BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bila
kita berbicara mengenai pendidikan maka tak akan ada hentinya karena pendidikan
itu adalah sesuatu yang urgen dan tak mengenal usia, apalagi dimasa sekarang
dimana orang berlomba-lomba mengembangkan kariernya demi kebahagiaan dimasa
depan. Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan
manusia yang merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter
manusia.Pendidikan formal adalah salah satu focus,manusia diberikan dasar-dasar
pengetahuan sebagai dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam
menjalani hidup,dimana dalam hal ini
menjadi suatu jenjang yang memang sudah selayaknya dilalui dalam proses
kehidupan manusia.
Setiap
pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise dan
supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien
dalam program tersebut. Supervisi menurut Purwanto (1987) ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif. Sedangkan Teknik supervisi pendidikan adalah alat yang digunakan oleh
supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat
melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan,
sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik –
teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor
dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara
tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi[1]
Dalam
usaha meningkatkan program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor dapat
menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan. Supervisi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama
dapat tercapai. Teknik supervisi
pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Di
era globalisasi seperti sekarang ini, semua bangsa berlomba meningkatkan sumber
daya manusia yang penuh syarat dengan sumber daya pendidikan,berbagai usaha
perbaikan dan peningkatan kualitas guru yang dilakukan oleh lembaga pendidikan seperti diikutkanya guru untuk mengikuti
penatara-penataran,workshop, diklat dan seminar, semata-mata untuk meningkatkan
profesionalisme guru.
Eksistensi
sebuah lembaga pendidikan terletak pada pada kualitas sumber daya manusia yang
dihasilkan oleh lembaga tersebut,karena pada hakekatnya berdirinya sebuah
lembaga pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas tersebut ialah melalui proses belajar mengajar disekolah.
Proses pembelajaran ini akan berjalan baik,efektif dan efisien apabila guru
sebagi fasilitator mempunyai kompetensi yang memadahi. Dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan,guru merupakan komponen sumber daya manusia
yang harus dibina dan dikembangkan secara kontinu dan konsisten akan tetapi
tidak semua guru yang dididik dilembaga pendidikan terlatih dengan baik.Oleh
karena itu potensi sumber daya guru
terus ditumbuh kembangkan agar dapat melakukan tugasnya secara professional.
Selain
itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru untuk secara kontinu
belajar beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seerta
mobilitas masyarakat,sehingga guru sebagai science agent dapat melakukan
misinya hingga dapat dapat diterima dengan baik oleh para siswanya dan stake
holders yang ada.
Ditjen
Dikdasmen menegaskan bahwa supervisi pendidikan merupakan kegiatan-kegiatan
menciptakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesional guru secara terus
menerus ,kegiatan supervise ini memungkinkan guru-guru memperoleh arah diri dan
belajar dalam own problem solving yang dihadapi dalam pembelajaran dengan
imajinatif,inisiatif dan kreatif .Jadi supervisi pendidikan dan pengajaran
perlu diarahkan pada upaya-upaya memberikan kesempatan kepada guru untuk
menmgembangkan profesionalismenya,sehingga mereka lebih mampu melaksanakan
tupoksinya yaitu memperbaiki serta meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Sementara itu dalam dunia pendidikan, banyak
dijumpai beberapa tenaga pendidik dan kependidikan bersikap acuh dalam proses
pengembangan kompetensi yang lebih dan seperti halnya tenaga pendidik juga
tidak melakukan persiapan-persiapan dalam pengelolaan kelas yang performa,dan
juga kurangnya supervisior dari yang berwenang untuk melakukan tindakan
supervisi untuk kemajuan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan
,sedangkan para guru beranggapan bahwa materi yang diajarkan masih sama dan
seputar pada masalah-masalah itu saja yang sudah pernah dikuasai beberapa tahun
yang lalu, sehingga materi yang disampaikan sama seperti beberapa tahun yang
lalu tanpa adanya pengembangan-pengembangan, baik dalam strategi,metode dan
prosesnya sehingga masih jauh dari tujuan profesionalisme yang diharapkan.
Untuk
membantu sumber daya guru dalam beradaptasi dengan siswa dan lingkunganya,mampu
menyampaikan materi dengan baik dan mampu mengarahkan segala tindakan
pendidikan kearah tujuan, maka para guru harus mendapatkan supervisi dari
atasanya secara teratur dan profesional.
Agar
supervisi bisa terlaksana dengan baik,efektif dan efisien maka perlu dipahami
hal-hal yang berhubungan dengan teknik-teknik supervisi pendidikan.
1.2
Rumusan Masalah
Berangkat
dari latar belakang masalah-masalah tersebut diatas,maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut ;
1. Apa pengertian teknik supervisi pendidikan?
2. Bagaimana teknik-teknik supervisi pendidikan?
3.
Bagaimana teknik –teknik supervisi pendidikan individu dan kelompok?
1.3 Tujuan Pembahasan
Bertitik
tolak dari rumusan masalah diatas,maka tujuan pembahasan dari makalah ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang teknik
supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik supervisi
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teknik supervisi
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Teknik”
secara etimologi adalah : 1.Pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan
dengan hasil. 2.Cara sistematis dalam mengerjakan sesuatu. Dalam usaha meningkatkan
program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai
teknik atau metode supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.
Pertama-tama perlu adanya kesepakatan tentang
makna “teknik” yang digunakan sehubungan dengan kegiatan supervisi. Seperti
halnya kegiatan lain,teknik memiliki makna “cara,strategi atau pendekatan”. Menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud
dengan teknik supervisi adalah cara-cara
yang digunakan dalam kegiatan supervisi[2].
Sedangkan menurut Piet A.Sahertian supervisi adalah usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya guru[3].
Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan
supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor
harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam
supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu
guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung
bertatap muka atau melalui media komunikasi[4].
Dalam setiap
kegiatan tentu sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkait yaitu : 1)
jenis atau isi kegiatan, 2) Cara yang digunakan, 3). Orang yang melakukan.
Tentu saja masih ada hal-hal yang yang juga dikategoruikan sebagai unsur
kegiatan misalnya waktu,sarana dan prasarana. Dalam pembicaraan tentang
supervisi masih ada hal lagi yang perlu dibicarakan juga sehubungan supervise
yaitu sifat kegiatanya,perlu adanya flash back memory bahwa supervise adalah
suatu kegiatan yang berifat membina dan memberikan bantuan,sehingga “alam “
yang tercipta didalamnya harus mendukung terjadinya kegiatan yang betul-betul
mencapai kebutuhanya.
2.2 Teknik
Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan
menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada
tiga belas teknik supervisi kelompok
a)
Rapat guru (meeting)
Rapat Guru
adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaran, dan upaya atau cara meningkatkan profesi
guru.Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala.[5]
adalah sebagai berikut :
1.
Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang
masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2.
Memberikan motivasi kepada
guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
5. Menyampaikan informasi baru
seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan-
kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan
semua guru disekolah.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut
pendapat.[6]
antara lain :
1. Tujuan – tujuan yang hendak
dicapai harus jelas dan konkrit.
2. Masalah – masalah yang akan
menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang
dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Masalah pribadi yang menyangkut guru di
lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4. Pengalaman – pengalaman baru yang
diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap
siswa.
5. Partisipasi guru pada pelaksanaan
rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6. Persoalan kondisi setempa, waktu,
dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
b) Workshop
Workshop adalah
suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang
memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal
yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1. Masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan muncul dari guru tersebut,
2. Selalu menggunakan secara maksimal
aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi
yang lebih tinggi dan lebih baik.
c) Seminar
Seminar adalah
suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan,
membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik.
Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti
bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah
disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu
membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok
mendengarkan laporan atau ide – ide
menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.
d) Karya wisata
Karya Wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih
dahulu oleh pendidik dan di harapka siswa membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta lain serta didampingi oleh pendidik yang kemudian
dibukukan. Karya Wisata biasanya dilakukan dengan mengunjungi sumber-sumber
belajar seperti, museum, tempat-tempat bersejarah, pabrik-pabrik,
lembaga-lembaga dan lain-lainnya yang dapat menunjang dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka
pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a)
Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan
dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,
serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan
mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang
telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian
pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi
petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi
mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat
kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti
membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan
sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki
keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta
mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin
diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung
yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan
ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk
memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan
bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan
obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan
pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang
perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna
dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di
luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka
perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang
besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah,
maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya
yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari
sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan,
kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya
aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya
wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat
lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih
luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang
diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau
sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c)
memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi
tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata
sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang
unsur studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam
perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
e)
Penataran
Teknik
supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran – penataran sudah banyak
dilakukan. Misalnya penataran untuk guru – guru bidang studi tertentu,
penataran tentang metodologi pengajaran, dan tentang administrasi pendidikan.
Mengingat bahwa penataran – penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan
oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola
dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut dari hasil penataran, agar dapat
dipraktekan oleh guru – guru.[7]
f)
Diskusi Kelompok
Diskusi adalah
pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah
untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik
supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai
ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan
dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui
teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui,
memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama
akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut.[8]
Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah
untuk memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi
melaluii diskusi.
Hal – hal yang
harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga
setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus
mampu :
· Menentukan tema
perbincangan yang lebih spesifik
· Melihat bahwa
setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam
diskusi.
· Melihat bahwa masalah
yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah
dalam pengajaran.
· Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan
diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
· Mengakui
pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
g)
Kepanitiaan
Panitia adalah sekumpulan orang yang diberi tugas mengurus sesuatu
pekerjaan.
Panitia dapat dibentuk melalui proses recruitment yang dilakukan oleh lembaga yang memandatkan suatu pekerjaan. Selain itu panitia pun dapat dibentuk dengan melihat kompetensi individu yang ada, sesuai dengan tugas atau tanggugjawab yang diberikan.
Panitia dapat dibentuk melalui proses recruitment yang dilakukan oleh lembaga yang memandatkan suatu pekerjaan. Selain itu panitia pun dapat dibentuk dengan melihat kompetensi individu yang ada, sesuai dengan tugas atau tanggugjawab yang diberikan.
h) Kunjungan antar sekolah
Adalah suatu cara dimana guru melakukan
kunjungan ke sekolah lain untuk memperkaya pengalaman belajar mengajar terutama
bagi guru yang mengalami masalah dalam tugas,sehingga mererka mendapatkan
semacam selingan atau refresing setelah
melakukan pekerjaan rutin merreka di sekolah. Dengan cara ini diharapkan
mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja dengan sumber-sumber
pengalaman yang baru.
i)
Demonstrasi
Usaha peningkatan belajar mengajar
dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam
mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
2.3 Teknik Supervisi Individu
Teknik individual ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, teknik ini digunakan apabila masalah yang
dihadapi bersifat pribadi apalagi khusus atau “secret”.[9] Teknik supervisi individual di sini adalah
pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai
masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan
dengan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik
supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan
kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai
diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara
singkat satu persatu.
Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Kunjungan Kelas d. Saling Mengunjungi Kelas
b. Observasi Kelas e. Menilai Diri Sendiri
1.
Kunjungan kelas
(classroom visitation)
Kunjungan kelas
ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah,
penilik, atau pengawas) untuk melihat atau mengamati pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga diperoleh data untuk tindak lanjut dalam pembinaan
selanjutunya.
Tujuannya :
a. Mengobservasi bagaimana
guru mengajar.
b. Menolong para guru untuk
mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
Fungsi:
a. Mengoptimalkan cara
belajar mengajar yang dilaksanakan para guru.
b. Membantu mereka untuk
menumbuhkan profesi kerja secara optimal.[10]
2.
Observasi kelas
( classroom observation)
Observasi kelas
adalah teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif
mengikuti jalannya kunjungn kelas ketika proses sedang berlangsung.
Tujuannya:
a. Memperoleh data yang
subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati.[11]
b. Mempelajari praktek-praktek
pembelajaran setiap pendidik dan mengevaluasinya.
c. Menemukan kelebihan
dan sifat yang menonjol pada setiap pendidik.
d. Menemukan kebutuhan
para pendidik falam menunaikan tugasnya.
e. Memperoleh
bahan-bahan dan informasi guna penyusunan program supervise.
f. Mempererat dan
memupuk integritas sekolah.[12]
Aspek-aspek
yang diobservasi:
a. Usaha dan aktifitas guru-siswa
dalam proses pembelajaran.
b. Cara penggunaan media pembelajaran
c. Reaksi mental para peserta didik
dalam proses pembelajaran.
d. Keadaan media yang digunakan.
e. Lingkungan social, fisik sekolah,
baik di dalam maupun di luar kelas dan factor-faktor penunjang lainnya.[13]
Alat-alat Observasi:
Check-List, yakni alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan
yang lebih obyektif terhadap situasi pembelajaran dalam kelas.[14]
3. Percakapan pribadi )individualconference(
Yaitu
percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru mengenai usaha-usaha
untuk memecahkan problematika yang dihadapi oleh seorang pendidik.
Tujuannya:
a. Memupuk dan
mengembangkanpembelajaran yang lebih baik.
b. Memperbaiki kelemahan dan
kesalahan yang sering dialami.
Jenis-jenis Pertemuan Pribadi:
a. Classroom Conference, percakapan
di kelas ketika para peserta didik tidak berada di dalam kelas.
b. Office Conference, percakapan
yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru.
c. Casual Conference, percakapan yang
dlaksanakan secara kebetulan.
3.
Saling
Mengunjungi Kelas (Intervisitation)
Saling
mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan guru yang lain yang sedang
mengajar.
Keuntungan-keuntungan:
a. Memberikan kesempatan pada guru
untuk mengamati rekan lain yang sedang mengajar.
b. Membantu guru untuk mendapatkan
pengalaman yang sangat berguna mengenai teknik dan metode pembelajaran dalam
kelas.
c. Memberikan
motivasi terhadap aktivitas mengajar.
d. Menciptakan suasana kewajaran dalam
berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi.
Jenis-jenis kunjungan antar kelas:
a. Kunjungan intern, kunjungan yang
berlangsung di sekolah yang sama.
b. Kunjungan ekstern, kunjungan yang
berlangsung antar sekolah lain.
5. Menilai diri sendiri (Self Evaluation)
Salah satu
tindakan atau tugas yang paling sukar dilakukan oleh para pemimpin terutama
bagi seorang guru adalah melaksanakan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan
melihat kemampuannya sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran.Untuk mengukur
kemampuan pengajarannya, kita bisa melihat dari kemampuan para peserta didiknya
dan juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu
guru dalam memaksimalkan pengajarannya.
3.4 Kelemahan Dan Kelebihan Teknik –
Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
1.
Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
· Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat,
sekolah jadi kurang efektif.
· Perlu penyediaan waktu yang tepat
· Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
· Kurang demokratis
· Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri
ditinggalkan
· Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
· Agak sulit menemukan waktu
· Guru merasa canggung dan kurang bebas
4. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan
Supervisi
· Dapat mengetahui kelebihan
yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai
dengan kebutuhan
· Hal-hal yang baik
dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
· Dapat memberikan
bimbingan actual dan guru
dapat menunjukan hasil usahanya
· Dapat melayani
kebutuhan khusus setempat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Teknik
supervisi adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi. Sedangkan
teknik supervise pendidikan adalah suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
2. Pada
dasarnya teknik supervise dikelompokan menjadi dua yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok.
Yaitu :
1. Teknik Individual Supervisi
a. Teknik
Kunjungan kelas. ( classroom visitation)
Kunjungan
kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu (unannounced visitation)
2) Kunjungan kelas
dengan memberitahu dahulu (announced
visitation)
3)
Perkunjungan atas undangan guru (visi
upon invitation)
b. Teknik Observasi Kelas (classroom observation)
c. Percakapan Pribadi ( personal dialogue)
d. Percakapan kelompok ( group dialogue)
e. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
f. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk
belajar. ( bacaan terarah )
g. Menilai diri sendiri
h. Supervisi yang memakai para siswa
i. Laboratorium
2. Teknik kelompok Supervisi
Teknik Supervisi
yang bersifat kelompok antara lain :
a. Pertemuan
Orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new teacher)
b. Rapat
guru (meeting)
c. Studi
kelompok antar guru
d. Diskusi
e. Workshop
f. Tukar
menukar pengalaman
g. Teknik Diskusi Panel
h. Teknik Seminar
i. Teknik Simposium
j. Teknik Demonstrasi
mengajar
k. Teknik Buletin supervisi
l.
Organisasi Profesi
m. Perjalanan
Sekolah
n. Mengikuti Kursus
o. Supervisi dengan menggunakan alat elektronika
3.2 SARAN
Sebaikya supervisor dapat megetahui
teknik-teknik supervisi baik teknik individu maupun kelompok, dan menerapkannya di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi, Dasar-dasar
Supervisi,Reneka Cipta,Jakarta.2005
Sagala,Syaiful,2010,Supervisi
pembelajaran dalam peofesi pendidikan, Bandung Alphabeta.
Burhanudin, Yusak,1998, Administrasi
Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia
Darwis, Amri,2009, Panduan
Praktis pelaksanaan Administrasi dan supervise pendidikan, Pekanbaru :
Suska Press
Hamalik,Oemar,1992, Administrasi
dan supervise pengembangan kurikulum, Bandung : Mandar Maju
Dirjenddikdasmen,Pedoman
Penunjang Kurikulum 2004 : Pedoman Supervisi Pengajaran, Jakarta : Edisi Agustus
2004
Purwanto,ngalim. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan,PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2010
Suhartien,Piet.A. Konsep
Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia,PT Reneka Cipta, Jakarta,2000
Suhartien,Piet.A. Konsep
Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya,Usaha Nasional,1981
Tim Penyusun Ditjen Bagais Departemen Agama RI,
Peningkatan Supervisi dan Evaluasi pada
madrasah Ibtidaiyah,Jakarta : Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah Umum,Ditjen Kelembagaan Agama Islam,2005
[2] Arikunto,Suharsini,Dasar-dasar
Supervisi,Jakarta.Rineke Cipta,2004, Hal.53
[3] Sahertian,Piet A,Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia,Jakarta,PT.Rineke
Cipta,2000,hal.52
[7] M. Ngalim Purwanto, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan, cet-8, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), 120-122
[9] Ary H. Gunawan,
Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996).hal:
203.
[10] Burhanuddin, Analisi Administrasi Manajmen dan Kepemimpinan
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1994).hal:329.
[11] Ibid, Analisi Administrasi….. hal 331.
[12] Ametembun, Supervisi Pendidikan. (IKIP Bandung,
1975).hal.65.
[13] Prof. Drs. Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal:57.
[14] Drs. Hendiyat Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan. (Jakarta: Bina Aksara, 1988).hal: 47
No comments:
Post a Comment