No.
|
Assessment
|
Evaluation
|
1
|
Menilai
hasil dan proses belajar
|
Menilai
hasil belajar
|
2
|
Selain
test, bisa menggunakan alat ukur lain
|
Test
sebagai alat ukur
|
3
|
Test
diberikan selama pembelajaran, dari awal sampai akhir
|
Test
diberikan di akhir pembelajaran
|
4
|
Menilai
pelaksanaan kegiatan belajar dan proses
|
Menilai
pelaksanaan kegiatan belajar
|
5
|
Assesstor
terlibat dalam proses penilaian
|
Evaluator
tidak terlibat pada proses evaluasi
|
6
|
Aspek
yang dinilai adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
|
Aspek
yang dinilai hanya aspek kognitif
|
7
|
Mengukur
hal yang jauh ke depan
|
Mengukur
hasil yang telah di ajarkan
|
Assessment
merupakan penilaian secara kontinu secara berkesinambungan melihat kemajuan
peserta didik secara komperhensif. Artinya peserta didik dipantau secara
terus-menerus dalam kemajuan belajarnya (termasuk dalam prosesnya).
Sedangkan evaluasi hanya sebatas pemberian nilai terhadap hasil
belajar berdasarkan data yang diperoleh (hanya mengukur hasil pembelajaran yang
telah diajarkan).
2. Perbedaan taksonomi bloom sebelum dan
sesudah direvisi
Taksonomi sebelum
revisi
Pada tahun 1956
Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu :
1. Pengetahuan
(knowledge),
Berisikan
kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta,
gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika
diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa
menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang
berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk,
2. Pemahaman
(comprehension),
Tingkatan yang
paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau
mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan
tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
3. Aplikasi
(apply),
Di tingkat ini,
seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi
tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di
tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya
kualitas dalam bentuk fish bone diagram
4. Analisis
(analysis),
Di tingkat
analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil
untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di
level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan
setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis
(synthesis),
Satu tingkat di
atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau
pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali
data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi
untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi
(evaluation)
Dikenali dari
kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk
dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis,
Taksonomi
Bloom Setelah Direvisi
Menurut Anderson
dan Krathwohl (2001: 66-88) dimensi proses kognitif terdiri atas beberapa
tingkat yaitu:
1. Remember (Mengingat)
Mengingat adalah
kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka
panjang. Kategori Remember terdiri dari proses
kognitifRecognizing (mengenal kembali)
dan Recalling (mengingat). Untuk menilai Remember, siswa diberi
soal yang berkaitan dengan proses kognitif Recognizing (mengenal
kembali) dan Recalling (mengingat).
a. Recognizing (mengenal
kembali).
Recognizing adalah
memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang kemudian
membandingkannya dengan informasi yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa
mencari potongan informasi dalam memori jangka panjang yang identik atau hampir
sama dengan informasi yang baru disampaikan. Ketika menemui informasi baru,
siswa menentukan mana informasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang
sebelumnya diperoleh kemudian mencari yang cocok.
b. Recalling (mengingat)
Recalling adalah
memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai dari memori jangka panjang ketika
merespon suatu masalah atau diberikan suatu perintah. Perintah dapat berupa
sebuah pertanyaan. Dalam Recalling, siswa mencari sebagian informasi dalam
memori jangka panjang, kemudian membawanya untuk mengerjakan memori dimana
informasi ini dapat diproses.
2. Understand (Memahami)
Memahami adalah
kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu
mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa mengerti
ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh
dengan pengetahuan mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari
proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi
contoh),Classifying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan),
Inferring (menduga),
Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan)
a. Interpreting (menginterpretasikan)
Interpreting adalah
kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang disajikan dari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Interpreting dapat berupa mengubah kalimat ke
kalimat, gambar ke kalimat, angka ke kalimat, kalimat ke angka, dan lain
sebagainya.
b. Exemplifying
(memberi contoh)
Exemplifying adalah
kemampuan siswa untuk memberikan contoh yang spesifik atau contoh mengenai
konsep secara umum. Exemplifying dapat pula berarti mengidentifikasi
pengertian dari bagian-bagian pada konsep umum.
c. Classifying (mengklasifikasikan)
Classifying adalah
ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu merupakan bagian dari suatu
kategori. Classifying dapat diartikan pula sebagai mendeteksi
ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai dengan
kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika Exemplifying dimulai
dari konsep umum dan meminta siswa untuk mencari contoh khususnya,
maka Classifying dimulai dari contoh khusus dan meminta siswa untuk
mencari konsep umumnya.
d. Summarizing (menyimpulkan)
Siswa dikatakan
memiliki kemampuan Summarizing ketika siswa dapat memberikan
pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang disampaikan atau topik secara
umum.
e. Inferring (menduga)
Inferring berarti
dapat mencari pola dari beberapa contoh kasus. Siswa dikatakan memiliki
kemampuan Inferring jika siswa dapat membayangkan konsep atau prinsip
yang merupakan bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang
sesuai dari masing-masing contoh dan lebih penting lagi dengan tidak ada
hubungan antara contoh-contoh tersebut.
f. Comparing (membandingkan)
Comparing adalah
kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
objek. Comparing dapat juga diartikan sebagai mencari korespondensi
satu-satu antara objek yang satu dengan objek yang lain.
g. Explaining (menjelaskan)
Explaining adalah
kemampuan merumuskan dan menggunakan model sebab akibat sebuah sistem. Siswa
yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan hubungan sebab akibat
antar bagian dalam suatu sistem.
3. Apply (Menerapkan)
Menerapkan adalah kemampuan
menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal
sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif
kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).
a. Executing (melakukan)
Dalam Executing,
jika siswa menemui soal yang sudah dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang
akan digunakan. Keadaan yang sudah dikenal ini sering memberikan petunjuk
kepada siswa mengenai cara apa yang akan digunakan.Executing lebih
cenderung kepada kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma
daripada kemampuan teknik dan metode. Skill dan algoritma memiliki ciri sebagai
berikut: 1) langkah pengerjaan soal lebih berurutan 2) jika setiap langkah
dikerjakan dengan benar, maka hasil yang akan diperoleh juga pasti benar.
b. Implementing (menerapkan)
Dalam Implementing,
siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum
dikenal siswa. Karena itu, siswa harus memahami benar masalah tersebut sehingga
siswa dapat menemukan prosedur yang tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Implementing berhubungan dengan dua kategori yang lain
yaitu Understand dan Create. Karena siswa belum mengenal soal
yang dihadapi sehingga siswa belum mengetahui prosedur apa yang akan digunakan.
Karena itu, kemungkinan prosedur yang akan digunakan bukan hanya satu, mungkin
membutuhkan beberapa prosedur yang dimodifikasi.Implementing berhubungan
dengan teknik dan metode daripada skill dan algoritma. Teknik dan metode
memiliki dua ciri: 1) prosedur mungkin lebih cenderung
berupaflowchart daripada langkah yang berurutan, karena itu prosedur
memiliki beberapa titik tujuan, 2) jawaban mungkin tidak tunggal. Jawaban yang
tepat mungkin terjadi jika setiap langkah dilakukan dengan benar.
4. Analyze (Menganalisis)
Menganalisis
meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan
menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain
atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Analisis menekankan pada kemampuan
merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antar
bagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang
rumit. Kategori Apply terdiri kemampuan membedakan (Differentiating),
mengorganisasi (Organizing) dan memberi simbol (Attributing)
a. Differentiating (membedakan)
Membedakan
meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam
bentuk yang sesuai.
b. Organizing (mengorganisasi)
Mengorganisasi
meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama menjadi
struktur yang saling terkait.
c. Attributing (Memberi
simbol)
Attributing adalah
kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai atau
maksud dari suatu masalah yang diajukan. Attributingmembutuhkan
pengetahuan dasar yang lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan
yang diajukan.
5. Evaluate (Menilai)
Menilai
didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada
kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan
kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan
dalam menentukan kuantitas maupun kualitas.
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
a. Checking (mengecek)
Cheking adalah
kemampuan untuk mengetes konsistensi internal atau kesalahan pada operasi atau
hasil. mendeteksi keefektifan prosedur yang digunakan.
b. Critiquing (mengkritik)
Critique adalah
kemampuan memutuskan hasil atau operasi berdasarkancriteria dan standar
tertentu. mendeteksi apakah hasil yang diperoleh berdasarkan suatu prosedur
menyelesaikan suatu masalah mendekati jawaban yang benar
6. Create (Berkreasi)
Create didefinisikan
sebagai menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang baru dari
sesuatu kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan
beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam
satu bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan
mampu Create jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa
elemen atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah diterangkan
oleh guru sebelumnya. Proses Createumumnya berhubungan dengan pengalaman
belajar siswa yang sebelumnya.
Proses Create dapat
dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah diberikan, dimana siswa mencoba untuk
memahami soal, dan mengeluarkan solusi yang mungkin; perencanaaan penyelesaian,
di mana siswa memeriksa kemungkinan dan memikirkan rancangan yang dilaksanakan;
dan pelaksanaan penyelesian, di mana siswa berhasil melaksanakan rencana.
Karena itu, proses kreatif dapat diartikan sebagai awalan yang memiliki fase
yang berbeda di mana akan muncul kemungkinan penyelesaian yang bermacam-macam
sebagaimana yang dilakukan siswa yang mencoba untuk memahami soal (Generating).
Langkah ini dilanjutkan dengan langkah yang mengerucut, dimana siswa memikirkan
metode penyelesaian dan menggunakannya dalam rancangan kegiatan (Planning).
Terakhir, rencana dilaksanakan dengan cara siswa menyusun penyelesaian
(Producing).
Sedangkan dimensi
pengetahuan terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowledge), pengetahuan
konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). Pengetahuan
faktual adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa sehingga
siswa mampu memahami suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan dasar yang saling
berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar sehingga dapat
digunakan secara bersama-sama. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu ; metode untuk mencari sesuatu ,
suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan, algoritma, teknik dan metode.
Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif
secara umum. (Anderson dan Krathwohl, 2001:45-56). Pada penelitian ini hanya
akan dibahas Revised Bloom’s Taxonomy dari salah satu dimensi saja
yaitu dimensi proses kognitif (the cognitive process dimension).
Perbandingan
Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
Dahulu kita
mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif Bloom menjadi
enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi hirarkhis itu masih
digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut sekalipun dengan nomen
yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali baru dalam taksonomi Bloom yang
baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan dalam Bloom dari C1 sampai C6
merupakan salah satu dimensi dalam klasifikasi tersebut, yaitu dimensi proses
kognitif. Hanya saja dalam dimensi proses kognitif, pada taksonomi yang baru
mengalami revisi seperti yang akan diuraikan berikut ini.
Tingkatan Ranah
Kognitif
|
Lama
|
Baru/ Dimensi
|
C1
|
Knolwdge
|
Remember
|
C2
|
Understand
|
Understand
|
C3
|
Apply
|
Apply
|
C4
|
Analyze
|
Analyze
|
C5
|
Aynthesis
|
Evaluate
|
C6
|
Evaluate
|
Create
|
Hal yang sama
sekali baru adalah munculnya dimensi yang lain dalam taksonomi Bloom, yaitu
dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif dibedakan pula
secara hirarkhis menjadi empat kategori yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, serta pengetahuan metakognitif.
3. Rubrik Penilaian tentang Pertumbuhan
Tanaman
Berilah
tanda check list (V) pada pilihan 1,
2, 3 atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam LKS !
Nama
Siswa
|
Indikator Psikomotorik
|
Skor
perolehan
|
|||||||
Melengkapi gambar struktur biji tumbuhan
|
Menempelkan gambar tahapan perkecambahan biji
|
||||||||
1.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
2.
|
|||||||||
4.
|
|||||||||
5.
|
|||||||||
6.
|
|||||||||
7.
|
|||||||||
8.
|
|||||||||
9.
|
|||||||||
10.
|
Keterangan
:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
4 : baik sekali
· RUBRIK
PENILAIAN PSIKOMOTORIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
No.
|
Indikator Psikomotor
|
Kriteria penskoran
|
1.
|
Melengkapi gambar struktur biji tumbuhan
|
1.
Tidak melengkapi gambar struktur biji tumbuhan.
2.
Melengkapi gambar struktur biji tumbuhan
tapi kurang lengkap dan tidak tepat.
3.
Melengkapi gambar struktur biji tumbuhan
sudah lengkap namun kurang lengkap.
4.
Melengkapi gambar struktur
biji tumbuhan yang lengkap
dan benar.
|
2.
|
Menempelkan gambar tahapan perkecambahan biji
|
1. Tidak Menempelkan gambar tahapan
perkecambahan biji.
2. Menempelkan
gambar tahapan perkecambahan biji namun masih salah.
3. Menempelkan
gambar tahapan perkecambahan biji namun hanya sebagian yang benar.
4. Menempelkan
gambar tahapan perkecambahan biji dengan lengkap dan benar.
|
NILAI PSIKOMOTOR (NP) = (Skor perolehan/ 8) x 100 =
100
No comments:
Post a Comment