PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebah madu “local” (Apis indica)
sering kita jumpai di sekitar tempat tinggal, di rumah tempat tinggal kita
(atap/genteng, enternit), di pohon sekitar rumah terutama pada batang pohon
yang berlubang, bahkan kadang dijumpai di tiang listrik, dan di gorong-gorong.
Lebah madu (Apis indica) akan
berkembang biak dan mempunyai koloni yang besar/individu yang banyak jika
kondisi lingkungan tempat tinggal sangat mendukung. Terutama tercukupinya
kebutuha makan, nekter, ppllen dan cadangan makanan lainya. Tidak kalah penting
merupakan faktor pendukung habitat lebah madu adalah ada tidaknya gangguan
lingkungan, utamanya hama penggangu dan predator. Hama pengganggu yang bisa
muncil adalah cicak, semut dan kupu-kupu. Jenis predator yang kita jumpai
adalah capung besar (Epiophlebia) dan capung warna (Eshna). Predator ini
biasanya menyerang di udara pada saat lebah madu kembali ke sarangnya setelah
berkelana membawa pulang madu dan pollen.
Budidaya lebah madu akan berhasil jika
lingkungan setempat sangat mendukung, yaitu tersedia banyak tanaman bunga/
penghasil nektar dan pollen secara cukup cadangan makanan lainnya. Penanganan
yang serius, tekun, sabar menjaka kebersihan juga merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan upaya tersebut disamping tersediannya bibit atau lebah
madu yang cukup tersedia di sekitar lingkungan hidup
Lebah madu yang hidup di sekitar dapat
ditingkatkan hasil perolehan madu menakala dikelola dengan baik melalui cara
praktis budidaya lebah madu yang mana dalam pengelolaan ini tentu saja bisa
kita panen dengan sistem berkala. Dengan pengelolaan yang bik secara berkala
bisa diketahui kapan waktunya satu koloni dengan koloni yang lain saatnya
panen.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana, anatomi
dan morfologi dari lebah madu?
2.
Bagaimana cara
membudidayakan lebah madu?
3.
Bagaimana cara
pemindahan lebah madu ke dalam stup?
4.
Apa hasil ternak
lebah madu?
C. Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana, anatomi dan morfologi
dari lebah madu
2.
Mengetahui Bagaimana
cara membudidayakan lebah madu
3.
Mengetahui bagaimana
cara pemindahan lebah madu ke dalam stup.
4.
Mengetahui apa
hasil ternak lebah madu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Lebah
Madu
Lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk
dalam kelas insekta (serangga) dengan sistematika sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Subordo
: Clistogastra
Superfamili
: Apoidea
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : A. cerana Fabr.
1. Morfologi
Lebah Madu
Morfologi lebah madu sama dengan morfologi hewan insekta lainnya
yaitu terdiri dari bagian-bagian:
a.
Kepala
b. Dada
c. Perut.
2. Jenis-Jenis
Lebah Madu
Pada umumnya lebah madu yang dipelihara di Indonesia, adalah :
a.
Apis
mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur
dari Italia, Australia)
b.
Apis
cerana (lebah lokal, Indonesia, Asia)
c.
Apis
florea/trigona (lebah klanceng, bentuk kecil
seperti semut hitam dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah)
d.
Apis
dorsata (tawon gung, lebah liar).
3. Organisasi/Kasta
Lebah
a. Lebah
Ratu
·
Tugas
ratu hanya satu yaitu bertelur(dapat menjadi lebah jantan, pekerja, dan kadang
calon ratu).
·
Hidupnya
sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh lebah pekerja khusus serta
kebersihan badannya diurus oleh lebah pekerja.
·
Ciri
lebah ratu mempunyai tubuh paling besar diantara lebah-lebah yang ada dalam
sarang
·
Warna
merah agak kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan dapat menyengat berkali-kali
dalam hidupnya, tanpa mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah
pekerja, Dapat hidup ± 4 tahun.
b. Lebah
Jantan
·
Tubuhnya
lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna kehitam-hitaman.
·
Sifatnya
pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk dikawini (lalu mati)
·
Makan
minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat
rakus dengan makanan
·
Suaranya
keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka berkelahi
·
Sel
telur lebah jantan lebih besar, tutupnya menonjol
·
Masa
paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah pekerja
·
Umur
lebah jantan ± 70 hari/10 minggu.
c. Lebah
Pekerja
·
Adalah
jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur seperti ratu
·
Tubuhnya
lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecocklat-coklatan
·
Sifatnya
agresif, disiplin dan bertanggung jawab.
·
Mempunyai
sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya kemudian
mati setelah bertahan paling lama tiga hari
·
Tugas
lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva, membuat
sarang, mencari nektar dan tepung sari, memproses dan menyimpan madu, mencari
air dll.
·
Umur
lebah pekerja ± 70 hari/10 minggu
Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:
·
Lebah pekerja
dewasa
·
Lebah pekerja agak
dewasa
·
Lebah pekerja muda
4. Siklus
Hidup Lebah Madu
Siklus hidup lebah pejantan selama 24
hari. Telur menetas setelah 3 hari,
larva beumur 6 hari, pupa berumur 7
hari, mencapai lebah dewasa setelah 24 hari.
Pada periode larva, larva-larva
dalam sel akan memakan madu dan pollen sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, setelah itu
larva menjadi pupa. Pada periode pupa
tidak makan dan minum. Periode
ini terjadi perubahan tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah lebah sempurna akan keluar sel
menjadi lebah muda.
Lama hidup lebah ratu berkisar antara 3-5
tahun. Telur menetas setelah 3 hari, larva berumur 5 hari, perubahan larva jadi
pupa 1 hari, pupa berumur 3 hari, dibutuhkan waktu 15 hari untuk menjadi lebah
ratu sempurna, dan keluar dari sel yang khusus untuk calon ratu. Siklus hidup lebah pekerja berkisar selama
21 hari. Telur menetas setelah 3 hari, kemudian butuh 5 hari
menjadi larva, perubahan larva menjadi pupa butuh waktu 1 hari, pupa berumur
selama 7 hari, setelah menjadi lebah sempurna dan kemudian keluar dari sel menjadi lebah muda
yang sesuai dengan selnya.
B. Jenis-Jenis Lebah Madu
Lebah termasuk hewan yang masuk
dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam,
yang banyak terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana),
lebah hutan atau tawon gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis
Florea). Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis
lebah madu import (Apis mellifera). Lebah
unggul, sesuai namanya, yang paling disenangi pasar. Jenis ini lebih produktif
dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak.
Lebah yang dibudidayakan oleh
kebanyakan peternak di dunia ini awalnya berasal dari daratan Eropa. Menurut
asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1.
Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia
menyebar sampai Afghanistan, Cina maupun Jepang.
2.
Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa,
misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.
Apis mellifera terdiri
dari 3 jenis yaitu Apis mellifera, Apis mellifera adansoni dan Apis
mellifera indica.
a.
Apis mellifera
Lebah
jenis ini terdiri dari 5 sub jenis yaitu :
(1) A. mellifera
lingustica (lebah madu Italia)
Ciri-ciri : pada tiga segmen (ruas) punggung
terdapat sabuk kuning, Rambut tipis berwarna merah, Lebah ratu pada umumnya
berwarna kuning kecoklatan, Lebah jantan berwarna lebih terang dan aktif
bergerak. Lebah ini tergolong jinak dan penghasil madu nomor satu, baik jumlah
maupun mutu. Lebah jenis ini merupakan jenis lebah yang banyak dipelihara di
Indonesia. Masyarakat Indonesia biasa menyebut sebagai A. milifica.
(2) A. mellifera
carnica (lebah madu karniolan)
Lebah madu karniolan cukup terkenal di Amerika
serikat. Lebah ini berwarna gelap, tetapi rambut bagian perut berwarna lebih
muda. Meskipun cukup rajin menghasilkan madu, tetapi lebah ini suka
berpindah-pindah tempat hidup. Apabila dipelihara di dalam stup (kandang berupa
kotak), lebah ini mudah sekali hijrah.
(3) A. mellifera
caucasia (lebah madu kaukasia),
Sesuai dengan namanya, lebah madu kaukasia berasal
dari pegunungan Kaukasus, Rusia. Sebagian besar lebah kaukasia berwarna gelap,
tetapi ada juga yang berwarna kuning dan jingga dibagian perutnya. Lebah ini
bersifat halus.
(4) A. mellifera
lehzeni (lebah madu skandinavia),
Lebah madu skandinavia banyak hidup di wilayah
Jerman bagian utara, Norwegia, Swedia dan Finlandia. Lebah ini berwarna hitam
kecoklatan.
(5) A. mellifera
mellifera (lebah madu Belanda).
Lebah madu Belanda tergolong lebah yang suka berpindah
rumah. Hasil madunya sedang. Warna tubuhnya gelap.
a.
Apis mellifera adansoni
Apis
Mellifera adansoni berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan Apis mellifera. Lebah ini terdiri dari 3 sub jenis
yaitu A. Mellifera fasciata (Lebah madu Mesir), A. mellifera
intermissa (lebah madu malta), A. mellifera unicolor (lebah madu
madagaskar).
Lebah jenis ini tersebar luas dan mendiami kawasan yang membentang dari
Laut Tengah, Afrika Utara, melintasi Gurun Sahara hingga ke ujung Afrika
Selatan. Lebah ini hampir-hampir tidak mau meningkalkan sarangnya sehingga
sulit diambil madunya. Namun demikian, hasilnya madunya cukup baik.
Ketiga sub jenis lebah tersebut antara lain dibedakan berdasarkan warna
tubuhnya. Lebah madu Mesir memiliki rambut berwarna perak dan perutnya bersabuk
kuning kemerahan. Lebah madu malta yang berasal dari Pulau Malta, Laut Tengah,
penampilan fisiknya mirip dengan lebah madu Eropa, tetapi warnanya hitam dengan
rambut perut berwarna abu-abu. Lebah madu madagaskar seluruh tubuhnya berwarna
hitam legam.
b.
Apis mellifera indica
Ukuran badan
Apis mellifera indica lebih kecil
dibandingkan 2 jenis lebah di atas. Jenis lebah ini tersebar luas di seluruh
Asia mulai Pakistan, India, Srilanka, Indonesia, Filipina, Jepang dan Cina.
Lebah lokal ini mudah dirawat sehingga memudahkan bagi pemula atau peternak
yang masih belajar. Lebah madu daerah tropik terdiri dari 3 jenis yaitu Apis indica berwarna gelap, Apis peroni yang berwarna lebih gelap
serta Apis pieca yang paling gelap.
Produksi madunya tergolong rendah yaitu 2-8 Kg setahun.
3) Apis dorsata,
memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub tropis dan
tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di
Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
4) Apis florea merupakan spesies terkecil tersebar
mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya
dengan tawon klanceng
Di Indonesia telah dikenal beberapa
jenis lebah penghasil madu, yaitu:
a.
Apis dorsata (Tawon gung / Odeng)
Telah lama
dikenal jenis lebah ini, namun sampai sekarang belum banyak dibudidaya kan.
Lebah ini sejak dahulu selalu hidup di alam terbuka, Rumah atau kerajaan
dibangun dipohon-pohon yang tinggi, menggantung dan sering berbentuk bulat.
Sarang / rumahnya dibentuk sehingga tertudung dari hujan dan panas matahari.
Sifat sangat
galak/ganas dan akan menyerang apabila diganggu dan dapat menyerang manusia
atau hewan secara sendiri maupun berkelompok. Madu yang dihasilkan encer /
cair. Produksi madu diambil oleh pemungut yang benar-benar ahli dalam memungut
lebah yang galak ini.
b.
Apis florea atau Trigona (Tawon Lanceng)
Species lain
dari apis florea adalah Apis airrdiipenus. Nama lebah ini dijawa
disebut dengan lanceng atau
gala-gala, sedangkan disunda disebut dengan teuweul. Lebah ini bentuknya
kecil-kecil, hidup dilubang kayu-kayu kadang-kadang diantara dinding bambu,
Lebah ini umumnya tidak galak dapat menghasilkan lilin lebih banyak dan madu,
tetapi madunya sedikit sehingga kurang menarik perhatian untuk dibudidayakan.
Lebah ini
mempunyai sifat kurang agresif (tidak suka menyerang) dan biasanya membuat
sarang berlapis-lapis secara paralel. Hasil madu yang bisa diperoleh dengan
cara ini bisa mencapai 10 kg per kalori per tahun. Lebah ini lebih tahan
terhadap penyakit dibanding Apis mallifera. Dan lebah ini biasanya lebih mudah
pindah / hijrah. Lebah ini banyak menghasilkan madu dan kegairahan untuk
beternak di tempat tertentu seperti Jawa tengah karena kebutuhan akan lilin
untuk membatik.
c.
Apis indica
Apis indica, telah lama dikenal di Indonesia. Namun pemeliharaan secara
besar belum banyak dilakukan Jenis ini terdapat diseluruh Indonesia, di Jawa
dan dan Bali biasanya dipelihara dalam kayu berlubang (glodong) dan juga dalam
bejana. Secara alam lebah ini membuat sarang bersisir-sisir panjangnya antara
25-30 cm dan lebar antara 15-20 cm . ukuran sel sarangnya antara 3,8 mm – 4 mm.
Jumlah anggota koloni 8.000 – 20.000 ekor.
d.
Apis mellifica
Apis mallifica Lebah ini lebah import / jenis Eropa. Dikenal dengan lebah
jenis Italia. Sifatnya ramah /lebih jinak jarang hijrah dan lebih aktif mencari
makan. Ukuran badan lebih besar dari Apis
indica (1,25 x besar apis indica/apis cerana). Lebah ini mempunyai
kelebihan dalam memproduksi madu mencapai 50 kg per kalori selama musimnya, daya
adaptasi lebih tinggi. Namun ada juga kekurangannya yaitu lebah jenis ini (Apis mellifera) lebih peka
terhadap tungau Varroa.
Pada tahun
tujuh puluhan lebah ini di import dan telah mulai dikembangkan. Ukuran sel
sarang 5,7 – 8,8 mm. Jumlah anggota koloni mencapai 80.000 ekor.
Ciri-ciri yang merupakan kelebihan Apis mellifera adalah :
·
Tiga pasang (segment) dari bagian belakang (abdomen)
berwarna kuning
·
Sifatnya sabar
·
Produksi madu tinggi
·
Sarang dijaga tetap bersih
·
Lebih tahan terhadap bakteri serta Dapat menghalau hama
ngengat malam.
C.
Budidaya Lebah Madu (Apis Indica )
Budidaya
lebah madu telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia,
khususnya yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan. Mereka mengenal dengan
baik tradisi budidaya lebah madu, khususnya jenis lokal Apis cerana, meskipun dalam bentuk dan teknik sederhana. Pada tahun
1970an, diprakarsai oleh Pusat Apiari Pramuka, mulai dikembangkan budidaya
lebah madu secara modern menggunakan jenis lebah eropa (A. mellifera) yang didatangkan dari Australia.[1]
Budidaya
lebah madu adalah segala upaya memelihara dan mengatur kehidupan lebah dengan
tehnik tertentu yang disesuaikan dengan syarat – syarat lebah sehingga
diperoleh produksi madu dan pendapatan yang maksimal. Budidaya lebah madu bermanfaat
menambah pendapatan masyarakat dari hasil produksi lebah madu. Ikut membantu
terjadinya penyerbukan bunga sehingga dapat meningkatkan berbagai jenis
tanaman.
Dengan
keperluan pakan lebah untuk budidaya lebah madu diharapkan masyarakat dapat
menyadari untuk menanam dan memelihara pakan lebah sehingga lingkungan jenis
lestari dan hijau sebagaimana dengan vegetasinya. Membantu menambah gizi
keluarga dan variasi jenis tanaman. Untuk kesehatan dan pengobatan dengan
sengat lebah (akupuntur lebah). Alam Indoensia sebenarnya masih sangat
potensial untuk dimanfaatkan beternak lebah. Hutan yang masih terhampar, areal
perkebunanan yang membentang, kawasan perhutani, areal perkebunan bunga adalah
lahan subur untuk beternak lebah. Idealnya adalah lahan perkebunan atau taman
bunga seperti perkebunan kopi, karet, mangga, randu, kaliandra, kelengkeng,
juwet, apel, dan rambutan. Jenis pohon tersebut akan berbunga banyak dan dalam
waktu yang relatif lama. Tidak usah membeli perkebunan, cukup dengan menyewa
lahan tersebut sampai musim bunga tanaman tersebut selesai sehingga akan
dihasilkan madu berdasarkan spesifikasi jenis bunga tertentu.
Berhasil tidaknya budidaya lebah madu tergantung[2] :
1. Ada sumber makanan ( madu / bunga, tepungsari / pollen / bunga)
ada tanaman berbunga.
2. Bibit lebah madu yang baik, yaitu anggota koloni banyak, dalam datu stp / sarang minimal 6 sisiran dan pejantan jumlahnya sedikit ( < 100 ekor).
3. Pembudidaya / peternak ( orang yang bersangkutan ).
4. Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.
A.
Persyaratan lokasi
Pemilihan
lokasi budidaya lebah madu dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Lokasi yang disukai lebah adalah
tempat terbuka. Daerah sekitar banyak tanam-tanaman yang berbunga. Tersedianya
cukup pakan lebah 0.5-0.7 km untuk Apis cerana 1,5 – 2 km Apis mallefera.
b. Suhu Lingkungan berkisar 26-34 oC
dengan kelembagaan 70-80 %. Kondisi ini optimum untuk lebah melakukan segala
kegiatan. Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26 oC,
pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah
masih beraktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25
0C) seperti Malang dan Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan.
c. Tersedianya cukup air bersih.
d. Jauh dari gangguan (bau, asap,
kebisingan, hama dan penyakit dan angin kencang pada jam 11.00 – 14.00). Kotak
menghadap ke timur dan cukup sinar pagi. – Letak kotak minimal 30 cm dari tanah
antara kotak 1-2 meter.
e.
Jauh dari ladang sayur yang sering disemprot dengan
pestisida.
B.
Teknis budidaya
Teknik
budidaya lebah madu Budidaya lebah madu ada 2 cara, yaitu :
a. Secara menetap (stative bee
keeping) lebah diperoleh dari koloni yang belum dibudidayakan.
Koloni lebah madu yang belum dibudidayakan sering
dijumpai di atap rumah, lubang-lubang batang pohon dan sebagainya. Suatu koloni
dapat ditangkap langsung lalu dimasukan ke dalam kotak penangkap yang sudah
diisi sisiran kosong dan larutan gula kental yang diletakan dekat koloni lebah
yang telah ditangkap.
Mula-mula koloni lebah diasapi secukupnya sehingga
lebah menjadi jinak atau tidak agresip. Irislah sisran sarang lalu ikatkan pada
bingkai sarang perlahan-lahan ,kemudian cari ratunya. Masukan lebah ratu ke
dalam sangkar ratu lalu tempelkan ditengah sisiran yang sudah disiapkan di
dalam kotak lebah. Sisiran lebah yang dipindah adalah sisran muda yang berwarna
putih dan penuh larva, madu dan tepungsari (pollen). Letakkan kotak lebah pada
tempat yang agak terbuka supaya anggota koloninya yang lain dapat masuk kedalam
kotak itu. Setelah semua lebah masuk, kotak ditutup. Sehari setelah
penangkapan, kurungan ratu dibuka dan agar ratu tidak terbang maka sayap depan
lebah ratu dipotong sedikit. Tiga hari setelah penangkapan, lebah sudah tenang
dan akan aktif kembali mencari makan, mebuat sarang dan sebagainya.[3]
a. Budidaya lebah secara berpindah (Megratary
bee keeping) koloni diperoleh dari lebah paket.
C.
Teknik Pemeriksaan Koloni Lebah
Pemeriksaan koloni
dimulai 3 hari setelah penangkapan atau pembibitan. Setelah koloni kelihatan
berkembang biak, pemeriksaannya cukup sekali seminggu. Langkah-langkah pemeriksaan koloni lebah
adalah sebagai berikut :
1)
Persiapkan
perlengkapan petugas.
2)
Pemeriksa dan
pembantu pemeriksa berdiri di kiri kanan kotak agar tidak menutupi jalur
terbang lebah , sehingga tidak disengat.
3)
Perlahan-lahan
tutup luar dibuka sampai sedikit bergeronggang. Pada koloni sedikit dihemburkan
asap dengan 2 – 3 kali pengasapan.
4)
Tutup dalamnya
dibuka dan diasapi kembali dengan sekali hembusan. Jika pada tutup terdapat
segerombolan lebah, tutup dalam goyangkan diatas kotak lebah, sehingga lebah
jatuh pada kotaknya.
5)
Bingkai diangkat
dari tepi secara perlahan-lahan, jika sukar dapat digunakan pengungkit.
6)
Angkatlah bingkai
dan periksa satu persatu, pemeriksaan harus selalu diatas peti lebah, sehingga
apabila ratu lebah jatuh akan tepat pada koloni yang sedang diperiksa.
7)
Periksalah secara
cepat dan cermat keadaan ratu, larva, telur dan madu serta tepung sarinya.
8)
Catat hasil
pemeriksaannya.
9)
Bingkai-bingkai
sisiran kembalikan pada posisi semula kemudian tutuplah kotak seperti keadaan
semula.
D. Cara
Pemindahan Lebah ke Stup
1.
Migratory (Pengangonan)
Yang dimaksud
migratory disini adalah
proses pemindahan koloni lebah,
dimaksudkan untuk melakukan pengangonan.
Pengangonan ini dilakukan apabila tanaman
pakan lebah di
lokasi pemeliharaan tersebut
sudah tidak ada musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah lain
yang ada musim bunga, hal ini dilakukan untuk tujuan mempertahankan
kondisi koloni lebah
maupun tujuan produksi.
Dan pengangonan ini biasanya dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera,
namun tidak untuk
Apis cerana. Pemindahan
ini sebaiknya dilakukan
pada malam hari, karena
lebah- lebah sudah
masuk stup dan
dalam keadaan tenang.
Langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam proses pemindahan Apis mellifera, yaitu
:
1) Pada
waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu stup segera ditutup.
2) Sisiran yang
berisikan madu diambil
dan diganti dengan fondasi
sarang.
3) Sisiran dirapatkan
agar tidak mudah
bergerak, kalau perlu bingkai sisiran dijepit dengan paku.
4) Pada
pengangkutan diusahakan lubang-lubang dan ventilasi tidak menghadap ke arah
perjalanan.
5) Setelah sampai
di tempat, pagi
hari pintu dibuka
sedikit demi sedikit
agar lebah pekerja
mengenal situasi di daerah itu.
E. Hasil Ternak
Lebah Madu
Panen
dapat dilakukan dengan memilih bingkai sarang yang siap dipanen atau memanen
seluruh bingkai sarang. Pemanenan dilakukan satu dua minggu setelah musim
bunga. Bingkai sarang yang siap dipanen dapat dikenali dengan ciri-ciri lapisan
lilin tipis telah menutupi bingkai sarang.
Bingkai
sarang yang akan dipanen diambil dari kotak kemudian lebah madu pada bingkai
sarang dibersihkan dengan kuas lembut. Lapisan penutup pada bingkai sarang
dikupas atau dikikis dengan alat pemotong sarang, kemudian dilakukan ekstraksi.
Madu diekstrak dari bingkai sarang dengan menggunakan alat ekstraktor kemudian
madu yang terkumpul dimasukkan dalam botol steril, ditutup, disortir dan diberi
label apabila akan dipasarkan. Setelah dimasukkan ekstraktor, bingkai sarang
akan terlihat kosong dan tidak ada lagi madu yang tersisa. Setelah dipanen,
koloni lebah madu di dalam stup perlu ditambahkan pakan buatan untuk
menghindari lebah madu kekurangan pakan.
a.
Madu
Madu merupakan cairan manis yang dihasilkan lebah pekerja yang berasal dari bunga
dan bagian lain dari tanaman. Warna
madu tergantung pada asal bunga yaitu dapat berwarna coklat, kuning putih, dan
lainnya. Setiap
lebah pekerja satu hari dapat mengumpulkan ±50gr nektar yang diubah menjadi
madu sekitar 20-30 mgr.[4]
Madu
sangat banyak manfaatnya dan mengandung banyak komponen yang sangat baik untuk
kesehatan manusia, antara lain : a) sebagai makanan yang bergizi tinggi, yaitu
mengandung, glukosa (35%), fruktosa(41,0%), sukrosa (1,9%), protein dan Vitamin
(A, BI, B2, B12, C, B Komplek), b) mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh
manusia seperti: Karbohidrat, Kalori, Phospor, Air, Kalsium, Zat besi, Vitamin
C, Protein, c) sebagai obat/Kosmetik - Obat sakit flu, masuk angin, sakit mata,
luka bakar. - Bahan kosmetik pembersih kulit, dll.
Madu
telah dikenal pada zaman Mesir kuno, yaitu digunakan sebagai obat-obatan dan di
dalam kitab suci umat Islam Al-Quran (Q.S. An Nahl) madu disebutkan mempunyai
banyak manfaat. Demikian juga pada zaman perang dunia pertama, madu dicampur
dengan hati ikan kod digunakan untuk menyembuhkan tentara yang terluka.
b.
Pollen (Tepung Sari)
Pollen adalah
tepung yang bentuknya bulat kecil seperti gula putih berasal dari serbuksari
bunga dan dapat berwarna kuning, putih. jingga, merah, dll. Satu kelompok lebah dalam
satu musim bunga dapat mengahasilkan 3.600 gr. Kegunaan : Untuk makanan
larva dan lebah pekerja mudasebagai, sumber protein ditujukan untuk
perkembangan koloni. Untuk kesehatan , yaitu sebagai sumber protein (obat
kuat), kekurangan gizi, mengatasi penyakit hepatitis kronis, kemandulan dan
depresi.[5]
c.
Royal Jelly
Royal
Jelly merupakan cairan kental berasa asam yang dihasilkan dari kelenjar
hyphopharinx (bagian tengkuk) lebah pekerja muda, berwarna putih seperti susu
dan dapat juga disebut "Susu Ratu". Di dalam royal jelly banyak
mengandung komponen seperti protein, gula, lemak, mineral, dan vitamin.
Bentuknya berupa bubuk putih agak lengket yang berasal dari kelenjar yang ada
di dalam kepala lebah pekerja muda. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan
penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran
obat-obatan.[6]
d.
Propolis
Propolis
berasal dari cairan resin pohon yang dicampur dengan malam di dalam sarang.
Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh
virus influensa. Selain itu, propolis dapat mencegah terjadinya kanker usus besar.
Juga dapat menghambat beberapa patogen karena dapat berfungsi sebagai
antibiotik sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Cara kerja propolis
dalam melawan bakteri dengan merusak dinding bakteri.
e.
Malam (Wax)
Malam
dibuat oleh lebah madu merupakan jenis produk lilin alami yang paling sempurna.
Lilin dari malam yang diproduksi lebah madu dapat mengeluarkan bau harum dan tahan
menyala lebih lama serta lebih bersih dari lilin pada umumnya. Lilin lebah
(malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap
bahan campuran. Malam
juga digunakan untuk membuat berbagai bentuk patung dan model-model lain.
f.
Bisa Sengat Lebah (Bee Venom)
Lebah
juga mempunyai bisa sengat yang berguna mengobati berbagai macam penyakit.
Menurut Ahmad Taufiq Arminudin, terapi manfaat bisa sengat lebah melalui
sengatan sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Di Asia, orang-orang Cina
telah lama memanfaatkan bisa sengat lebah. Lebah sangat disiplin juga pekerja
keras, mengenal pembagian kerja, segala hal yang tidak berguna disingkirkan
dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Generasi muda
sekarang terutama anak-anak harus bisa mencontoh sifat yang dimiliki lebah. Kegunaan bisa sengat
lebah adalah sebagai pertahanan
diri/koloni, mengobati
penyakit reumatik/sakit pinggang, dll.
g.
Proses Penyerbukan (Polinasi)
Pengambilan
nektar dan tepungsari yang dilakukan 56 oleh lebah pekerja secara tidak
langsung mempercepat proses penyerbukan suatu tanaman yang menjadi makanan
lebah. Menurut pengamatan tanaman yang penyerbukannya dilakukan oleh lebah
hasil produksinya lebih meningkat dibanding karena angin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Lebah
madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk dalam kelas insekta
(serangga). Tubuhnya
terdiri dari kepala, dada, dan perut.
2.
Siklus
hidup lebah pejantan selama 24 hari. Lama hidup lebah ratu berkisar antara 3-5 tahun. Siklus hidup
lebah pekerja berkisar selama 21 hari.
3.
Hasil ternak lebah
terdiri dari madu, pollen, royal jelly, propolis, malam (wax), bisa sengat
lebah dan polinasi. Hasil ternak ini memiliki kegunaan seperti menyembuhkan
penyakit, kosmetik, bahan pencampur obat-obatan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.
2008. Cara Praktis Budidaya Lebah Madu.
Tim pelatihan budidaya lebah madu : Tegal.
Anonym. 2011. “Petunjuk
Pengolahan Lebah Madu”. Dalam Alamat http://disbun.jatimprov.go.id/pustaka/phocadownload/Petunjuk%20Teknis%20Pengolahan%20Lebah%20Madu.pdf.
Diakses pada tanggal 20 November 15.44 WIB/
Codex
Alimentarius Commission. 1989. Codex Standards of Sugars (honey).
Supplement 2 to Codex Alimentarius Vol. III. Food and Agriculture
Organization, Rome.
Dinas Perkebunan Prov Jatim. 2000. Pengolahan Lebah Madu, (http://disbun.jatimprov.go.id/pustaka/phocadownload/Petunjuk%20Teknis%20Pengolahan%20Lebah%20Madu.pdf). Diakses tanggal 26 November 2015 pukul 19.15 WIB
Odjon
Solikin. 2015. Budidaya Lebah Madu. http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/teknis/53-budidaya-lebah-madu.html
Diakses pada tanggal 24 November 2015
Proyek
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Bappenas. 2000. Peternakan
Budidaya lebah, (http://www.warintek.ristek.go.id/peternakan/budidaya/lebah.pdf), Diakses tanggal 25 November 2015 pukul 17.00 WIB
Siregar,
H. C. H. 2006. Pengantar pengenalan madu. Paper. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Pertenakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor
Warisno,. “Budidaya Lebah
Madu,” Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996.
[1] Hadisoesilo,
S. (1992). Evolutionary and development
of bee keeping in Indonesia (pp.39-44).
[3] Odjon Solikin. 2015. http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/teknis/53-budidaya-lebah-madu.html Diakses pada tanggal 24 November 2015
[4] Dinas Perkebunan Prov
Jatim, 2000, Pengolahan Lebah Madu, (http://disbun.jatimprov.go.id/pustaka/phocadownload/Petunjuk%20Teknis%20Pengolahan%20Lebah%20Madu.pdf), Diakses tanggal 26 November 2015 pukul 19.15
WIB
[6] Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Bappenas, 2000, Peternakan Budidaya lebah, (http://www.warintek.ristek.go.id/peternakan/budidaya/lebah.pdf), Diakses tanggal 25 November 2015 pukul 17.00
WIB
No comments:
Post a Comment