Intinya
adalah dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar
terciptanya solusi yang kreatif. Untuk membangkitkan sikap bertanya adalah
dengan melontarkan pertanyaan, tanpa perlu khawatir apakah pertanyaan yang kita
ajukan salah atau karena pertanyaan tersebut orang lain menganggap kita bodoh.
Kreatifitas ini
menimbulkan suatu inovasi yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam
menjalankan usahanya. Karena dengan Kreatifitas ini akan memunculkan produk
baru yang berdaya guna dan dapat memberikan keberagaman dalam suatu produk akan
menimbulkan ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut dan mengurangi
kejenuhan konsumen pada produk yang biasa. Dengan demikian mempengaruhi
keuntungan dan ketahanan suatu usaha seiring berjalannya waktu.
Arti Penting Inovasi Dalam Kewirausahaan
Suharyadi dkk (2007) mengemukakan bahwa,
Pengusaha menciptakan kombinasi-kombinasi baru dengan menggunakan factor
produksi. Ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan oleh pengusaha, yaitu :
1. Pengenalan barang
baru atau perbaikan barang yang sudah ada.
2. Pengenalan metode
produksi baru.
3. Pembukaan pasar
baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru.
4. Penciptaan/pengadaan
persedian (supply) bahan mentah atau setengah jadi.
5. Penciptaan suatu
bentuk organisasi industry baru.[11]
Teknik Mengembangkan Inovasi
Kotler, pakar
pemasaran, pernah menegaskan pentingnya inovasi. Pakar pemasaran ini
mengingatkan bahwa tanpa inovasi perusahaan akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan
tidak langgeng. Inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti
tren, perubahanm dan membangun pasar. Untuk membangun perusahaan inovatif,
kotler menekankan pentingnya sejumlah faktor sebagai berikut:
1. Adanya budaya
penemuan. Setiap organisasi harus disesaki orang-orang yang punya semangat
inovasi.
2. Mengembangkan
inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan dikatakan inovatif kalau
sengaja membangun dan melakukan proses untuk menghasilkan temuan terbaru.
Inovasi tersebut haruslah merupakan sesuatu revolusioner, dapat menembus pasar
global, dan mendapatkan persaingan sangat keras.[12]
Tahapan Perilaku Inovatif
De Jong & Den
Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap yaitu:
Ø Melihat kesempatan
bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan.
Kesempatan dapat
berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya
ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada
pola kerja yang sudah berlangsung,adanya kebutuhan konsumen yang belum
terpenuhi,atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.
Ø Mengeluarkan ide.
Dalam fase ini,
karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan menambah peningkatan. Hal ini
meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan,
pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide
adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah
ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja. Proses
inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja yaitu
ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.
Ø Implementasi.
Dalam fase ini, ide
ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada tahapan ini sering juga disebut
tahapan konvergen.Untuk mengembangkan ide dan mengimplementasikan ide, karyawan
harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil.Perilaku inovasi Konvergen
meliputi usaha menjadi juara dan bekerja keras.Seorang yang berperilaku juara
mengeluarkan seluruh usahanya pada ide kreatif.Usaha menjadi juara meliputi
membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan bernegosiasi.Untuk
mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan kekuatan
dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
Ø Aplikasi.
Dalam fase ini
meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji, dan
memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam
bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.[13]
Proses Inovasi
Inovasi merupakan
hasil pencarian suatu kesempatan yang di lakukan dengan sepenuh hati. Proses ini di mulai dengan analisis
sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi bersifat konseptual dan
perseptual, dapat di pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan
mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan
segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan
mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi
yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan.Inovasi yang
berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang
di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik
dari pada pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan
yang terdiri dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator
pada umumnya bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam
bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu.
Adair (1996)
mengatakan ada 3 fase dalam proses inovasi sebagai berikut:
a. Generating ideas.
Keterlibatan
individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk memperbaiki produk, proses dan
layanan yang ada dan menciptkaan sesuatu yang baru.
b. Harvesting ideas.
Melibatkan
sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan mengevaluasi ide-ide.
c. Developing and
implementing these ideas.
Mengembangkan
ide-ide yang telah terkumpul dan selanjutnya mengimplementasikan ide tersebut. [14]
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Imajinasi
adalah daya pikir untuk membayangkan/ menciptakan, atas dasar
kenyataan/pengalaman sesorang (khayalan) Terdapat keterkaitan khusus antara
imajinasi kreatif dan karya kreatifitas. Karakteristik lain dari jenis
imajinasi adalah keterkaitannya dengan aspek emosi, yakni suatu keterlibatan
total dan mendalam dari individu dalam memecahkan suatu masalah, sehingga
imajinasi kreatif menghasilkan entitas baru yang tidak diketahui sebelumnya.
2.
Intuisi dalam kewirausahaan
dapat mempengaruhi pemikiran seorang wirausaha dalam mengembangkan berbagai
inovasi dalam dunia kewirausahaan. Dengan adanya adanya pengalaman, ada data,
mau berfikir, senang ada tantangan, akan memaksa seseorang meningkatkna daya
intuisinya.
3.
Peranan intuisi
dan imajinasi dalam berwirausaha yaitu dapat menciptakan inovasi dan
kreativitas bisnis. Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang
baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam
bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide,
metode, dan cara.
4. Kemampuan kreatif
dan inovatif tersebut secara riil
tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan
untuk mencari peluang (opportunity),
kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan
untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
3.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini,
pembaca bisa menambah pengetahuan dan bisa mengamalkannya. Serta bisa
mengaplikasikan dan meningkatkan kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam
berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John.
1996. Effective Motivation. London :
Pan Macmillan
Hariwijaya. 2009. How to Success; Strategi Mengembangkan Diri Untuk Meraih Kesusksesan.
Yogyakarta: Tugu Publisher.
Johnson, Elaine B. 2011. CTL, Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung : Kaifa
Mangunhardjono. AM. 1986. Mengembangkan
Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Satyagraha, Hadi. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Winardi, J. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta :
Prenada Media
Zimmerer, Thomas. W, Scarborough, Norman M. 1996. Entrepreneurahip and New Venture Formation.
New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Afif, Faisal. 2013. Berpikir
Imajinatif. http://sbm.binus.ac.id/files/2013/05/ARTIKEL-BERFIKIR-IMAJINATIF.pdf. Diakses pada Tanggal 29 September 2015 Pukul 16.45 WIB
Dewi ,Selvia. 2012. Berpikir
Kreatif. http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/BERPIKIR-KREATIF.pdf. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 18.56 WIB
Enda, Devandi. 2012. Cara
Meningkatkan Proses Alam Bawah Sadar Untuk Kemajuan Usaha. http://www.slideshare.net. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 19.05 WIB
Sugianto,Edi. 2011. Strategi Mempertajam Intuisi. http://www.naqsdna.com. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 19.20
WIB
Syarifah, Listiana. 2012. Cara
Meningkatkan Proses Alam bawah Sadar untuk Kemajuan
Usaha. http://www.slideshare.net. Diakses pada Tanggal 27 September
2015 Pukul 20.00 WIB
[1]
Faisal Afif, 2013, Berpikir Imajinatif, http://sbm.binus.ac.id/files/2013/05/ARTIKEL-BERFIKIR-IMAJINATIF.pdf
[2] Selvia Dewi, 2012, Berpikir Kreatif, http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/BERPIKIR-KREATIF.pdf
[3] Devandi Enda, 2012, Cara Meningkatkan Proses
Alam Bawah Sadar Untuk Kemajuan Usaha. http://www.slideshare.net
[5] Listiana Syarifah. 2012. Cara Meningkatkan Proses Alam bawah Sadar
untuk kemajuan usaha. http://www.slideshare.net
[6] Elaine
B. Johnson, CTL, Contextual Teaching
& Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna,
(Bandung : Kaifa, 2011), hlm 13.
[7] W
Thomas Zimmerer dan Norman M. Scarborough, Entrepreneurahip
and New Venture Formation, (New Jersey: Prentice Hall International Inc,
1996), hlm
51.
[8] Hadi Satyagraha,
Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 9
[9] Hariwijaya,
How to Success; Strategi Mengembangkan Diri Untuk
Meraih Kesusksesan,
(Yogyakarta:
Tugu Pubisher, 2009),
hlm.25-28.
[11] Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto SK, Maman Faturohman. 2007. Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha
Sukses Sejak Usia Muda".
[12] Kotler,
Philip. 2000. Marketing Management: Millennium Edition (10th Edition).
Publisher : Prentice Hall
[13]
De Jong, Jeroen and Deanne N. Den Hartog. 2003. Journal : Leadership as a determinant of innovative behavior. A.
conceptual framework. Publisher : Zoetermeer: EIM, Business & Policy
Research
Is this part of your coursework?
ReplyDelete