LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PENGARUH JUMLAH RAGI TERHADAP VOLUME MINYAK KELAPA


A.   Tujuan
Tujuan praktikum yang kami lakukan yaitu ingin mengetahui pengaruh jumlah ragi terhadap volume minyak kelapa yang dihasilkan .  

B.   Landasan Teori
Kelapa merupakan jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan, seperti minyak kelapa , nata de coco, dan santan makanan. Dari ketiga produk olahan tadi, minyak kelapa merupakan produk yang paling sering dibuat oleh petani. Minyak kelapa mempunyai kestabilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa sawit dan kedelai. Kestabilan yang tinggi menyebabkan jenis minyak ini banyak digunakan pada produk-produk pangan yang membutuhkan daya simpan yang lama, seperti pada penggorengan produk kacang-kacangan, makanan ringan, dan pada pengolahan produk biscuit (Trubus, 1995).
Secara umum, produksi minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara kering yaitu dengan cara mengepres kopra dan mutu minyak yang dihasilkan ditentukan oleh mutu kopra dan proses pemurnianya. Sedangkan cara basah, minyak didapatkan dengan membuat santan yang lebih kental dengan cara tradisional (teknik pengolahan dengan pemanasan), dan dengan teknik pengolahan tanpa pemanasan (fermentasi).
Proses produksi minyak kelapa secara fermentasi melibatkan peran jamur Sacharomyces sp. Jamur ini akan memproduksi enzim yang dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur untuk menghancurkan substrat tempat tumbuhnya menjadi senyawa organik yang mudah larut. Dalam endosperma biji kelapa, minyak terikat dengan karbohidrat dan protein, dan Sachromyces akan menghancurkan karbohidrat guna memisahkannya. Minyak akan berada di permukaan atas karena berat jenisnya lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional banyak menimbulkan kerugian seperti mengubah struktur minyak, warna minyak kuning da berbau tengik, dan minyak yang dihasilkan hanya sekitar 15-17%.  Berlawanan dengan hal sebelumnya, minyak kelapa yag dibuat secara fermentasi memiliki keunggulan seperti prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat bahan bakar, minyak berwarna jernih, rendaman miyak yang diperoleh sekitar 22-24%.  Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan proses pembuatan minyak dengan metode fermentasi sangat dipengaruhi oleh jenis substrat, jenis ragi, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Sacharomyces sp.

C.   Variabel, Rumusan Masalah, dan Hipotesis
Variabel bebas       : jumlah ragi yaitu 7,5 gr ; 10 gr ; 12,5 gr
Variabel terikat     : volume minyak kelapa yang dihasilkan
Variabel kontrol    : jenis santan kelapa, jenis dan volume air, jenis ragi, volume santan, dan suhu
Rumusan masalah : apakah jumlah ragi yang diberikan mempengaruhi banyaknya volume minyak kelapa yang dihasilkan?
Hipotesis               : Jumlah ragi mempengaruhi banyaknya volume minyak kelapa yang dihasilkan.

D.   Alat dan Bahan
No.
Alat
Bahan
1.
Waskom
Kelapa yang telah diparut sebanyak 1 kg
2.
Botol plastic
Air hangat
3.
Gelas kimia
Ragi roti (fermipan)
4.
Neraca lengan dua

5.
Saringan

6.
Termometer






E.     Cara Kerja
No.
Langkah Kerja
Keterangan
1.
Kelapa diperas menggunakan air hangat .
2.


Hasil perasan kelapa dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 500 ml.
3.
Air hasil perasan buah kelapa didiamkan selama beberapa menit hingga bagian air dan padatan santan terpisah.
4.
Santan (400 ml) dimasukkan ke dalam botol plastik.
5.
Ragi ditimbang sebanyak 1,5% dari volume santan kelapa yaitu 6 gr.


6.
Ragi dimasukkan ke dalam santan.
7.
Botol ditutup rapat dan diberi label 1
8.
Botol dikocok hingga ragi larut .
9.
Mengulangi langkah kerja dari nomer 1-8 dengan jumlah ragi yang berbeda yaitu 4 gr dan 8 gr.
10.

Ketiga sampel disimpan dalam ruangan tertutup yang suhunya dibuat stabil selama 3 hari.



F.     Data Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan

 1 Karet (a)  = Ragi 4 gram
 2 Karet (b)  = Ragi 6 gram
             3 Karet  (c) = Ragi 8 gram
 Endapan protein paling banyak dihasilkan pada (c), sedangkan endapan protein di (a) dan (b) sama. Dengan demikian minyak yang paling banyak dihasilkan terdapat pada sampel (a) dan (b).

            Pembahasan
Dalam praktikum pembuatan minyak dengan proses fermentasi didapatkan hasil yang percobaan yang berbeda tergantung dari variabel bebas takaran ragi yang digunakan. Pada perlakuan botol 1 digunakan ragi sebanyak empat gram, dan pada botol 2 digunakan ragi enam gram . botol 1 dan 2 menghasilkan jumlah endapan protein yang sama, berbeda dengan perlakuan botol 3 dengan penambahan delapan gram ragi menghasilkan endapan protein yang lebih banyak disbanding hasil botol 1 dan 2. Ragi yang digunakan berasal dari fermipan yang mengandung Sacacharomyces cerevisiae. Proses pembuatan minyak dengan bantuan mikroorganisme ini termasuk dalam pembuatan minyak dengan cara basah.
Menurut Sukmadi & Nugroho (2002) dalam jurnalnya adalah terbentuknya tiga lapisan hasil pemisahan pada pembuatan minyak yaitu lapisan berupa air, minyak dan protein. Lebih lanjutnya proses fermentasi yang dilakukan oleh Sacacharomyces cerevisiae , ekstraksi minyak diperoleh dengan cara memecah ikatan protein yang berperan sebagai stabilisator emulsi. Fermentasi santan kelapa terjadi karena adanya peranan mikrobia dalam santan kelapa. Mikrobia tersebut menghasilkan enzim protease yang menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Pemecahan protein pada emulsi santan akan menyebabkan terjadinya pemisahan antara fasa minyak dilapisan paling atas, air pada lapisan bawah dan protein pada lapisan tengah. Karena berat jenis minyak lebih kecil daripada air, maka lapisan minyak lebih mudah dipisahkan dari lapisan air. Pada hasilnya kelompok kami hanya sebatas melakukan percobaan sampai tahap pemisahan lapisan yang terjadi belum sampai kepada pemisahan antara minyak yang terbentuk dengan lapisan air dan dan protein, maka belum dapat di timbang hasil dari minyak murni itu sendiri.
Pada botol 3 jumlah endapan proteinnya lebih banyak berbanding lurus dengan penggunaan ragi yang takarannya lebih dari takaran botol 1 dan 2. Endapan protein yang terbentuk adalah sebagai akibat dari aktivitas daripada mikroorganisme yang digunakan. Hal tersebut di jelaskan oleh Yati Sudaryati dkk dalam jurnal Analisis Biokimia Minyak. Kelapa Hasil Ekstraksi, bahwa Adanya aktivitas proteolitik pada Sacharomycopsis, menunjukkan bahwa biakan khamir ini dapat memutuskan ikatan protein. Hasil uji aktivitas lipolitik tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena tidak adanya zona bening disekitar koloni biakan uji. Fungsi enzim lipolitik adalah untuk memecah ikatan lemak menjadi ester. Hasil ini mengindikasikan bahwa Sacharomycopsis ini tidak menghasilkan enzim lipolitik, sehingga tidak terjadi reaksi pemutusan ikatan lemak yang terkandung dalam santan kelapa. Banyaknya ragi yang diberikan semakin berpengaruh pada proses fermentasi pemisahan protein dengan minyak.
           





G.        Kesimpulan

·         Jumlah ragi yang diberikan akan mempengaruhi produksi minyak yang dihasilkan karena semakin banyak mikroorganisme yang terlibat dalam dalam proses fermentasi.
·         Beberapa factor yang dapat mempengaruhi keberhhasilan pembuatan minyak adalah faktor  pH dan kualitas kelapa yang digunakan serta faktor lingkungan sekitar
·         Sacacharomyces cerevisiae berperan sebagai aktivis proteolitik pada yang menunjukkan bahwa biakan khamir ini dapat memutuskan ikatan protein yang terdapat pada santan




















Daftar Pustaka
Sudaryati, Yati dkk. 2008. Analisis Biokimia Minyak Kelapa HASIL Ekstraksi  secara Fermentasi. Vol.9 No.2: 91-95 (http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0902/-D090203.pdf). Diakses 26 April 2013
Sutarmi dan Rozaline, H., 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO, Jakarta:  Penebar Swadaya, Hal. 11-29.
Utami, Lucky I. 2008. Pengambilan Minyak Kelapa dengan Proses Fermentasi Menggunakan Scharomyces cereviceae amobil. Vol.8 No.2: 86-95 (http://eprints-.upnjatim.ac.id/2808/1/Lucky_3.pdf) . Diakses 26 April 2013
Widiandani, Tri dkk. Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Kelapa yang Dibuat dari Cocos nucifera dengan Berbagau Metode Kimiawi dan Fifik. (http://journal.unair-.ac.id/filerPDF/Publikasi4_minyak@2010a.pdf). Diakses 26 April 2013

Yurnaliza. 2007. Pengaruh Variasi pH  dan Konsentrasi Inokulum Pada Produksi Minyak Kelapa Secara Fermentasi. Vol. 2 No. 1 : 4-6 (http://repository.usu.ac.id/-bitstream/123456789/17547/1/bio-jan2007 2%20%283%29.pdf). Diakses 26 April 2013

No comments:

Post a Comment