Coenobita variabilis (Kepiting Pertapa)
Kepiting
pertapa selalu membawa kerang di punggung mereka. Seperti kepiting lain, mereka
yang berkaki sepuluh (berkaki sepuluh) krustasea. Panggilan ini jenis kepiting
“pertapa” hidup berkoloni. Perkelahian sesekali istirahat di antara kepiting
ini ketika mereka mengatasi cangkang dan mencari yang lebih besar untuk
ditinggali. kepiting pertapa membela cangkangnya, lalu mundur ke dalamnya,
hanya menyisakan cakar kiri untuk melakukan pertempuran. Selain pertahanan,
cakar ini digunakan untuk memanjat, sementara cakar, lebih kecil tepat
digunakan untuk makan dan minum.
1. Objek Gambar Coenobita variabilis
2. Klasifikasi Coenobita variabilis
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Coenobitidae
Genus : Coenobita
Spesies : Coenobita variabilis
3. Ciri-ciri Morfologi dan Anatomi Coenobita variabilis
Kepiting pertapa tanah
Australia (Coenobita
variabilis) mencapai
panjang karapas dari 40 milimeter (1,6 in). Mereka sangat mirip dengan kepiting
pertapa Pasifik (Coenobita compressus) dari segi bentuk dan penampilan . Mereka
berdua memiliki tahap pertumbuhan yang singkat di air dan warna tubunya coklat
muda pucat, dengan dua oval gelap di bagian depan kepala. Mata mereka menonjol
kedepan dan warna yang sama seperti tubuhnya, cakar masing-masing memiliki
garis vertikal gelap. Mereka memiliki bintik-bintik coklat gelap di seluruh
kaki. Bentuk Perutnya adalah pendek dan gemuk.
Mereka memiliki bagian-bagian
tubuh lembut di ujung belakang tubuh mereka, termasuk, panjang, perut
melengkung yang berisi hati dan gonad. Bagian luar tikungan perut telah
pelengkap kecil yang memungkinkan kepiting untuk berpegang pada bagian dalam
shell. Pasangan 4 dan 5 kaki dikurangi dalam ukuran untuk tujuan ini. The
Terrestrial Hermit Crab memiliki duri lebih sedikit pada karapas dan kaki dari
kelomang lain. eyestalks mereka dikompresi dari sisi ke sisi. Batang anennule
sangat panjang tetapi antena (flagela) yang pendek dan dikompresi dari sisi ke
sisi (Jones & Morgan).
4. Sistem Reproduksi dari Coenobita variabilis
Coenobita variabilis terjadi kopulasi, beberapa jenis membentuk
spermatofora dan betina mempunyai seminal receptacle. Sepasang testis atau
ovari terletak dalam thorax, dan memanjang sampai bagian anterior abdomen. Coenobita variabilis memperlihatkan perbedaan jenis jantan
dan betina, misalnya hewan jantan lebih kecil daripada yang betina, atau salah
satu capit pada jantan besar sekali sedangkan pada betina capitnya kecil, atau
jantan mempunyai warna lebih indah.
Membedakan jenis kelamin jantan
atau betina, bisa dilihat dari ada atau tidaknya gonopores (keliatan spt titik) yang terletak
pada pangkal kaki belakang sebelah dalam (setelah capit, ada 2 pasang kaki yang
terliahat, ini maksudnya kaki terliahat yang paling belakang). Kalau ada,
berarti betina. Lalu pada betina, mereka juga memiliki pleopods yang terletak pada perut, fungsinya
untuk memegang telur. Jika kita melihat seekor kelomang, kedua alat reproduksi
ini tentu saja tidak akan dapat langsung terlihat.
Kepiting Pertapa betina akan
melepaskan telurnya di air laut. Telur tersebut akan menetas menjadi zoeae, binatang kecil termasuk
plankton dan berenang dalam air laut. Mereka mengalami beberapa kali
molting di dalam air laut sampai akhirnya bermetamorphosis menjadi kelomang
darat ukuran sangat micro. Setelah menjadi kelomang darat, mereka harus
mencari cangkang/shell untuk melindungi perut yang lunak. Mereka akan tumbuh
lebih besar melalui proses molting dan mereka akan memerlukan shell yang lebih
besar.
5. Daur Hidup atau Siklus Hidup Dari Coenobita variabilis
Awal dilahirkan, kelomang
berbentuk larva yang dilarung ke laut oleh induknya. Sejak bisa merayap, ia
menggunakan cangkang pinjaman dari siput. Setiap cangkang itu mulai kesempitan
atau tidak nyaman, ia akan mencari cangkang baru yang berukuran lebih cocok,
makanya jangan heran kalau dia bisa berbaju bekicot, atau bahkan benda-benda
lain seperti botol balsam, kaleng susu atau lainnya. Selain itu, tempat tinggalnya
wajib memiliki dasar dari pasir yang kering dan lembut, dan memiliki tempat
bersembunyi yang memadai.
6. Distribusi atau Penyebaran Coenobita variabilis
Coenobita variabilis dapat ditemukan hingga 100 m atau lebih dari pantai, biasanya
dekat hutan bakau, tetapi juga pada pasir dan pantai berbatu. Coenobita variabilis sangat aktif pada malam hari untuk
mencari makanan, Coenobita
variabilis tertarik
pada bahan yang membusuk, seperti ikan mati di pantai, dan bahkan sampah rumah
tangga. Mereka dapat hidup lebih dari satu dekade. Habitat aslinya di Australia
Utara, dari Teluk Exmouth ke utara Queensland. Mereka dijual secara komersial
sebagai hewan peliharaan rumah tangga.
Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi
mereka yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga
menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput. Kelas Gastropoda
menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi
siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.
Siput dapat ditemukan pada berbagai
lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang
sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang
hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat
dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivorapredator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air
tawar (Limnaea sp.).
Klasifikasi:
Kingdom :Animalia
Phylum :
Molusca
Class :
Gastropoda
Sub class :
Prosobranchi
Ordo :
Mesogastropoda
Family :
Littorinaceae
Genus :
Littorina
Spesies :
Littorina sp. (Pechenik, 2000)
MORFOLOGI SIPUT
Siput
termasuk filum Mollusca (Mollis = lunak) dan kelas Gastropoda (Gastro = perut,
Poda = kaki) yang dicirikan oleh tubuh lunak, simetris bilateral, tidak
bersegmen dan bergerak merayap, meliang atau berenang dengan kaki perut.
Sebagian besar siput mempunyai cangkang tunggal yang keras dari zat kapur
dengan bentuk yang amat beragam untuk melindungi tubuhnya. Bagian tubuh yang tampak
dari luar adalah kepala dengan sepasang antenna atau lebih yang dilengkapi
dengan sebuah mata pada bagian ujungnya dan kaki perut yang menjulur dari
bagian bawah cangkang. Arah putaran cangkang umumnya ke kanan (dekstral) dan
umumnya memiliki operculum. Panjang cangkang 3
cm, dengan ukuran sedang. Bentuk cangkang gulungan benang. Warna cangkang putih
kuning sampai coklat. Mulut cangkang berbentuk lonjong sempit denga posterior
kanal. Jumlah suture tiga. Garis aksial halus dari puncak ke bawah. Tidak terdapat
duri. Permukaan cangkang halus. Puncak cangkang lancip.
ANATOMI SIPUT
Tubuh siput
terdiri atas kepala, organ internal yang dilindungi cangkang dan kaki perut.
Kepala siput memiliki sepasang antenna atau lebih yang dilengkapi dengan sebuah
mata pada bagian ujungnya. Mulut siput dilengkapi dengan gigi radula yang
berfungsi sebagai parut untuk menghancurkan makanannya. Makanan siput berupa
makroalgae (misalnya; Trochus
niloticus) atau daging dari organisme lainnya (misalnya; Triton sp). beberapa jenis siput
Carnivora (Conus sp) memiliki bisa yang sangat mematikan untuk
melumpuhkan mangsanya. Organ internal siput simetris dan terpilin. Cangkang
siput dibentuk oleh membrane tipis yang berasal dari bagian mantel. Bersifat
hermaphrodite, monoecious atau dioecious. Fertilisasi Siput internal
atau eksternal. Siput bernafas dengan insang atau paru-paru (siput darat).
Jantung siput beruang satu atau dua
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 1996. Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Lautan. Bogor
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
http://lovechopin.wordpress.com/2010/02/14/sargassum-polycystum/
http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=229817
Nybakken, j. W., 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Terjemahan penernit PT. Gramedia. Jakarta.
GordonAL.2000.“Ocean”Discoverychannelschool.http://www.discoveryschool.com/homeworkhelp/worldbook/atozgeography/o/3987.html, diakses 10 Mei 2002.
Rimimohtartao, Kasijian. 2001, Biologi Laut, Pengetahuantentang biota laut, Djambatan, Jakarta. 540 hal
Cooke, R.U. and J.C. Doornkamp. 1990. Geomorphology in Environmental Management. 2nd ed. New York, USA: Oxford Univ. Press, inc.
(Eric Hugo@aol.com).
Birowo, s. 1991. Pengantar Oseanografi dalam J. H. KUNARSO dan RUYITNO (eds). Status pencemaran laut di Indonesia dan teknik pemantauannnya. LIPI-Jakarta.
Chadwick, Nanette.1988. Competition and locomotion in a free-living fungiid coral. J. Exp. Mar. Biol. Mar Biol. Ecol 123: 189-200.
No comments:
Post a Comment