Aksiologi adalah penerapan ilmu; penerapan ilmu pengetahuan dapat diketahui pertama-tama dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan ilmu itu sendiri dan yang terakhir adalah perkembangannya. Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun fisik material (Koento, 2003: 13).
Scheleer
dan Langeveld (Wiramihardja, 2006: 155-157) memberikan definisi tentang
aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology,
yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan
dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral.
Adapun Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal
utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
atau buruk, sedangkan estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang
keindahan atau tentang penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah
dan jelek.
Pendekatan-pendekatan
dalam Aksiologi
Kattsoff
(2004: 319) mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki
hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Kattsoff
(2004: 323) menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab
dengan tiga macam cara yaitu:
- Subyektivitas yatu nilai sepenuhnya berhakekat
subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai merupakan reaksi yang
diberikan manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung dari
pengalaman.
- Obyektivisme logis yaitu nilai merupakan
kenyataan ditinjau dari segi ontologi, namun tidak terdapat dalam ruang
dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui
melalui akal.
- Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan
unsur obyektif yang menyusun kenyataan.
Situasi
nilai meliputi empat hal yaitu pertama, segi pragmatis yang merupakan suatu
subyek yang memberi nilai. Kedua, segi semantis yang merupakan suatu obyek yang
diberi nilai. Ketiga, suatu perbuatan penilaian. Keempat, nilai ditambah perbuatan
penilaian.
Nilai
kegunaan ilmu
Merupakan
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang
kepada ilmu dan teknologi, sejak dalam tahap- tahap pertama ilmu sudah
dikaitkan dengan tujuan perang, disamping lain ilmu sering meluakan faktor kemanusiaan,
dimana bukan lagi tekhnologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan manusia, namun sebaliknya manusialah yang akhirnya yang harus
menyesuaikan diri dengan teknologi. Menghadapi kenyataan ini ilmu yang pada
hakikatnya mempelajari alam sebagai mana adanya mulai mempertanyakan hal yang
bersifat seharusnya, untuk apa sebenarnya ilmu itu harus digunakan? Dimana
batasnya? Kearah mana ilmu akan berkembang?
Dihadapkan
dengan masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu dan tekhnologi yang bersifat
merusak ini para ilmuan terbagi kedalam golongan pendapat yaitu golongan
pertama yang menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-
nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologi. Sebaliknya golongan kedua
bahwa netralisasi terhadap nilai- nilai hanyalah terbatas pada metavisis
keilmuan sedangkan dalam penggunaanya ilmu berlandaskan pada moral.golongan
kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal yakni:
·
Ilmu secara
factual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang telah dibuktikan
dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan tekhnologi- tehnologi
keilmuan.
·
Ilmu telah berkembang pesat dan makin eksetoris
sehingga ilmuan telah mengetahui apa yang mungkin terjadi apabila adanya
penyalahgunaan.
·
Ilmu dapat
mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi
genetika dan tehnik perubahan social.
Berdasarkan tiga hal itu maka golongan
kedua berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditunjukan untuk kebaikan
manusia tanpa merendahkan martabat dan mengubah hakikat kemanusiaan.
Referensi
Suriasumantri,
Jujun s.2005.Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar
Popular.Jakarta:Surya Multi Grafika
No comments:
Post a Comment