1. Untuk mengetahui proses pembelahan sel secara mitosis pada
ujung akar bawang merah (Allium cepa).
2. Untuk mengetahui fase-fase pembelahan sel secara mitosis.
2.
Landasan Teori
Sebagai unit fungsional,
sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan istilah
reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui
pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik
meliputi pembagian inti sel
(kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui tahapan seperti
pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom
selama berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel di
diawali dengan adanya aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap
pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang
dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang
diberikan pada kromosom tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua
macam, yaitu mitosis dan meiosis (Pratiwi, 2003).
Sel yang aktif membelah
melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus
sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)
dan stadium mitosis. Mitosis merupakan pembelahan sel yang meliputi pembelahan
dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya. Proses pembelahan
nucleus dinamakan karyokinesis. Setelah karyokinesis akan segera diikuti oleh
pembelahan sel, sehingga sebuah sel akan menjadi dua anakan sel yang sama.
Proses membelahnya sel dinamakan sitokinesis. Adanya karyokinesis dan
sitokinesis yang berlangsung secara berkesinambungan menyebabkan informasi
genetik di dalam semua sel somatis suatu individu tetap.[1]
Pembelahan mitosis
menghasilkan sel anakan, jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel
induknya, pembelahan mitosis terjadi di sel somatic (sel penyusun tubuh). Sel –
sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan
pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah
melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu
melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang
rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.
Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan
ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal
mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium,
didinium, dan euglena. Pada sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel
memiliki tahapan tertentu yang disebut siklus sel. Sel tubuh yang aktif
melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut
dibedakan menjadi dua fase (tahap) utama, yaitu interfase dan mitosis.
Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G (growth atau gap), fase S
(synthesis), fase G2 (growth atau Gap2). Pembelahan mitosis dibedakan atas dua
fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis adalah proses pembagian
materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan
Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua
sel anak hasil pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama
mitosis menunjukkan ciri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek
yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah
berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol.
Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah: a) Profase 1. Benang – benang
kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi
kromatid dengan satu sentromer. 2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti
(nucleolus) menghilang. 3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom
berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. 4. Serat – serat gelendong
atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan. b)
Metafase. Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah
sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada
serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor. c) Anaphase. Sentromer dari
setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu kromatida.
Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju kekutub yang
berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub masing –
masing. d) Telofase. Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida yang berada jpada kutub
berubah menjasadi benang – benang kromatin kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan
nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong
menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma
(sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah
bidang pembelahan. Akhirnya, terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah
kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil mitosis: 1. Satu Sel induk yang
diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid. 2. Jumlah
kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2. Sitokinesis
Selama sitokinesis
berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya
akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan,
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Mitosis yang dilakukan
oleh sel mengalami beberapa stadium. Stadium-stadium tersebut meliputi :
profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer.
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom
sel induk = 2n = 46.
PROFASE:
1. Kromatin menebal,
memendek à
kromosom
2. Nukleolus melebur
3. Sentriol memisah –
benang-benang gelendong mulai terbentuk
4. Dinding inti mulai
melebur tapi belum seluruhnya
5. Kromosom menduplikasi à kromatid
METAFASE
1. Dinding inti
benar-benar melebur, benang gelendong meluas
2. Terdapat bidang
pembelahan (ekuator)
3.
Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul / berderet pada bidang pembelahan
4.
Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom (interzonal)
ANAFASE
1. Dimulai dengan
pemisahan kromatid pada sentromernya
2. Sentromer dari
masing-masing kromatid membelah menjadi dua
3. Kromatid memisah dari
bidang pembelahan kromoson
4.
Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan ( pergerakan ini dibantu oleh kontraksi benang kromosom dan dorongan
benang interkromosomal)
TELOFASE
1. Kromosom yang telah
sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatin
2. Anak inti dibentuk
kembali
3. Dinding inti dibentuk
kembali
4. Benang-benang
gelendong hilang
3.
Alat dan Bahan
Dalam praktikum kali
ini, alat yang digunakan adalah :
-
Mikroskop
- Lampu
Spirtus
- Kaca Objek
- Kaca Objek
-
Silet dan Korek
-
Penjepit Kayu
-
Kaca Arloji
-
Akar Bawang
-
Asam Asetat
-
Larutan acetocarmine
4.
Langkah Kerja
1. Rendam akar bawang merah selama 30 menggunakan asam asetat
2. Potong akar bawang merah yang telah direndam asam asetat
sepanjang 1-2 cm
3. Lalu ambil menggunakan pingset dan tetesi larutan
asetilcarmine sambil dipanaskan
4. Setelah, itu letakan terlebih dahulu pada kaca preparat
5. Lalu, amat dengan mikroskop.
5. Hasil
Pengamatan
Pada praktikum, kali ini, kami melakukan pengamatan
pembelahan secara mitosis pada sel bawang merah. Namun pembelahan sel yang
menggunakan akar bawang merah tidak menunjukan secara jelas tahap-tahap
pembelahan mitosis. Benang-benang kromatin pada tahap Profase, tidak terlihat
pada saat pengamatan.
Adapun tahap-tahap pada saat terjadinya pembelahan mitos
terjadi pada lima tahap yaitu, Interfase, Profase, Metafase, Anafase dan Tolefase.
6.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, praktikan melakukan pengamatan pembelahan sel secara
mitosis pada ujung akar bawang merah (Allium
cepa). Alas an menggunakan akar bawang merah (Allium cepa) agar memudahkan praktikan dalam pengamatan di bawah
mikroskop, dan ujung akar merupakan bagian yang sedang aktif membelah.
Sebelum
melakukan pengamatan, ujung akar tersebut direndam selama 30 menit menggunakan
asam asetat, hal ini dilakukan untuk melunakkan akar. Setelah itu, warnai akar
menggunakan asetokarmin agar praktikan dapat dengan mudah mengamati pembelahan
sel.
Pada
saat diamati di bawah mikroskop, praktikan tidak menemukan semua tahapan
mitosis, yang terlihat dibawah mikroskop hanya pada tahapan profase. Tahapan
profase ini merupakan tahapan pertama pada proses pembelahan sel secara
mitosis. Tahapan profase ini dimana kromatin tersusun onggar. Selama profase,
perubahan terjadi pada nucleus dan sitiplasma. Pada nucleus, benang kromatin
menjadi tergulung lebih rapat, memadat menjadi kromosom terpisah yang dapat
diamati dengan mikroskop cahaya. Nucleoli menghilang. Setiap kromosom
terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara yang identic dan bersatu.
Dalam sitoplasma, gelendong mitotic mulai terbentuk, gelendong ini terbuat dari
mikrotubula yang memancar dari kedua sentrosom. Sentrosom ini saling menjauh
seperti didorong disepanjang permukaan nucleus oleh berkas mikrotubula yang
memanjang diantara sentrosom-sentrosom itu (Campbell, 2000). Yang dimana
seharusnya pembelahan sel itu terjadi dalam lima tahapan, yaitu:
·
Profase
ü Benang – benang
kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi
kromatid dengan satu sentromer.
ü Dinding inti
(nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
ü Pasangan sentriol
yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
ü Serat – serat
gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub
pembelahan.
·
Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
·
Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub masing – masing.
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub masing – masing.
·
Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
ü Kromatida yang berada
jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.
ü Terbentuk kembali
dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
ü Serat – serat
gelendong menghilang.
ü Terjadi pembelahan
sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah
ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai
jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
·
Sitokinesis
Selama
sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya
akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan,
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Pada pembelahan sel secara mitois ini, sel induk yang
membelah mengandung kromosom diploid (2n), dan akan menghasilkan sel anakkan
yang diploid (2n) juga. Maka dari itu, pembelahan sel secara mitosis
menghasilkan 2 sel ankkan identic. Pembelahan sel ini terjadi selama
pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada sel hewan dan manusia mitosis terjadi
pada sel meristem somatic.
7.
Kesimpulan
Tahap-tahap mitoisis pada sel tumbuhan:
o
Interfase
Interfase atau
stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama karena
pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan dan sintesis
DNA.Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan
fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat
berat.
o
Profase
Benang- benang
kromatin memendek dan menebal, terbentuklah kromosom. Gelendong mitotik mulai
terbentuk, setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai kromatid identik yang
tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid
saudara) (Campbell.2008: 248)
o
Metaphase
Metaphase
merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20
menit (Campbell.2008: 249). Kromosom- kromosom menempatkan diri di bidang
tengah dari sel.
o
Anafase
Anaphase merupakan
tahap pembelahan yang paling singkat terjadi, biasanya hanya beberapa menit
(Campbell.2008: 249). Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan
bergerak menuju kutub dari sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan
itu memiliki sifat yang sama dengan sel induknya, sejak saat itu
kromatid-kromatid tersebut menjadi kromosom baru.
o
Telofase
Di tiap kutub sel
terbentuk stel kromosom yang identik.Selaput gelendong inti lenyap dan dinding
inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua bagian,
proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan sitokinesis
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel.
Hasil
pengamatan pada praktikum kali ini menunjukkan bahwa fase yang paling banyak
dijumpai adalah fase profase.
· Ujung akar yang terdiri dari sel-sel
yang bersifat meristematik merupakan sel-selnya sangat aktif membelah. Jadi
bagian ujung akar yang paling aktif melakukan pembelahan adalah bagian
meristem.
·
Praktikum kali ini, tidak semua preparat menunjukan tahapan-tahapan
pembelahan mitosis secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan karena bagian akar
bawang merah yang diamati bukan bagian ujungnya (meristematis). Juga alat
mikroskop yang kurang efektif dalam mengamati aktivitas pembelahan sel.
Daftar Pustaka
Campbell, dkk. Biologi. Jakarta: Erlangga. 2000.
Anonim. Pembelahan Mitosis. 2009. http://www.crayonpedia.org. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013 Pukul 20.00 WIB.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XII/4._Reproduksi_Sel/REPRODUKSI_SEL_zV2.pdf
www.crayonpedia.org/.../B._Pembelahan_Sel_Secara_Mitosis_12.1
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun
Biologi. Jakarta: Erlangga.
Anonim. Perbedaan Mitosis dan
Meiosis. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/kul.mitosis_0.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2013. Pukul
20.00 WIB.
[1]
Anonim. Perbedaan Mitosis dan Meiosis. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/kul.mitosis_0.pdf.
Diakses pada 9 Oktober 2013. Pukul 20.00 WIB.
No comments:
Post a Comment