1.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah metodelogi penelitian yang berjudul “Penelitian Tindakan
Kelas 1”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
metodelogi penelitian, Program studi Pendidikan Biologi yang dibimbing oleh
dosen Ahmas Sofyan, M.Pd.
Dalam
menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, baik rill maupun immateril.
Sesuai
dengan peribahasa “ Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Tanggerang
Selatan, 10 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada
dewasa ini, pendidikan di Indonesia masih menghadapi persoalan dan tantangan
yang kompleks dan mendasar, sekaligus menyongsong harapan di tengah era global.
Sehingga harus dilakukannya upaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan
mutu pendidikan dilakukan oleh guru professional, karena guru professional
memiliki segudang tugas diantaranya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik membutuhkan
peningkatan profesional secara terus menerus. Seorang guru sebagai pendidik
professional yang berhubungan secara langsung dengan proses kegiatan di
sekolah, mempunyai kewajiban atas hal tersebut. Keprofesionalan guru dituntut
untuk memiliki kemampuan pribadi dan kemampuan social.
Sehubungan
dengan itu, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat
besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan
benar. Sesungguhnya kegiatan penelitian telah banyak dilakukan. Namun sayangnya
kegiatan penelitian tersebut kurang dirasakan dampaknya bagi peningkatan mutu
pembelajaran. Menurut Raka Joni dkk (1998) hal tersebut setidaknya disebabkan
oleh dua hal, yaitu: (1) pelaksanaan penelitian bidang pendidikan umumnya
kurang melibatkan guru; (2) penyebarluasan (dissemination) hasil penelitian
melalui publikasi ilmiah ke kalangan guru di lapangan memakan waktu sangat
panjang. Selain itu, menurut penulis ini juga disebabkan karena kurangnya
kesempatan guru mengakses hasil penelitian untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Dalam
PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dari berbagai
aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui penelitian tindakan kelas
ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau hasil yang diperoleh
secara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian dapat dipakai untuk
memperbaiki praktek pembelajarannya.
Penelitian
Tindakan Kelas juga dapat menjebatani kesenjangan antara teori dan praktek
pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah seseorang melakukan
penelitian terhadap kegiatannya sendiri, di kelasnya sendiri, dengan melibatkan
siswanya sendiri, melalui suatu tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi, guru tersebut akan memperoleh umpan balik yang sistematis mengenai
apa yang selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan
demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat
diterapkan dengan baik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang
tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori
yang ada untuk kepentingan proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat di rumusankan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari PTK dan tujuannya ?
2. Apa model-model PTK ?
3. Apa perbedaan PTK dengan penelitian lain?
1.3.Tujuan
Memahami
penelitian tindakan kelas dan menerapkannya.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Penelitian
Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research sejak lama
berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika.
Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukup besar
terhadap PTK.. Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru
untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam proses belajar
mengajar di kelas dengan melihat indicator keberhasilan proses pembelajaran.
Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto (1997:2) memandang PTK
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,
sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll.[1]
Arikunto, dkk (2006), Aqib
(2007), Madya (2006) mengemukakan bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Sehubungan dengan
itu, maka Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Karena itu
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan
situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.[2]
Hal tersebut sejalan dengan
Burns, (1999); Kemmis & McTaggrt (1982); Reason & Bradbury (2001) dalam
Madya (2007) yang menjelaskan bahwa penelitian tindakan merupakan intervensi
praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Karena
itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan
situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ”penelitian
tindakan kelas” atau PTK. Sehubungan dengan itu, maka pertanyaan yang muncul
adalah ”Kapan seorang guru secara tepat dapat melakukan PTK?” Jawabnya: Ketika
guru ingin meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
dan sekaligus ia ingin melibatkan peserta didiknya dalam proses pembelajaran.
Karena itu, fungsi PTK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran kelas, yaitu sebagai: (a) alat untuk mengatasi masalah-masalah
yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam
jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya
kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat; (c) alat untuk memasukkan
ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif; (d)
alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan
peneliti; (e) alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif,
impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas (Cohen & Manion, dalam
Madya, 2007). Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru karena: (1) hasil
penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang
lain yang menginginkannya; (2) penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata
yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung
diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait; (3) peneliti tindakan (guru) melakukan
sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan.
Menurut John Elliont, PTK
adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dindakan di
dalamnya. Dimana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan
hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan professional.[3]
Menurut Raka Joni, dkk (1998) penelitian tinakan kelas sebagai suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran
tersebut dilakukan.[4]
Secara singkat PTK
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektifdengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2.2
Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas
Boro (1985) menyatakan tujuan penelitian
ini adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri. Grundy dan Kemmis (1982)
dalam bukunya Educational Action Research in Australia menyatakan tujuan
penelitian tindakan kelas, yaitu 1) peningkatan praktek, 2) peningkatan atau
pengembangan professional pemahaman praktek oleh praktisi, 3) prningkatan
situasi tempat pelaksanaan prakte.
Dengan
kata lain, tujuan PTK dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
2.
Memperbaiki
dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
3.
Mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran
bermutu.
4.
Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan
membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkan.
5.
Mengeksplorasi
dan membuahkan kreasi dan inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6.
Mencoba
gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
7.
Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran
dapat bertumpu pada realitas empiris kelas.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa tujuan
utama penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku penelituannya,
perilaku orang lain, dan atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau
struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang
lain.[5]
2.3
Model-Model Penelitian Tindakan
Kelas
Good
( 1972 ) da Travers ( 1975 ), menjelaskan bahwa model adalah abstraksi dunia
nyata atau representasi peristiwa kompleks dari suatu sistem, dalam bentuk
naratif, matematis, grafis serta lambang – lambang lainnya. Model bukanlah
realitas, akan tetapi representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan
tertentu.[6]
Model
berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi atau sebagai petunjuk
yang bersifat perspektif untuk mengambil suatu keputusan atau sebagai petunjuk untuk menyusun suatu keputusan. Menurut Nadler (1988 ) model yang
baik adalah model yang dapat menolong pengguna untuk mengerti dan memahami
suatu proses secar mendasar dan menyeluruh. Manfaat model adalah sebagai
berikut :
- Model dapat
menjelaskan berbagai aspek perilaku dan interakasi manusia
- Model dapat
mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian
- Model dapat menyederhanakan
suatu proses yang bersifat kompleks
- Model dapat
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
Berikut
model – model yang dapat kita terapkan dalam PTK
- Model
Kurt Lewin
Kurt Lewin menjelaskan 4 hal yang harus dilakukan
dalam proses penelitian. Penelitian tindakan kelas yakni perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang
terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus.
Perencanaan
adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide
gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh
peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi
adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan
informasi tentang berbagai kelemahan tindakan yang dapat dilakukan dan refleksi
adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan
baru.
- Model
Ebbut
Penelitian
ini dikembangkan oleh Ebbbut pada tahun 1985. Ebbut beranggapan bahwa suatu
penelitian tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal. Gagasan awal adalah
didorong oleh keinginan peneliti untuk melakukan suatu perbaikan proses untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih optimal. Berdasarkan gagasan awal itu, kemudian
peneliti berupaya menemukan berbagai tindakan apa saja yang harus dilakukan
untuk menyelesaikannya. Berbekal pengeatahuan hasil dari proses analisis
selanjutnya peneliti menyusun rancangan umum yang berisi tentang langkah –
langkah yang dapat dilakukan yang kemudian diimplementasikan .
Selama
proses implementasi dilakukan monitoring untuk melihat pengaruh yang
ditimbulkan oleh adanya perlakuan peneliti. Dari hasil monitoring itu
selanjutnya disusun penjelasan tentang berbagai kegagagalan yang terjadi dari
indakan yang dilakukannya.[7]
- Model
Elliot
Model
penelitian yang dikembangkan Elliot adalah model yang menekankan pada proses
untuk mencoba hal - hal baru dalam
proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Elliot adalah
menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang dilanjutkan dengan melakukan
eksplorasi yakni studi untuk mempertajam gagasan atau ide. Manakala peneliti
sudah merasa cukup, selanjutnya melakukan
rencana secara menyeluruh dan
berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melakukan tindakan 1 yang
selama pelaksanaannya dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari
monitoring dan eksplorasi peneliti dapat melakukan tindakan 2 atau kembali
merevisi rencana.
- Model
Siklus
Model
siklus lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peneliti
misalnya guru dalam setiap kali putaran. Prosedur penelitian berdasarkan model
PTK dalam bentuk siklus adalah sebagai berikut :
- PTK dimulai dengan
melakukan refleksi, yakni proses menganalisis pembelajaran yang
berlangsung. Hasil dari refleksi ini adalah peneliti merasakan adanya
masalah mendesak yang harus dicari jalan keluarnya. Refleksi bukan hanya
dilakukan dengan berpikir saja, akan tetapi dilakukan dengan menganalisis kejadian yang didasarkan pada data secara
empiris.
- Melakukan studi
pendahuluan dengan mengkaji literatur dan melakukan konsultasi dengan
orang yang dianggap memiliki keahlian dalam proses pembelajaran
- Menyusun perencanaan
awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi pendahuluan
- Melakukan tindakan
pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal, pada tahap ini
dilakukan tiga kegiatan yaitu : mengimplementasikan tindakan sesuai dengan
perencanaan awal, melakukan observasi selama tindakan berlangsung dan
melakukan refleksi
- Menyusun rencana
tahap 2, yakni rencana hasil refleksi pada putaran pertama
- Melakukan
tindakan putaran ke dua sesuai
dengan rencana tahap 2, seperti yang dilakukan pada tindakan tahap satu.[8]
2.4
Prinsip-Prinsip Penelitian
Tindakan Kelas
Penelitian
tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi
dalam kelas. PTK tidak harus tertuju pada hal-hal yang terjadi didalam kelas
yang sedang melakukan proses belajar mengajar pada suatu ruangan tertutup saja
tetapi juga terjadi ketika siswa sedang melaksanakan aktivitas diluar kelas.[9]
Untuk
itu agar proses pembelajaran PTK dapat dilaksanakan dengan baik, maka terdapat
prinsip-prinsip yang mendasari, diantaranya :
a. Berkelanjutan, upaya yang berkelajutan
secara siklusists
b. Integral, bagian dari konteks yang
diteliti.
c. Ilmiah, masalah berdasarkan pada kejadian
nyata
d. Motivasi dari dalam, untuk memperbaiki
kualitas harus tumbuh dari dalam.
e. Lingkup, tidak dibatasi pada masalah
pembelajaran dalam dan luar kelas.[10]
Dalam
penelitian tindakan kelas guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti. Fokus
utama penelitian berupa kegiatan pembelajaran. Dalam beberapa penjelasan
dijabarkan pula beberapa prinsip dasar yang mempengaruhi prosesnya,
diantaranya:
a) Tidak boleh menggangu proses belajar
mengajar dan tugas guru untuk mengajar.
b) Tidak boleh terlalu menyita waktu.
c) Metodologi yang digunakan harus
tepat,terpecaya, cukup reliable, sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup
menyakinkan.
d) Masalah yang dikaji benar-benar ada dan
dihadapi guru, cukup merisaukan, dan juga memiliki komitmen untuk mencari
solusinya.
e) Memegang etika kerja, mengidahkan
tata karma organisasi.
f) PTK bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
g) PTK menjadi media guru untuk berfikir
kritis dan sistematis.
h) PTK menjadikan guru terbiasa melakukan
aktivitas bernilai akademik dan ilmiah.
i)
PTK
hendak dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, konkret, jelas
dan tajam.
j)
Pengumpulan
data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan
terlalu rumit karena khawatir dapat mengganggu tugas utama guru sebagai
pengajar dan pendidik.[11]
2.5
Kelebihan dan Kelemahan PTK
Menurut
(Shumsky, 1982) PTK memiliki kelebihan berikut:
- Tumbuhnya
rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK
- Tumbuhnya
kreativitas dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat
reflektif
- Dalam
kerja sama ada saling merangsang untuk berubah dan
- Meningkatnya
kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK[12]
Selanjutnyaa
Shumsky, 1982 menyatakan bahwa kelemahan lain dari penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
- Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda
sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis.
- Rendahnya
efisiensi waktu karena anda harus punya komitmen[13].peneliti untuk terlibat
dalam prosesnya sementara anda masih harus melakukan tugas rutin.
- Konsepsi
proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan
kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota kelompoknya dalam
situasi tertentu. Padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian.[14]
2.6
Perbedaan Antara PTK Dengan
Penelitian Lainnya
Penelitian
tindakan berbeda dengan penelitian formal penelitian formal bertujuan menguji
hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (General). Penelitian tindakan
lebih bertujuan memperbaiki kinerja yang sifatnya kontekstual dan hasilnya
untuk digeneralisasi. Namun demikian penelitian tetap saja diterapkan oleh orang lain yang
mempunyai latar belakang yang mirip dengan peneliti[15].
- Perbedaan PTK dengan
penelitian kelas
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) berbeda dengan penelitian kelas (classroom research). PTK termasuk salah
satu jenis penelitian kelas karena penelitian tersebut dilakukan di dalam
kelas. Penelitian kelas adalah
penelitian yang dilakukan di dalam kelas, mencakup tidak hanya PTK, tetapi juga
berbagai jenis penelitian yang dilakukan di dalam kelas, misalnya penelitian tentang bentuk interaksi siswa
atau penelitian yang meneliti proporsi berbicara antara guru dan siswa saat
pembelajaran berlangsung. Jelas dalam penelitian
kelas seperti ini, kelas dijadikan sebagai
obyek penelitian. Penelitian
dilakukan oleh orang luar, yang mengumpulkan data. Sementara itu PTK dilakukan oleh guru sendiri untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas yang menjadi tugasnya.
Perbedaan antara penelitian formal dengan
classroom action research :
No.
|
Aspek
|
Penelitian
Tindakan Kelas
|
Penelitian
Kelas
|
1
|
Peneliti
|
Guru
|
Orang luar
|
2
|
Rencana penelitian
|
Oleh guru (mungkin dibantu orang luar)
|
Oleh peneliti
|
3
|
Munculnya masalah
|
Dirasakan oleh guru
|
Dirasakan oleh orang luar/peneliti
|
4
|
Ciri utama
|
Ada tindakan untuk perbaikan yang
berulang
|
Belum tentu ada tindakan perbaikan
|
5
|
Peran
guru
|
Sebagai guru dan peneliti
|
Sebagai guru (subyek penelitian)
|
6
|
Tempat penelitian
|
Kelas
|
Kelas
|
7
|
Proses pengumpulan data
|
Oleh guru sendiri atau
bantuan orang lain
|
Oleh peneliti
|
8
|
Hasil penelitian
|
Langsung dimanfaatkan oleh guru, dan dampaknya dapat dirasakan
oleh siswa
|
Menjadi milik peneliti, belum tentu
dimanfaatkan oleh guru
|
- Perbedaan
PTK dengan penelitian eksperimen
Sebelum
menganalisis perbedaan metode
penelitian eksperimen
dan
penelitian tindakan, ada baiknya dijelaskan
tentang pengertian
penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen mempunyai dua bentuk yaitu eksperimen eksperimen murni dan eksperimen semu. Eksperimen yang diterapkan
pada manusia dinamakan eksperimen semu
atau eksperimen kuasi karena
lingkungan yang berpengaruh
terhadap hasil penelitian
tidak dapat dikendalikan. Eksperimen
yang diterapkan pada benda mati seperti
pembuatan
makanan, obat-obatan
dinamakan eksperimen murni karena
lingkungan yang mempengaruhi hasil dapat dikendalikan. Perbedaan penelitian eksperimen dengan penelitian tindakan dapat disimak pada
Tabel berikut ini.
Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Eksperimen
Aspek
|
PTK
|
EKSPERIMEN
|
1. Pendekatan
|
Naturalistik
– kualitatif
|
Positivisme-kuantitatif
|
2. Tujuan
|
Peningkatan atau pemberdayaan
|
Penemuan dan ferifikasi
|
3. Situasi
|
Alami apa adanya
|
Lingkungan
dikendalikan
|
4. Subjek
|
Satu kelas diambil secara
purposive
|
Minimal
dua kelas yang setara kondisinya, diambil
secara
acak
|
5. Perlakuan/tindakan
|
Tindakan
(action)
bersiklus.
|
Perlakuan (treatment)
sekali
selesai.
|
6. Paket yang
diberikan
|
Paket
tindakan awal disiapkan, kemudian berkembang pada siklus
berikutnya
|
Satu paket tindakan dilaksanakan
sampai selesai
|
7. Peneliti
|
In sider (berpartisipasi)
|
Out of
sider.
|
8. Hipotesis
|
Tindakan berdampak
pada peningkatan
sesuatu
yang diharapkan
|
Ada – tidaknya
hubungan dua ubahan (variabel)
|
9. Instrumen
|
Hanya rambu-rambu,
berkembang di lapangan
|
Reliabel
dan
valid
|
10. Pengambilan
data
|
Pengamatan
terhadap proses dan hasil.
|
Pengamatan terhadap hasil
|
11. Analisis
Data
|
Reduksi,
paparan dan penyimpulan
(deskriptif-
kualitatif).
|
Uji beda
(t-test)
|
12. Hasil
|
Proses dan dampak. Tidak dapat digeneralisir
|
Ada atau tidak
ada dampak.
Dapat digeneralisir
|
Perbedaan antara
penelitian tindakan
dan penelitian eksperimen secara lebih mendalam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Penelitian eksperimen
menggunakan pendekatan positivisme-kuantitatif. Positivisme adalah
penelitian yang menggunakan data kuantitatif
yang pada
umumnya digunakan
dalam
penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis
pengaruh
atau hubungan
antar variabel yang diteliti. Kesimpulan
hasil penelitian diinterpretasikan dari hasil analisis data yang menggunakan rumus
matematik.
Penelitian tindakan menggunakan pendekatan naturalistik. Pada pendekatan
ini, penelitian tidak
dilakukan untuk menguji hipotesis. Data
berbentuk kualitatif sehingga hasil penelitian
cukup dipaparkan secara
deskriptif atau apa adanya.
- Tujuan
Penelitian eksperimen bertujuan
untuk menemukan
pengaruh perlakuan
(tindakan yang dieksperimenkan) terhadap peningkatan hasil
belajar. Verifikasi hasil
penelitian dilakukan dengan membandingkan kelas eksperimen dengan
kelas non eksperimen. Kesuksesan penelitian
diukur dengan indikator nilai pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
kelas non eksperimen. Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah nyata
yang terjadi di kelas dan kelas tersebut masih menjadi wewenang guru
bidang studi yang mengadakan penelitian. Secara lebih rinci, PTK
bertujuan untuk: (1) meningkatkan mutu isi, proses dan hasil pembelajaran di kelas;
(2) meningkatkan kemampuan
dan
sikap profesional
guru; (3) menumbuhkan
budaya akademik sehingga tercipa sikap proaktif dalam perbaikan mutu pembelajaran. Penelitian tindakan
kelas hanya menggunakan
satu kelas.
Indikator keberhasilan
diukur dari peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran. Penelitian dinyatakan
berhasil apabila tindakan dapat
membuat orang yang sebelumnya
kurang berdaya
menjadi lebih berdaya.
- Situasi
Situasi kelas
dalam penelitian
eksperimen yang
dapat mempengaruhi hasil
belajar dikendalikan. Penelitian eksperimen minimal menggunakan dua kelas
yaitu
satu kelas sebagai
kelas
perlakuan
yang dikenai tindakan
dan satu
kelas berikutnya sebagai kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Dua kelas yang akan dibandingkan tersebut dibuat dalam kondisi yang setara,
baik kemampuan awalnya, peralatan pembelajaran,
materi pelajaran, lingkungan
maupun guru yang menyampaikan pelajaran. Pada penelitian
tindakan, kelas
dibuat alami apa adanya
(natural) dan tidak ada kelas pembanding sehingga
tidak memerlukan pengendalian
lingkungan belajar.
- Subjek penelitian
Penelitian
eksperimen mengambil subjek
atau sampel penelitian
yang dipilih secara acak. Penelitian tindakan mengambil subjek penelitian
yang dipilih secara purposive yaitu pada kelas yang mengalami permasalahan saja.
Ukuran sampel penelitian
eksperimen minimal dua kelas sedangkan
ukuran sampel penelitian tindakan cukup satu kelas
atau satu kelompok siswa yang mengalami masalah
saja.
- Perlakuan
atau tindakan
Penelitian
tindakan dan eksperimen memiliki kesamaan yaitu sama-
sama menerapkan pendekatan, metode,
strategi atau teknik pembelajaran baru. Penelitian eksperimen menggunakan istilah perlakuan (treatment) dan
penelitian tindakan menggunakan istilah tindakan (action). Tindakan yang dilakukan dalam
kegiatan penelitian merupakan tindakan
yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada umumnya,
tindakan yang
diterapkan merupakan
tindakan baru yang tidak pernah dilakukan
dalam kegiatan sehari-hari.
- Paket yang
diberikan
Penelitian
eksperimen menetapkan perlakuan dalam satu paket
kegiatan yang sudah dirancang
sebelumnya. Perlakuan (treatment) cukup
dilakukan satu kali atau diulang beberapa kali tetapi dengan cara yang sama.
Penelitian tindakan
(action), terdiri dari beberapa siklus yang tiap-tiap siklus kegiatannya berisi satu paket tindakan.
Tindakan siklus pertama disiapkan,
kemudian tindakan siklus berikutnya berkembang sesuai kebutuhan. Selama
proses penelitian, tindakan dapat
diubah, diperbaiki atau dilengkapi
sesuai
dengan situasi yang ditemukan
pada saat penelitian berlangsung. Jumlah
putaran atau siklus tidak ditentukan tetapi
tindakan diakhiri sampai masalah dapat dipecahkan
dan
perilaku yang diinginkan telah
tercapai
- Peneliti
Peneliti dalam penelitian
eksperimen dapat berada di luar kelas. Desain eksperimen dirancang oleh peneliti tetapi pelaksanaan
eksperimen dan pengambilan data dapat dilakukan oleh orang lain. Peneliti dalam penelitian
tindakan terlibat secara
langsung dalam proses
penelitian. Selama penelitian
berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan, evaluasi dan refleksi tindakan untuk merancang tindakan
pada
putaran waktu berikutnya.
- Hipotesis
Penelitian
eksperimen dilakukan
untuk menguji hipotesis: ‘ada atau tidak ada hubungan/pengaruh antara ubahan (variabel) bebas yaitu perlakuan yang diuji coba dengan ubahan terikat yaitu perilaku yang diharapkan. Contoh: penelitian yang berjudul ‘pengaruh
media interaktif
terhadap kemandirian belajar siswa’. Penelitian tersebut menguji hipotesis
alternatif yang menyatakan ‘Ada
pengaruh media interaktif terhadap
kemandirian belajar siswa’. Hipotesis ini harus diuji dengan
metode analisis data statistik
inferensial.
Dalam
topik
penelitian yang
sama, hipotesis penelitian
tindakan
ditulis
dengan pernyataan
yang berbunyi: Penerapan media interaktif dapat
meningkatkan kemandirian siswa untuk belajar.
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan pendalaman
pengamatan
- Instrumen
Penelitian eksperimen menggunakan instrumen
yang sebaiknya memenuhi
validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Ketepatan dan keajegan instrumen dapat dibuktikan melalui prosedur yang baku.
Penelitian
tindakan menggunakan instrumen yang ditulis rambu-rambunya saja, setelah dilakukan tindakan, isi instrumen dapat berkembang sesuai dengan penambahan perilaku
yang diobservasi.
- Pengambilan data
Penelitian
eksperimen berorientasi pada
hasil. Data
pengukuran perilaku (biasanya
berupa nilai ujian) dikumpulkan setelah eksperimen
selesai. Penelitian
tindakan berorientasi pada proses dan hasil. Selama
tindakan berlangsung, data sudah mulai dikumpulkan. Data bisanya berupa perilaku-perilaku yang menonjol serta interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil
tindakan belum
tentu berupa
nilai
ujian.
- Analisis
data
Analisis
data penelitian eksperimen
menggunakan
uji
beda hasil eksperimen antara dua atau tiga kelompok sampel. Salah satu kelompok
sampel merupakan kelompok
kontrol atau kelompok yang tidak diberi
perlakuan. Analisis data penelitian
tindakan dilakukan
dengan deskriptif
kualitatif. Apabila diperoleh
data
kuantitatif,
hasil penelitian dipaparkan
secara deskriptif karena tidak memenuhi
persyaratan untuk dianalisis
secara statistik terutama dari
sisi pengambilan sampelnya. Perlu diingatkan kembali
bahwa analisis data statistik inferensial menuntut
sampel yang dipilih secara
acak. Kesimpulan hasil penelitian
diinterpretasikan dari hasil analisis data.
Dalam
penelitian tindakan, sampel tidak pernah
dipilih secara acak karena tindakan hanya diterapkan pada kelas khusus yang mengalami masalah. Analisis data penelitian tindakan dimulai dari pengelompokkan data,
reduksi atau pengurangan data yang sama atau kurang
bermakna. Pemaparan hasil
penelitian dilakukan dengan cara menginterpretasikan
data yaitu membandingkan data dengan hasil penelitain
lain atau teori sebelumnya.
- Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian
eksperimen memaparkan hasil dan
dampak sesudah perlakuan (eksperimen). Penelitian
tindakan melaporkan hasil
penelitian mulai dari proses, hasil tindakan sampai pada dampaknya.
Kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan
untuk seluruh wilayah populasi sedangkan
kesimpulan hasil penelitian
tindakan hanya berlaku bagi kelompok sampel yang diteliti. Pada penelitian
eksperimen, ada
kemungkinan perlakuan sama dapat memperoleh hasil yang
sama pula asalkan semua
variabel atau lingkungan eksperimen yang berpengaruh terhadap hasil
penelitian dikendalikan.[16]
- Perbedaan PTK dengan
Penelitian Formal
Perbeaan tersebut dapat diterangai dari
teknik pengumpulan analisis data atau metodologi/prosedur penelitian.
Pengumpulan data dan informasi serta analisisnya (evaluasi dan refleksi) dalam
PTK adalah untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas pembelajaran setelah
dilaksanakannya suatu tindakan dalam latar ilamiah. Artinya, data dan informasi
sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Sedangkan,
pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ormal telah dirancang secara
cermat dan kaku sehingga tidak dapat diubah. Artinya, pengumpul data harus
beregang teguh pada instrumen yang ada.[17]
Sedangkan
perbedaan PTK dan penelitian pendidikan formal menurut susiolo (2009) terangkung
dalam tabel di bawah ini:
No
|
Penelitian
Pendidikan Formal
|
PTK
|
1
|
Dilakukan
oleh orang di luar kelas, misalnya dosen, ilmuan atau mahasiswa yang
melakukan eksperimen tertentu
|
Dilakukan
oleh kepala sekolah, guru atau calon guru
|
2
|
Dilakukan
menggunakan variabel-variabel luar dapat dikendalikan
|
Di
kelas dan di sekolah
|
3
|
Sampel
harus representatif
|
Representatif
sample tidak menjad persyaratan penting
|
4
|
Menggunakan
validitas internal dan eksternal
|
Lebih
menggunakan validitas innternal
|
5
|
Menurut
penggunaan analisis statistika yang rumit, menerapkan signifikasi lebih awal
dan memeriksa hubungan sebab akibat antara variabel
|
Tidak
menuntut pengunaan statistik yang rumit, menggunakan metode kualitatif untuk
mendeskripsikan apa yang terjadi dan memahami dampak suatu intervensi
pendidikan (tindakan)
|
6
|
Memersyaratkan
hipotesis
|
Tidak
selalu menggunakan hipotesis
|
7
|
Mengunakan
teori dan tidak memerbaiki praktek pembelajaran secara langsung
|
Memperbaiki
praktek pembelajaran secara langsung
|
8
|
Hasil
penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
|
Hasil
penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan pembelajaran
tertentu tempat dilakukan PTK
|
9
|
Berlangsu
secara linier (bergerak maju)
|
Berlangsung
secara siklik (berdaur)
|
10
|
Tidak
kolaboratif dan individual
|
Kolaboratif
dan kooperatif
|
12.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah ini,
dapat disimpulkan bahwa :
1) PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.
2) Penelitian tindakan berbeda dengan
penelitian formal. Penelitian formal bertujuan menguji hipotesis dan membangun
teori yang bersifat umum. Penelitian tindakan lebih bertujuan memperbaiki
kinerja yang sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi.
Namum demikian penelitinan ini tetap saja diterapkan oleh orang lain yang
mempunyai latarbelakang yang mirip dengan peneliti.
3) Model penelitian tindakan kelas terdiri
atas : Model Kurt Lewin, Model Ebbut, Model Elliot, Model Siklus
3.2
Saran
1.
Adapun saran yang
disampaikan penulis yaitu diharapkan kepada pembaca agar mempergunakan makalah
ini sebagai bahan kajian dalam memahami metodelogi penelitian khususnya
mengenai penelitian tindakan kelas. Selain itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
13.
DAFTAR PUSTAKA
Ghony, Djunaidi . 2008. Penelitian
Tindakan Kelas, Malang : UIN Malang
Press.
Kunandar.
2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali press.
Kusumah,wijaya
dan dwitagama dedi. 2012. Mengenal
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup.
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian tindakan kelas .Yogyakarta :
Graha ilmu.
Anonim. 2009.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Open Dictionary Staff UNY. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/3cplpg-ptk.pdf).
diakses pada tangggal 09 Mei 2015.
Anonim, 2009, Perbedaan PTK dengan penelitian yang
lain" Open Dictionary file UPI Education, (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196203041987032-EPON_NINGRUM/Buku_Ajar/BUKU_PTK/BAB_I.pdf),
diakses pada tanggal 09 mei 2015)
Anonim.
2010. Penelitian Tindakan Kelas. (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195509091980021-
KARSO/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf) Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 Pukul 19.30
WIB
Th
Sumimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru. (https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PENELITIAN%20TINDAKAN%20KELAS%20Th%20sumini.pdf)
Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 Pukul 19.30 WIB
[1]Th Sumimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas
dan Pengembangan Profesi Guru. https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PENELITIAN%20TINDAKAN%20KELAS%20Th%20sumini.pdf
Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 Pukul 19.30 WIB
[2] Anonim. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195509091980021-
KARSO/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf Diakses pada tanggal 02 Mei 2015
Pukul 19.30 WIB
[3] Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) ,
hlm.43
[6]
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media
Grup, 2010), hlm.385
[8]
Ibid., hlm. 54
[9]
Kunandar, Op.Cit., hlm. 66.
[10]
Wijaya Kusumah dan Dedi dwitagama, Mengenal penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: PT Indeks, 2012), hlm. 20.
[11]
Kunandar, Op.Cit., hlm. 67.
[15]
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. Op.Cit., hlm. 10
[16]
Anonim, 2009, Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Open
Dictionary Staff UNY, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/3cplpg-ptk.pdf), diakses pada tangggal 09 Mei 2015)
[17] Anonim, 2009, Perbedaan PTK
dengan penelitian yang lain" Open Dictionary file UPI Education, (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196203041987032-EPON_NINGRUM/Buku_Ajar/BUKU_PTK/BAB_I.pdf), diakses pada tanggal 09 mei 2015)
No comments:
Post a Comment