Identifikasi Jenis Gaya

A.    Identifikasi Jenis-jenis Gaya

1.      Gaya Sentuh dan Gaya Tak Sentuh

Di SD kamu telah mendefinisikan gaya sebagai suatu tarikan atau dorongan yang dilakukan pada suatu benda.[1]Di dalam keseharian kamu sering menarik benda dan mengangkat benda dengan menggunakan otot-ototmu. Gaya-gaya seperti ini dinamakan gaya otot. Gaya otot termasuk gaya sentuh karena titik kerja gaya otot langsung bersentuhan dengan benda.


Sentuhan telapak tanganmu ke atas meja belajarmu, kemudian doronglah maju. Kamu akan merasakan permukaan meja menggesek telapakmu. Ini adalah gaya gesekan yang dikerjakan permukaan meja pada telapakmu. Gaya gesekan berarah sejajar dengan permukaan meja dan melawan arah dorong telapak tanganmu.Gaya gesekan termasuk gaya sentuh karena melibatkan persentuhan langsung antara telapak tanganmu dan permukaan meja.
Apel yang berada di atas pohon tidak bersentuhan dengan pusat Bumi, sehingga jatuh ke tanah. Gaya tarik pusat Bumi sering disebut dengan gaya gravitasi bumi. Sisir plastic tidak menyentuh aliran yang keluar dari sebuah keran, tetapi aliran air tersebut ditarik oleh gaya listrik sisir. Kedua magnet batang tidak saling bersentuhan, tetapi gaya magnet tolak-menolak antara dua kutub magnet yang sejenis (kutub utara dan kutub utara) dapat menahan salah satu magnet batang tetap diudara.
Ketiga jenis gaya, yakni gaya gravitasi, gaya listrik, dan gaya magnet timbul, walaupun kedua benda tidak bersentuhan secara langsung. Gaya-gaya seperti ini dinamakan gaya tak sentuh.

Dari contoh-contoh yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya sentuh adalah gaya yang timbul karena persentuhan langsung secara fisik antara dua benda, sedangkan gaya tak sentuh adalah gaya yang timbul walaupun dua benda tidak bersentuhan langsung secara fisik.[2]

2.      Gaya Gesekan

a.       Gaya gesekan udara

Apakah gaya gesekan bekerja ketika benda bergerak diudara? Kita telah mengetahui bahwa gaya gesekan termasuk gaya sentuh dan selalu memperlambat gerak benda. Jadi, jika gaya luar tidak diberika pada suatu benda tetapi gerak benda menjadi makin lambat, dapat dipastikan pada benda itu bekerja gaya gesekan.
            Siapkan dua lembar kertas kuarto.Biarkan kertas pertama terbentang dan remas-remaslah kertas kedua hingga berbentuk bulatan. Pada saat yang bersamaan jatuhkan kedua kertas itu dengan ketinggian yang sama. Kertas manakah yang lebih lambat ketika di udara?Apa penyebabnya?

            Berat kedua kertas adalah sama, tetapi pengamatan menunjukkan bahwa kertas terbentang bergerak lebih lambat di udara. Oleh karena itu, kertas terbentang akan mendarat di lantai lebih belakangan.
Jika gaya gesekan udara tidak bekerja pada kedua kertas maka kedua kertas akan jatuh dengan kelajuan yang sama dan tiba di lantai pada saat yang bersamaan. Karena faktanya tidak, pastilah gaya gesekan udara bekerja pada kedua kertas. Arah gaya gesekan adalah vertikal ke atas karena gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak. Dengan demikian, gaya gesekan udara yang bekerja pada kedua kertas akan memperlambat gerak kedua kertas. Makin besar gaya gesekan udara yang bekerja, makin lambat gerak kertas. Karena gerak jatuh kertas terbentang lebih lambat daripada kertas bulatan, pastilah gaya gesekan udara pada kertas terbentang lebih besar daripada kertas bulatan.
Jika diperhatikan secara seksama, luas bentangan kertas terbentang jauh lebih besar daripada luas bentangan kertas bulatan. Oleh karena itu, dapat pula kita simpulkan bahwa gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak di udara dipengaruhi oleh luas bentangan benda (luas permukaan benda yang bersentuhan langsung dengan udara). Makin besar luas bentangan benda, makin besar gaya gesekan udara yang bekerja pada benda.[3]

b.      Gaya gesekan pada permukaan air

Gaya gesekan juga bekerja pada air. Faktanya, benda yang kita dorong di permukaan air akhirnya akan berhenti. Benda berhenti karena pada benda bkerja gaya gesekan oleh permukaan air yang arahnya berlawanan dengan arah gaya dorongmu.

c.       Gaya gesekan antarzat padat

Gaya gesekan antarzat padat dapat kita ketahui melalui percobaan menarik balok kayu yang ditempatkan pada permukaan kasar meja kayu dan pada balok dihubungkan dengan neraca pegas.Percobaan ini juga dicobakan ketika balok kayu ditempatkan pada permukaan yang lebih licin misalnya permukaan kaca dan pada bawah balok diberi roda.
Dari percobaan tersebut didapati bahwa ketika kita menarik balok dengan memperbesar gaya tarikan secara berangsur, angka yang ditunjukkan neraca pegas mulai dari nol dan memperbesar sesuai dengan besar gaya tarikanmu. Angka ini paling besar tepat saat balok akan bergerak. Begitu balok bergerak, angka pada neraca berkurang.Akan tetapi, angka ini cenderung tetap selama balok bergerak.


Kita dapat pahami bahwa ketika balok masih diam, besar gaya gesekanbervariasi mulai dari nol sampai mencapai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan yang dialami benda ketika benda masih diam disebut gaya gesekan statis(diberi lambing fs).Gaya gesekan statis bervariasi mulai dari nol sampai nilai maksimum tertentu. Nilai maksimum ini disebut gaya gesekan statis maksimum (diberi lambing fsm). Jika gaya besar tarikan melebihi gaya gesekan statis maksimum maka benda akan bergerak. Ketika benda bergerak, neraca menunjukkan angka yang lebih kecil daripada gaya gesekan statis maksimum. Gaya gesekan yang dialami benda ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetis (diberi lambing fk). Gaya gesekan kinetis besarnya tetap, dan selalu lebih kecil daripada gaya gesekan statis maksimum (fk < fsm).[4]
Pada saat balok tepat akan bergerak atau saat balok telah bergerak, angka yang ditunjukkan neraca pegas pada balok yang berada pada permukaan meja kayu lebih besar daripada yang berada dipermukaan kaca. Ini menunjukkan bahwa gaya gesekan oleh permukaan kasar lebih besar daripada gaya gesekan oleh permukaan halus. Dapat disimpulkan bahwa besar gaya gesekan (baik statis maksimum maupun kinetis) bergantung pada kekasaran atau kehalusan permukaan. Makin kasar permukaan, makin besar gaya gesekannya. Sebaliknya, makin halus permukaan, makin kecil gaya gesekannya.[5]
Pada saat balok tepat bergerak, angka yang ditunjukkan neraca pegas pada balok beroda jauh lebih kecil daripada balok tanpa roda. Ini menunjukkan bahwa besar gaya gesekan pada benda beroda jauh lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda tak beroda. Gaya gesekan benda beroda disebut gaya gesekan rotasi. Gaya gesekan rotasi jauh lebih kecil daripada gaya gesekan translasi(gaya gesekan pada benda tak beroda) karena kontak permukaan benda beroda adalah kontak titik. Itulah sebabnya kendaraan yang kita tumpangi, mulai dari delman, sepeda, smapai mobil selalu didukung oleh roda.[6]

3.      Gaya berat

            Orang awam sering menyamakan massa dan berat. Padahal, kedua istilah ini berbeda.Massa (simbol m dari kata “mass”) adalah ukuran jumlah materi yang dikandung oleh suatu benda. Karena itu, massa tidak dipengaruhi oleh lokasi benda berada. Massa di manapun alam semesta ini adalah tetap.Massa adalah besaran scalar (tidak memiliki arah), memiliki satuan kg, dan diukur dengan neraca.
            Berat (simbol w, dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Berat benda di Bumi adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada benda. Jelas bahwa berat dipengaruhi oleh lokasi benda berada.
            Ketika kamu melompat, kamu selalu jatuh ke tanah karena gaya gravitasi Bumi. Karena itu, gaya berat (atau berat) termasuk besaran vector, yang arahnya selalu tegak lurus permukaan menuju ke pusat Bumi. Karena berat termasuk besaran gaya, berat diukur dengan dinamometer, dalam satuan newton.Hubungan antara berat dengan massa dapat dinyatakan sebagai:

w = gm

Hasil bagi berat dengan massa yang bernilai tetap ini dinamakan percepatan gravitasi (notasi g). Percepatan gravitasi kira-kira 9,8 N/kg atau 9,8 m/s2.[7]

4.      Gaya Setimbang

            Gaya-gaya tidak selalu mengubah kecepatan. Gaya ini diperlihatkan pertandingan tarik tambang. Kedua tim tersebut sama-sama mengerahkan gaya dengan arah berlawanan. Bila kedua tim tersebut tidak bergerak, maka gaya yang dilakukan kedua tim pada tali tersebut sama besar. Gaya yang menarik tali ke kiri diimbangi dengan gaya yang menarik tali ke kanan. Gaya-gaya yang besarnya sama dan arahnya berlawanan yang bekerja pada sebuah bendadisebut gaya-gaya setimbang.[8]


5.      Gaya Tak Seimbang

            Pernahkah kamu menarik sebuah gerobak yangbermuatan? Untuk membuat gerobak bergerak, kamu harusmenarik gerobak tersebut. Jika gaya yang kamu kerahkantidak cukup besar, kamu mungkin meminta bantuantemanmu. Temanmu mungkin akan menarik gerobak itubersamamu atau mendorongnya dari belakang. Dua gayatersebut, yaitu gaya dari kamu dan temanmu akan bekerjapada arah yang sama. Jika dua gaya bekerja pada arah yangsama, maka kedua gaya itu dijumlahkan, seperti ditunjukkanpada Gambar a. Gaya total atau gaya resultan padagerobak tersebut sama dengan jumlah kedua gaya itu. Jikagaya total pada suatu benda menuju ke arah tertentu, gayatersebut disebut gaya-gaya tak setimbang.[9] Gaya-gaya taksetimbang selalu mengubah kecepatan sebuah benda.Apabila temanmu mendorong gerobak dengan arahyang berlawanan dengan arah gaya dorongmu, gaya-gayaitu digabung dengan cara yang berbeda. Jika dua gaya
berlawanan arah, maka gaya total kedua gaya tersebutmerupakan selisih kedua gaya. Jika satu gaya lebih besardaripada gaya yang lain, gerobak itu akan bergerak ke arahgaya yang lebih besar (Gambar c). Dalam hal ini temanmujelas tidak membantu kamu. Menurut pendapatmu apa yangterjadi jika gaya dorongmu dan gaya dorong temanmu samadan berlawanan arah, seperti Gambar b?




B.        Mengukur Gaya

           Di dalam laboratorium, gaya diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dinamometer. Neraca pegas memiliki skala berupa angka yang tertera di samping. Posisis jarum menunjukkan besar gaya. Jika jarum menunjukkan angka 4 maka besar gaya sama dengan 4 newton. Satuan gaya dalam SI adalah newton (disingkat N), untuk menghormati Sir Isaac Newton (1642-1727). Ia adalah ahli matematika dan ilmuwan besar yang menemukan hokum tentang gerak dan gaya serta hokum gravitasi.[10]


C.    Pengaruh Gaya pada Benda

           Di SD pun kamu telah mengetahui bahwa ada empat pengaruh gaya pada benda yang dikenai gaya, yaitu sebagai berikut:
1.      Benda diam menjadi bergerak. Misalnya, bola sepak yang diam di tanah menjadi bergerak setelah kamu tendang.
2.      Benda bergerak menjadi diam. misalnya, bola basket yang dilempar ke arahmu menjadi berhenti setelah kamu tangkap.
3.      Bentuk dan ukuran benda berubah. Misalnya, karet gelang yang kamu tarik, bentuknya berubah dan ukuran panjangnya juga berubah.
4.      Arah gerak benda. Misalnya, bola sepak menuju ke arahmu berubah arahnya setelah kamu tendang.[11]

D.    Menggambar Sebuah Gaya
          
           Ketika kamu menarik mobil-mobilan 6 N ke kiri dan 6 N ke kanan, samakh pengaruhnya terhadap gerak mobil? Tentu tidak. Gaya F = 6 N ke kiri menyebabkan mobil-mobilan bergerak ke kiri. Sedangkan gaya F = 6 N ke kanan menyebabkan mobil-mobilan bergerak ke kanan. Jadi, gaya 6 N ke kiri berbeda dengan gaya 6N ke kanan, walaupun besar kedua gaya ini sama. Dapatlah kita katakana bahwa gaya adalah suatu besaran yang selain memiliki besar, juga memiliki arah. Dalam fisika, besaran yang memiliki besar dan arah disebut besaran vektor.

Karena gaya termasuk besaran vektor, gaya dapat dilukiskan dengan diagram vektor, yang berupa sebuah anak panah.Misalkan sebuah gaya F kita lukiskan dengan anak panah OA seperti ditunjukan pada gambar. Anak panah memiliki titik tangkap O, ujung A, panjang OA, dan arah dari O ke A. Titik tangkap anak panah menyatakan titik dimana gaya F bekerja. Panjang anak panah menyatakan nilai atau besar gaya, dan arah anak panah menyatakan arah gaya.[12]

E.     Melukis Penjumlahan dan Selisih Gaya

            Diberikan dua gaya F1 dan F2, seperti ditunjukkan pada gambar. Penjumlahan gaya R = F1 + F2 dilukis dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Lukis salah satu gaya (missal F1), 2) Lukis gaya kedua (yaitu F2) dengan titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor pertam, 3)  Jumlah kedua gaya (F1 + F2) adalah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya pertama ke ujung gaya kedua.


            Cara melukis penjumlahan gaya dengan langkah-langkah seperti ini disebut metode poligon. Secara matematis kita dapat menuliskan selisih gaya F1 dan F2 menjadi penjumlahan gaya seperti berikut.

S = F1 –F2 = F1 + (-F2)


Dengan –F2 adalah gaya yang besarnya sama dengan besar gaya F2, akan tetapi arahnya berlawanan. Dengan demikian, cara melukis selisih gaya sama sperti cara melukis penjumlahan gaya, hanya gaya kedua harus dibalik arahnya. Ini ditunjukkan pada gambar.[13]

F.     Resultan Gaya

              Dua atau lebih gaya yang bekerja pada suatu benda dapat diganti oleh sebuah gaya. Gaya pengganti ini disebut resultan gaya (diberi lambing R). Jika gaya F1 dan F2 bekerja pada suatu benda maka resultan gaya R dituliskan sebagai R = F1 + F2. Tampak bahwa resultan gaya adalah nama lain dari jumlah gaya.
              Dalam keseharian, resultan gaya R dapat kita amati misalnya pada seseorang yang sedang memanah. Sesaat sebelum pemanah melepaskan anak panah, pada anak panah bekerja dua gaya F1 dan F2, seperti ditunjukkan pada gambar. Resultan gaya R = F1 + F2 dapat dilukis dengan metode polygon, seperti ditunjukkan pada gambar. Didapati bahwa resultan gaya R berarah mendatar ke depan. Itulah sebabnya saat pemanah melepaskan anak panah, anak panah terlepas mendatar ke depan oleh resultan gaya R.[14]


          



[1]Kanginan Marthen, IPA Fisika 2 Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 2.
[2]Ibid., hlm. 3.
[3]Ibid., hlm. 4.
[4]Ibid., hlm. 6-7.
[5]Ibid., hlm. 7.
[6]Ibid.
[7]Ibid., hlm. 9-11.
[8]Anonim, Gaya dan Tekanan, (http://www.kelas-sains.com/2013/07/materi-ipa-viii-gaya-dan-tekanan-bse.html), Diunduh pada Tanggal 14 Oktober 2014 Pukul 14.30 WIB, hlm. 218.
[9]Ibid., hlm. 219.
[10]Kanginan Marthen, Op. Cit., hlm. 4.
[11]Ibid., hlm. 3.
[12]Ibid., hlm. 14.
[13]Ibid., hlm. 15-16.
[14]Ibid., hlm. 16-17.

No comments:

Post a Comment