PORIFERA


Mahluk hidup di dunia terdiri atas tumbuhan, hewan dan manusia. Dunia hewan mencakup semua organisme yang tidak mempunyai klorofil. Ciri lain dari hewan adalah tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat seperti yang dimiliki tumbuhan. Keunikan lain dari hewan adalah adanya dua jenis jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot yang dapat berpindah tempat atau menggerakkan tubuhnya dengan serat-serat yang dapat berkontraksi, dan terbentuk atau terdiri dari banyak sel.
Surah / surat : Al-Anbiyaa Ayat : 30
awa lam yaraa alladziina kafaruu anna alssamaawaati waal-ardha kaanataa ratqan fafataqnaahumaa waja'alnaa mina almaa-i kulla syay-in hayyin afalaa yu/minuuna
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Hewan masuk ke dalam Kingdom Animalia yang memiliki anggota yang begitu banyak macamnya, mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri tubuhnya. Beberapa organisme memang tidak menunjukkan seluruh ciri umum di atas, tetapi dalam hal tertentu menunjukkan kegiatan yang sangat mirip ciri-ciri tersebut.
Kingdom Animalia sendiri dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu golongan Hewan Invertebrata / Avertebrata dan golongan Hewan Vertebrata (hewan bertulang belakang). Invertebrata / Avertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang mendominasi kerajaan hewan di dunia ini (95%). Sangat berperan untuk menelusuri terjadinya proses evolusi, penelitian dinamika populasi, pengaruh langsung terhadap manusia misalnya menyebabkan penyakit, biological kontrol, arti ekonomi, dll.
Surah / surat : An-Nuur Ayat : 45
waallaahu khalaqa kulla daabbatin min maa-in faminhum man yamsyii 'alaa bathnihi waminhum man yamsyii 'alaa rijlayni waminhum man yamsyii 'alaa arba'in yakhluqu allaahu maa yasyaau inna allaaha 'alaa kulli syay-in qadiirun

45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.













PHYLUM PORIFERA
 




3.1. CIRI UMUM PORIFERA
U
mumnya, hewan-hewan anggota filum Porifera hidup di laut, dan hanya beberapa yang hidup dalam air tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak bertangkai (tumbuh pada pangkalnya). Bunga karang mempunyai ruang sentral atau ruang gastral yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang itu dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk. Ruang gastral itu terbuka pada ujung tubuh bunga karang. Muara ruang sentral disebut oskulum. Butir-butir makanan mikroskopis melewati saluran-saluran itu dan masuk ke ruang gastral tersebut.
Porifera (porus = pori, fer = membawa), tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada koordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan) dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar (Famili Spongilidae). Bentuk tubuh kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongosol). Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari filum protozoa. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
Pada bunga karang terdapat skeleton yang terdiri dari kalsium, atau silika untuk menyokong organisme itu. Pada hewan ini tidak ada spesialisasi sistem organ. Sebuah bunga karang terdiri dari koloni individu-individu hewan yang berasal dari tunas-tunas induk.
Bunga karang itu bersifat diploblastis, terdiri dari dua lapisan sel tunas, tetapi bukan sebagai ektoderm dan endoderm, melainkan sebagai epiderm dan sel-sel leher. Bunga karang bersifat hermafrodit. Reproduksi berlangsung secara seksual dan dengan pembentukan tunas. Kemampuan regenerasi hewan ini sangat besar.

3.2. 
 ANATOMI PORIFERA

Gambar 3. 1 Anatomi Porifera (a) struktur tubuh   (b) sel penyusun tubuh   (c) koanosit

Tubuhnya diploblastik, tersusun atas:
1.     Lapisan luar (epidermis = epitelium dermal). Terdiri atas pinakosit = pinako - derma (berbentuk sel-sel poligonal yang merapat).
2.    

Gambar 3. 2 Anatomi tubuh porifera
Lapisan dalam, terdiri atas jajaran sel berleher (koanosit). Sel koanosit berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air. Di antara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesofil (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel :
a.    Gelatin protein matrik
b.    Amubosit (sifatnya mobil/mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk :
v Transportasi oksigen dan zat-zat makanan, ekskresi.
v Penghasil gelatin
c.    Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.
d.   Skleroblas
Sel – sel menghasilkan serabut spongin / spikula, di sekitar serabut organik, menurut hasilnya disebut kalkoblas yang membentuk kapur dan silikoblas membentuk silika atau kersik dan spongioblas jika membentuk spongin.
e.    Arkaeosit
Sel – sel ini mampu berkembang menjadi sel kelamin dan sel – sel lainnya. Sel –  sel ini menerima dari koanosit mencerna, menyebabkan dan membebaskan mereka dari partikel – partikel yang dihasilkan.
f.     Kolensit
Sel – sel ini berbentuk bintang dan merupakan jaringan ikat.
Gambar 3. 3 Macam-Macam Bentuk Spikula
g.    Miosit / Porsit
Sel – sel yang kontraktil yang membentuk spingter di sekitar ostium apopil dan oskulum yang berfungsi untuk membuka dan menutup pori.
h.    Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.
Berdasarkan bentuk saluran air pada tubuhnya, Porifera dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.     Tipe Askon 

Sistem saluran air yang paling sederhana, secara berurutan terdiri atas ostium, spongiosel, dan oskulum. Tipe ini adalah tipe paling sederhana bentuk porifera seperti jambangan bunga. Air yang masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki cabang maupun lekuk-lekuk. Contohnya: Leucosolenia  dan  Clatharina blanca.

Gambar 3. 4 Tipe Saluran Air

2.    Tipe Sikon
Saluran airnya meliputi ostia, saluran radial yang tidak bercabang, spongiosel, dan oskulum. Tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui saluran yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui oskulum. Contohnya : Pheronema sp., Schypa, dan Sycon gelatinosum. 
   Gambar 3. 5 Tipe Tubuh/Saluran Air

3.    Tipe Leukon (Rhagon)
Tipe terumit. Salurannya terdiri atas ostia, saluran radial yang bercabang-cabang, spongiosel, dan oskulum. Tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini  barulah mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya: Euspongia officinalis dan Euspongia mollissima.

3.3     FISIOLOGI TUBUH PORIFERA
a.    Sistem Pernafasan
Alat pernafasan terdiri atas : (1) sel-sel pinakosit (bagian luar), dan koanosit (bagian dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel-sel amubosit. Melalui permukaan tubuh spons tidak mempunyai sel saraf ataupun sistem saraf, akan tetapi dapat tanggap terhadap stimulus tertentu. Pori dan oskulum dikelilingi sel – sel kontraktil miosit, yang dapat menutup dan membuka lubang tersebut.
b.   Sistem Pencernaan
Spon adalah pemakan penyaring (filter feeder). Ia memperoleh makanan dalam bentuk partikel organik renik, hidup atau tidak, seperti bakteri, mikroalga, dan detritus, yang masuk melalui pori – pori arus masuk yang terbuka dalam air, dan dibawa ke dalam rongga lambung atau ruang – ruang bercambuk. Porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel makanan menempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak sebagai filter. Makanan yang telah disaring oleh filter tadi diolah di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase, protease, dan lipase). Vakuola tadi kemudian mengadakan gerakan siklosis (dalam rangka mengedarkan sari-sari makanan di dalam sel koanosit itu sendiri). Setelah itu zat-zat makanan akan diedarkan ke sel-sel tubuh secara difusi dan osmosis oleh amubosit. Sisa makanan yang tidak tercerna dialirkan ke sel leher untuk selanjutnya dikeluarkan.
c.    Sistem Saraf
Porifera tidak terdapat sistem saraf. Sel indra yang menerima stimulus dari lingkungannya dan tanpa sel – sel saraf yang membawa stimulus ke seluruh tubuh. Sel – sel otot harus dirangsang langsung untu berkontraksi. Setiap sel tanggap dan akan bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, hanya tidak merata secara keseluruhan.
d.   Sistem Ekskresi
Eksresi terjadi melalui permukaan badan, dilakukan oleh sel – sel amoebosit dan juga oleh sel – sel leher.  Karena arus air yang lewat elalui spons membawa serta zat buangan dari tubuh spons, maka penting agar air yang keluar melalui oskulum dibuang jauh dari badannya, karena air ini tidak berisi makanan lagi, tetapi mengandung asam karbon dan sampah nitrogen yang beracun bagi hewan tersebut.
e.    Sistem Reproduksi
Porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit) dan ada juga yang bersifat diosious. Berkembang biak dilakukan secara: (1) seksual, dan (2) non seksual.






 Gambar 3.6 Reproduksi porifera

*        Perkembangbiakan seksual
Perkembangbiakan secara seksual belum dilakukan dengan alat kelamin khusus. Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel amubosit khusus yang disebut arkeosit. Ovum yang belum atau telah dibuahi oleh spermatozoid tetap tinggal di dalam tubuh induknya (mesoglea). Setelah terjadi pembuahan, maka zigot akan mengadakan pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dan amphiblastula ini kemudian akan keluar dari dalam tubuhnya melalui oskulum. Setelah amphiblastula ini tiba di lingkungan eksternal, dengan rambut getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan hidupnya (kaya dengan oksigen dan zat-zat makanan). Larva ini kemudian akan berubah menjadi parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang sesuai, maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi porifera baru.
*        Perkembangbiakan Nonseksual
Perkembangbiakan secara nonseksual dilakukan dengan cara: (1) membentuk tunas atau kuncup ke arah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru; dan (2) dengan membentuk kuncup ke arah dalam (gemul=butir benih). Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan. Gemul dibentuk dari sel arkeosit, dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh spikula, serta dilengkapi oleh zat makanan. Cara reproduksi demikian umumnya ditemukan pada porifera yang hidup di air tawar.

3.4         KLASIFIKASI PORIFERA
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas tiga kelas dan 12 ordo, yaitu :
Tabel 3.1 Klasifikasi Porifera
No.
Kelas
Ordo
Spesies
1.
Calcarea (Calcispongiae)
Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuh sederhana, kerangka tubuh tersusun atas CaCO3, koanositnya besar
1.      Asconosa (tipe askon yang kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon)
Leucosolenia
2.      Syconosa (tipe sikon, tetapi kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon)
Scypha
2.
Hexatinellida (Hyalospongiae)
Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan silikat /kersik (H2S13O7, spikula berduri 6 (heksason), memiliki saluran air sederhana.
1.      Hexaterophora (spikulanya kebanyakan berbentuk bintang/astrose)
Euplectella
2.      Amphidiscophora (spikula berbentuk amfidiskus)
Hyalonema
3.
Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup di air tawar. Pada umumnya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, spongin atau campuran keduanya.
1.      Carnosa
Rangka tubuh tersusun atas bahan organik yang berbentuk bubur atau koloidal, kadang-kadang ditemukan spikula kecil.
Chondrosia
2.      Choristida
Rangka tersusun atas spikula-spikula yang berjajar empat, mencuat dari suatu titik sentral.
Geodia


3.      Epipolasida
Bentuknya sperikal, spikula monakson serta mencuat menjari dari daerah sentral tubuhnya.
Tethya
4.      Hadromerina
Spikula berbentuk seperti pines.
Cliona
5.      Halichondrina
Spikula berujung dua atau berbentuk seperti bulu.
Halichondria
6.      Poeciloclerina
Rangka tubuh tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang-kadang spongin.
Microciona
7.      Haplosclerina
Berkerangka fibrosa.
Haliclona
8.      Keratosa
Tidak berspikula, berangka spongin.
Spongia (alat penggosok pada waktu mandi)

3.4.1.       Contoh Spesies Porifera
a.       Scypha sp
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Class                : Calcispongiae/calcarea

Gambar 3. 8 Scypha sp



Ordo                : Syconosa
Genus              : Scypha
Spesies             : Scypha sp

Ciri-ciri
·      Hidup di pantai yang dangkal.
·      Bentuk tubuh sederhana.
·      Spikula terbuat dari bahan calsium carbonat (CaCO3).
·      Memiliki tipe saluran air yang agak kompleks. Terdapat 2 macam saluran horizontal,yaitu saluran incurrent dan saluran radial. Tetapi hanya saluran radial yang dibatasi oleh sel-sel choanocyt.
b.      Euplectella aspergillum
Kingdom         : Animalia
Filum               : Porifera
Kelas               : Hexactinellida
Ordo                : Hexaterophora
Famili              : Euplectellidae
Genus              : Euplectella
Spesies             : Euplectella aspergillum

Gambar 3. 7 Euplectella aspergillum




Ciri-ciri:
·         Di alam ia tertambat pada lumpur dasar laut dengan segumpal benang-benang silikon di ujung belakang.
·         Memiliki badan yang panjang, silendrik dan melengkung berdiri tegak dengan topangan spikula.
·         Spikula tersusun atas zat silikat.
·         Dinding belakangnya seperti pada semua Hexactinellida, berisi ruang-ruang berflagella berbentuk sarung jari (Thimble).
·         Rongga kloaka yang besar sering menjadi tempat tinggal sepasang jenis hewan Vertebrata dari kelas Crustacea, Spongicola venusta.

c.       Spongia sp
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Kelas               : Demospongiae
Ordo                : Dictyoceratida/ keratosa
Famili              : Spongiidae
Genus              : Spongia
Species : Spongia sp

Ciri-ciri:
·         Hidup di air laut.
·         Tubuhnya berpori (ostium) yang berhubungan dengan suatu ruangan disebelah dalam yang disebut spongocoel.
·         Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
·        

Gambar 3. 9 Spongia sp

Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan.
·         Tidak berspikula.
·         Berangka spongin.

3.5.       PERAN DAN MANFAAT PORIFERA
Di Indonesia porifera belum memiliki nilai ekonomis, akan tetapi di Amerika telah terdapat pabrik-pabrik spons dari golongan Demospongia dan Hipospongia yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih. Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Selain itu Porifera juga bermanfaat sebagai makanan hewan laut lainnya, sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut, sebagai hiasan akuarium, sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci,  Porifera bisa dijadikan obat kontrasepsi (KB)  serta sebagai campuran bahan industri (kosmetik).


RANGKUMAN
 



1.      Porifera adalah hewan yang berpori umumnya hidup diperairan
2.      Porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan zat penyusun spikulanya, yakni Calcarea, Demospongia dan Hexactinelida
3.      Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yakni Syconoid, Asconoid dan Leuconoid
4.      Sel-sel khusus yang menjalankan peranan fisiologis pada porifera meliputi : Pinacocytes, Amoebocytes, Mycocytes, Choanocytes dan Cellencytes.
5.      Porifera berkembang biak secara aseksual dengan tunas, bidding, dan gemmulae serta secara seksual dengan menghasilkan larva
6.      Porifera memiliki peranan bagi manusia sebagai bahan penggosok dan penghias aquarium.




SOAL LATIHAN
 



1.      Porifera masuk ke dalam golongan hewan ...
a.       Metazoa                     d. Cubozoa     
b.      Eumetazoa                 e. Scypozoa
c.       Parazoa

2.      Porifera merupakan Kingdom Animalia yang bercirikan bentuk tubuhnya ...
a.       Kubus                         d. Berpori  
b.      Berongga                    e. Bertulang belakang
c.       Bersegmen

3.      Berikut ini merupakan salah satu ciri dari Porifera, kecuali ...
a.       Reproduksi partenogenesis                d. Reproduksi dengan gemmulae
b.      Multiseluler                                        e. Berpori
c.       Sesil

4.      Bagian tubuh terluar (lapisan epidermis) pada porifera disebut ...
a.       Spongosoel                 d. Amubosit
b.      Porosit                        e. Oskulum
c.       Koanosit

5.      Organ tubuh yang dipakai sebagai alat respirasi dan mengatur pergerakan air adalah ...
a.       Spongosoel                 d. Amubosit
b.      Porosit                        e. Oskulum
c.       Koanosit

6.      Di dalam koanosit terdapat flagellum yang memiliki fungsi sebagai ...
a.       Mengatur banyak sedikitnya makanan yang dimakan
b.      Mengatur pergerakan tubuhnya
c.       Membentuk kerangka tubuh
d.      Mengatur banyak sedikitna air yang masuk ke dalam tubuh Porifera
e.       Mengangkut zat-zat nutrien ke sel-sel lain dalam tubuh

7.      Bagian tubuh yang dapat membentuk kerangka dalam tubuh Porifera adalah ...
a.       Koanosit                     d. Spongosoel
b.      Pinakosit                    e. Amubosit
c.       Oskulum

8.      Berikut ini adalah salah satu tipe bentuk pada Porifera berdasarkan bentuk saluran airnya yaitu ...
a.       Ascon, Sycon, Leucon
b.      Ascon, Sycon, Koanosit
c.       Sycon, Leucon, Oskulum
d.      Sycon, Pinakosit, Leucon
e.       Ascon, Leucon, Scypozoa

9.      Bentuk tubuh berdasarkan bentuk saluran airnya, Porifera yang tidak memiliki lipatan atau sederhana disebut ...
a.       Sycon                         d. Ascon
b.      Leukosit                     e. Leucon
c.       Sporocyte

10.   Jenis Porifera berdasarkan bentuk silika / spikulanya adalah ...
a.       Calcarea, Ascon, Hexactinellida
b.      Calcarea, Hexactinellida, Demospongia
c.       Calcarea, Demospongia, Sycon
d.      Hexactinellida, Demospongia, Leucon
e.       Hexactinellida, Rhagon, Calcare



GLOSARIUM
 



A
Amphiblastula
Larva berambut getar; hasil reproduksi yang dilakukan porifera
Amubosit
Sel penghasil matriks pada lapisan tengah tubuh. Sel ini berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan dapat berubah fungsi menjadi ovum dan sperma
Arkaeosit
Sel amubosit embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel – sel lainnya misalnya sel – sel reproduktif
Aseksual (asexual)
1.    Keadaan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat kelamin atau alat kelaminnya tidak berfungsi; 2 sifat tidak seksual; sifat perkembangbiakan yang tidak melibatkan kegiatan alat-alat kelamin; perkembangbiakan secara vegetatif.
Askon
Tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus yang langsung menuju ke spongosol (rongga dalam)

D
Diploblastik
Hewan yang memiliki dua lapisan lembaga yaitu ektoderm dan endoderm
G
Gemmulae
Gema (gemma): kuncup atau penonjolan yang mampu berkembang menjadi individu mandiri
H
Hermafrodit
Organ pembentuk sel kelamin jantan dan betina yang terdapat dalam satu tubuh
Heterotrof
Mendapat atau memperoleh makanan (bahan organik) dari luar tubuh
Holozoik
Makan seperti hewan dengan menelan bahan organik kompleks; lawan holofitik
K
Kitin (Chitin)
Polisakarida yang mengandung unsur nitrogen berbentuk molekul-molekul seperti serabut panjang merupakan material sangat kuat secara mekanis dan tahan terhadap zat kimia, dijumpai pada dinding sel jamur dan selaput penutup serangga
Koanosit
Sel dengan bentuk khusus yang disebut Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan. Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. terletak di sekeliling pori porifera
Kontraktil
Alat tubuh yang berfungsi untuk mengatur nilai osmotik dalam sel
L
Leukon
Tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubunga langsung dengan spongosol
M
Mesoglea
Lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar
Mikrovili
Mikrovilus (microvillus) bagian mikroskopik mirip rambut pada permukaan sel
Multiseluler
Organisme yang tubuhnya tersusun oleh banyak sel

O
Oskulum
Tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
Osmosis
Pencampuran dua cairan atau larutan karena difusi melalui membran yang tertelapkan, misalnya penyerapan air oleh biji yang sedang berkecambah.
Ostium
Pori – pori pada tubuh Porifera yang berfungsi sebagai jalan masuknya air
P
Pinakosit
Permukaan luar tubuh yang tersusun atas sel – sel berbentuk pipih dan berdinding tebal
Porosit
Saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat masuknya air
S
Saprozoit  (saprozoite, saprozoic)
Hewan yang makan, atau mendapatkan nutrisi keperluannya dari bahan organik membusuk
Seksual (Sexual)
Perkembangbiakan yang melibatkan alat-alat kelamin; perkembangbiakan secara generatif
Sesil
Lesi yang datar menempel ke struktur, tidak bertangkai
Siklosis
Gerak matriks sitoplasma yang berupa gerakan arus
Sikon
Tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rangga yang berhubungan langsung dengan spongosol
Spongosol
Rongga di bagian dalam tubuh porifera
Spikula
Unsur pembentuk tubuh
Spingter, sfinkter (sphincter)
Otot halus berbentuk cincin yang bekerjanya mengontraksikan atau menutup suatu lubang seperti pada mulut, anus dan vagina, dan lain-lain










DAFTAR PUSTAKA
 


Campbell, Reece & Mitchell. Biologi Jilid II edisi kelima. Jakarta : Erlangga. 2000
Lyttle, Charles F. ; John R. Meyer. General Biology Laboratory Guide 14th Edition. New York : McGraww Hill. 2005
Rifai, Mien A. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka. 2004
Romimohtarto, Kasjian ; Sri Juwana. Biologi Laut cet. 3. Jakarta : Djambatan. 2007
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung : Alfabeta. 2011
Sugiri, Nawangsari. Zoo Avertebrata I. Bogor : IPB Bogor. 1988
http://www.alquran-indonesia.com diakses pada hari sabtu 13 Oktober 2012 pada pukul 20.00 WIB
http://www.kambium.web.id diakses pada hari sabtu 13 Oktober 2012 pada pukul 20.00 WIB
http://www.laodeimbabiologiunhalu.blogspot.com/2011/04/porifera.html diakses pada hari Sabtu 13 Oktober 2012 pada pukul 20.00 WIB

No comments:

Post a Comment