BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pada beberapa abad yang lalu, pemasaran dilakukan dengan cara
pertukaran barang atau yang lebih dikenal dengan
istilah “barter”. Pemasaran terus berkembang dengan alat tukar menggunakan uang hingga saat
ini.
Seiring
dengan perkembangan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, terdapat pihak yang meminta dan menawarkan. Pemasaran telah menarik perhatian yang sangat besar
baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan
pemasaran seperti lembaga-lembaga pemerintah, organisasi keagamaan dan
lain-lain memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan
masyarakat umum.
Pemasaran yang dikenal pada masa sekarang ini adalah pemasaran konvensional
dan pemasaran syari’ah. Pada umumnya pemasaran konvensional
dianggap kurang efektif dalam pelaksanaannya karena banyak cara negatif yang
dilakukan dalam pemasaran konvensional. Oleh sebab itu, banyak konsumen yang
terjerumus kedalamnya. Hal inilah yang menjadi
dasar dikembangkannya pemasaran syari’ah. Karena sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa jika sistem-sistem islam diterapkan dalam pemasaran, maka hal
tersebut tidak akan terjadi. Pada dasarnya, bagi umat islam Nabi
Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaiman sistem pemasaran islami.
Akan tetapi, karena di masyarakat sudah berakar sistem pemasaran konvensional
maka sistem pemasaran islam kurang dikenal. Hal ini juga menjadi pelajaran
untuk kita agar dapat mengenalkan kembali dan menjadikan sistem pemasaran
berkembang di kalangan masyarakat.
1.2.Rumusan
Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, maka masalah yang dirumuskan adalah “apakah yang membedakan pemasaran konvensional dan pemasaran syari’ah?”
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pemasaran konvensional
2. Mengetahui pemasaran syari’ah
3. Mengetahui perbedaan pemasaran konvensional dan
pemasaran syari’ah
3.1.Sistematika
Penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Pemasaran Konvensional
1. Pengertian Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya
adalah :
a. Philip Kotler (Marketing)
pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan
Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang
lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran
adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
2.2. Konsep Pemasaran
Konvensional
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi:
kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan;
pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat
membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu
keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah
kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik
yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
2.3. Manajemen
Pemasaran Konvensional
Manajemen pemasaran berasal dari dua
kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran
adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah
sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan
organisasi.
2.4. Macam-macam Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa
kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan
berbagai cara:
1.
Temukan
keinginan pasar dan penuhilah.
2.
Buatlah apa
yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3.
Cintailah
pelanggan, bukan produk anda.
4.
Lakukanlah
menurut cara anda (Burger king)
5.
Andalah yang
menentukan (United Airlines)
6.
Melakukan
segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat
dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep
yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep
pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini
berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai
efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah
memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima
produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas
manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap
menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan
dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan
efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif
berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran
melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
2.5. Pengertian Pemasaran
Syariah
Pemasaran syariah sendiri menurut
definisi adalah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai
dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan
konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan
Kartajaya, nilai inti dari Pemasaran syariah adalah Integritas dan
transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena
butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.[1]
2.6. Konsep Pemasaran Syariah
Konsep Pemasaran syariah sendiri
sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep
pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang
mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values
kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholdersnya. Marketing syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang
lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu
tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Pemasaran syariah bukan hanya sebuah
pemasaran yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran
syariah saja, tetapi lebih jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah
berperan dalam pemasaran. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan
yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam
dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan
kosumen. Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan
pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan
perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi
saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat
merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan tersebut
dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang
sustainable.[2]
Dalam hal teknisnya pemasaran
syariah, salah satunya terdapat syariah marketing strategy untuk memenangkan
mind-share dan syariah marketing value untuk memenangkan heart-share. Syariah
marketing strategy melakukan segmenting, targeting dan positioning market
dengan melihat pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan
sehingga dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat memenangkan
mind-share. Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik
yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya perusahaan
yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu
mendapatkan heart-share
2.7. Manajemen Pemasaran
Syariah
Pemasaran marketing adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value
dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad danprinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
Ini artinya bahwa dalam syariah
marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun
proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan
dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut
dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi
dalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Ada 4 karakteristik syariah
marketingyang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut:
- Teistis (rabbaniyyah) : jiwa seorang syariah
marketer meyakini bahwa hokum-hukum syariat yang teistis atau bersifat
ketuhanan ini adalah yang paling adil, paling sempurna, paling selaras
dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
- Etis (akhlaqiyyah) : Keistimewaan lain dari
syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah) juga karena ia sangat
mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek
kegiatannya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universalo, yang diajarkan oleh semua agama.
- Realistis (al-waqiyyah) : syariah marketer adalah
konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan
syariah islamiyah yang melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar
professional dengan penampilan yang bersih, rapid an bersahaja, apapun
model atau gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan
nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala
aktivitas pemasarannya.
- Humanistis (insaniyyah) :
keistimewaan syariah marketer yang lain adalah sifatnya yang humanistis
universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat
kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariat islam
diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan
ras, warna kulit, kebangsaan dan status.Hal inilah yang membuat syariah
memiliki sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis universal.
BAB III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan.
Berdasarkan
uraian – uraian yang telah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa:
No comments:
Post a Comment