LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I Tentang OSMOSIS





I.      PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
            Osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semipermeabel, yaitu membrane yang dapat ditembus air  dan molekul zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Contoh membrane semipermeabel antara lain  kertas kaca atau kertas selofan yang dapat ditembus  oleh molekul garam dapur tetapi tidak dapat ditembus molekul gula.
            Pada sel tumbuhan, di sebelah dalam dinding sel terdapat selaput plasma atau selaput sel yang terdiri atas lipid dan protein sehingga sering disebut lipoprotein. Selaput ini tidak sekedar semipemeabel, tetapi selektif permeable, artinya zat terlarut yang diperlukan oleh sel akan dapat menembusnya, walaupun berukuran besar, sedangkan zat terlarut yang berukuran kecil karena tidak diperlukan sel tidak dapat menembusnya. Kemampuan sel memilih atau menyeleksi zat karena komposisi kimiawi membrane sel tersebut. Interaksi antara zat terlarut dengan sifat kimia membrane sel akan menentukan dapat tidaknya zat terlarut menembus membrane sel.
            Jika air di sekitar sel masuk ke dalam sel makan tekanan plasma di dalam sel akan  meningkat. Keadaan tegang antara dinding sel dengan isi sel disebut turgor. Tekanannya dikenal dengan tekanan turgor.
            Kemampuan sel untuk menyerap air  dari lingkungannya dikenal dengan nilai potensial osmotic atau nilai tekanan osmotic. Potensial osmotic suatu larutan senantiasa negative yang ekuivalen dengan nilai tekanan osmotic dapat dinyatakan dalam Atmosfer (atm), Megapasca (MPa), atau Bar (2,5 MPa = 25 Bar = 24,67 atm).

Makin tinggi kadar air dalam sel makin tinggi tekanan turgornya dan makin rendah daya serapnya, sebaliknya makin rendah kadar airnya makin rendah tekanan turgornya dan makin tinggi daya serapnya.

Pada tumbuhan, tekanan turgor yang tinggi ditunjukkan oleh segarnya bagian tubuh tumbuhan, misalnya daun. Sebaliknya, tekanan turgor rendah ditunjukkan layunya bagian tubuh tumbuhan tersebut.
Jika tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu bahkan air yang dalam sel akan ke luar sel. Akibatnya tekanan turgor akan terus menurun. Jika hal ini berlangsung secara berkepanjangan maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel, disebut plasmolisis. Jika plasmolisis berlangsung berkepanjangan maka sel akan mati.
Nilai potensial osmosis suatu larutan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus J.H. Van’t Hoff
            Keterangan:
    = Potensial osmosis
M     = Molaritas (mol zat terlarut/1.000 g)
I       = Konstanta ionisasi
R     = Konstanta gas (0,00831 L. MPa M-1K-1)
T      = Temperatur absolute Kelvin (0C + 273) 
            Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai osmotic ditentukan oleh 4 faktor, yakni:
  1. molaritas atau konsentrasi zat terlarut
  2. konstanta ionisasi
  3. konstanta gas
  4. temperature absolute larutan.
Nilai konstanta ionisasi tergantung dari jenis dan sifat molekul zat terlarut. Zat organic seperti glukosa, protein, asam, dan basa lemah adalah zat yang nonionic, nilai 1 = 1,0. untuk senyawa ionic, nilai konstantanya bervariasi, misalnya I untuk NaCl adalah 1,8.
Di samping menggunakan rumus persamaan seperti di atas, nilai potensial osmotic sutau larutan dapat diukur dengan alat yang disebut osmometer dan dengan metode plasmolisis. Pada metode plasmolisis ini besarnya potensial osmotic sel dianggap sama dengan potensial osmotic larutan plasmolitikum yang menyebabkan 50% sel mengalami plasmolisis. Contoh larutan plasmolitikum antara lain larutan sukrosa.
I.2 Tujuan
*      Mengenal system transportasi pada tumbuhan terutama yang terjadi secara osmosis.
*      Mengetahui factor yang mempengaruhi nilai atau tingkat osmosis pada tumbuhan.
*      Pengaruh konsentrasi suatu zat terlarut pada proses osmosis.
II.    BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA
II.1 Bahan
  • Kentang.
  • Gula.
  • Air.
II.2 Alat
o   Tabung Reaksi
o   Pipet tetes
o   Kertas isap/tissue
o   Timbangan 3.11
o   Pinset.
o   Gelas ukur
o   Pisau kecil/silet
II.3 Prosedur.
1.    Sembilan larutan sukrosa (0.8; 0.7; 0.6; 0.5; 0.4; 0.3; 0.2; 0.1; 0.05 M) disiapkan yang setiap jenis konsentrasinya disiapkan sebanyak 50 mL serta disiapkan pula 50 mL aquades sebagai control.
2.    Sebelum kesembilan larutan tersebut, larutan stok dibuat terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar memudahkan pembuatan kesembilan larutan tersebut. Cara pembuatan larutan stok adalah dengan melarutkan gula seberat + 88,5 gram ke dalam 250 mL air agar tercipta larutan sukrosa 1 M. setelah larutan stok disiapkan, kesembilan larutan tersebut bias dibuat dengan cara mencampurkan air ke dalam larutan stok dengan perbandingan sebagai berikut.
No
Larutan Sukrosa
Larutan Stok (1 M)
Aquades
1
0.05 M
2.5 mL
47.5 mL
2
0.1 M
5 mL
45 mL
3
0.2 M
10 mL
40 mL
4
0.3 M
15 mL
35 mL
5
0.4 M
20 mL
30 mL
6
0.5 M
25 mL
25 mL
7
0.6 M
30 mL
20 mL
8
0.7 M
35 mL
15 mL
9
0.8 M
40 mL
10 mL

3.    Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4.    Tiga gram potongan kentang dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut.
5.    Setelah 90 menit potongan kentang tersebut dikeluarkan dari system, kelebihan airnya diserap dengan tissue kemudian ditimbang.
  III.    HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil
            Setelah ditimbang, terjadi perubahan massa akhir kentang setelah direndam selama 90 menit. Perubahan tersebut dapat dilihat dari table berikut:
No
Konsentrasi Sukrosa
Massa Awal Kentang
Massa Akhir Kentang
Waktu
1
0 M
3 gram
3 gram
90 Menit
2
0.05 M
3 gram
4.4 gram
90 Menit
3
0.1 M
3 gram
3.6 gram
90 Menit
4
0.2 M
3 gram
3.5 gram
90 Menit
5
0.3 M
3 gram
3.1 gram
90 Menit
6
0.4 M
3 gram
3.32 gram
90 Menit
7
0.5 M
3 gram
2.9 gram
90 Menit
8
0.6 M
3 gram
3.08 gram
90 Menit
9
0.7 M
3 gram
2.8 gram
90 Menit
10
0.8 M
3 gram
2.86 gram
90 Menit
11
1 M
3 gram
2.23 gram
90 Menit

            Jika dibuat maka grafiknya sebagai berikut:

III.2 Pembahasan
.Di lihat dari table dan grafik hasil percobaan data kelas terdapat indicator ketidakvalidan hasil akhir tersebut. indikator tersebut adalah Pada tingkat perbandingan molaritas sukrosa yang sama seharusnya didapatkan hasil dengan perbandingan massa yang sama.
Ketidakvalidan hasil pegamatan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1      Tools Error, Masih sederhananya alat yang digunakan sangat memungkinkan sekali terjadinya kesalahan data dalam pengamatan ini. Karena akan sangat sulit membuat 11 potongan kentang dengan berat yang sama yaitu 4 gram.
2      Human Error, Jumlah mahasiswa dengan tingkat ketelitian dan kecermatan berbeda tentunya akan menghasilkan data yang bervariasi. Akan tetapi, dalam pengamatan ini menggunakan data kelas sangat beresiko sekali, karena sangat bervariasinya tingkat ketelitian pengamat. Sehingga akan terjadi data yang berbeda dengan yang lain sehingga akan menghasilkan data kelas yang kurang valid.
3      “X” Factor, Factor ini ada di luar prediksi sebelumnya. Mungkin awalnya kita menduga hanya kedua factor di atas yang membuat data di atas kurang valid, namun factor x ini pula lah yang juga menentukan hasil akhir. Untuk membuat sembilan potongan kentang kita menggunakan beberapa kentang, penggunaan beberapa kentang inilah yang membuat tingkat molaritas sukrosa yang berada di dalam kentang yang satu akan sedikit berbeda dengan yang lain.
Perlu diingat sebelumnya, bahwa osmosis terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi. Pada percobaan ini terdapat dua cairan sukrosa yang berbeda konsentrasinya, yaitu cairan sukrosa yang berada di dalam kentang dan cairan sukrosa yang kita buat sendiri. Jika salah satu unsure tersebut mempunyai tingkat konsentrasi sukrosa yang lebih tinggi maka zat terlarut (sukrosa) pada unsure yang konsentrasinya rendah akan berpindah ke yang lebih tinggi tersebut.
Dalam percobaan ini, kita mempunya dua jenis larutan sukrosa yang mempunyai perbedaan konsentrasi yaitu yang berada dalam potongan kentang dan yang berada di tabung reaksi. Jika molaritas larutan sukrosa yang berada di dalam kentang lebih tinggi daripada yang di luar (tabung reaksi; setelah dicelupkan) maka zat terlarut pada larutan sukrosa yang berada di luar akan berpindah ke dalam kentang sehingga akan mnambah massa akhir kentang, begitupun sebaliknya.
Singkatnya, pengamatan ini dinyatakan mempunyai hasil yang valid jika mempunyai tingkat perbandingan massa akhir yang sesuai. Karena massa akhir kentang akan cenderung meningkat jika molaritas sukrosa pada tabung reaksi lebih kecil dan akan menurun massanya jika larutan sukrosa yang berada di tabung reaksi mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi.
 IV.    KESIMPULAN
Dari percobaan ini paling tidak kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1.    Proses Osmosis terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut pada suatu larutan.
2.    Osmosis sendiri mengandung pengertian pepindahan zat terlarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi.
3.    Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat osmosis:
  1. molaritas atau konsentrasi zat terlarut
  2. konstanta ionisasi
  3. konstanta gas
  4. temperature absolute larutan
4.    Massa akhir kentang (sampel percobaan) akan cenderung naik jika konsentrasi larutan sukrosanya yang terkandung didalamnya lebih tinggi daripada larutan sukrosa yang berada diluarnya, begitupun sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA

Najamuddin.2006.Biologi. Surakarta:CV Grahadi
Prawirohartono, Slamet. 1996. Sains Bilologi 3-a. Jakarta:PT Bumi Aksara.
___________________. 1996. Sains Bilologi 2-a. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Syamsuri, Istamar.2000.Biologi 2000.Jakarta:Erlangga.



No comments:

Post a Comment