Tumbuhan merupakan
salah satu makhluk hidup yang tercipta untuk mendukung kelangsungan sebuah
kehidupan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel
yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang
semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Tumbuhan terdiri atas akar, batang dan daun yang mempunyai perbedaan pada
struktur system jaringannya.
Akar merupakan bagian
bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah,
meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang
dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar
embrio juga dinamakan radikula. Pada Gymnospermae dan dikotil, akar
tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang
berukuran lebih kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang.
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman dan
segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru
yang disebut akar tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif
seperti itu dinamakan susunan akar serabut.
Meristem apikal akar sangat mirip dengan meristem apical pucuk, memiliki 3
daerah meristem, protoderm (berkembang menjadi epidermis), prokambium
(berkembang menjadi stele) dan meristem dasar (yang membentuk korteks); juga,
meristem apikal akar membentuk sel-sel di depan posisinya yang membuat tudung akar
dan bertugas untuk melindungi meristem apikal akra pada saat akar menembus
tanah. Sistem perakaran tidak memiliki kutikula.
Sel-sel protoderma memanjang dan memiliki vakuola dan, sedikit jauh dari ujung
akar, banyak yang tumbuh menonjol membentuk rambut akar. Rambut akar ini
berkembang dengan cepat dan menembus partikel tanah. Dinding selnya yang tipis
menyerap air (dan ion- ion mineral) secara bebas. Zona rambut akar
disebut juga lapisan piliferous akar, meningkatkan permukaan penyerapan akar
secara luar biasa.
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu
titik tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di
bagian batang yang lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus)
tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni
bagian batang diantara dua buku yang berurutan. Di ketiak daun biasanya
terdapat tunas ketiak. Bergantung pada pertumbuhan ruas dapat dibedakan
beberapa macam bentuk tumbuhan.
Mengingat banyaknya fungsi dan struktur batang, amatlah menakjubkan bahwa
hanya ada satu struktur dasar bagi semua tumbuhan berpembuluh. Jaringan pada
batang dapat dibedakan menjadi jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan
pembuluh. Perbedaan struktur primer batang pada spesies yang berlainan didasari
oleh perbedaan jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Pada Coniferae
dan dikotil, jaringan pembuluh pada ruas batang umumnya tampak seperti silinder
berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di sebelah dalam oleh
empulur. Sistem jaringan pembuluh pada batang primer berupa sejumlah berkas
yang jelas terpisah satu dari yang lain dan dinamakan ikatan pembuluh. Ikatan
pembuluh juga dinamakan fasikel dan terletak dalam lingkaran. Parenkim
di antara dua ikatan pembuluh yang berdampingan disebut parenkim
interfasikel atau jari-jari empulur.
Pada Gymnospermae dan
dikotil, letak ikatan pembuluh berada dalam lingkaran, sedangkan pada monokotil
letaknya tersebar atau dalam dua lingkaran.
Baik dari segi
morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai daun
dan tulang daun utama biasanya mirip dengan batang bagian dalam. Ciri penting
pada daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera terhenti. Pada beberapa
tumbuhan paku, meristem tersebut tetap aktif dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada
sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai
daun. Bentuk, struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam
menentukan klasifikasi daun. Di dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan
yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan jaringan pembuluh bagi stipula
diperoleh dari jalan daun. Kadang-kadang, stipula berwarna hijau dan berfungsi
sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil, stipula
tumbuh mengelilingi batang menjadi pelepah yang mengelilingi batang. Biasanya
ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil atau pelepah pada
monokotil. Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari system jaringan
dermal, yakni epidermis, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar yang disebut
mesofil. Karena daun biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis
bertahan sebagai system dermal. Namun, pada sisik tunas yang bertahan lama, ada
kemungkinan dibentuk periderm.
A.
Pembahasan Rhoeo discolor
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida/Monocotyledonae
Sub kelas : Melinidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Spesies : Rhoeo discolor
(Plantamor,
2009).
·
Daun
Pada pengamatan daun Rhoeo
discolor pada mikroskop cahaya terlihat jaringan epidermis pada daun Rhoe
discolor yang berbentuk persegi panjang dan susunan selnya rapat yang
berfungsi sebagai pelindung sel-sel yang ada dibawahnya. Dan juga terdapat
stoma, Stoma ini terdiri dari satu porus atau celah dan dua sel penutup yang
mengapitnya. Stoma berperan penting dalam proses respirasi dan transpirasi
tumbuhan.
Jaringan epidermis daun ada 2, yaitu
epidermis atas pada sisi adaksial dan epidermis bawah pada sisi abaksial.
Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis yang berukuran seragam dan
sebagian besar hanya tersusun 1 lapis. Begitu pula jaringan epidermis pada daun
rhoe discolor yang sama dengan jaringan epidermis pada daun umumnya.
Stomata biasanya ditemukan pada
bagian yang berhubungan dengan udara terutama di daun, batang biasa dan
rhizome. Pada daun yang berfotosintesis, stomata ditemukan dikedua permukaan
daun. Berfungsi untuk jalan keluar masuknya air dan udara pada proses respirasi
atau transpirasi.
Pigmen anthosianin ditemukan di
epidermis, sedang sel bagian tidak mengandung anthosianin warna Rhoeo discolor
tergantung pada PH jingga, ungu / biru (lingkungan netral atau basa). Kloroplas
dan kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen athosianin. Adanya
pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan dibawahnya
tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu.
·
Akar
Bagian yang teramati pada preparat
irisan melintang akar Rhoeo discolor adalah rambut akar, lapisan
piliferous, korteks, endodermis, perisikel,floem dan xilem. Batas ujung akar dan kaliptra jelas, Perisikel terdiri dari beberapa lapis
sel, Punya empulur yang luas sebagai pusat aka, Tidak ada kambiumnya, Jumlah
lengan protoxilem banyak (lebih dari 12), Letak xilem dan floem
berselang-seling
·
Batang
Bagian
yang teramati pada preparat irisan melintang batang Rhoeo discolor
adalah epidermis. Batang tidak bercabang-cabang, pembuluh angkut (xilem-floem)
tersebar, tidak punya jari-jari empulur, tidak ada kambium vaskular sehingga
tidak dapat membesar, empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks.
Pada
batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks
dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh
yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan
floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan
batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak
terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Jeruk
Nipis (Citrus aurantiifolia)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Klas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species
: Citrus aurantiifolia
·
Daun
Pada praktikum
yang telahdilakukan, pada penampang melintang daun jeruk melalui tulang daun
tampak epidermis sel berbentuk segi empat memanjang, terdapat lapisan kutikula.
Epidermis bawah daun jeruk ini terdiri dari 1 lapis sel serupa dengan sel
epidermis atas dengan ukuran sel lebih kecil terhadap stomata. Mesofil
meliputi jaringan palisade terdiri dari dua lapisan sel, berbentuk silindrik,
tersusun agak rapat, terdapat Kristal kalsium oksalat berbentuk prisma, rongga
minyak berbentuk skilzolisigen dan terdapat banyak di bagian atas daun,
jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk polygonal, berkas
pembuluh tipe kolateral, dikelilingi serabut sklerenkim. Stomata tipe parastik.
·
Batang
Pada batang jeruk nipis, terlihat letak xilem dan floem bersifat
kolateral terbuka yaitu berselangseling (diantara xilem dan floem terdapat
kambium). Mempunya jari-jari empulur yang dapat dilihat dengan jelas.,
mempunyai kambium vaskular sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara
daerah korteks dan empulur.
Susunan struktur jaringan penyusun batang dikotil dari luar ke
dalam tersusun dari beberapa bagian, struktur penyusunnya antara lain:
a. Epidermis
Merupakan lapisan terluar yang dilapisi oleh kutikula serta
berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya oleh adanya gangguan luar.
Pada batang jeruk nipis dengan sayatan melintang, hasil pengamatan di bawah
mikroskop menunjukkan bawha batang jeruk nipis ini memiliki jaringan epidermis
yang sel-selnya tersusun rapat tanpa celah.
b. Korteks
Terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan
epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas
jaringan parenkim. Pada batang jeruk ipis, jaringan ini berwarna hijau karena
mengandung klorofil pada sel-selnya sehingga batang jeruk nipis dapat
berfotosintesis.
c. Endodermis
Tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan stele.
d. Stele/silinder pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele
disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele batang jeruk
nipis ini bertipe kolateral terbuka dengan xilem di sebelah dalam dan floem di
sebelah luar serta dibatasi oleh kambium diantaranya ke duanya. Antar xylem dan
floem terdapat kambium.
·
Akar
Pada pengamatan di bawah
mikroskop pada sayatan membujur akar
jeruk nipis terlihat susunan sel-selnya memanjang dan berbnetuk empat persegi
yang saling rapat satu sama lain. Struktur
anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, system jaringan dasar berupa
korteks, endodermis, empulur, serta sistem berkas pembuluh. Pada tanaman jeruk
nipis, letak xilem dan floem berdampingan. Di antara xilem dan floem terdapat
kambium. Selain itu perisikel terdiri atas selapis sel, karena jeruk nipis ini
merupakan tumbuhan dikotil.
Dapus
Plantamor, 2009. Sosongkokan (Rhoeo discolor). http://www.plantamor.com. (Di akses pada tanggal 9 November 2013).
No comments:
Post a Comment