strategi pengusaha sukses

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
            Terjadinya kegagalan pada model pembangunan pada masa lalu, menyadarkan akan perlunya reorientasi baru dalam pembangunan, yaitu pendekatan pembangunan yang memperhatikan lingkungan dan pembangunan yang berwajah manusiawi. Pendekatan tersebut menempatkan manusia sebagai faktor kunci yang memainkan peran penting dalam segala segi. Proses pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang populis, konsentrasi pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan mengedepankan fasilitas pembangunan pada usaha rakyat kecil.
            Bertolak dari model pembangunan yang Humanize tersebut maka dibutuhkan program-program pembangunan yang memberikan prioritas pada upaya memberdayakan masyarakat. Dalam konteks Good Governance ada tiga pilar yang harus menopang jalannya proses pembangunan, yaitu masyarakat sipil, pemerintah dan swasta. Oleh karena itu SDM/ masyarakat menjadi pilar utama yang harus diberdayakan sejak awal.
            Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat hendaklah disertai transformasi secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Sehingga akan terjadi keseimbangan antara kekuatan ekonomi, budaya, sosial dan budaya.
            Dengan adanya pemberdayaan, masyarakat dapat menjalankan pembangunan dengan diberikan hak untuk mengelola sumber daya yang ada. Masyarakat miskin diberikan kesempatan untuk merencanakan dan melaksanakan pogram pembangunan yang telah mereka tentukan. Dengan demikian masyarakat diberi kekuasaan untuk mengelola dana sendiri, baik yang berasal dai pemerintah maupun pihak lain.
            Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih ditingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
            Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
            Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dan sebagainya. Dengan kemudahan tersebut, masyarakat seharusnya tidak usah ragu dalam memulai usaha. Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui dan melakukan strategi yang tepat untuk meraih kesuksesan pada usaha yang dijalaninya.

B.     Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1.      Apakah pengertian strategi pengusaha sukses?
2.      Apa saja ciri-ciri pengusaha sukses?
3.      Bagaimana strategi untuk menjadi pengusaha yang sukses?
4.      Bagaimana profil dari pengusaha sukses?

C.    Tujuan Penulisan
     Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.      Menjelaskan pengertian strategi pengusaha sukses
2.      Menjelaskan ciri-ciri pengusaha sukses
3.      Menjelaskan strategi untuk menjadi pengusaha yang sukses
4.      Menjelaskan profil dari pengusaha sukses

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pengusaha Sukses
1.      Pengertian Strategi
          Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi  berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan  dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi  mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi  pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. [1]  
          Menurut Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn, mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang  mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan  rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang  utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan  dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu  bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun  berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.
          Dari kedua pendapat di atas, maka strategi dapat diartikan sebagai  suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai  tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan  tindakan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam  mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama  perusahaan atau organisasi harus memilki keunggulan kompetitif. Hal ini  seperti yang diungkapkan Ohmae (1999:10)  bahwa strategi bisnis, dalam  suatu kata, adalah mengenai keunggulan kompetitif. Satu-satunya tujuan  dari perencanaan strategis adalah memungkinkan perusahaan  memperoleh, seefisien mungkin, keunggulan yang dapat  mempertahankan atas saingan mereka. Strategi koorperasi dengan demikian mencerminkan usaha untuk mengubah kekuatan perusahaan  relatif terhadap saingan dengan seefisien mungkin.
          Setiap perusahaan atau organisasi, khususnya jasa, bertujuan untuk  memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu,  setiap strategi perusahaan atau organisasi harus diarahkan bagi para  pelanggan. Hal ini seperti yang dijelaskan Hamel dan Prahalad bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental  (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan”. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi  itu mungkin mengarahkan organisasi itu ke arah pengurangan biaya,  perbaikan kualitas, dan memperluas pasar. Terjadinya kecepatan inovasi  pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi  inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
          Goldworthy dan Ashley (1996:98)  mengusulkan tujuh  aturan dasar  dalam merumuskan suatu strategi sebagai berikut :
a.       Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa sekarang.
b.      Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya.
c.       Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada pertimbangan keuangan.
d.      Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawa  ke atas.
e.       Strategi harus mempunyai orientasi eksternal.
f.        Fleksibilitas adalah sangat esensial.
g.      Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.
      Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya yang sekaligus berarti mudah diperbaharui oleh setiap  anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Maka oleh Donelly (1996:109) dikemukakan enam informasi yang tidak boleh  dilupakan dalam suatu strategi, yaitu :
a.       Apa, apa yang akan dilaksanakan
b.      Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang akan dipakai dalam menentukan apa diatas
c.       Siapa yang akan bertanggungjawab untuk atau mengoperasionalkan strategi
d.      Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mensukseskan strategi
e.       Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasional strategi tersebut
f.        Hasil apa yang akan diperoleh dari strategi tersebut

      Untuk menjamin agar supaya strategi dapat berhasil baik dengan  meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat  dilaksanakan, Hatten memberikan beberapa  petunjuknya sebagai berikut:
1.      Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.
2.      Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakan, semua strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain.
3.      Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi.
4.      Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.
5.      Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang memang layak dapat dilaksanakan.
6.      Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu dapat dikontrol.
7.      Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
8.      Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi.
      Sementara itu menurut Argyris, Mintzberg, Steiner, dan Miner seperti  yang dikutip dalam Rangkuti (1998:4)  menyatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap  peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal  yang dapat mempengaruhi organisasi. Bryson menjelaskan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang   mendefinisikan bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya.
      Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan strategi harus memperhatikan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di waktu yang akan datang, selain itu suatu organisasi harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana strategi tersebut akan  dilaksanakan, sehingga strategi tersebut tidak bertentangan melainkan searah dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan melihat kemampuan internal dan eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan organisasinya. Oleh karena itu, strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dengan lingkungannya. Strategi itu sendiri biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategis, dimana strategi  menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Strategi secara umum akan gagal, pada saat organisasi tidak memiliki konsisten antara apa yang dikatakan, apa yang di usahakan dan apa yang dilakukan.

2.      Pengertian Pengusaha
          Pengusaha adalah seseorang yang melakukan atau menyuruh melakukan perusahaannya. [2] Dalam menjalankan perusahannya pengusaha dapat:
a.       Melakukan sendiri, Bentuk perusahaannya sangat sederhana dan semua pekerjaan dilakukan sendiri, merupakan perusahaan perseorangan.
b.      Dibantu oleh orang lain, Pengusaha turut serta dalam melakukan perusahaan, jadi dia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai pengusaha dan pemimpin perusahaan dan merupakan perusahaan besar.
c.       Menyuruh orang lain melakukan usaha sedangkan dia tidak ikut serta dalam melakukan perusahaan, Hanya memiliki satu kedudukan sebagai seorang pengusaha dan merupakan perusahaan besar. [3]

3.      Pengertian Sukses
            Banyak yang berpendapat bahwa sukses adalah keberhasilan mencapai tujuan atau cita-cita. Akan tetapi sering kali tujuan yang diimpikan ternyata tidak sesuai dengan misinya, sehingga pada saat dia berhasil mencapai tujuannya  yang bersangkutan  merasa tidak sukses. Seperti halnya kita ketahui, ukuran ”sukses” yang selama ini berlaku selalu berkisar pada hal-hal seperti berikut : harta, kedudukan, gelar, keluarga, pangkat, kekuatan fisik, dan sebagainya.  Yang menjadi pertanyaan adalah ”Apakah keberhasilan seseorang setelah mencapai ukuran-ukuran tersebut di atas boleh dikatakan sukses?”.             Definisi sukses yang sesungguhnya adalah keberhasilan menjalankan misi. Sehingga apabila kita ingin sukses, maka gali dan temukan misi kita terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan misi tersebut dengan menggunakan segala fasilitas yang dianugerahkan  Tuhan kepada diri kita.[4]
Ada beberapa ahli mengatakan defenisis dari sukses sebagai berikut :
“Success is the ability to live your life the way you want to live it, doing what you most enjoy, surrounded by people who you admire and respect.” (Brian Tracy, Million Dollar Habits)
Sukses berarti jika seseorang menikmati dan mencintai profesinya sekarang, dan ia dikelilingi oleh orang-orang yang ia cintai dan mencintai dirinya.
“Success is the progressive realization of a worthy ideal.”(Earl Nightingale, The Strangest Secret)
Sukses adalah realisasi progresif dari prinsip-prinsip seseorang yang bernilai.
Adapun jenis-jenis sukses, antara lain:
a.       Sukses Material
Pertama dan paling diminati semua orang ialah sukses secara finansial. Punya rumah, apartemen, mobil adalah mimpi semua orang dengan dalih untuk memfasilitasi keluarga. Namun, banyak kali kita temukan, seseorang berlaku tak mulia untuk mewujudkannya. Berlaku tak jujur, korupsi, menjatuhkan nama baik orang lain dan semacamnya. Hal ini justru memberi pencitraan yang buruk bagi nama baik keluarga.
b.      Sukses Fisikal
Urutan kedua yang juga banyak diminati, terutama kaum Adam, dengan pemikiran untuk memikat lawan jenis. Bermula dari para publik figur yang bertubuh sangat atletis, dan semakin banyaknya fitness center, membuat banyak orang tertarik dan tak hanya untuk menarik perhatian lawan jenis saja, namun untuk membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, tak terkecuali kaum Hawa pun mencobanya.
c.       Sukses Intelektual
S1, S2, bahkan S3 bagi sebagaian pihak merupakan prestasi yang luar biasa. Belajar sepanjang hidup kita itu baik, namun jangan lupa untuk membagikannya ke sesama.
d.      Sukses Emosional
Membahagiakan orang di sekitar kita, membuat orang tua bangga. Berbeda dari tipe pertama, sukses ke 4 ini, cenderung berlaku mulia dan santun.
e.       Sukses Spiritual
Sukses spiritual atau secara kerohanian. Hal ini, dianggap remeh oleh banyak orang, namun sesungguhnya sukses tipe inilah yang bisa dianggap sukses paling kaya. Karena semakin kita mengenal Pribadi Yang Paling Mulia, kita pasti lebih mengerti akan kehidupan secara benar. Mungkin kita bisa kaya, memiliki tubuh atletis, jenius dan mampu membahagiakan orang lain akan sia-sia jika tanpa Tuhan.
f.        Kemajuan usaha, keuntungan, dan reputasi
g.      Kesuksesan evangelis
Mempengaruhi orang lain, menyebar-luaskan gagasan
h.      Kesuksesan lingkungan
Rumah, tanaman, menyelamatkan lingkungan hidup
i.        Kesuksesan waktu
Panjang umur, pengelolaan waktu
j.        Kesuksesan bersama atau kolektif
Hasil-hasil kerja tim yang efektif
               Berdasarkan pengertian dari strategi, pengusaha, dan sukses yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa strategi pengusaha sukses merupakan rencana atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang berhasil melakukan usaha atau bisnisnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

B.     Ciri-ciri Pengusaha Sukses
     Dalam meraih kesuksesan, seorang pengusaha setidaknya harus memiliki ciri-ciri positif berikut ini:[5]
1.      Percaya Diri
     Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh karena itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan.
     Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara sistematis, berencana, efisien dan efektif. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan. Keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko dan perhitungan matang yang diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Kepercayaan diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat berkarya, dan sebagainya dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan keterampilan dan kewaspadaannya.
     Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal kepercayaan diri. Pada gilirannya, orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi dan meraih kesuksesan.Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.

2.      Berorientasi pada tugas dan hasil
     Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif prestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.
     Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman mereka selama bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah halal.

3.      Pengambilan Resiko Kemauan dan kemampuan
     Untuk mengambil suatu resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usahausaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Resiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya resiko yang terlalu tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai resiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh perhitungan dan realistis. Situasi resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada masing-masing situasi tersebut. Wirausaha menghindari situasi  resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi resiko dan ketidakpastian inilah wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi kegagalan atau keberhasilan.
            Pilihan terhadap resiko ini sangat bergantung pada:
a.       Daya tarik setiap alternatif
b.      Siap untuk mengalami kerugian
c.       Kemungkinan relatif untuk gagal atau sukses
d.      Kemampuan untuk mengambil resiko ditentukan oleh:
1)      Keyakinan pada diri sendiri
2)      Kesediaan menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
3)      Kemampuan menilai situasi resiko secara realistis
Wirausaha penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
4.      Kepemimpinan
     Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama dan menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat, lebih dulu dan dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sesuatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul dan mencari peluang dan terbuka terhadap kritik serta saran yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan berbeda. Karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai sebagai sesuatu yang baru dan dijadikan peluang. Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsif.

5.      Keorisinilan nilai inovatif, kreatif dan fleksibilitas
     Yang dimaksud orisinal di sini ialah tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen–komponen yang sudah ada, sehingga akan melahirkan sesuatu yang baru. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian–bagian produk saja. Contoh: Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi dsb. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi–kombinasi baru atau melihat hubungan– hubungan baru antara unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya. Seperti kita ketahui bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika para mahasiswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus mempunyai sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkannya. Di samping itu wirausaha ingin menemukan arti baru bagi kehidupannya.

6.      Berorientasi ke masa depan
     Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persfektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat resiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu ia selalu mempersiakannya dengan mencari peluang. Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah–langkah yang akan dilaksanakan.


C.    Strategi Pengusaha Sukses
     Menurut Asri Al Jufri, setelah ia mempelajari sepak terjang para pelaku bisnis atau pengusaha tampak bahwa keberhasilan yang mereka capai memang seimbang dengan sikap positif yang mereka miliki. Sikap positif yang menjadi kunci keberhasilan tersebut dikelompokkan sebagai berikut:[6]
1.      Kualitas pribadi
     Keberhasilan yang mereka capai tidak lepas dari kualitas diri sebagaimana tercermin pada sifat, karakter, dan kepribadian dari individu tersebut. Kualitas pribadi tidak selamanya identik dengan banyaknya pengetahuan, tetapi lebih pada sikap diri dalam memanfaatkan pengetahuan itu. Beberapa sikap positif yang menonjol dari seorang pengusaha antara lain, semangat kerja yang tinggi, ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan kejelian dalam melihat berbagai peluang. Sikap ramah dan jujur juga sangat diperlukan sebagai modal dalam membangun relasi dengan semua pihak yang terkait dengan usaha tersebut terutama dengan konsumen dan mitra kerja lainnya. Semua sikap itu akan lebih kokoh apabila di topang oleh landasan spiritual bahwa berusaha adalah wujud dari pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan harus dilandasi oleh keikhlasan, dan apapun hasilnya harus disyukuri sebagai anugerah terbaik dari-Nya.

2.      Kualitas produk
     Kemajuan suatu usaha tidak lepas dari kecocokan dari suatu produk dengan kebutuhan konsumen, dan itu sangat ditentukan oleh kualitas, kemanfaatan, dan harga dari produk tersebut. Beberapa hal terkait kualitas itu seperti motif, desain, ukuran, kemasan, keunikan, dan tentunya juga harga yang dinilai pantas atas produk tersebut.

3.      Kualitas jaringan
     Keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peranan pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kemampuan dalam membangun jaringan merupakan hal yang sangat penting termasuk kemampuan dalam membina dan mempertahankan jaringan itu. Ada beberapa sudut jaringan yang secara langsung sangat berpengaruh pada perkembangan usaha, yaitu jaringan dengan pemasok bahan baku, jaringan terkait proses produksi, dan jaringan dalam pemasaran. Melalui jaringan kemitraan akan terbina sinergi yang saling menguntungkan, meningkatkan efisiensi dan memperbesar omset, yang akhirnya meraih tingkat keuntungan yang besar.

4.      Kualitas pengetahuan
     Untuk mencapai dan mempertahankan apa yang sudah diraih, tak lepas dari inovasi yang dilakukan secara terus-menerus, baik inovasi dalam hal produk, proses produksi, kemasan layanan, pemasaran, permodalan, manajemen, dan lain-lain. Tanpa inovasi, tak mungkin suatu usaha bisa bertahan untuk jangka panjang. Inovasi diperoleh melalui proses pembelajaran terus-menerus yang tercermin dari peningkatan kualitas dalam segala aspek usaha tersebut. Disinilah pentingnya pengetahuan seorang pengusaha perlu untuk mengikuti perkembangan dan terus menambah pengetahuan antara lain melalui berbagai pelatihan dan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dengan rajin mendengarkan masukan dari konsumen. Jadikan keluhan konsumen sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan.
     Beberapa pengusaha juga telah melakukan pemasaran secara online guna melayani pembeli dari berbagai daerah. Terobosan dalam pemasaran itu merupakan wujud penyesuaian dengan perubahan dan perkembangan teknologi informasi sekaligus penyesuaian dengan tuntutan konsumen dan pola pemasaran modern. Upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan merupakan salah satu syarat bagi perusahaan untuk bisa eksis dan terus maju. Hakikat inovasi adalah kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan lingkungannya.

     Berikut beberapa kunci keberhasilan menurut pengusaha-pengusaha Indonesia yang telah sukses mengembangkan bisnisnya dan eksis hingga sekarang:
1.      Selalu menjaga kualitas produk dengan terlibat langsung dalam proses produksi
2.      Tetap mempertahankan pasar yang telah dibangun, termasuk dengan menjaga harga jual yang terjangkau oleh segmen menengah ke bawah
3.      Fokus pada jenis usaha serta berani memulai dari kecil
4.      Selalu berupaya menambah pengetahuan baik terkait dengan usahanya maupun pengetahuan lainnya, serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengembangan usahanya
5.      Gigih dalam bekerja dan yakin bahwa Tuhan telah mengatur rezeki untuk hamba-Nya
6.      Mau belajar dan mencoba terutama dari bahan-bahan yang mudah didapat secara lokal
7.      Mempertahankan keunikan produk yang khas, berkualitas, alami, dan ramah lingkungan
8.      Menjalin kemitraan yang baik dalam produksi maupun pemasaran
9.      Jujur dan selalu menjaga amanah
10.  Selalu ramah dan terbuka terhadap konsumen
11.  Kreatif untuk mencoba usaha dan inovasi baru
12.  Berani mencoba dan mengambil risiko
13.  Selalu berupaya agar bisa memberi manfaat kepada orang lain
14.  Mencintai dan menyukai usaha yang dilakukan
15.  Tekun dan tidak mudah putus asa

            Menurut Abrams, ada beberapa faktor yang bisa memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup dan kesuksesan suatu bisnis, diantaranya:[7]
1.      Lebih inovatif
     Anda memberikan sesuatu kepada pasar yang baru atau meningkatkan penawaran yang sudah ada.Kadang-kadang penawaran ini adalah menemukan cara-cara baru penggunaan produk atau jasa (atau kategori produk/jasa). Kadang-kadang ini berarti menyebarkan teknologi baru.dalam kasus Tom’s of Maine, itu berarti memanfaatkan kategori produk yang sudah “matang’ – pasta gigi – dan melakukan inovasi dengan menggunakan sebuah bahan alami.Cihui!Satu bentuk kewiraswastaan yang sukses diluncurkan - dan beberapa waktu kemudian terjual.Pada tahun 2006, Colgate-Palmolive Co. Membeli mayoritas saham Tom’s of Maine senilai $100 juta.

2.      Kualitas yang lebih tinggi
     Menawarkan produk atau jasa yang nyata-nyata lebih berkualitas dari apa yang saat ini ditawarkan pengusaha lain bisa menciptakan peluang bisnis yang sangat bernilai.Perasaantidak puas dengan apa yang ada di pasaran saat ini merupakan tanda-tanda yang bagus bahwa satu peluang sedang menunggu untuk dimanfaatkan.Steve Ells, pendiri Chipotle, menyukai makanan Meksiko tetapi terbentr dengan fakta bahwa banyak dari makanan-makanan itu adalah makanan tidak sehat.Dia berpikir orang lain mungkin ingin menikmati makanan ini tanpa rasa bersalah dan menggnakan teknik-teknik yang sudah dia pelajari di sekolah memasak untuk menciptakan burrito de taco yang lezat hanya dengan menggunakan bahan-bahan yang segar dan alami.Nalurinya tidak salah:Saat ini ada lebih dari 600 restoran Chipotle, dan tempat makan tersebut menjadi yang terdepan dalam tren baru industri makanan yang dipersiapkan – yaitu, menyediakan kualitas makanan yang sama tingginya yang ditemukan di restoran-restoran purna layanan dalam lingkungan makanan cepat saji.

3.      Biaya rendah
     Menjadi pemimpin bisnis berbiaya rendah merupakan strategi yang dianggap bagus karena daya tahannya yang lama.Tetapi sadarilah bahwa jika pembeda kunci Anda satu-satunya adalah bahwa Anda bisa menyediakan produk atau jasa yang lebih murah, akan sangat mudah bagi orang lain untuk mengalahkan Anda dalam permainan yang Anda mainkan sendiri.Kecuali Anda mempunyai semacam keuntungan strategik, seperti sumber pasokan yang unik atau pengaturan dengan rekanan yang menjadikan biaya yang harus Anda keluarkan secara konsisten lebih rendah daripada biaya siapa pun, ini bisa jadi strategi yng sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang.


4.      Layanan yang lebih baik
     Beberapa perusahaan yang sangat sukses mengenali dan menangkap peluang-peluang bisnis yang dimungkinkan oleh jasa pelanggan yang kurang optimal yang dotawarkan para pesaing.Misalnya, JetBlue telah membangun reputasinya tentang menyediakan penerbang yang lebih menyenangkan- tidak hanya bagi penumpang dalam kelas pertama atau kelas bisnis, tetapi juga dalam kelas ekonomi.Hal yang sama, peritel pakaian Nordstrom terkenal karena menerima barang kembali, tanpa pertanyaan apapun.Memberikan perhatian khusus dan layanan unggul kepada pelanggan biasanya menjadi cara yang digunakan perusahaan-perusahaan yang lebih besar yang memiliki sumber daya lebih banyak.

5.      Lebih sesuai
     Menyediakan produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan bisa menciptakan peluang bisnis yang langgeng.Toko peranti keras sebelah mungkin menawarkan harga yang lebih tinggi, tetapi lokasinya dekat dengan pelanggan- mereka tidak harus banyak melakukan perjalanan ke salah satu toko pritel.Demikian juga, jasa perawatan binatang peliharaan yang mobile mungkin memberikan jasa yang sama dengan yang disediakan toko pinggir jalan, tetapi karena mereka datang langsung ke rumah-rumah pelanggan, akan menangguk cerukpasar yang sangat menguntungkan bagi dirinya sendiri.

6.      Mudah tersedia
     Seringkali, fakta bahwa pasar yang sudah ada tidak dilayani secara memuaskan oleh bisnis tertentu bisa menjadi dasar bagi perusahaan yang sukses.Misalnya, seorang tukang pijat yang ingin membuka praktik sendiri bisa mencari kota di mana permintaan yang ada saat ini melampaui persediaan dan membangun basis klien yang sangat menguntungkan yang sulit dikembangkan di wilayah yang sudah jenuh dengan bisnis terapi pijat.

Tujuan utama membuat rencana bisnis adalah untuk meraih bisnis yang sukses. Oleh karena itu, proses perencanaanya dan bukannya rencana tertulis itu sendiri yang biasanya paling berharga bagi sebuah bisnis.Membuat rencana bisnis memberikan sarana untuk merealisasikan ide-ide Anda dan menantang asumsi-asumsi Anda. Faktor-faktor berikut memainkan peranan paling besar dalam kesuksesan bisnis, sehingga menjadi kunci bagi Anda untuk membimbing perencanaan dan pemikiran Anda, yakni:[8]
1.      Formulasikan konsep bisnis
            Konsep bisnis Anda adalah tentang cara memenuhi berbagai kebutuhan. Sesungguhnya, memenuhi kebutuhan merupakan dasar bagi semua bisnis.Anda bisa menemukan mesin baru yang sangat mengagumkan, tetapi jika mesin itu tidak memenuhi beberapa kebutuhan atau keinginan yang riil dan penting, orang tidak akan membelinya, dan bisnis Anda akan hancur.Rencana bisnis Anda harus dengan jelas dan ringkas memaparkan konsep bisnis Anda dan menjelaskan bagaimana rencana bisnis tersebut akan menawarkan pasar sesuatu yang tidak bisa mereka tolak.

2.      Memahami Pasar
            Anda memiliki ide hebat atau penemuan baru saja belum cukup sebagai dasar bisnis Anda.Anda juga harus memiliki pasar yang cukup besar, bisa diakses, dan tanggap.Jika pasar Anda tidak cukup besar, Anda tidak akan mencapai kesuksesan.Jika terlalu besar, Anda tidak akan mampu menjangkaunya secara efisien.Jika pasar itu tidak siap bagi Anda, bisnis anda akan gagal, betapapun bagus konsep yang Anda tawarkan.Rencana bisnis Anda harus berisi gambaran tentang pasar yang ingin Anda masuki dan penjelasan tentang mengapa pasar itu sudah cukup siap menerima produk atau jasa Anda.

3.      Teliti kesehatan dan tren industri
            Biasanya, perusahaan Anda mengalami kondisi yang sama yang memengaruhi industri Anda secara keseluruhan. Jika belanja konsumen menurun secara nasional, kemungkinan besar bisnis eceran Anda – baik butik dalam kompleks perumahan atau tempat belanja online- juga akan mengalami kelesuan penjualan.Oleh karena itu, ketika Anda mengembangkan suatu rencana bisnis, Anda harus menanggapi berbagai faktor industri yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan Anda.Walaupun Anda bisa saja menghasilkan uang dalam industri yang mengalami kesulitan,Anda hanya bisa melakukannya jika anda secara sadar melakukan upaya untuk memosisikan perusahaan Anda dengan tepat.Misalnya, jika Anda berencana memulai satu bisnis kontruksi dan beberapa pemula bisnis rumah baru mengalami kelesuan, Anda mungkin ingin menyasar pasar rekonstruksi rumah atau pasar realestat komersial daripada pasar konstruksi rumah baru.Tetapi Anda harus menyadari berbagai konisi industri perumahan.

4.      Menciptakan fokus bisnis yang konsisten
            Kunci untuk menciptakan bisnis sukses adalah menciptakan posisi strategik yang membedakan Anda dari pesaing Anda- dan kemudian mempertahankan fokus tersebut pada posisi itu.Sering sekali bisnis mengalamim kegagalan karena manajemen tidak lagi berfokus pada karakter inti perusahaan.Mendefinisikan posisi strategik memungkinkan Anda menangkap tempat khusus di pasar dan membedakan diri Anda sendiri dan para pesaing Anda.Perusahaan-perusahaan yang berbeda mungkin menjual produk yang sama, tetapi masing-masing mungkin memiliki pemahaman berbeda tentang apa bisnis mereka sebenernya.

5.      Memperkerjakan manajemen yang cakap
            Mungkin lebih dari faktor mana pun, manajemen yang kompeten berfungsi sebagai unsur paling penting dalam kesuksesan bisnis.Orang-orang yang menduduki posisi kunci sangat penting dalam menentukan kesehatan dan keberlangsungan bisnisAnda.Di samping ini, karena pentingnya manajemen yang cakap bagi kesuksesan bisnis, banyak investor dan perusahaan modal ventura menempatkan faktor ini sebagai faktor terpenting ketika mengevaluasi rencana bisnis dan menentukan pinjaman atau investasi.Mereka akan memeriksa bagian manajemen rencana bisnis dengan penelitian yang sangat cermat.Rencana bisnis Anda harus membangkitkan kepercayaan diri bagi kemampuan manajemen Anda, dan Anda hrus mengelola tim manajemen Anda dengan sangat hati-hati.

6.      Menarik, memotivasi, dan memperhatikan karyawan
            Kondisi perusahaan haruslah sama bagusnya dengan kondisi karyawannya.Kemampuanuntuk menemukan, menarik, dan mempertahankan karyawan dan manajer yang menonjol menjadi sangat penting bagi keberlangsungan dan kemampuan bersaing sebuah perusahaan.Tren demografis menunjukan pasar tenaga kerja yang sangat besar di Amerika Serikat sekitar awal abad ke-21.Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan akan mengalami masa sulit dalam bersaing untuk mendapatkan para pelamar pekerjaan terkemukaka yang relatif terbatas.Reputasi perusahaan Anda dalam memperlakukan karyawan dengan baik secara langsung akan meningkatkan jumlah dan kualitas pelamar kerja dan kemampuan perusahaan Anda untuk memperthankan karyawan jika syudah dipekerjakan.

7.      Mengendalikan kondisi keuangan Anda
            Kunci bagi bisnis apapun adalah cara perusahaan tersebut menangani uang.Biaya memulai bisnis yang tidak sepenuhnya diantisipasi bisa langsung menempatkan tekanan yang mustahil bagi bisnis baru,Dan manajemen arus kas yang buruk bisa melemahkan perusahaan yang kelihatannya sedang tumbuh kembang.Berbagai masalah selalu membutuhkan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih banyak daripada yang bisa Anda antisipasi.Ciptakan penyangga keuangan dalan rencana bisnis Anda sehingga pengeluaran-pengeluaran dan penundaan bisa di antispasi terlebih dahulu.

8.      Mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan
            Perubahan memang tidak bisa dielakkan, dan tingkat perubahan menjadi semakin cepat saja.Dalam dunia kita saat ini, perusahaan Anda harus mengantisipasi dan merespons perubahan dengan cepat, dan melatih para karyawannya agar bisa beradaptasi.Perubahan-perubahan yang gesit dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi dan merespons berbagai kondisi yang terus berubah adalah perusahaan yang paling mungkin akan meraih kesuksesan.

9.      Menekankan nilai dan integritas perusahaan
            Setiap perusahaan harus menghasilkan uang.Anda tidak bisa tetap berkutat dalam satu bisnis kecuali Anda akhirnya mendapatkan laba dan bisnis tersebut.Namun, studi-studi yang dilakukan tentang kesuksesan bisnis menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menekankan pada tujuan di samping untuk menghasilkkan uang mengalami kesuksesan lebih besar dan bertahan lebih lama daripada perusahaan-perusahaan yang motivasinya ssemata-mata berkaitan dengan masalah keuangan.

D.    Strategi Sukses Ala Rasulullah
Nabi Muhammad SAW memiliki  karakter utama yang patut diteladani  oleh setiap pengusaha, yakni shiddiq (memiliki integritas yang tinggi), amanah (menjaga kredibilitas), fathonah (memiliki kompetensi) dan tabligh (kemampuan komunikasi) yang tersimpul dalam sifat al-Amin (memegang teguh kepercayaan)
Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait konsep tentang kewirausahaan (entrepreneurship) ini. Dalam Islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun hadits yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti “amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri, ‘amalurrajuli biyadihi”(HR. Abu Daud).
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman; “Bekerjalah kamu, maka Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu” (Q.S. at-Taubah: 105). Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah (Q.S. al-Jumu’ah: 10). Bahkan sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR. Tabrani dan Baihaqi).
Baik ayat al-Qur’an maupun hadist Nabi Muhammad SAW ini jelas memberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan hidup mandiri. Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan dan langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (risiko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh peluang rezeki yang besar. Kata rezeki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus risiko.
Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad SAW, istrinya dan sebagian besar sahabatnya adalah para pedagang dan entreprenuer mancanegara yang piawai. Beliau sendiri adalah praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat Islam. Oleh karena itu, sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren atau berkelindan dengan jiwa umat Islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan ke seluruh dunia setidaknya sampai abad ke -13 M, oleh para pedagang muslim.
Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi Muhammad SAW dan sebagian besar sahabat telah merubah pandangan dunia bahwa kemuliaan seseorang bukan terletak pada darah kebangsawanan (ningrat), tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan. Karena itu,  Nabi SAW juga bersabda “Innallaha yuhibbul muhtarif” (sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan).
Dalam literatur keislaman sosok Nabi Muhammad SAW adalah sebuah pribadi yang seluruh dimensi kehidupannya dikupas dan dikaji secara intensif dan mendalam baik oleh sejarawan Islam maupun oleh tokoh-tokoh di luar pemikir Islam. Akan tetapi kepeloporan dan ketokohan Nabi Muhammad SAW di dunia wirausaha, kreatifitasnya di dunia bisnis serta suksesnya sebagai trader dalam usia 40 tahun selalu luput dari kajian dan sentuhan yang mendalam.
Dalam dunia modern, kewirausahaan (enter-preneurship) baru muncul di akhir tahun tujuh puluhan dan berkembang serta mulai diajarkan di kampus-kampus Amerika, Eropa, Jepang, Korea dan Australia. Sementara dunia Islam (khusunya Indonesia) bergelut dengan politik, dan sibuk dalam kajian-kajian fiqih dan tasawuf sehingga tidak mengherankan kalau kemudian ketokohan Nabi SAW dibidang wirausaha lepas dari pengamatan.
Dalam konteks Islam, Nabi Muhammad SAW adalah wirausahawan sejati yang memiliki kemerdekaan, kebebasan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri melalui pengalaman yang menyenangkan ketika hidup dalam asuhan ibu susunya, Halimah, dan masa pahit dan penuh kepedihan karena terlahir sebagai seorang yatim dan ditinggal ibunya, Aminah ketika ia baru berusia enam tahun.
Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib. Namun, tidak begitu lama ia diasuh kakeknya, dalam usia 80 tahun, sang kakek meninggal dunia. Kemudian, Abu Thalib, pakcik kandungnyalah mengambil alih pengasuhan atas Nabi Muhammad SAW yang masih berusia kurang dari 9 tahun. Dan inilah modal psikologis yang paling kokoh sebagai landasan sikap dan perilaku wirausahawan beliau dikemudian hari dan menjadi referensi penelitian para ahli kewirausahaan, seperti David Moores dan Orvis Colins, Abaham Zaleznik, Jhon Kao, dan lain-lain.
Dalam kitab Musnad Imam Ahmad juz 4 dan The History of Islam diceritakan bahwa, Nabi Muhammad SAW baru berusia dua belas tahun ketika pergi ke Syria berdagang bersama pamannya Abu Thalib. Ketika pamannya meninggal dunia, ia tumbuh dan berkembang sebagai wirausahawan yang mandiri dengan melakukan perdagangan keliling di kota Makkah dengan rajin dan penuh dedikasi pada usahanya.
Sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW, seperti shiddiq (memiliki integritas yang tinggi), amanah (menjaga kredibilitas), fathonah (memiliki kompetensi) dan tabligh (kemampuan komunikasi) yang tersimpul dalam sifat al-Amin (memegang teguh kepercayaan atau trush) adalah sebagai dasar etika wirausaha yang sangat modern. Dari sifat-sifat yang dimilikinya itulah maka berbagai pinjaman komersial (commercial loan) tersedia di kota Makkah yang pada gilirannya membuka peluang antara Nabi Muhammad dengan pemilik modal.
Salah seorang pemilik modal terbesar ketika itu adalah seorang janda kaya bernama Siti Khadijah, yang memberikan tawaran suatu kemitraan berdasarkan pada sistem bagi hasil (profit sharing) atau mudharabah. Kecerdasan Muhammad SAW sebagai seorang wirausahawan telah mendatangkan keuntungan besar bagi Khadijah, karena tidak satupun jenis bisnis yang ditangani Nabi Muhammad mengalami kerugian.
Lebih kurang dua puluh tahun Nabi Muhammad berkiprah sebagai seorang wirausahawan, sehingga beliau sangat dikenal di Syria, Yaman, Basrah (Iraq), Yordania dan kota-kota perdagangan di jazirah Arabia. Dalam berbagai telaah sejarah diriwayatkan bahwa, Nabi Muhammad SAW memulai perdagangannya pada usia tujuh belas tahun di saat Abu Thalib menganjurkan untuk berdagang sebagai cara melepaskan beban keluarga pamannya dan beliau sendiri.
Adalah normal bagi seorang pemuda yang jujur dan penuh idealisme untuk melakukan kerja keras dan menjalankan perdagangan secara adil dan atas dasar suka sama suka. Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW percaya bahwa kalau ia jujur, setia dan profesional, maka orang akan mempercayainya. Inilah dasar kepribadian dan etika berwirausaha yang diletakkan Nabi Muhammad SAW untuk umatnya dan seluruh umat manusia. Dasar-dasar etika wirausaha yang demikian itu pula kemudian yang menyebabkan pengaruh Islam berkembang pesat sampai kepelosok bumi.
     Dari sudut pandang ekonomi, ajaran dan keteladanan yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW semakin terasa urgensi dan relevansinya jika kita mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam berkeadilan.
     Beliau adalah sosok ideal sebagai manusia yang menjalankan tugasnya sebagai khalifatullah di muka bumi ini. Sifat-sifat yang kita kenal selama ini yaitu sidiq yang berarti jujur, amanah yang berarti dapat dipercaya, fathonah yang berarti cerdas, dan tabligh yang berarti menyampaikan. Disamping itu ada sifat yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam berdakwah, yaitu istiqomah. Istiqomah berarti keajegan dalam berusaha, atau dengan kata lain kontinuitas dalam menjalankan sesuatu.  Berkaitan dengan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad dalam kehiudpan sehari-hari, beliau menerapkannya dalam setiap sisi kehidupan, dalam pergaulan dengan kaum muslimin dan sahabat maupun dengan orang-orang kafir. Dalam berdagang maupun dalam berdakwah sifat-sifat tersebut melekat erat dan tercermin dalam sikap beliau. Satu persatu akan dibahas sifat-sifat terpuji dari Rasulullah SAW yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbisnis.[9]
1.      Fathonah
Kecerdasan menjadi kunci dasar dalam dakwah Rasulullah, karena untuk menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Selain itu menerpkan dan menerjemahkan dalam kejadian sehari-hari juga memerlukan tingkat pengamatan dan analisa yang tidak biasa. Sehingga musatahil bila ada yang mengatakan nabi Muhammad SAW jahil. 
Terapannya dalam berbisnis, jika mengacu bagaimana cerdasnya Rasulullah mengatur bangsa arab yang pada saat itu dalam keadaan bodoh dan terpecah belah kemudian menyatukannya dalam satu bangsa yang besar yang berbudaya, maka kemampuan dalam analisa, manajemen, dan evaluasi serta komunikasi yang ‘cerdas’ harusnya dilakukan dengan totalitas dalam bisnis. Cerdas dalam melakukan perncanaan, mengorganisir, menerapkan strategi-strategi bisnis, dan cerdas dalam semua hal. Dengan memiliki sifat fathonah seseoranag akan menguasai bidangnya, menjadi seorang profesional, dan mampu menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat.

2.      Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Seperti diketahui, nabi Muhammad mendapat gelar al-amin dari suku Quraisy. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta. Sekalipun seorang kafir Quraisy lebih mempercayai Nabi Muhammad daripada rekan se-sukunya.
Kaitannya dalam sebuah bisnis, sifat amanah adalah salah “alat” untuk menjalin komunikasi bisnis dan mendapatkan kepercayaan dari rekan bisnis. Pada dasarnya hal terpenting dalam urusan bisnis dan peradagangan adalah trust, yang mencerminkan integritas seseorang dalam bekerja. Integritas seseorang akan terbentuk dari sejauh mana orang tersebut dapat memelihara amanah yang diberikan kepadanya. Pebisnis yang baik adalah yang mampu memelihara integritasnya. Integritas yang terpelihara akan menimbulkan kepercayaan (trust) bagi nasabah, mitra bisnis, dan bahkan semua stakeholder dalam suatu bisnis. Integritas akan menjadi sebuah “jaminan mutu” dalam berbisnis.
Selain itu dalam praktik perdagangan yang Islami, dikenal adanya istilah "perdagangan atas dasar amanah". Akad-akad tijarah yang diterapkan pada prinsipnya menggunakan prinsip mudharabah, murabahah, syirkah, dan wakalah, diperlukan komitmen semua pihak atas amanah yang diberikan kepadanya. Adanya salah satu pihak yang khianat atas amanah yang dipercayakan kepadanya bisa mengakibatkan pembatalan akad perjanjian.

3.      Sidiq
Makna sifat sidiq adalah jujur. Sifat jujur berarti tidak ada pertentangan antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran Nabi Muhammad SAW telah terbukti dengan gelar al-amiin yang melekat pada beliau. Pada awal kerasulannya, Muhammad SAW. pernah bertanya kepada kaum Quraisy, "Bagaimana pendapatmu sekalian kalau kukatakan bahwa di balik bukit ini ada pasukan berkuda? Percayakah kalian?"Jawab mereka, "Ya, engkau tidak pernah disangsikan. Belum pernah kami melihat engkau berdusta". Kejujuran Nabi Muhammad tidak luntur meskippun disekitar lingkungannya di Mekah yang jahil.
Dalam berbisnis, kejujuran adalah kunci untuk mendapatkan trust dari rekan, konsumen maupun manager. Bisnis dengan sifat shiddiq adalah bisnis yang dijalankan secara jujur, adil, bersaing sehat dan tidak sampai merugikan pelangganKejujuran dalam bisnis bisa diwujudkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan, misalnya tepat waktu, menepati janji, tidak menutupi keburukan, melayani dengan totalitas, dan pelaporan yang sesuai  fakta. Orang yang bersifat sidiq dalam bisnis, akan melakukan dengan sebenar-benarnya dalam membuat perencanaan, keputusan dan efisien serta efektif dalam implementasi di lapangan. 

4.      Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung beliau. Sudah menjadi tugas beliau sebagai nabi dan rasul untuk menyampaikan fiman Allah dan segala petunjuk untuk membimbing manusia. Namun, satu hal yang pasti, dalam menyampaikan segala firman Allah pastilah diperlukan kemampuan komunikasi. Karena mengkomunikasikan segala firman Allah dalam kondisi dan lingkungan masyarakat jahiliyah tentu diperlukan teknik yang tepat dan visi yang kuat. Bagaimanapun pesan yang disampaikan Allah untuk umat manusia, nabi Muhammad mengkomunikasikan semuanya walaupun satu atau beberapa ayat menyinggung dan mengkritik beliau. Orang yang memiliki sifat tabligh, akan menyampaikan sesuatu dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah).
Apabila sifat tabligh diterapkan dalam berbisnis, bisa di derivasikan menjadi kemampuan komunikasi dan argumentasi dalam menyampaikan sesuatu. Namun dalam terapannya, menyampaikan bukan berarti asal menyampaikan, namun dikemas dengan cara yang komunikatif dan argumentatif sehingga inti dari pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan. Apapun yang menjadi keunggulan dan kelemahan produk misalnya, harus disampaikan pada pelanggan atau konsumen. Begitu juga dalam pelaporan dan presentasi, semua dilakukan dengan teknik yang benar-benar bertujuan agar maksud dan tujuan serta segala sesuatu tersampaikan dengan benar, bukan hanya sekedar tersampaikan. 

5.      Istiqomah  
Sifat istiqomah berarti melakukan sesuatu secara terus menerus, sikap mantap, tegak, konsisten, atau lebih simpel dikatakan sebagai kontinuitas. Keistiqomahan nabi Muhammad tidak perlu diragukan lagi dalam berdakwah menyebarkan ajaran islam. Islam yang menyebar sampai ke seluruh pelosok dunia adalah bukti keitiqomahan beliau. Apabila beliau tidak istiqomah dalam berdakwah pastilah islam tidak akan menjadi agama mayoritas penduduk dunia dan sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Dalam lingkungan bisnis, orang yang istiqamah dalam kebaikan akan mendapatkan ketenangan sekaligus mendapatkan solusi serta jalan keluar dari persoalan yang ada. Istiqomah dalam bisnis berarti konsisten dalam melakukan usaha dan tahan godaan yang mungkin menjadi penghambat sampai tujuannya tercapai.

E.     Delapan Strategi Sukses Stephen R. Covey
Stephen R. Covey, seorang ahli kepemimpinan, menulis buku lanjutan dari The 7 Habits of Highly Effective People. Bukunya berjudul The 8th Habit (Kebiasaan yang Kedelapan) dan diterjemahkan oleh Gramedia (2005) dengan tambahan sub judul “melampaui efektivitas, menggapai keagungan.”Apa yang ditulis Covey dalam buku ini rasanya penting untuk dipraktekkan oleh siapa saja—termasuk para pemimpin di semua level.
Buku tersebut setidaknya, poin inti yang dapat kita ambil dari “kebiasaan ke-8” ini berbunyi, “menemukan suara panggilan jiwa anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka.” Tugas pemimpin—dalam konteks ini—adalah bagaimana menemukan potensi/bakat atau panggilan jiwanya, dan ia mengilhami warga masyarakatnya (termasuk bawahannya dalam birokrasi) untuk menemukan potensi mereka/titik kompetensi terbaiknya untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
Pada 1989, Covey menulis buku The 7 Habits. Ada 7 kebiasaan efektif manusia untuk menciptakan pribadi-pribadi yang unggul. Ketujuh kebiasaan itu adalah: 1). Jadilah proaktif, 2). Mulai dengan tujuan akhir, 3). Dahulukan yang utama, 4). Berpikir menang-menang, 5). Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami, 6). Wujudkan sinergi, dan 7). Mengasah gergaji. Kebiasan-kebiasaan efektif ini banyak dipraktekkan dimana-mana—tak terkecuali di Indonesia. Banyak pelatihan menggunakan referensi ini, baik yang digunakan oleh kalangan pemerintahan atau swasta. Ketujuh kebiasaan ini menjadi salah satu strategi untuk menciptakan kinerja yang baik di tingkat individual maupun organisasi/birokrasi.
1.      “Jadilah proaktif” bermakna bahwa untuk sukses, kebiasaan proaktif ini haruslah ada. Seorang pemimpin yang menunggu saja tidak akan mendapatkan inspirasi bagi kepemimpinannya. Ia haruslah memiliki inisiatif untuk itu. Begitu juga para manajer, atau staf. Mereka perlu proaktif memberikan masukan dan ide-ide kreatif untuk kemajuan diri dan lembaga mereka.
2.       “Memulai dengan tujuan akhir” memberi landasan visi yang jauh. Mudahnya dipahami sebagai pembentukan visi jangka panjang. Misalnya, seorang yang ingin mencapai posisi tertinggi di lembaganya, maka ia harus menargetkan visi itu, kemudian berusaha untuk mencapai apa yang sudah ia targetkan. Visi pemerintah pusat hingga daerah juga dibuat dan sesuai dengan kaidah kedua ini. Dalam konteks agama, mereka yang ingin bahagia dunia-akhirat (akhir nanti), maka ia juga perlu meniti kehidupan yang baik yang mengantarnya menuju ke sana.
3.       “Dahulukan yang utama” juga kebiasaan yang baik. Dalam hidup, kita diperhadapkan pada banyak pilihan. Dari berbagai pilihan itu, kita perlu memilih mana yang paling penting, kurang penting, atau tidak penting. Berbagai masalah itu perlu dipetakan dan bertindak cepat untuk diselesaikan Dalam konteks kepemimpinan, dari berbagai program kerja pemerintahan/organisasi, maka ia perlu menentukan mana prioritas yang harus dijalankan, urgen sifatnya, dan tepat pada sasaran.
4.       “Berpikir menang-menang.” Ini sikap luar biasa yang baik sekali. Dalam sejarah Mesir misalnya, Nabi Yusuf yang pernah disakiti (dimasukkan ke dalam jubb—sumur dalam yang penuh kalajengking dan binatang berbisa lainnya) oleh saudara-saudaranya. Ketika Yusuf as. dipercaya menjadi pembesar di negeri itu, ia tidak menampakkan sikap balas dendam. Ia malah memaafkan sikap saudara-saudaranya itu karena ia berpikir agar dirinya menang, dan orang lain juga menang. Sikap ini baik sekali dipraktekkan oleh para kepala daerah/ketua-ketua organisasi yang pernah bersaing mendapatkan jabatan. Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 92, karakter “menang-menang” ini dapat dilihat dari ucapan beliau, “pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara yang penyayang.”
5.       “Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami.” Dalam penelitian Antropologi yang cenderung kualitatif dan memakan waktu lama, diajarkan bagaimana seorang peneliti belajar memahami budaya setempat. Pemahaman akan budaya itu (termasuk 7 unsur kebudayaan), kelak akan memudahkan pemerintah dalam menjalankan program-program pembangunan untuk komunitas tertentu. Kenapa kerap terjadi resistensi terhadap kebijakan pemerintah? Bisa jadi, itu karena sikap pemerintah yang tidak mau “berusaha memahami dahulu.” Akhirnya, karena komunitas tersebut merasa tidak dipahami, maka timbullah penentangan demi penentangan. Yang terbaik adalah, memahami apa world of view (pandangan dunia/paradigma/mindset/cara berpikir) orang lain, kemudian menjalankan program kerja.
6.       “Wujudkan sinergi.” Beberapa waktu lalu, seorang wakil kepala daerah mengungkapkan di media massa bahwa dalam berbagai keputusan penting, ia kerap tidak dilibatkan oleh sang pemimpin nomor satu di daerah tersebut. Karena posisinya juga sebagai “wakil”, jadinya mewakili apa saja kebijakan dari yang lebih di atas. Dalam konteks kepala daerah—bahkan termasuk di tingkat kepala negara—pasangan nomor satu dan dua perlu mewujudkan sikap yang sinergis (bekerjasama yang baik). Artinya, 01 dan 02 adalah figur bagi rakyatnya. Ketika mereka tidak bersinergis, maka yang akan menanggung bebannya adalah rakyat juga. Kerap kita lihat pemimpin yang saling berseteru antara satu dan lainnya. Sikap sinergis ini bukan hanya untuk pasangan kepala daerah, tapi untuk sinergitas dengan para wakil rakyat, dan stakeholder yang ada.
7.       “Mengasah gergaji.” Dalam buku Covey, diterangkan tentang seorang yang menggergaji. Kalau ia menggergaji pohon terus-menerus, maka pasti ia akan didera rasa lelah. Dan, jika lelah itu melanda, kemudian ia tetap menggergaji, maka tentu kekuatan dan hasilnya tidaklah maksimal. Olehnya itu, maka gergaji perlu diasah agar efektif dan optimal hasilnya. Dalam kepemimpinan juga seperti itu. Seorang pemimpin perlu mengasah kemampuannya dengan baik. Pengiriman beberapa pejabat daerah ke Universitas Harvard untuk belajar selama beberapa minggu adalah ide yang baik. Tentunya, ketika mereka sudah kembali ke daerah, perlu sekali untuk membagi apa yang telah dipelajarinya (termasuk ke kampus) dan berupaya mempraktekkan ilmu itu untuk kesejahteraan di daerah.
8.       Menemukan suara panggilan jiwa anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka.” Ada dua poin yang penting di sini. Yang pertama untuk personal pemimpin itu, dan kedua untuk masyarakat atau bawahannya. Pada bagian “menemukan suara panggilan jiwa anda”, seorang pemimpin perlu tahu potensinya dimana. Ia haruslah tahu dimana kekuatan serta kelemahannya (bisa dengan analisis SWOT), dan sadar akan program yang harus ia tuntaskan dalam rentang kepemimpinannya.
Pemimpin yang sadar diri seperti ini tidak akan sombong dengan jabatannya. Ia tidak akan semena-mena, tidak akan asal mencopot jabatan orang lain karena faktor emosional—seperti yang dipraktekkan oleh walikota Manado yang mencopot sekretaris kota (sekkot) dan ketika digugat, sang walikota pun kalah. Suara hati seorang pemimpin berada dalam kedalamannya sendiri. Orang yang seperti ini memiliki keagungan dalam dirinya, dan orang lain pasti akan merasakan keagungan tersebut. Artinya, jika hingga beberapa bulan atau tahun berjalan, kita tidak merasakan keagungan atau kepedulian dari seorang pemimpin, maka sangat bisa jadi pemimpin tersebut belum berhasil menemukan panggilan jiwanya untuk memimpin dengan amanah.
Setelah seorang pemimpin menemukan hati nuraninya itu, maka perlu menjadi inspirator. Dalam konteks ini, sang pemimpin diperlukan untuk menjadi inspirator yang mengilhami orang lain untuk sukses juga. Misalnya, masalah pengangguran. Seorang pemimpin perlu menjadi inspirator bagi penganggur-penganggur itu agar bekerja secara kreatif. Ini berarti, dana untuk pembibitan wirausaha mandiri (terutama anak muda) perlu ada dan tepat pada sasarannya.
Kata “mengilhami” dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “inspire” yang ternyata berasal dari Bahasa Latin “inspirare” yang berarti “menghembuskan kehidupan pada sesuatu atau seseorang.” Inspirasi yang dapat diberikan oleh seorang pemimpin kepada masyarakatnya, dapat berupa inspirasi secara fisik (artinya ia seorang yang bersih, dan wilayahnya juga bersih). Bisa juga berupa inspirasi emosional (ia empatik dengan penderitaan kaum papa, jika ada musibah ia segera datang dan bertindak cepat), atau ia juga memberikan inspirasi secara spiritual dengan tingkat kesalehan yang setidaknya di atas rata-rata. Orang yang saleh akan takut jika ia tidak adil dalam memimpin. Dan, ini pastinya terkait pada sejauhmana hubungan baiknya secara spiritual dengan Tuhan.[10]
F.     Profil Pengusaha Sukses
1.      Chairul Tanjung
       Siapa yang tak kenal nama Chairul Tanjung. Sebelum menjabat sebagai menteri koordinator perekonomian beliau telah terkenal sebagai bos pemilik media Trans TV dan Trans7. Beliau juga terkenal lewat buku biografi Chairul Tanjung si anak singkong. Chairul tanjung sebelum menjabat sebagai menko ekonomi sebelumnya juga masih di era presiden SBY, menjabat sebagai pelaksana tugas untuk menteri kehutanan serta pelaksanaan tugas untuk menteri energi dan sumber daya mineral.
       Biografi chairul tanjung dimulai dari kisahnya sebagai seorang mahasiswa kurang mampu yang memulai usaha bisnis sejak mahasiswa. Beliau merupakan lulusan kedokteran gigi Universitas indonesia. Semasa kuliah beliau telah berdagang, mulai dari bisinis buku kuliah, foto copi hingga jasa pembuatan kaos. Setelah lulus beliau bersama dengan tiga orang rekannya mendirikan usaha pembuatan sepatu yang di ekspor. Usaha bersama rekannya ini maju pesat. Akan tetapi akibat adanya perbedaan visi diantara mereka bertiga Chairul memilih keluar.
       Setelah keluar dari perusahaan, Chairul Tanjung kemudian memulai bisnis di bagian usaha jasa keuangan, multimedia bahkan kini properti. Biografi Chairul Tanjung memang mengisahkan sebuah kisah perjalanan perjuangan bisnis Chairul Tanjung. Jatuh bangun Chairul Tanjung dalam membangun bisnis memang berbuah manis. Saat dia mendapatkan buah hati yang pertamanya tahun 1996 dia juga didaulat sebagai pemimpin bank mega. Chairul tanjung dengan kepiawaiannya dalam menjalankan bisnis dan menjalankan jaringan kini dia telah memiliki konglomerasi perusahaan yang disebut dengan para group. Inti usaha para group adalah bisnis keuangan, properti dan multimedia.
       Perkembangan bisnis Chairul Tanjung berkembang pesat. Buktinya di tahun 2010 dinobatkan sebagai orang terkaya di indonesia nomor enam. Sedangkan untuk versi majalah forbes beliau dinobatkan sebagai orang terkaya urutan 937 di dunia. Biografi Chairul Tanjung kini populer lewat bukunya yang berjudul si anak singkong. Buku yang di tulis oleh wartawan kompas itu mengisahkan lika-liku Chairul Tanjung dalam mencapai kesuksesannya seperti saat ini. Kisah inspiratif seperti Chairul Tanjung memang patut dijadikan tauladan terutama bagi generasi muda. Sukses adalah sebuah perjalanan yang dibangun dengan keuletan dan kerja keras.[11]

2.      Bill Gates
        Merupakan tokoh yang memiliki gelar orang terkaya di dunia bernama lengkap William Henry "Bill" Gates III. Ia lahir di Seattle, Washington, 28 Oktober 1955. Ia dikenal sebagai orang terkaya karena karirnya sebagai seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat. Pernah menjadi pejabat CEO dan juga ketua Microsoft yang perusahaannya ia dirikan dengan Paul Allen. Setelah sukses dengan microsoftnya ia pun mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation pada tahun 2000.[12]

3.      Mark Zuckerberg
        Dikenal dengan penemuannya yang jenius dan juga sangat fenomenal. Karyanya merupakan sebuah trobosan baru yang dianggap sebagai awal mulanya muncul dunia sosial media. Ya, Mark Zuckerberg merupakan penemu dari jejaring sosial yang menurut rating merupakan media paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh pelosok belahan dunia, Facebook. Facebook merupakan buah karya dari seorang Mark Zuckerberg bersama teman-temannya. Penemuan inilah yang kemudian membuat pria dengan nama lengkap Mark Elliot Zuckerburg dikenal seantero dunia.
        Profil lengkap Mark Zuckrberg akan sangat mudah ditemukan di berbagai media karena ia memang menjadi salah satu tokoh yang fenomenal. Dalam salah satu biografi Mark Zuckerberg merupakan salah satu orang muda yang memiliki jumlah kekayaan terbanyak atau Mark menjadi konglomerat termuda karena penemuan jejraring sosial Facebooknya. Mark adalah seorang Yahudi lahir pada tanggal 14 Mei 1984 di White Planis, New York. Ayahnya bernama Edward Zuckerberg yang merupakan seorang dokter gigi dan ibunya Karen adalah seorang psikiater. Mark mempunyai 3 saudara yaitu Donna, Randi dam juga Arielle.
        Mark menyelesaikan pendidikan menengahnya di Philips Exeter Academy, sebelumnya Mark sebelumnya bersekolah di Ardsley High School. Disekolah lamanya di kenal ahli dalam bidang klasik. Sedangkan disekolah barunya menurut Biografi Mark Zuckerberg ia sangat pandai dalam bidang sains dan juga astronomi. Mark juga merupakan seorang atlet anggar sekaligus kapten tim. Setelah lulus dari sekolah menengah atas Mark melanjutkan studinya di Hardvard University. Salah satu perguruan tinggi di dunia. Semasa kuliah itulah di berkenalan dengan Priscilla Chan yang akhirnya menjadi istrinya.
        Dikampus itulah akhirnya Mark bersama teman-temanya membuat Facebook untuk pertama kali pada tahun 2004. Pada awalnya Facebook adalah sebuah jejaring sosial yang dibuat untuk teman satu kelasnya. Namun ternyata lama kelamaan semakin banyak yang bergabung. Sehingga Mark mulai mendesain dan lebih mengembangkan sitem yang ada didalam Facebook. Sejak saat itulah Biografi Mark Zuckerberg dikenal sebagai penemu jejaring sosial Facebook. Hampir disetiap biografi lengkap Mark Zuckerberg banyak yang menyebutkan ia mendapatkan banyak keuntungan dan juga banyak penghargaan karena Facebook.[13]














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai strategi pengusaha sukses di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, yakni:
1.      Strategi pengusaha sukses merupakan rencana atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang berhasil melakukan usaha atau bisnisnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.      Ciri-ciri yang dimiliki pengusaha sukses, anatra lain: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, kemauan dan kemampuan pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan nilai inovatif, kreatif dan fleksibilitas, dan berorientasi ke masa depan.
3.      Strategi utama menjadi pengusaha sukses yaitu menanamkan kualitas pribadi, kualitas produk, kualitas jaringan, dan kualitas pengetahuan.
4.      Delapan strategi sukses menurut stephen R. Covey 1). Jadilah proaktif, 2). Mulai dengan tujuan akhir, 3). Dahulukan yang utama, 4). Berpikir menang-menang, 5). Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami, 6). Wujudkan sinergi, dan 7). Mengasah gergaji. 8) menemukan suara panggilan jiwa anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka.
5.      Kunci sukses ala Rasulullah yakni dengan memiliki Sifat-sifat yang kita kenal selama ini yaitu sidiq berarti jujur, amanah berarti dapat dipercaya, fathonah berarti cerdas, tabligh berarti menyampaikan, dan istiqomah yakni kontinuitas dalam menjalankan sesuatu.
6.      Strategi sukses yang dapat dicontoh dari pengusaha sukses seperti Chairul Tanjung, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg adalah berani mencoba, bekerja keras, tidak menyerah, dan mencintai pekerjaan yang dilakukan.

B.  Saran
       Penulis menyarankan kepada pembaca untuk secara matang menyusun strategi yang tepat untuk memulai usaha atau bisnis. Kemudian, strategi tersebut dijalani dengan konsisten agar tujuan menjadi pengusaha yang sukses dapat terwujud. Perbanyak pula informasi mengenai strategi pengusaha sukses lainnya yang patut untuk dicontoh sepak terjangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, Rhonda dan Alice LaPlante. 2010. Passion to Profits Panduan Sukses Bisnis bagi           Pengusaha Pemula. Jakarta: Azkia Publisher.
Anonim. 2014. Biografi Lengkap Bill Gates Pendiri Microsoft.       (file:///G:/Biografi%20Lengkap%20Bill%20Gates%20Pendiri%20Microsoft%20%20Pro         filPedia.com.htm). Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.57 WIB.
Anonim. 2014. Profil dan Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong. (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Chairul%20Tanjung%20Si%20Anak%20Singkong%20-%20ProfilPedia.com.htm). Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.51 WIB.
Anonim. 2014. Profil dan Biografi Mark Zuckerberg Sang Konglomerat Muda.     (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Mark%20Zuckerberg%20Sang%20Konglomer         at%20Muda%20-%20ProfilPedia.com.htm). Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.53           WIB.
Anonim. Pengertian Perusahaan. (http://www.scribd.com/doc/16579623/Menjalankan-Perusahaan-Urusan-Perusahaan-dan-Pengusaha-dan-Pembantunya). Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 21.00 WIB.
Anonim. Sukses dan Tujuan Hidup (http://xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SUKSES+DAN+TUJUAN+HIDUP.pdf). Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 22.00 WIB.

Anonim. The Eight Habits for Effectiveness by Stephen R. Covey. 2013. (http://www.tweeofmeer.nl/en/inspiratie/books/the-eight-habits-for-effectiveness-by-stephen-r-covey/). Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 21.00 WIB.

Hamdani, M. 2012. Karakter Utama Rasulullah Saw Sebagai Pengusaha Sukses. (http://midwiferyenterpreneurship.blogspot.co.id/2013/09/karakter-utama-rasulullah-saw-sebagai.html). Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB.

Purwosutjipto. 2003. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Subekti. 2003. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT Intermasa.
Syakir, Sula Muhammad & Hemawan Kertajaya. 2006. Syriah Marketing. Bandung: Pustaka Mizan.
Widhiyanti, Y Lusi. Pengertian strategi. (http://eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-%2008417141011.pdf). Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 20.00 WIB.









[1] Y Lusi Widhiyanti, Pengertian Strategi, (eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20%2008417141011.pdf), Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 20.00 WIB.
[2] Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2003), hlm. 42.

[3]  Anonim, Pengertian Perusahaan , (http://www.scribd.com/doc/16579623/Menjalankan-Perusahaan-Urusan-Perusahaan-dan-Pengusaha-dan-Pembantunya), Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 21.00 WIB.

[4] Anonim, Sukses dan Tujuan Hidu, (http://xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SUKSES+DAN+TUJUAN+HIDUP.pdf), Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 22.00 WIB.
[5] Iskandar, 2010, Kewirausahaan, (http://usupress.usu.ac.id/files/Kewirausahaan_IskandaRINI%20%20Final_bab%201.pdf). Diakses Tanggal 28 September 2015 pukul 17.00.
[6] Asri Al Jufri, Rahasia Sukses Penguasaha Tahan Banting Seri III, (Jakarta: PT PNM (Persero), 2014), hlm. 19-21.
[7] Rhonda Abrams dan Alice LaPlante, Passion to Profits Panduan Sukses Bisnis bagi Pengusaha Pemula, (Jakarta:Azkia Publisher, 2010), hlm. 27.

[8] Ibid, hlm. 151-153
[9] M. Hamdani, 2012, Karakter Utama Rasulullah Saw sebagai Pengusaha Sukses, (http://midwiferyenterpreneurship.blogspot.co.id/2013/09/karakter-utama-rasulullah-saw-sebagai.html). Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB.

[10] Anonim, The eight habits for effectiveness by Stephen R. Covey, (http: http://www.tweeofmeer.nl/en/inspiratie/books/the-eight-habits-for-effectiveness-by-stephen-r-covey/), Diakses Tanggal 25 September 2015 Pukul 21.00 WIB.


[11] Anonim, 2014, Profil dan Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong, (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Chairul%20Tanjung%20Si%20Anak%20Singkong%20-%20ProfilPedia.com.htm), Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.51 WIB.
[12]Anonim, 2014, Biografi Lengkap Bill Gates Pendiri Microsoft, (file:///G:/Biografi%20Lengkap%20Bill%20Gates%20Pendiri%20Microsoft%20-%20ProfilPedia.com.htm), Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.57 WIB.
[13] Anonim, 2014, Profil dan Biografi Mark Zuckerberg Sang Konglomerat Muda, (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Mark%20Zuckerberg%20Sang%20Konglomerat%20Muda%20-%20ProfilPedia.com.htm), Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.53 WIB.

No comments:

Post a Comment