KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi saya Ilmu, ide dan inspirasi sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
ini.
Shalawat serta salam saya haturkan keharibaan baginda
nabi besar Muhammad SAW, karena beliau telah memberikan contoh kepada saya,
bagaimana saya harus bersikap, berkata, dan memberikan solusi saat saya
memasuki saat-saat sulit.
Dalam setiap proses penyelesaian tugas ini tentunya
menguras banyak pikiran, waktu dan tenaga. Saya sangat berterima kasih kepada
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
saya dalam penyelesaian tugas.
Saya sadar dalam
tugas ini , terdapat banyak kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan
kemampuan saya serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Untuk itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman sekalian agar tugas ini kelak
menjadi sempurna.
Akhir kata,
semoga tugas studi kasus ini dapat bernanfaat bagi yang membacanya. Amin
Jakarta, 17 Maret 2013
Muhamad Izet Mutaqien
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penelitian......................................................................... 1
1.4 Manfaat
Penelitian...................................................................... 2
1.5 Sistematika
Penulisan Laporan................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pembelajaran
Eliminasi.................................................... 3
2.2 Model Rancangan Tata Ruang Kelas
Model Corak Tim............ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
..................................................................................... 7
3.2 Saran............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam
perkembangan dunia pendidikan berbagai metode dan model pembelajaran semakin
dikaji dan dikembangkan. Guna menjamin keberhasilan belajar para peserta didik,
saat ini proses pembelajaran di dalam kelas semakin berkembang dari generasi ke
generasi. Proses pembelajaran yang dahulu masih menganggap bahwa guru adalah
penguasa kelas, saat ini sudah mulai luntur.
Guru sekarang
hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didiknya. Peserta
didik dengan berbagai karakter dan potensi harus dikembangkan oleh gurusecara
maksimal dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik, seorang pendidik harus dapat memahami karakter para
peserta didiknya. Salah satu cara memenuhi kebutuhan belajar mereka yaitu
dengan menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode
pembelajaran yang tepat.
Metode adalah
suatu upaya yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun dapat tercapai secara optimal.
Hal ini sudah pasti suatu stategi pembelajaran dapat menggunakan beberapa
metode.
Dalam makalah
ini akan dibahas bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran menggunakan sistem
eliminasi dan pengaruh tataruang kelas menggunakan mode corak tim.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan ini sebagai berikut:
- Bagaimanakah sistem eliminasi ini diterapkan?
- Bagaimanakah tataruang corak tim ini diterapkan?
- Apa hasil terhadap siswa/mahasiswa dari pemilihan
sistem eliminasi?
- Apa hasil terhadap siswa/mahasiswa dari pemilihan
tataruang corak tim?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui bagaimanakan sistem eliminasi
diterapkan.
- Untuk mengetahui bagaimana tataruang tim diterapkan.
- Untuk mengetahui hasil siswa/mahasiswa setelah
dipilihnya sistem eliminasi.
- Untuk mengetahui hasil siswa/mahasiswa setelah
dipilihnya sistem tataruang corak tim.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh pemakalah dari pelaksanaan tugas ini adalah
sebagai berikut:
1.4.1
Manfaat
Teoritis
- Menambah wawasan dan pengetahuan pemakalah mengenai
masalah yang di jadikan tugas .
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika makalah disusun sebagai berikut:
- Bagian pendahuluan laporan yang berisi tentang
halaman judul, kata pengantar, dan jadwal penelitian.
- Bagian isi laporan terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
berisi simpulan dan saran.
PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Pembelajaran Eliminasi
Ada
tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan
digunakan, yakni: Model flowchart, model ini menggunakan system
pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan. Model
matriks, berupa penangguhan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai
seluruh criteria pemilihannya diidentifikasi. Model checklist, yang
menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Di
antara model-model pemilihan media tersebut, yang lebih popular digunakan dalam
media jadi (by utilization) adalah model checklist. Untuk model matriks lebih
sesuai digunakan dalam menentukan media rancangan (by design). Sedang model
flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi
maupun media rancangan. Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah
dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :Menentukan apakah
pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau
hanya sekedar informasi umum / hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan
diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang
bersifat untuk keperluan pembelajaran.
Menentukan
apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat
bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga
dihentikan ( diabaikan). Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih
bersifat kognitif afektif atau psikomotor. Menentukan jenis media yang sesuai
untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain
seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia kemampuan produksi dan
beaya. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat
atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang
lebih tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Pendekatan
lain yang dapat digunakan dalam memilih media adalah pendekatan secara matrik.
Salah satu dari pendekatan ini adalah yang dikemukakan oleh Alen. Matrik ini
memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang
sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran tertentu. Matrik menggambarkan tinggi
rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan dengan
kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai jenis belajar.
Untuk menggunakan matrik tersebut, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yangakan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan yang terbaik..
Untuk menggunakan matrik tersebut, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yangakan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan yang terbaik..
Sekali
lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian media tersebut
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika terdapat beberapa
jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita adalah memilih
jenis media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di sekitar kita.
2.2 Model
Rancangan Tata Ruang Kelas Model Corak Tim
Beberapa
definisi mengenai pengelolaan kelas menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. (Dr. Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan siswa : 1987 : 68).
Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. (Pengelolaan belajar dan kelas, E. Komar dan Uus Rusnadi 1993 : )
Pengelolaan kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas yang dimulai daari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. (Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyar, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, 1992 : 113).
Jadi, dari beberapa definisi diatas saya bisa menyimpulkan bahwa a tentang pengertian pengelolaan kelas, dapat saya simpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik. Sehingga diharapkan proses belajar dan mengjar dapat berjalan secara efektif dan efesien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. (Dr. Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan siswa : 1987 : 68).
Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. (Pengelolaan belajar dan kelas, E. Komar dan Uus Rusnadi 1993 : )
Pengelolaan kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas yang dimulai daari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. (Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyar, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, 1992 : 113).
Jadi, dari beberapa definisi diatas saya bisa menyimpulkan bahwa a tentang pengertian pengelolaan kelas, dapat saya simpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik. Sehingga diharapkan proses belajar dan mengjar dapat berjalan secara efektif dan efesien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Kursi dan meja siswa dan guru perlu ditata sedemikian mungkin sehingga
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa, yakni
memungkinkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Aksesibilitas : siswa mudah menjangkau alat atau
sumber belajar yang tersedia
2.
Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak
dari satu bagian ke bagian yang lain dalam kelas.
3.
Interaksi : memudahkan terjadi interaksi
anata guru dan siswa maupun antar siswa.
4.
Variasi kerja siswa :
memungkinkan siswa bekerja sama secara perorang, berpasangan, atau kelompok.
Lingkunagn
fisik dalam ruang kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak ada satupun
bentuk ruang kelas yang ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil
sebagai variasi. Dekorasi interior kelas harus dirancang yang memungkinkan anak
belajar aktif, yakni yang menyenangkan dan menantang.
Mengelompokan
meja-meja setengah lingkaran atau oblong di ruang kelas agar memungkinkan anda
untuk melakukan interaksi tim. Anda dapat meletakan kursi-kursi mengelilingi
meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika anda melakukan, beberapa
peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang
kelas untuk melihat anda, papan tulis atau layar.
No comments:
Post a Comment