BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di antara makhluk hidup yang di
ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna.
Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai
kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang
mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat
membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Terjadinya kegagalan
pada model pembangunan pada masa lalu, menyadarkan akan perlunya reorientasi
baru dalam pembangunan, yaitu pendekatan pembangunan yang memperhatikan
lingkungan dan pembangunan yang berwajah manusiawi. Pendekatan tersebut
menempatkan manusia sebagai faktor kunci yang memainkan peran penting dalam
segala segi. Proses pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang populis,
konsentrasi pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan mengedepankan
fasilitas pembangunan pada usaha rakyat kecil.
Bertolak dari model
pembangunan yang Humanize tersebut maka dibutuhkan program-program
pembangunan yang memberikan prioritas pada upaya memberdayakan masyarakat.
Dalam konteks Good Governance ada tiga pilar yang harus menopang
jalannya proses pembangunan, yaitu masyarakat sipil, pemerintah dan swasta.
Oleh karena itu SDM/ masyarakat menjadi pilar utama yang harus diberdayakan
sejak awal.
Dalam pembangunan
perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat hendaklah disertai transformasi
secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi, sosial, budaya maupun politik.
Sehingga akan terjadi keseimbangan antara kekuatan ekonomi, budaya, sosial dan
budaya.
Dengan adanya
pemberdayaan, masyarakat dapat menjalankan pembangunan dengan diberikan hak
untuk mengelola sumber daya yang ada. Masyarakat miskin diberikan kesempatan
untuk merencanakan dan melaksanakan pogram pembangunan yang telah mereka
tentukan. Dengan demikian masyarakat diberi kekuasaan untuk mengelola dana
sendiri, baik yang berasal dai pemerintah maupun pihak lain.
Dalam rangka pemerataan
hasil-hasil pembangunan perlu lebih ditingkatkan dan diperluas usaha-usaha
untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata
pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang
tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan
ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan
dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka
mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta
penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan
menengah.
Dan kini pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai
kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan
teknologi cepat, dan sebagainya. Dengan kemudahan tersebut, masyarakat
seharusnya tidak usah ragu dalam memulai usaha. Selain itu, masyarakat juga
perlu mengetahui dan melakukan strategi yang tepat untuk meraih kesuksesan pada
usaha yang dijalaninya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apakah pengertian strategi pengusaha sukses?
2.
Apa saja ciri-ciri pengusaha sukses?
3.
Bagaimana strategi untuk menjadi pengusaha yang sukses?
4.
Bagaimana profil dari pengusaha sukses?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini yaitu:
1.
Menjelaskan pengertian strategi pengusaha sukses
2.
Menjelaskan ciri-ciri pengusaha sukses
3.
Menjelaskan strategi untuk menjadi pengusaha yang sukses
4.
Menjelaskan profil dari pengusaha sukses
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pengusaha Sukses
1.
Pengertian Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam
sebagaimana dikemukakan oleh
para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos
dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos
atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau
skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya
strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. [1]
Menurut Marrus, strategi didefinisikan
sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn, mengartikan strategi adalah suatu
bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan
dan rangkaian
tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi
diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian
sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan
dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan
kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam
lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.
Dari kedua pendapat di atas, maka
strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang
disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus
dilakukan oleh suatu organisasi dalam mempertahankan
eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama perusahaan atau
organisasi harus memilki keunggulan kompetitif. Hal ini seperti yang
diungkapkan Ohmae (1999:10) bahwa
strategi bisnis, dalam suatu kata, adalah mengenai keunggulan kompetitif.
Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategis adalah memungkinkan perusahaan memperoleh,
seefisien mungkin, keunggulan yang dapat mempertahankan atas
saingan mereka. Strategi koorperasi dengan demikian mencerminkan usaha untuk
mengubah kekuatan perusahaan relatif terhadap saingan dengan seefisien mungkin.
Setiap perusahaan atau organisasi,
khususnya jasa, bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap strategi
perusahaan atau organisasi harus diarahkan bagi para pelanggan. Hal ini
seperti yang dijelaskan Hamel dan Prahalad bahwa strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan”. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang
dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin
mengarahkan organisasi itu ke arah pengurangan biaya, perbaikan kualitas,
dan memperluas pasar. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan.
Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam merumuskan suatu
strategi sebagai berikut :
a.
Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak
hanya masa sekarang.
b.
Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan
sebaliknya.
c.
Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak
semata-mata pada pertimbangan keuangan.
d.
Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawa ke atas.
e.
Strategi harus mempunyai orientasi eksternal.
f.
Fleksibilitas adalah sangat esensial.
g.
Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.
Suatu strategi
hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya yang sekaligus berarti
mudah diperbaharui oleh setiap anggota manajemen
puncak dan setiap karyawan organisasi. Maka oleh Donelly (1996:109) dikemukakan
enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi, yaitu :
a. Apa, apa yang akan
dilaksanakan
b. Mengapa demikian, suatu uraian
tentang alasan yang akan dipakai dalam menentukan apa diatas
c. Siapa yang akan
bertanggungjawab untuk atau mengoperasionalkan strategi
d. Berapa banyak biaya yang harus
dikeluarkan untuk mensukseskan strategi
e. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk operasional strategi tersebut
f.
Hasil apa yang akan diperoleh dari strategi tersebut
Untuk menjamin agar
supaya strategi dapat berhasil baik dengan meyakinkan bukan
saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan, Hatten
memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut:
1. Strategi harus konsiten dengan
lingkungan, strategi dibuat mengikuti
arus perkembangan masyarakat, dalam lingkungan yang
memberi peluang untuk bergerak maju.
2. Setiap organisasi tidak hanya
membuat satu strategi, tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada
banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan
strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakan, semua strategi
senantiasa diserasikan satu dengan yang lain.
3. Strategi yang efektif
hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumberdaya dan tidak
menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai
unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya,
membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang
tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi.
4. Strategi hendaknya memusatkan
perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang
justru adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga memanfaatkan kelemahan
pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi
kompetitif yang lebih kuat.
5. Sumber daya adalah sesuatu
yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat
sesuatu yang memang layak dapat dilaksanakan.
6. Strategi hendaknya
memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi
mengandung resiko, tetapi haruslah berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan
organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu
dapat dikontrol.
7. Strategi hendaknya disusun
diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
8. Tanda-tanda suksesnya dari
suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang
terkait dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi.
Sementara itu menurut
Argyris, Mintzberg, Steiner, dan Miner seperti yang dikutip dalam
Rangkuti (1998:4) menyatakan bahwa
strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman
eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi. Bryson menjelaskan bahwa strategi dapat dipandang
sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber
daya yang mendefinisikan bagaimna organisasi itu, apa yang dilakukan
dan mengapa organisasi melakukannya.
Dari berbagai pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan strategi harus memperhatikan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai di waktu yang akan datang, selain itu suatu
organisasi harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana strategi
tersebut akan dilaksanakan, sehingga strategi tersebut tidak bertentangan
melainkan searah dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan melihat kemampuan
internal dan eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan organisasinya. Oleh
karena itu, strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi
dengan lingkungannya. Strategi itu sendiri biasanya dikembangkan untuk
mengatasi isu strategis, dimana strategi menjelaskan respon
organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Strategi secara umum akan gagal,
pada saat organisasi tidak memiliki konsisten antara apa yang dikatakan, apa
yang di usahakan dan apa yang dilakukan.
2.
Pengertian Pengusaha
Pengusaha adalah seseorang yang melakukan atau menyuruh
melakukan perusahaannya. [2]
Dalam menjalankan perusahannya pengusaha dapat:
a. Melakukan
sendiri, Bentuk perusahaannya sangat sederhana dan semua pekerjaan dilakukan
sendiri, merupakan perusahaan perseorangan.
b. Dibantu
oleh orang lain, Pengusaha turut serta dalam melakukan perusahaan, jadi dia
mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai pengusaha dan pemimpin perusahaan dan
merupakan perusahaan besar.
c. Menyuruh
orang lain melakukan usaha sedangkan dia tidak ikut serta dalam melakukan
perusahaan, Hanya memiliki satu kedudukan sebagai seorang pengusaha dan
merupakan perusahaan besar. [3]
3. Pengertian Sukses
Banyak
yang berpendapat bahwa sukses adalah keberhasilan mencapai tujuan atau
cita-cita. Akan tetapi sering kali tujuan yang diimpikan ternyata tidak sesuai
dengan misinya, sehingga pada saat dia berhasil mencapai tujuannya yang bersangkutan merasa tidak sukses. Seperti halnya kita
ketahui, ukuran ”sukses” yang selama ini berlaku selalu berkisar pada hal-hal
seperti berikut : harta, kedudukan, gelar, keluarga, pangkat, kekuatan fisik,
dan sebagainya. Yang menjadi pertanyaan adalah ”Apakah
keberhasilan seseorang setelah mencapai
ukuran-ukuran tersebut di atas boleh dikatakan sukses?”. Definisi
sukses yang sesungguhnya adalah keberhasilan menjalankan misi. Sehingga apabila kita ingin sukses,
maka gali dan temukan misi kita terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan
misi tersebut dengan menggunakan segala fasilitas yang dianugerahkan Tuhan kepada diri kita.[4]
Ada beberapa ahli mengatakan
defenisis dari sukses sebagai berikut :
“Success is the ability
to live your life the way you want to live it, doing what you most enjoy,
surrounded by people who you admire and respect.”
(Brian Tracy, Million Dollar Habits)
Sukses berarti jika
seseorang menikmati dan mencintai profesinya sekarang, dan ia dikelilingi oleh
orang-orang yang ia cintai dan mencintai dirinya.
“Success is the progressive
realization of a worthy ideal.”(Earl
Nightingale, The Strangest Secret)
Sukses adalah realisasi
progresif dari prinsip-prinsip seseorang yang bernilai.
Adapun jenis-jenis sukses, antara lain:
a. Sukses Material
Pertama
dan paling diminati semua orang ialah sukses secara finansial. Punya rumah,
apartemen, mobil adalah mimpi semua orang dengan dalih untuk memfasilitasi
keluarga. Namun, banyak kali kita temukan, seseorang berlaku tak mulia untuk
mewujudkannya. Berlaku tak jujur, korupsi, menjatuhkan nama baik orang lain dan
semacamnya. Hal ini justru memberi pencitraan yang buruk bagi nama baik
keluarga.
b. Sukses Fisikal
Urutan
kedua yang juga banyak diminati, terutama kaum Adam, dengan pemikiran untuk
memikat lawan jenis. Bermula dari para publik figur yang bertubuh sangat
atletis, dan semakin banyaknya fitness center, membuat banyak orang tertarik
dan tak hanya untuk menarik perhatian lawan jenis saja, namun untuk membuat
tubuh kita menjadi lebih sehat, tak terkecuali kaum Hawa pun mencobanya.
c. Sukses Intelektual
S1,
S2, bahkan S3 bagi sebagaian pihak merupakan prestasi yang luar biasa. Belajar
sepanjang hidup kita itu baik, namun jangan lupa untuk membagikannya ke sesama.
d. Sukses Emosional
Membahagiakan
orang di sekitar kita, membuat orang tua bangga. Berbeda dari tipe pertama,
sukses ke 4 ini, cenderung berlaku mulia dan santun.
e. Sukses Spiritual
Sukses
spiritual atau secara kerohanian. Hal ini, dianggap remeh oleh banyak orang,
namun sesungguhnya sukses tipe inilah yang bisa dianggap sukses paling kaya.
Karena semakin kita mengenal Pribadi Yang Paling Mulia, kita pasti lebih
mengerti akan kehidupan secara benar. Mungkin kita bisa kaya, memiliki tubuh
atletis, jenius dan mampu membahagiakan orang lain akan sia-sia jika tanpa
Tuhan.
f.
Kemajuan
usaha, keuntungan, dan reputasi
g. Kesuksesan
evangelis
Mempengaruhi
orang lain, menyebar-luaskan gagasan
h. Kesuksesan
lingkungan
Rumah,
tanaman, menyelamatkan lingkungan hidup
i.
Kesuksesan waktu
Panjang
umur, pengelolaan waktu
j.
Kesuksesan bersama atau kolektif
Hasil-hasil
kerja tim yang efektif
Berdasarkan pengertian dari
strategi, pengusaha, dan sukses yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan
bahwa strategi pengusaha sukses merupakan rencana atau serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh seseorang yang berhasil melakukan usaha atau bisnisnya
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
B.
Ciri-ciri Pengusaha Sukses
Dalam
meraih kesuksesan, seorang pengusaha setidaknya harus memiliki ciri-ciri
positif berikut ini:[5]
1.
Percaya Diri
Orang
yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan
rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada
orang lain, memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, obyektif, dan kritis,
emosionalnya stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Kepercayaan diri
merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan. Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis, dan
banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
dihadapi. Oleh karena itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan,
optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara sistematis, berencana, efisien dan efektif. Kepercayaan diri juga selalu
ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam
melakukan pekerjaan. Keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko dan
perhitungan matang yang diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan
kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian mengambil resiko
dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan
diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan diri sendiri. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Kepercayaan
diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental
seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan,
semangat kerja keras, semangat berkarya, dan sebagainya dipengaruhi oleh
tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan keterampilan
dan kewaspadaannya.
Kepercayaan diri merupakan landasan yang
kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya
yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri.
Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong
seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian
akan mempertebal kepercayaan diri. Pada gilirannya, orang yang memiliki
kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam
mengorganisasi, mengawasi dan meraih kesuksesan.Oleh sebab itu, wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2.
Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif prestasi, berorientasi pada
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya
selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan adanya niat
dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi maka
sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.
Dalam kewirausahaan, peluang hanya
diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh
melalui pelatihan dan pengalaman mereka selama bertahun-tahun, dan
pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap,
dan semangat berprestasi. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita
berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa
malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah halal.
3.
Pengambilan Resiko Kemauan dan kemampuan
Untuk
mengambil suatu resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dan berinisiatif.
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usahausaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi. Resiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah.
Sebaliknya resiko yang terlalu tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang
tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan
lebih menyukai resiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian
untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
resiko yang penuh perhitungan dan realistis. Situasi resiko kecil dan resiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada
masing-masing situasi tersebut. Wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan
dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi
resiko dan ketidakpastian inilah wirausaha mengambil keputusan yang mengandung
potensi kegagalan atau keberhasilan.
Pilihan terhadap resiko ini sangat
bergantung pada:
a. Daya tarik setiap alternatif
b. Siap untuk mengalami kerugian
c. Kemungkinan relatif untuk gagal atau
sukses
d. Kemampuan untuk mengambil resiko
ditentukan oleh:
1) Keyakinan pada diri sendiri
2) Kesediaan menggunakan kemampuan dalam
mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
3) Kemampuan menilai situasi resiko secara
realistis
Wirausaha penuh
resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku
dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan.
Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan
kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
4.
Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil
selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia
selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama dan menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan
jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat, lebih dulu dan dan segera berada di
pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga
menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai sesuatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi
seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaruan untuk
menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul dan mencari peluang dan terbuka
terhadap kritik serta saran yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan
karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan berbeda. Karya dan karsa yang
berbeda akan dipandang sebagai sebagai sesuatu yang baru dan dijadikan peluang.
Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat
responsif.
5.
Keorisinilan nilai inovatif, kreatif dan
fleksibilitas
Yang
dimaksud orisinal di sini ialah tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi
memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk
tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari
komponen–komponen yang sudah ada, sehingga akan melahirkan sesuatu yang baru.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.
Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian–bagian
produk saja. Contoh: Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan
usahanya, seperti susunan barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur
promosi dsb. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi–kombinasi baru atau melihat hubungan– hubungan baru antara unsur,
data, variabel yang sudah ada sebelumnya. Seperti kita ketahui bahwa wirausaha
mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai
tambah. Jadi, jika para mahasiswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus
mempunyai sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang
bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh
financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari
lingkungan yang tidak diinginkannya. Di samping itu wirausaha ingin menemukan
arti baru bagi kehidupannya.
6.
Berorientasi ke masa depan
Orang
yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persfektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,
maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini.
Meskipun terdapat resiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
dan tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh
sebab itu ia selalu mempersiakannya dengan mencari peluang. Untuk menghadapi
pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan
strategi yang matang, agar jelas langkah–langkah yang akan dilaksanakan.
C.
Strategi Pengusaha Sukses
Menurut Asri Al Jufri, setelah ia mempelajari sepak
terjang para pelaku bisnis atau pengusaha tampak bahwa keberhasilan yang mereka
capai memang seimbang dengan sikap positif yang mereka miliki. Sikap
positif yang menjadi kunci keberhasilan tersebut dikelompokkan sebagai berikut:[6]
1.
Kualitas
pribadi
Keberhasilan
yang mereka capai tidak lepas dari kualitas diri sebagaimana tercermin pada
sifat, karakter, dan kepribadian dari individu tersebut. Kualitas pribadi tidak
selamanya identik dengan banyaknya pengetahuan, tetapi lebih pada sikap diri
dalam memanfaatkan pengetahuan itu. Beberapa sikap positif yang menonjol dari
seorang pengusaha antara lain, semangat kerja yang tinggi, ketekunan,
kesabaran, ketelitian, dan kejelian dalam melihat berbagai peluang. Sikap ramah
dan jujur juga sangat diperlukan sebagai modal dalam membangun relasi dengan
semua pihak yang terkait dengan usaha tersebut terutama dengan konsumen dan
mitra kerja lainnya. Semua sikap itu akan lebih kokoh apabila di topang oleh
landasan spiritual bahwa berusaha adalah wujud dari pengabdian kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan harus dilandasi oleh
keikhlasan, dan apapun hasilnya harus disyukuri sebagai anugerah terbaik
dari-Nya.
2.
Kualitas
produk
Kemajuan suatu usaha tidak lepas dari kecocokan dari
suatu produk dengan kebutuhan konsumen, dan itu sangat ditentukan oleh
kualitas, kemanfaatan, dan harga dari produk tersebut. Beberapa
hal terkait kualitas itu seperti motif, desain, ukuran, kemasan, keunikan, dan
tentunya juga harga yang dinilai pantas atas produk tersebut.
3.
Kualitas
jaringan
Keberhasilan
suatu usaha tidak lepas dari peranan pihak lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, kemampuan dalam membangun jaringan merupakan
hal yang sangat penting termasuk kemampuan dalam membina dan mempertahankan
jaringan itu. Ada beberapa sudut jaringan yang secara langsung sangat
berpengaruh pada perkembangan usaha, yaitu jaringan dengan pemasok bahan baku,
jaringan terkait proses produksi, dan jaringan dalam pemasaran. Melalui
jaringan kemitraan akan terbina sinergi yang saling menguntungkan, meningkatkan
efisiensi dan memperbesar omset, yang akhirnya meraih tingkat keuntungan yang
besar.
4.
Kualitas
pengetahuan
Untuk
mencapai dan mempertahankan apa yang sudah diraih, tak lepas dari inovasi yang
dilakukan secara terus-menerus, baik inovasi dalam hal produk, proses produksi,
kemasan layanan, pemasaran, permodalan, manajemen, dan lain-lain. Tanpa
inovasi, tak mungkin suatu usaha bisa bertahan untuk jangka panjang. Inovasi
diperoleh melalui proses pembelajaran terus-menerus yang tercermin dari
peningkatan kualitas dalam segala aspek usaha tersebut. Disinilah pentingnya
pengetahuan seorang pengusaha perlu untuk mengikuti perkembangan dan terus
menambah pengetahuan antara lain melalui berbagai pelatihan dan sumber-sumber
pengetahuan lainnya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dengan rajin mendengarkan
masukan dari konsumen. Jadikan keluhan konsumen sebagai umpan balik untuk
melakukan perbaikan.
Beberapa
pengusaha juga telah melakukan pemasaran secara online guna melayani pembeli dari berbagai daerah. Terobosan dalam
pemasaran itu merupakan wujud penyesuaian dengan perubahan dan perkembangan
teknologi informasi sekaligus penyesuaian dengan tuntutan konsumen dan pola
pemasaran modern. Upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap tuntutan
perkembangan merupakan salah satu syarat bagi perusahaan untuk bisa eksis dan
terus maju. Hakikat inovasi adalah kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan diri
dengan tuntutan perubahan dan perkembangan lingkungannya.
Berikut
beberapa kunci keberhasilan menurut pengusaha-pengusaha Indonesia yang telah
sukses mengembangkan bisnisnya dan eksis hingga sekarang:
1.
Selalu
menjaga kualitas produk dengan terlibat langsung dalam proses produksi
2.
Tetap
mempertahankan pasar yang telah dibangun, termasuk dengan menjaga harga jual
yang terjangkau oleh segmen menengah ke bawah
3.
Fokus pada jenis usaha serta berani memulai dari kecil
4.
Selalu berupaya menambah pengetahuan baik terkait dengan usahanya maupun
pengetahuan lainnya, serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengembangan
usahanya
5.
Gigih dalam bekerja dan yakin bahwa Tuhan telah mengatur rezeki untuk
hamba-Nya
6.
Mau belajar dan mencoba terutama dari bahan-bahan yang mudah didapat secara
lokal
7.
Mempertahankan
keunikan produk yang khas, berkualitas, alami, dan ramah lingkungan
8.
Menjalin
kemitraan yang baik dalam produksi maupun pemasaran
9.
Jujur
dan selalu menjaga amanah
10.
Selalu
ramah dan terbuka terhadap konsumen
11.
Kreatif
untuk mencoba usaha dan inovasi baru
12.
Berani
mencoba dan mengambil risiko
13.
Selalu
berupaya agar bisa memberi manfaat kepada orang lain
14.
Mencintai
dan menyukai usaha yang dilakukan
15.
Tekun
dan tidak mudah putus asa
Menurut Abrams, ada beberapa faktor
yang bisa memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup dan kesuksesan suatu
bisnis, diantaranya:[7]
1.
Lebih inovatif
Anda
memberikan sesuatu kepada pasar yang baru atau meningkatkan penawaran yang
sudah ada.Kadang-kadang penawaran ini adalah menemukan cara-cara baru
penggunaan produk atau jasa (atau kategori produk/jasa). Kadang-kadang ini
berarti menyebarkan teknologi baru.dalam kasus Tom’s of Maine, itu berarti
memanfaatkan kategori produk yang sudah “matang’ – pasta gigi – dan melakukan
inovasi dengan menggunakan sebuah bahan alami.Cihui!Satu bentuk kewiraswastaan
yang sukses diluncurkan - dan beberapa waktu kemudian terjual.Pada tahun 2006,
Colgate-Palmolive Co. Membeli mayoritas saham Tom’s of Maine senilai $100 juta.
2.
Kualitas yang lebih tinggi
Menawarkan
produk atau jasa yang nyata-nyata lebih berkualitas dari apa yang saat ini
ditawarkan pengusaha lain bisa menciptakan peluang bisnis yang sangat
bernilai.Perasaantidak puas dengan apa yang ada di pasaran saat ini merupakan
tanda-tanda yang bagus bahwa satu peluang sedang menunggu untuk
dimanfaatkan.Steve Ells, pendiri Chipotle, menyukai makanan Meksiko tetapi
terbentr dengan fakta bahwa banyak dari makanan-makanan itu adalah makanan
tidak sehat.Dia berpikir orang lain mungkin ingin menikmati makanan ini tanpa
rasa bersalah dan menggnakan teknik-teknik yang sudah dia pelajari di sekolah
memasak untuk menciptakan burrito de taco
yang lezat hanya dengan menggunakan bahan-bahan yang segar dan alami.Nalurinya
tidak salah:Saat ini ada lebih dari 600 restoran Chipotle, dan tempat makan
tersebut menjadi yang terdepan dalam tren baru industri makanan yang
dipersiapkan – yaitu, menyediakan kualitas makanan yang sama tingginya yang
ditemukan di restoran-restoran purna layanan dalam lingkungan makanan cepat
saji.
3.
Biaya rendah
Menjadi
pemimpin bisnis berbiaya rendah merupakan strategi yang dianggap bagus karena
daya tahannya yang lama.Tetapi sadarilah bahwa jika pembeda kunci Anda
satu-satunya adalah bahwa Anda bisa menyediakan produk atau jasa yang lebih
murah, akan sangat mudah bagi orang lain untuk mengalahkan Anda dalam permainan
yang Anda mainkan sendiri.Kecuali Anda mempunyai semacam keuntungan strategik,
seperti sumber pasokan yang unik atau pengaturan dengan rekanan yang menjadikan
biaya yang harus Anda keluarkan secara konsisten lebih rendah daripada biaya
siapa pun, ini bisa jadi strategi yng sulit untuk dipertahankan dalam jangka
panjang.
4.
Layanan yang lebih baik
Beberapa
perusahaan yang sangat sukses mengenali dan menangkap peluang-peluang bisnis
yang dimungkinkan oleh jasa pelanggan yang kurang optimal yang dotawarkan para
pesaing.Misalnya, JetBlue telah membangun reputasinya tentang menyediakan
penerbang yang lebih menyenangkan- tidak hanya bagi penumpang dalam kelas
pertama atau kelas bisnis, tetapi juga dalam kelas ekonomi.Hal yang sama,
peritel pakaian Nordstrom terkenal karena menerima barang kembali, tanpa
pertanyaan apapun.Memberikan perhatian khusus dan layanan unggul kepada
pelanggan biasanya menjadi cara yang digunakan perusahaan-perusahaan yang lebih
besar yang memiliki sumber daya lebih banyak.
5.
Lebih sesuai
Menyediakan
produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan bisa menciptakan
peluang bisnis yang langgeng.Toko peranti keras sebelah mungkin menawarkan
harga yang lebih tinggi, tetapi lokasinya dekat dengan pelanggan- mereka tidak
harus banyak melakukan perjalanan ke salah satu toko pritel.Demikian juga, jasa
perawatan binatang peliharaan yang mobile mungkin memberikan jasa yang sama
dengan yang disediakan toko pinggir jalan, tetapi karena mereka datang langsung
ke rumah-rumah pelanggan, akan menangguk cerukpasar yang sangat menguntungkan
bagi dirinya sendiri.
6.
Mudah tersedia
Seringkali,
fakta bahwa pasar yang sudah ada tidak dilayani secara memuaskan oleh bisnis
tertentu bisa menjadi dasar bagi perusahaan yang sukses.Misalnya, seorang
tukang pijat yang ingin membuka praktik sendiri bisa mencari kota di mana
permintaan yang ada saat ini melampaui persediaan dan membangun basis klien
yang sangat menguntungkan yang sulit dikembangkan di wilayah yang sudah jenuh
dengan bisnis terapi pijat.
Tujuan utama membuat rencana bisnis adalah untuk meraih
bisnis yang sukses. Oleh karena itu, proses perencanaanya dan bukannya rencana
tertulis itu sendiri yang biasanya paling berharga bagi sebuah bisnis.Membuat
rencana bisnis memberikan sarana untuk merealisasikan ide-ide Anda dan
menantang asumsi-asumsi Anda. Faktor-faktor berikut memainkan peranan paling
besar dalam kesuksesan bisnis, sehingga menjadi kunci bagi Anda untuk
membimbing perencanaan dan pemikiran Anda, yakni:[8]
1. Formulasikan konsep bisnis
Konsep bisnis Anda adalah tentang
cara memenuhi berbagai kebutuhan. Sesungguhnya, memenuhi kebutuhan merupakan
dasar bagi semua bisnis.Anda bisa menemukan mesin baru yang sangat mengagumkan,
tetapi jika mesin itu tidak memenuhi beberapa kebutuhan atau keinginan yang
riil dan penting, orang tidak akan membelinya, dan bisnis Anda akan
hancur.Rencana bisnis Anda harus dengan jelas dan ringkas memaparkan konsep
bisnis Anda dan menjelaskan bagaimana rencana bisnis tersebut akan menawarkan
pasar sesuatu yang tidak bisa mereka tolak.
2. Memahami Pasar
Anda memiliki ide hebat atau
penemuan baru saja belum cukup sebagai dasar bisnis Anda.Anda juga harus
memiliki pasar yang cukup besar, bisa diakses, dan tanggap.Jika pasar Anda
tidak cukup besar, Anda tidak akan mencapai kesuksesan.Jika terlalu besar, Anda
tidak akan mampu menjangkaunya secara efisien.Jika pasar itu tidak siap bagi
Anda, bisnis anda akan gagal, betapapun bagus konsep yang Anda tawarkan.Rencana
bisnis Anda harus berisi gambaran tentang pasar yang ingin Anda masuki dan
penjelasan tentang mengapa pasar itu sudah cukup siap menerima produk atau jasa
Anda.
3. Teliti kesehatan dan tren industri
Biasanya, perusahaan Anda mengalami
kondisi yang sama yang memengaruhi industri Anda secara keseluruhan. Jika
belanja konsumen menurun secara nasional, kemungkinan besar bisnis eceran Anda
– baik butik dalam kompleks perumahan atau tempat belanja online- juga akan
mengalami kelesuan penjualan.Oleh karena itu, ketika Anda mengembangkan suatu
rencana bisnis, Anda harus menanggapi berbagai faktor industri yang akan
mempengaruhi kinerja perusahaan Anda.Walaupun Anda bisa saja menghasilkan uang
dalam industri yang mengalami kesulitan,Anda hanya bisa melakukannya jika anda
secara sadar melakukan upaya untuk memosisikan perusahaan Anda dengan
tepat.Misalnya, jika Anda berencana memulai satu bisnis kontruksi dan beberapa
pemula bisnis rumah baru mengalami kelesuan, Anda mungkin ingin menyasar pasar
rekonstruksi rumah atau pasar realestat komersial daripada pasar konstruksi
rumah baru.Tetapi Anda harus menyadari berbagai konisi industri perumahan.
4. Menciptakan fokus bisnis yang konsisten
Kunci untuk menciptakan bisnis
sukses adalah menciptakan posisi strategik yang membedakan Anda dari pesaing
Anda- dan kemudian mempertahankan fokus tersebut pada posisi itu.Sering sekali
bisnis mengalamim kegagalan karena manajemen tidak lagi berfokus pada karakter
inti perusahaan.Mendefinisikan posisi strategik memungkinkan Anda menangkap
tempat khusus di pasar dan membedakan diri Anda sendiri dan para pesaing
Anda.Perusahaan-perusahaan yang berbeda mungkin menjual produk yang sama,
tetapi masing-masing mungkin memiliki pemahaman berbeda tentang apa bisnis
mereka sebenernya.
5. Memperkerjakan manajemen yang cakap
Mungkin lebih dari faktor mana pun,
manajemen yang kompeten berfungsi sebagai unsur paling penting dalam kesuksesan
bisnis.Orang-orang yang menduduki posisi kunci sangat penting dalam menentukan
kesehatan dan keberlangsungan bisnisAnda.Di samping ini, karena pentingnya
manajemen yang cakap bagi kesuksesan bisnis, banyak investor dan perusahaan
modal ventura menempatkan faktor ini sebagai faktor terpenting ketika
mengevaluasi rencana bisnis dan menentukan pinjaman atau investasi.Mereka akan
memeriksa bagian manajemen rencana bisnis dengan penelitian yang sangat
cermat.Rencana bisnis Anda harus membangkitkan kepercayaan diri bagi kemampuan
manajemen Anda, dan Anda hrus mengelola tim manajemen Anda dengan sangat
hati-hati.
6. Menarik, memotivasi, dan memperhatikan
karyawan
Kondisi perusahaan haruslah sama
bagusnya dengan kondisi karyawannya.Kemampuanuntuk menemukan, menarik, dan
mempertahankan karyawan dan manajer yang menonjol menjadi sangat penting bagi
keberlangsungan dan kemampuan bersaing sebuah perusahaan.Tren demografis
menunjukan pasar tenaga kerja yang sangat besar di Amerika Serikat sekitar awal
abad ke-21.Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan akan mengalami masa sulit
dalam bersaing untuk mendapatkan para pelamar pekerjaan terkemukaka yang
relatif terbatas.Reputasi perusahaan Anda dalam memperlakukan karyawan dengan
baik secara langsung akan meningkatkan jumlah dan kualitas pelamar kerja dan
kemampuan perusahaan Anda untuk memperthankan karyawan jika syudah
dipekerjakan.
7. Mengendalikan kondisi keuangan Anda
Kunci bagi bisnis apapun adalah cara
perusahaan tersebut menangani uang.Biaya memulai bisnis yang tidak sepenuhnya
diantisipasi bisa langsung menempatkan tekanan yang mustahil bagi bisnis
baru,Dan manajemen arus kas yang buruk bisa melemahkan perusahaan yang
kelihatannya sedang tumbuh kembang.Berbagai masalah selalu membutuhkan waktu
yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih banyak daripada yang bisa Anda
antisipasi.Ciptakan penyangga keuangan dalan rencana bisnis Anda sehingga
pengeluaran-pengeluaran dan penundaan bisa di antispasi terlebih dahulu.
8. Mengantisipasi dan menyesuaikan diri
dengan perubahan
Perubahan memang tidak bisa
dielakkan, dan tingkat perubahan menjadi semakin cepat saja.Dalam dunia kita
saat ini, perusahaan Anda harus mengantisipasi dan merespons perubahan dengan
cepat, dan melatih para karyawannya agar bisa beradaptasi.Perubahan-perubahan
yang gesit dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi dan merespons berbagai
kondisi yang terus berubah adalah perusahaan yang paling mungkin akan meraih
kesuksesan.
9. Menekankan nilai dan integritas perusahaan
Setiap perusahaan harus menghasilkan
uang.Anda tidak bisa tetap berkutat dalam satu bisnis kecuali Anda akhirnya
mendapatkan laba dan bisnis tersebut.Namun, studi-studi yang dilakukan tentang
kesuksesan bisnis menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menekankan pada
tujuan di samping untuk menghasilkkan uang mengalami kesuksesan lebih besar dan
bertahan lebih lama daripada perusahaan-perusahaan yang motivasinya
ssemata-mata berkaitan dengan masalah keuangan.
D.
Strategi Sukses Ala Rasulullah
Nabi Muhammad SAW memiliki karakter utama yang patut diteladani oleh setiap pengusaha, yakni shiddiq
(memiliki integritas yang tinggi), amanah (menjaga kredibilitas), fathonah (memiliki
kompetensi) dan tabligh (kemampuan komunikasi) yang tersimpul dalam sifat
al-Amin (memegang teguh kepercayaan)
Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit
terkait konsep tentang kewirausahaan (entrepreneurship) ini. Dalam Islam
digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng.
Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun hadits yang dapat menjadi
rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti “amal
yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya
sendiri, ‘amalurrajuli biyadihi”(HR. Abu Daud).
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman; “Bekerjalah kamu,
maka Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu” (Q.S.
at-Taubah: 105). Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah (Q.S.
al-Jumu’ah: 10). Bahkan sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya bekerja mencari rizki
yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR. Tabrani dan
Baihaqi).
Baik ayat al-Qur’an maupun hadist Nabi Muhammad SAW ini
jelas memberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan hidup mandiri. Bekerja
keras merupakan esensi dari kewirausahaan dan langkah nyata yang dapat
menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan
tantangan (risiko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan
memperoleh peluang rezeki yang besar. Kata rezeki memiliki makna bersayap,
rezeki sekaligus risiko.
Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad SAW, istrinya dan sebagian
besar sahabatnya adalah para pedagang dan entreprenuer mancanegara yang piawai.
Beliau sendiri adalah praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat Islam. Oleh
karena itu, sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental
entrepreneurship inheren atau berkelindan dengan jiwa umat Islam itu sendiri.
Bukanlah Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan ke seluruh dunia
setidaknya sampai abad ke -13 M, oleh para pedagang muslim.
Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi Muhammad
SAW dan sebagian besar sahabat telah merubah pandangan dunia bahwa kemuliaan
seseorang bukan terletak pada darah kebangsawanan (ningrat), tidak pula pada
jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan. Karena
itu, Nabi SAW juga bersabda “Innallaha
yuhibbul muhtarif” (sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja
untuk mendapatkan penghasilan).
Dalam literatur keislaman sosok Nabi Muhammad SAW adalah
sebuah pribadi yang seluruh dimensi kehidupannya dikupas dan dikaji secara
intensif dan mendalam baik oleh sejarawan Islam maupun oleh tokoh-tokoh di luar
pemikir Islam. Akan tetapi kepeloporan dan ketokohan Nabi Muhammad SAW di dunia
wirausaha, kreatifitasnya di dunia bisnis serta suksesnya sebagai trader dalam
usia 40 tahun selalu luput dari kajian dan sentuhan yang mendalam.
Dalam dunia modern, kewirausahaan (enter-preneurship)
baru muncul di akhir tahun tujuh puluhan dan berkembang serta mulai diajarkan
di kampus-kampus Amerika, Eropa, Jepang, Korea dan Australia. Sementara dunia
Islam (khusunya Indonesia) bergelut dengan politik, dan sibuk dalam
kajian-kajian fiqih dan tasawuf sehingga tidak mengherankan kalau kemudian
ketokohan Nabi SAW dibidang wirausaha lepas dari pengamatan.
Dalam konteks Islam, Nabi Muhammad SAW adalah wirausahawan
sejati yang memiliki kemerdekaan, kebebasan dan memupuk kepercayaan pada diri
sendiri melalui pengalaman yang menyenangkan ketika hidup dalam asuhan ibu
susunya, Halimah, dan masa pahit dan penuh kepedihan karena terlahir sebagai
seorang yatim dan ditinggal ibunya, Aminah ketika ia baru berusia enam tahun.
Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya Abdul
Muthalib. Namun, tidak begitu lama ia diasuh kakeknya, dalam usia 80 tahun,
sang kakek meninggal dunia. Kemudian, Abu Thalib, pakcik kandungnyalah
mengambil alih pengasuhan atas Nabi Muhammad SAW yang masih berusia kurang dari
9 tahun. Dan inilah modal psikologis yang paling kokoh sebagai landasan sikap
dan perilaku wirausahawan beliau dikemudian hari dan menjadi referensi
penelitian para ahli kewirausahaan, seperti David Moores dan Orvis Colins,
Abaham Zaleznik, Jhon Kao, dan lain-lain.
Dalam kitab Musnad Imam Ahmad juz 4 dan The History of
Islam diceritakan bahwa, Nabi Muhammad SAW baru berusia dua belas tahun ketika
pergi ke Syria berdagang bersama pamannya Abu Thalib. Ketika pamannya meninggal
dunia, ia tumbuh dan berkembang sebagai wirausahawan yang mandiri dengan
melakukan perdagangan keliling di kota Makkah dengan rajin dan penuh dedikasi
pada usahanya.
Sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW, seperti shiddiq
(memiliki integritas yang tinggi), amanah (menjaga kredibilitas), fathonah
(memiliki kompetensi) dan tabligh (kemampuan komunikasi) yang tersimpul dalam
sifat al-Amin (memegang teguh kepercayaan atau trush) adalah sebagai dasar etika
wirausaha yang sangat modern. Dari sifat-sifat yang dimilikinya itulah maka
berbagai pinjaman komersial (commercial loan) tersedia di kota Makkah yang pada
gilirannya membuka peluang antara Nabi Muhammad dengan pemilik modal.
Salah seorang pemilik modal terbesar ketika itu adalah
seorang janda kaya bernama Siti Khadijah, yang memberikan tawaran suatu
kemitraan berdasarkan pada sistem bagi hasil (profit sharing) atau mudharabah.
Kecerdasan Muhammad SAW sebagai seorang wirausahawan telah mendatangkan keuntungan
besar bagi Khadijah, karena tidak satupun jenis bisnis yang ditangani Nabi
Muhammad mengalami kerugian.
Lebih kurang dua puluh tahun Nabi Muhammad berkiprah
sebagai seorang wirausahawan, sehingga beliau sangat dikenal di Syria, Yaman,
Basrah (Iraq), Yordania dan kota-kota perdagangan di jazirah Arabia. Dalam
berbagai telaah sejarah diriwayatkan bahwa, Nabi Muhammad SAW memulai
perdagangannya pada usia tujuh belas tahun di saat Abu Thalib menganjurkan
untuk berdagang sebagai cara melepaskan beban keluarga pamannya dan beliau
sendiri.
Adalah normal bagi seorang pemuda yang jujur dan penuh
idealisme untuk melakukan kerja keras dan menjalankan perdagangan secara adil
dan atas dasar suka sama suka. Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW percaya bahwa
kalau ia jujur, setia dan profesional, maka orang akan mempercayainya. Inilah
dasar kepribadian dan etika berwirausaha yang diletakkan Nabi Muhammad SAW
untuk umatnya dan seluruh umat manusia. Dasar-dasar etika wirausaha yang
demikian itu pula kemudian yang menyebabkan pengaruh Islam berkembang pesat
sampai kepelosok bumi.
Dari sudut pandang ekonomi, ajaran dan
keteladanan yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW semakin terasa urgensi dan
relevansinya jika kita mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam berkeadilan.
Beliau adalah sosok ideal sebagai manusia
yang menjalankan tugasnya sebagai khalifatullah di muka bumi ini. Sifat-sifat
yang kita kenal selama ini yaitu sidiq yang berarti jujur, amanah yang berarti
dapat dipercaya, fathonah yang berarti cerdas, dan tabligh yang berarti
menyampaikan. Disamping itu ada sifat yang menjadi kunci kesuksesan beliau
dalam berdakwah, yaitu istiqomah. Istiqomah berarti keajegan dalam berusaha,
atau dengan kata lain kontinuitas dalam menjalankan sesuatu. Berkaitan dengan sifat-sifat terpuji Nabi
Muhammad dalam kehiudpan sehari-hari, beliau menerapkannya dalam setiap sisi
kehidupan, dalam pergaulan dengan kaum muslimin dan sahabat maupun dengan
orang-orang kafir. Dalam berdagang maupun dalam berdakwah sifat-sifat tersebut
melekat erat dan tercermin dalam sikap beliau. Satu persatu akan dibahas
sifat-sifat terpuji dari Rasulullah SAW yang bisa diterapkan dalam kehidupan
berbisnis.[9]
1.
Fathonah
Kecerdasan menjadi kunci dasar dalam dakwah Rasulullah,
karena untuk menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam
puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Selain itu
menerpkan dan menerjemahkan dalam kejadian sehari-hari juga memerlukan tingkat
pengamatan dan analisa yang tidak biasa. Sehingga musatahil bila ada yang
mengatakan nabi Muhammad SAW jahil.
Terapannya dalam berbisnis, jika mengacu bagaimana
cerdasnya Rasulullah mengatur bangsa arab yang pada saat itu dalam keadaan
bodoh dan terpecah belah kemudian menyatukannya dalam satu bangsa yang besar
yang berbudaya, maka kemampuan dalam analisa, manajemen, dan evaluasi serta
komunikasi yang ‘cerdas’ harusnya dilakukan dengan totalitas dalam bisnis.
Cerdas dalam melakukan perncanaan, mengorganisir, menerapkan strategi-strategi
bisnis, dan cerdas dalam semua hal. Dengan memiliki sifat fathonah seseoranag
akan menguasai bidangnya, menjadi seorang profesional, dan mampu menghasilkan
keputusan yang cepat dan tepat.
2.
Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Seperti diketahui, nabi
Muhammad mendapat gelar al-amin dari suku Quraisy. Apa pun yang beliau ucapkan,
dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang
yang tidak pernah berdusta. Sekalipun seorang kafir Quraisy lebih mempercayai
Nabi Muhammad daripada rekan se-sukunya.
Kaitannya dalam sebuah bisnis, sifat amanah adalah salah
“alat” untuk menjalin komunikasi bisnis dan mendapatkan kepercayaan dari rekan
bisnis. Pada dasarnya hal terpenting dalam urusan bisnis dan peradagangan
adalah trust, yang mencerminkan integritas seseorang dalam bekerja. Integritas
seseorang akan terbentuk dari sejauh mana orang tersebut dapat memelihara
amanah yang diberikan kepadanya. Pebisnis yang baik adalah yang mampu
memelihara integritasnya. Integritas yang terpelihara akan menimbulkan
kepercayaan (trust) bagi nasabah, mitra bisnis, dan bahkan semua stakeholder
dalam suatu bisnis. Integritas akan menjadi sebuah “jaminan mutu” dalam
berbisnis.
Selain itu dalam praktik perdagangan yang Islami, dikenal
adanya istilah "perdagangan atas dasar amanah". Akad-akad tijarah
yang diterapkan pada prinsipnya menggunakan prinsip mudharabah, murabahah,
syirkah, dan wakalah, diperlukan komitmen semua pihak atas amanah yang
diberikan kepadanya. Adanya salah satu pihak yang khianat atas amanah yang
dipercayakan kepadanya bisa mengakibatkan pembatalan akad perjanjian.
3.
Sidiq
Makna sifat sidiq adalah jujur. Sifat jujur berarti tidak
ada pertentangan antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran Nabi Muhammad SAW
telah terbukti dengan gelar al-amiin yang melekat pada beliau. Pada awal
kerasulannya, Muhammad SAW. pernah bertanya kepada kaum Quraisy,
"Bagaimana pendapatmu sekalian kalau kukatakan bahwa di balik bukit ini
ada pasukan berkuda? Percayakah kalian?"Jawab mereka, "Ya, engkau
tidak pernah disangsikan. Belum pernah kami melihat engkau berdusta".
Kejujuran Nabi Muhammad tidak luntur meskippun disekitar lingkungannya di Mekah
yang jahil.
Dalam berbisnis, kejujuran adalah kunci untuk mendapatkan
trust dari rekan, konsumen maupun manager. Bisnis dengan sifat shiddiq adalah
bisnis yang dijalankan secara jujur, adil, bersaing sehat dan tidak sampai
merugikan pelangganKejujuran dalam bisnis bisa diwujudkan dalam bentuk
kesungguhan dan ketepatan, misalnya tepat waktu, menepati janji, tidak menutupi
keburukan, melayani dengan totalitas, dan pelaporan yang sesuai fakta. Orang yang bersifat sidiq dalam
bisnis, akan melakukan dengan sebenar-benarnya dalam membuat perencanaan,
keputusan dan efisien serta efektif dalam implementasi di lapangan.
4.
Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan. Segala firman Allah yang
ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan
meski itu menyinggung beliau. Sudah menjadi tugas beliau sebagai nabi dan rasul
untuk menyampaikan fiman Allah dan segala petunjuk untuk membimbing manusia.
Namun, satu hal yang pasti, dalam menyampaikan segala firman Allah pastilah
diperlukan kemampuan komunikasi. Karena mengkomunikasikan segala firman Allah
dalam kondisi dan lingkungan masyarakat jahiliyah tentu diperlukan teknik yang
tepat dan visi yang kuat. Bagaimanapun pesan yang disampaikan Allah untuk umat
manusia, nabi Muhammad mengkomunikasikan semuanya walaupun satu atau beberapa
ayat menyinggung dan mengkritik beliau. Orang yang memiliki sifat tabligh, akan
menyampaikan sesuatu dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat
(bi al-hikmah).
Apabila sifat tabligh diterapkan dalam berbisnis, bisa di
derivasikan menjadi kemampuan komunikasi dan argumentasi dalam menyampaikan
sesuatu. Namun dalam terapannya, menyampaikan bukan berarti asal menyampaikan,
namun dikemas dengan cara yang komunikatif dan argumentatif sehingga inti dari
pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan. Apapun yang menjadi keunggulan
dan kelemahan produk misalnya, harus disampaikan pada pelanggan atau konsumen.
Begitu juga dalam pelaporan dan presentasi, semua dilakukan dengan teknik yang
benar-benar bertujuan agar maksud dan tujuan serta segala sesuatu tersampaikan
dengan benar, bukan hanya sekedar tersampaikan.
5.
Istiqomah
Sifat istiqomah berarti melakukan sesuatu secara terus
menerus, sikap mantap, tegak, konsisten, atau lebih simpel dikatakan sebagai
kontinuitas. Keistiqomahan nabi Muhammad tidak perlu diragukan lagi dalam
berdakwah menyebarkan ajaran islam. Islam yang menyebar sampai ke seluruh
pelosok dunia adalah bukti keitiqomahan beliau. Apabila beliau tidak istiqomah
dalam berdakwah pastilah islam tidak akan menjadi agama mayoritas penduduk
dunia dan sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Dalam lingkungan bisnis, orang yang istiqamah dalam
kebaikan akan mendapatkan ketenangan sekaligus mendapatkan solusi serta jalan
keluar dari persoalan yang ada. Istiqomah dalam bisnis berarti konsisten dalam
melakukan usaha dan tahan godaan yang mungkin menjadi penghambat sampai
tujuannya tercapai.
E.
Delapan Strategi Sukses Stephen R. Covey
Stephen
R. Covey, seorang ahli kepemimpinan, menulis buku lanjutan dari The 7
Habits of Highly Effective People. Bukunya berjudul The 8th Habit
(Kebiasaan yang Kedelapan) dan diterjemahkan oleh Gramedia (2005) dengan
tambahan sub judul “melampaui efektivitas, menggapai keagungan.”Apa
yang ditulis Covey dalam buku ini rasanya penting untuk dipraktekkan oleh siapa
saja—termasuk para pemimpin di semua level.
Buku
tersebut setidaknya, poin inti yang dapat kita ambil dari “kebiasaan ke-8” ini
berbunyi, “menemukan suara panggilan jiwa anda dan mengilhami orang lain
untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka.” Tugas pemimpin—dalam
konteks ini—adalah bagaimana menemukan potensi/bakat atau panggilan jiwanya,
dan ia mengilhami warga masyarakatnya (termasuk bawahannya dalam birokrasi)
untuk menemukan potensi mereka/titik kompetensi terbaiknya untuk menciptakan
kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
Pada
1989, Covey menulis buku The 7 Habits. Ada 7 kebiasaan efektif manusia
untuk menciptakan pribadi-pribadi yang unggul. Ketujuh kebiasaan itu adalah:
1). Jadilah proaktif, 2). Mulai dengan tujuan akhir, 3). Dahulukan yang utama,
4). Berpikir menang-menang, 5). Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha
dipahami, 6). Wujudkan sinergi, dan 7). Mengasah gergaji. Kebiasan-kebiasaan
efektif ini banyak dipraktekkan dimana-mana—tak terkecuali di Indonesia. Banyak
pelatihan menggunakan referensi ini, baik yang digunakan oleh kalangan
pemerintahan atau swasta. Ketujuh kebiasaan ini menjadi salah satu strategi
untuk menciptakan kinerja yang baik di tingkat individual maupun
organisasi/birokrasi.
1.
“Jadilah
proaktif” bermakna bahwa untuk sukses, kebiasaan proaktif ini haruslah ada.
Seorang pemimpin yang menunggu saja tidak akan mendapatkan inspirasi bagi
kepemimpinannya. Ia haruslah memiliki inisiatif untuk itu. Begitu juga para
manajer, atau staf. Mereka perlu proaktif memberikan masukan dan ide-ide
kreatif untuk kemajuan diri dan lembaga mereka.
2.
“Memulai dengan tujuan akhir” memberi landasan
visi yang jauh. Mudahnya dipahami sebagai pembentukan visi jangka panjang.
Misalnya, seorang yang ingin mencapai posisi tertinggi di lembaganya, maka ia
harus menargetkan visi itu, kemudian berusaha untuk mencapai apa yang sudah ia
targetkan. Visi pemerintah pusat hingga daerah juga dibuat dan sesuai dengan
kaidah kedua ini. Dalam konteks agama, mereka yang ingin bahagia dunia-akhirat
(akhir nanti), maka ia juga perlu meniti kehidupan yang baik yang mengantarnya
menuju ke sana.
3.
“Dahulukan yang utama” juga kebiasaan yang baik. Dalam hidup, kita
diperhadapkan pada banyak pilihan. Dari berbagai pilihan itu, kita perlu
memilih mana yang paling penting, kurang penting, atau tidak penting. Berbagai
masalah itu perlu dipetakan dan bertindak cepat untuk diselesaikan Dalam
konteks kepemimpinan, dari berbagai program kerja pemerintahan/organisasi, maka
ia perlu menentukan mana prioritas yang harus dijalankan, urgen sifatnya, dan
tepat pada sasaran.
4.
“Berpikir menang-menang.” Ini sikap luar biasa yang baik sekali. Dalam
sejarah Mesir misalnya, Nabi Yusuf yang pernah disakiti (dimasukkan ke dalam jubb—sumur
dalam yang penuh kalajengking dan binatang berbisa lainnya) oleh
saudara-saudaranya. Ketika Yusuf as. dipercaya menjadi pembesar di negeri itu,
ia tidak menampakkan sikap balas dendam. Ia malah memaafkan sikap
saudara-saudaranya itu karena ia berpikir agar dirinya menang, dan orang lain
juga menang. Sikap ini baik sekali dipraktekkan oleh para kepala
daerah/ketua-ketua organisasi yang pernah bersaing mendapatkan jabatan. Dalam
al-Qur’an surat Yusuf ayat 92, karakter “menang-menang” ini dapat dilihat dari
ucapan beliau, “pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan
Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara yang
penyayang.”
5.
“Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami.” Dalam
penelitian Antropologi yang cenderung kualitatif dan memakan waktu lama,
diajarkan bagaimana seorang peneliti belajar memahami budaya setempat.
Pemahaman akan budaya itu (termasuk 7 unsur kebudayaan), kelak akan memudahkan
pemerintah dalam menjalankan program-program pembangunan untuk komunitas
tertentu. Kenapa kerap terjadi resistensi terhadap kebijakan pemerintah? Bisa
jadi, itu karena sikap pemerintah yang tidak mau “berusaha memahami dahulu.”
Akhirnya, karena komunitas tersebut merasa tidak dipahami, maka timbullah
penentangan demi penentangan. Yang terbaik adalah, memahami apa world of
view (pandangan dunia/paradigma/mindset/cara berpikir) orang lain, kemudian
menjalankan program kerja.
6.
“Wujudkan sinergi.” Beberapa waktu lalu, seorang wakil kepala daerah
mengungkapkan di media massa bahwa dalam berbagai keputusan penting, ia kerap
tidak dilibatkan oleh sang pemimpin nomor satu di daerah tersebut. Karena
posisinya juga sebagai “wakil”, jadinya mewakili apa saja kebijakan dari yang
lebih di atas. Dalam konteks kepala daerah—bahkan termasuk di tingkat kepala
negara—pasangan nomor satu dan dua perlu mewujudkan sikap yang sinergis
(bekerjasama yang baik). Artinya, 01 dan 02 adalah figur bagi rakyatnya. Ketika
mereka tidak bersinergis, maka yang akan menanggung bebannya adalah rakyat
juga. Kerap kita lihat pemimpin yang saling berseteru antara satu dan lainnya.
Sikap sinergis ini bukan hanya untuk pasangan kepala daerah, tapi untuk
sinergitas dengan para wakil rakyat, dan stakeholder yang ada.
7.
“Mengasah gergaji.” Dalam buku Covey, diterangkan tentang seorang yang
menggergaji. Kalau ia menggergaji pohon terus-menerus, maka pasti ia akan
didera rasa lelah. Dan, jika lelah itu melanda, kemudian ia tetap menggergaji,
maka tentu kekuatan dan hasilnya tidaklah maksimal. Olehnya itu, maka gergaji
perlu diasah agar efektif dan optimal hasilnya. Dalam kepemimpinan juga seperti
itu. Seorang pemimpin perlu mengasah kemampuannya dengan baik. Pengiriman
beberapa pejabat daerah ke Universitas Harvard untuk belajar selama beberapa
minggu adalah ide yang baik. Tentunya, ketika mereka sudah kembali ke daerah,
perlu sekali untuk membagi apa yang telah dipelajarinya (termasuk ke kampus)
dan berupaya mempraktekkan ilmu itu untuk kesejahteraan di daerah.
8.
“Menemukan suara panggilan jiwa anda dan mengilhami
orang lain untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka.” Ada dua poin yang penting di sini. Yang pertama untuk personal
pemimpin itu, dan kedua untuk masyarakat atau bawahannya. Pada bagian
“menemukan suara panggilan jiwa anda”, seorang pemimpin perlu tahu potensinya
dimana. Ia haruslah tahu dimana kekuatan serta kelemahannya (bisa dengan
analisis SWOT), dan sadar akan program yang harus ia tuntaskan dalam rentang
kepemimpinannya.
Pemimpin yang sadar diri seperti ini tidak akan sombong
dengan jabatannya. Ia tidak akan semena-mena, tidak akan asal mencopot jabatan
orang lain karena faktor emosional—seperti yang dipraktekkan oleh walikota
Manado yang mencopot sekretaris kota (sekkot) dan ketika digugat, sang walikota
pun kalah. Suara hati seorang pemimpin berada dalam kedalamannya sendiri. Orang
yang seperti ini memiliki keagungan dalam dirinya, dan orang lain pasti akan
merasakan keagungan tersebut. Artinya, jika hingga beberapa bulan atau tahun
berjalan, kita tidak merasakan keagungan atau kepedulian dari seorang pemimpin,
maka sangat bisa jadi pemimpin tersebut belum berhasil menemukan panggilan
jiwanya untuk memimpin dengan amanah.
Setelah seorang pemimpin menemukan hati nuraninya itu,
maka perlu menjadi inspirator. Dalam konteks ini, sang pemimpin diperlukan
untuk menjadi inspirator yang mengilhami orang lain untuk sukses juga.
Misalnya, masalah pengangguran. Seorang pemimpin perlu menjadi inspirator bagi
penganggur-penganggur itu agar bekerja secara kreatif. Ini berarti, dana untuk
pembibitan wirausaha mandiri (terutama anak muda) perlu ada dan tepat pada
sasarannya.
Kata “mengilhami” dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “inspire”
yang ternyata berasal dari Bahasa Latin “inspirare” yang berarti “menghembuskan
kehidupan pada sesuatu atau seseorang.” Inspirasi yang dapat diberikan
oleh seorang pemimpin kepada masyarakatnya, dapat berupa inspirasi secara fisik
(artinya ia seorang yang bersih, dan wilayahnya juga bersih). Bisa juga berupa
inspirasi emosional (ia empatik dengan penderitaan kaum papa, jika ada musibah
ia segera datang dan bertindak cepat), atau ia juga memberikan inspirasi secara
spiritual dengan tingkat kesalehan yang setidaknya di atas rata-rata. Orang
yang saleh akan takut jika ia tidak adil dalam memimpin. Dan, ini pastinya
terkait pada sejauhmana hubungan baiknya secara spiritual dengan Tuhan.[10]
F.
Profil Pengusaha Sukses
1.
Chairul Tanjung
Siapa yang tak kenal nama
Chairul Tanjung. Sebelum menjabat sebagai menteri koordinator perekonomian
beliau telah terkenal sebagai bos pemilik media Trans TV dan Trans7. Beliau
juga terkenal lewat buku biografi Chairul Tanjung si anak singkong. Chairul tanjung
sebelum menjabat sebagai menko ekonomi sebelumnya juga masih di era presiden
SBY, menjabat sebagai pelaksana tugas untuk menteri kehutanan serta pelaksanaan
tugas untuk menteri energi dan sumber daya mineral.
Biografi
chairul tanjung dimulai dari kisahnya sebagai seorang mahasiswa kurang mampu
yang memulai usaha bisnis sejak mahasiswa. Beliau merupakan lulusan kedokteran
gigi Universitas indonesia. Semasa kuliah beliau telah berdagang, mulai dari bisinis buku kuliah, foto copi hingga jasa pembuatan kaos.
Setelah lulus beliau bersama dengan tiga orang rekannya mendirikan usaha
pembuatan sepatu yang di ekspor. Usaha bersama rekannya ini maju pesat. Akan
tetapi akibat adanya perbedaan visi diantara mereka bertiga Chairul memilih
keluar.
Setelah
keluar dari perusahaan, Chairul Tanjung kemudian memulai bisnis di bagian usaha
jasa keuangan, multimedia bahkan kini properti. Biografi Chairul Tanjung memang
mengisahkan sebuah kisah perjalanan perjuangan bisnis Chairul Tanjung. Jatuh
bangun Chairul Tanjung dalam membangun bisnis memang berbuah manis. Saat dia
mendapatkan buah hati yang pertamanya tahun 1996 dia juga didaulat sebagai
pemimpin bank mega. Chairul tanjung dengan kepiawaiannya dalam menjalankan
bisnis dan menjalankan jaringan kini dia telah memiliki konglomerasi perusahaan
yang disebut dengan para group. Inti usaha para group adalah bisnis keuangan,
properti dan multimedia.
Perkembangan
bisnis Chairul Tanjung berkembang pesat. Buktinya di tahun 2010 dinobatkan
sebagai orang terkaya di indonesia nomor enam. Sedangkan untuk versi majalah
forbes beliau dinobatkan sebagai orang terkaya urutan 937 di dunia. Biografi
Chairul Tanjung kini populer lewat bukunya yang berjudul si anak singkong. Buku
yang di tulis oleh wartawan kompas itu mengisahkan lika-liku Chairul Tanjung
dalam mencapai kesuksesannya seperti saat ini. Kisah inspiratif seperti Chairul
Tanjung memang patut dijadikan tauladan terutama bagi generasi muda. Sukses
adalah sebuah perjalanan yang dibangun dengan keuletan dan kerja keras.[11]
2.
Bill Gates
Merupakan tokoh yang memiliki gelar
orang terkaya di dunia bernama lengkap William Henry "Bill" Gates
III. Ia lahir di Seattle, Washington, 28 Oktober 1955. Ia dikenal sebagai orang
terkaya karena karirnya sebagai seorang tokoh bisnis, investor, filantropis,
penulis asal Amerika Serikat. Pernah menjadi pejabat CEO dan juga ketua
Microsoft yang perusahaannya ia dirikan dengan Paul Allen. Setelah sukses
dengan microsoftnya ia pun mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation pada
tahun 2000.[12]
3. Mark
Zuckerberg
Dikenal
dengan penemuannya yang jenius dan juga sangat fenomenal. Karyanya merupakan
sebuah trobosan baru yang dianggap sebagai awal mulanya muncul dunia sosial
media. Ya, Mark Zuckerberg merupakan penemu dari jejaring sosial yang menurut
rating merupakan media paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh
pelosok belahan dunia, Facebook. Facebook merupakan buah karya dari seorang
Mark Zuckerberg bersama teman-temannya. Penemuan inilah yang kemudian membuat
pria dengan nama lengkap Mark Elliot Zuckerburg dikenal seantero dunia.
Profil
lengkap Mark Zuckrberg akan sangat mudah ditemukan di berbagai media karena ia
memang menjadi salah satu tokoh yang fenomenal. Dalam salah satu biografi Mark
Zuckerberg merupakan salah satu orang muda yang memiliki jumlah kekayaan
terbanyak atau Mark menjadi konglomerat termuda karena penemuan jejraring
sosial Facebooknya. Mark adalah seorang Yahudi lahir pada tanggal 14 Mei 1984
di White Planis, New York. Ayahnya bernama Edward Zuckerberg yang merupakan
seorang dokter gigi dan ibunya Karen adalah seorang psikiater. Mark mempunyai 3
saudara yaitu Donna, Randi dam juga Arielle.
Mark
menyelesaikan pendidikan menengahnya di Philips Exeter Academy, sebelumnya Mark
sebelumnya bersekolah di Ardsley High School. Disekolah lamanya di kenal ahli
dalam bidang klasik. Sedangkan disekolah barunya menurut Biografi Mark
Zuckerberg ia sangat pandai dalam bidang sains dan juga astronomi. Mark juga
merupakan seorang atlet anggar sekaligus kapten tim. Setelah lulus dari sekolah
menengah atas Mark melanjutkan studinya di Hardvard University. Salah satu
perguruan tinggi di dunia. Semasa kuliah itulah di berkenalan dengan Priscilla
Chan yang akhirnya menjadi istrinya.
Dikampus
itulah akhirnya Mark bersama teman-temanya membuat Facebook untuk pertama kali
pada tahun 2004. Pada awalnya Facebook adalah sebuah jejaring sosial yang
dibuat untuk teman satu kelasnya. Namun ternyata lama kelamaan semakin banyak
yang bergabung. Sehingga Mark mulai mendesain dan lebih mengembangkan sitem
yang ada didalam Facebook. Sejak saat itulah Biografi Mark Zuckerberg dikenal
sebagai penemu jejaring sosial Facebook. Hampir disetiap biografi lengkap Mark
Zuckerberg banyak yang menyebutkan ia mendapatkan banyak keuntungan dan juga
banyak penghargaan karena Facebook.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai strategi pengusaha sukses
di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, yakni:
1. Strategi pengusaha sukses merupakan
rencana atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang berhasil
melakukan usaha atau bisnisnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Ciri-ciri yang dimiliki pengusaha sukses,
anatra lain: percaya diri, berorientasi
pada tugas dan hasil, kemauan dan kemampuan pengambilan resiko, kepemimpinan,
keorisinilan nilai inovatif, kreatif
dan fleksibilitas, dan berorientasi ke masa depan.
3. Strategi utama menjadi pengusaha sukses
yaitu menanamkan kualitas pribadi, kualitas produk, kualitas jaringan, dan
kualitas pengetahuan.
4. Delapan strategi sukses menurut
stephen R. Covey 1). Jadilah proaktif, 2). Mulai dengan tujuan akhir, 3).
Dahulukan yang utama, 4). Berpikir menang-menang, 5). Berusaha memahami dahulu,
kemudian berusaha dipahami, 6). Wujudkan sinergi, dan 7). Mengasah gergaji. 8)
menemukan
suara panggilan jiwa anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara
kemerdekaan jiwa mereka.
5. Kunci sukses ala Rasulullah yakni dengan
memiliki Sifat-sifat
yang kita kenal selama ini yaitu sidiq berarti jujur, amanah
berarti dapat dipercaya, fathonah berarti cerdas, tabligh berarti
menyampaikan, dan istiqomah yakni kontinuitas dalam menjalankan sesuatu.
6. Strategi sukses yang dapat dicontoh dari
pengusaha sukses seperti Chairul Tanjung, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg
adalah berani mencoba, bekerja keras, tidak menyerah, dan mencintai pekerjaan
yang dilakukan.
B.
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk secara matang
menyusun strategi yang tepat untuk memulai usaha atau bisnis. Kemudian,
strategi tersebut dijalani dengan konsisten agar tujuan menjadi pengusaha yang
sukses dapat terwujud. Perbanyak pula informasi mengenai strategi pengusaha
sukses lainnya yang patut untuk dicontoh sepak terjangnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abrams,
Rhonda dan Alice LaPlante. 2010. Passion to Profits Panduan Sukses Bisnis
bagi Pengusaha Pemula. Jakarta:
Azkia Publisher.
Anonim.
2014. Biografi Lengkap Bill Gates Pendiri Microsoft. (file:///G:/Biografi%20Lengkap%20Bill%20Gates%20Pendiri%20Microsoft%20%20Pro filPedia.com.htm). Diakses Tanggal
30 September Pukul 0.57 WIB.
Anonim. 2014. Profil dan Biografi Chairul
Tanjung Si Anak Singkong. (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Chairul%20Tanjung%20Si%20Anak%20Singkong%20-%20ProfilPedia.com.htm).
Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.51 WIB.
Anonim.
2014. Profil dan Biografi Mark Zuckerberg Sang Konglomerat Muda. (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Mark%20Zuckerberg%20Sang%20Konglomer at%20Muda%20-%20ProfilPedia.com.htm).
Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.53 WIB.
Anonim. Pengertian Perusahaan. (http://www.scribd.com/doc/16579623/Menjalankan-Perusahaan-Urusan-Perusahaan-dan-Pengusaha-dan-Pembantunya).
Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 21.00 WIB.
Anonim. Sukses dan Tujuan Hidup (http://xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SUKSES+DAN+TUJUAN+HIDUP.pdf).
Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 22.00 WIB.
Anonim. The Eight Habits for Effectiveness by Stephen R. Covey. 2013. (http://www.tweeofmeer.nl/en/inspiratie/books/the-eight-habits-for-effectiveness-by-stephen-r-covey/). Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 21.00 WIB.
Hamdani, M. 2012. Karakter Utama Rasulullah
Saw Sebagai Pengusaha Sukses. (http://midwiferyenterpreneurship.blogspot.co.id/2013/09/karakter-utama-rasulullah-saw-sebagai.html). Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB.
Purwosutjipto. 2003. Pengertian Pokok
Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Subekti. 2003. Pokok-pokok Hukum
Perdata. Jakarta: PT Intermasa.
Syakir, Sula Muhammad & Hemawan
Kertajaya. 2006. Syriah Marketing.
Bandung: Pustaka
Mizan.
Widhiyanti, Y Lusi. Pengertian strategi. (http://eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-%2008417141011.pdf).
Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 20.00 WIB.
[1] Y Lusi Widhiyanti, Pengertian Strategi, (eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20%2008417141011.pdf),
Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 20.00 WIB.
[2] Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia,
(Jakarta: Djambatan, 2003), hlm. 42.
[3] Anonim, Pengertian
Perusahaan , (http://www.scribd.com/doc/16579623/Menjalankan-Perusahaan-Urusan-Perusahaan-dan-Pengusaha-dan-Pembantunya),
Diakses Tanggal 28 September 2015 Pukul 21.00 WIB.
[4] Anonim,
Sukses dan Tujuan Hidu, (http://xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SUKSES+DAN+TUJUAN+HIDUP.pdf), Diakses Tanggal 28
September 2015 Pukul 22.00 WIB.
[5] Iskandar, 2010, Kewirausahaan, (http://usupress.usu.ac.id/files/Kewirausahaan_IskandaRINI%20%20Final_bab%201.pdf).
Diakses Tanggal 28 September 2015 pukul 17.00.
[6] Asri Al Jufri, Rahasia Sukses
Penguasaha Tahan Banting Seri III, (Jakarta: PT PNM (Persero), 2014), hlm.
19-21.
[7] Rhonda
Abrams dan Alice LaPlante, Passion to
Profits Panduan Sukses Bisnis bagi Pengusaha Pemula, (Jakarta:Azkia
Publisher, 2010), hlm. 27.
[8] Ibid, hlm. 151-153
[9] M. Hamdani, 2012, Karakter Utama Rasulullah Saw sebagai Pengusaha
Sukses, (http://midwiferyenterpreneurship.blogspot.co.id/2013/09/karakter-utama-rasulullah-saw-sebagai.html).
Diakses Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB.
[10] Anonim, The
eight habits for effectiveness by Stephen R. Covey, (http: http://www.tweeofmeer.nl/en/inspiratie/books/the-eight-habits-for-effectiveness-by-stephen-r-covey/), Diakses
Tanggal 25 September 2015 Pukul 21.00 WIB.
[11] Anonim, 2014, Profil dan Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong,
(file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Chairul%20Tanjung%20Si%20Anak%20Singkong%20-%20ProfilPedia.com.htm),
Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.51 WIB.
[12]Anonim, 2014, Biografi Lengkap Bill Gates Pendiri Microsoft, (file:///G:/Biografi%20Lengkap%20Bill%20Gates%20Pendiri%20Microsoft%20-%20ProfilPedia.com.htm),
Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.57 WIB.
[13] Anonim, 2014, Profil dan Biografi Mark Zuckerberg Sang Konglomerat
Muda, (file:///G:/Profil%20dan%20Biografi%20Mark%20Zuckerberg%20Sang%20Konglomerat%20Muda%20-%20ProfilPedia.com.htm),
Diakses Tanggal 30 September Pukul 0.53 WIB.
No comments:
Post a Comment