BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Hukum gerak
Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir Isaac Newton mengenai sifat
gerak benda. Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang fundamental.
Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain,
kedua hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling
umum yang merupakan dasar mekanika klasik.
Dalam
kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau dorongan. Misalnya, pada
waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita menendang bola,
dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya dorong pada mobil mainan.Pada
umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-perubahan lokasiatau
berpindah tempat.
Selain itu juga setiap benda
memiliki zatnya masing-masing, setiap zat yang berbeda juga memiliki tekanan
yang berbeda. Tekanan berbeda seperti apakah dan bagaimana dapat kita ketahui
pada setiap zatnya akan kami bahas dengan jelas di dalam makalah ini.
1.2. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui Jenis-Jenis Gaya
2.
Untuk
mengetahui Penjumlahan Gaya
3.
Untuk
mengetahui bunyi Hukum I Newton
4.
Untuk mengetahui bunyi Hukum II Newton
5.
Untuk
mengetahui bunyi Hukum III Newton
6.
Untuk
mengetahui Tekanan Benda Padat
7.
Untuk
mengetahui Tekanan Zat Cair
8.
Untuk
mengetahui Tekanan Gas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Identifikasi Jenis-jenis Gaya
1.
Gaya Sentuh dan Gaya Tak Sentuh
Di
SD kamu telah mendefinisikan gaya sebagai
suatu tarikan atau dorongan yang dilakukan pada suatu benda.[1]Di
dalam keseharian kamu sering menarik benda dan mengangkat benda dengan
menggunakan otot-ototmu. Gaya-gaya seperti ini dinamakan gaya otot. Gaya otot termasuk gaya sentuh karena titik kerja gaya
otot langsung bersentuhan dengan benda.
Sentuhan
telapak tanganmu ke atas meja belajarmu, kemudian doronglah maju. Kamu akan
merasakan permukaan meja menggesek telapakmu. Ini adalah gaya gesekan yang dikerjakan permukaan meja pada telapakmu. Gaya
gesekan berarah sejajar dengan permukaan meja dan melawan arah dorong telapak
tanganmu.Gaya gesekan termasuk gaya sentuh karena melibatkan
persentuhan langsung antara telapak tanganmu dan permukaan meja.
Apel
yang berada di atas pohon tidak
bersentuhan dengan pusat Bumi, sehingga jatuh ke tanah. Gaya tarik pusat
Bumi sering disebut dengan gaya gravitasi bumi. Sisir plastic tidak menyentuh aliran yang keluar dari
sebuah keran, tetapi aliran air tersebut ditarik oleh gaya listrik sisir. Kedua magnet batang tidak saling bersentuhan, tetapi gaya magnet tolak-menolak antara dua kutub magnet yang sejenis
(kutub utara dan kutub utara) dapat menahan salah satu magnet batang tetap
diudara.
Ketiga
jenis gaya, yakni gaya gravitasi, gaya listrik, dan gaya magnet timbul,
walaupun kedua benda tidak bersentuhan secara
langsung. Gaya-gaya seperti ini dinamakan gaya tak sentuh.
Dari contoh-contoh yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya
sentuh adalah gaya yang timbul karena persentuhan langsung secara fisik
antara dua benda, sedangkan gaya tak sentuh adalah gaya yang
timbul walaupun dua benda tidak bersentuhan langsung secara fisik.[2]
2.
Gaya Gesekan
a. Gaya gesekan udara
Apakah
gaya gesekan bekerja ketika benda bergerak diudara? Kita telah mengetahui bahwa
gaya gesekan termasuk gaya sentuh dan selalu memperlambat gerak benda. Jadi,
jika gaya luar tidak diberika pada suatu benda tetapi gerak benda menjadi makin
lambat, dapat dipastikan pada benda itu bekerja gaya gesekan.
Siapkan dua lembar kertas
kuarto.Biarkan kertas pertama terbentang dan remas-remaslah kertas kedua hingga
berbentuk bulatan. Pada saat yang bersamaan jatuhkan kedua kertas itu dengan
ketinggian yang sama. Kertas manakah yang lebih lambat ketika di udara?Apa
penyebabnya?
Berat kedua kertas adalah sama, tetapi pengamatan
menunjukkan bahwa kertas terbentang bergerak lebih lambat di udara. Oleh karena itu, kertas terbentang akan
mendarat di lantai lebih belakangan.
Jika gaya gesekan udara tidak bekerja
pada kedua kertas maka kedua kertas akan jatuh dengan kelajuan yang sama dan
tiba di lantai pada saat yang bersamaan. Karena faktanya tidak, pastilah gaya
gesekan udara bekerja pada kedua kertas. Arah gaya gesekan adalah vertikal ke
atas karena gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak. Dengan demikian,
gaya gesekan udara yang bekerja pada kedua kertas akan memperlambat gerak kedua
kertas. Makin besar gaya gesekan udara yang bekerja, makin lambat gerak kertas.
Karena gerak jatuh kertas terbentang lebih
lambat daripada kertas bulatan, pastilah gaya gesekan udara pada kertas
terbentang lebih besar daripada
kertas bulatan.
Jika diperhatikan secara seksama,
luas bentangan kertas terbentang jauh lebih besar daripada luas bentangan
kertas bulatan. Oleh karena itu, dapat pula kita simpulkan bahwa gaya gesekan
yang bekerja ketika benda bergerak di udara dipengaruhi oleh luas bentangan benda (luas permukaan
benda yang bersentuhan langsung dengan udara). Makin besar luas bentangan benda, makin besar gaya gesekan udara yang
bekerja pada benda.[3]
b. Gaya gesekan pada permukaan air
Gaya gesekan juga bekerja pada air.
Faktanya, benda yang kita dorong di permukaan air akhirnya akan berhenti. Benda
berhenti karena pada benda bkerja gaya gesekan oleh permukaan air yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya dorongmu.
c. Gaya gesekan antarzat padat
Gaya gesekan antarzat padat dapat
kita ketahui melalui percobaan menarik balok kayu yang ditempatkan pada
permukaan kasar meja kayu dan pada balok dihubungkan dengan neraca
pegas.Percobaan ini juga dicobakan ketika balok kayu ditempatkan pada permukaan
yang lebih licin misalnya permukaan kaca dan pada bawah balok diberi roda.
Dari percobaan tersebut didapati
bahwa ketika kita menarik balok dengan memperbesar gaya tarikan secara
berangsur, angka yang ditunjukkan neraca pegas mulai dari nol dan memperbesar
sesuai dengan besar gaya tarikanmu. Angka ini paling besar tepat saat balok akan bergerak. Begitu balok bergerak,
angka pada neraca berkurang.Akan tetapi, angka ini cenderung tetap selama balok
bergerak.
Kita
dapat pahami bahwa ketika balok masih diam, besar gaya gesekanbervariasi mulai
dari nol sampai mencapai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan yang dialami benda ketika benda masih diam disebut gaya gesekan statis(diberi lambing fs).Gaya gesekan statis bervariasi mulai
dari nol sampai nilai maksimum tertentu. Nilai maksimum ini disebut gaya
gesekan statis maksimum (diberi lambing fsm). Jika gaya besar tarikan melebihi
gaya gesekan statis maksimum maka benda akan bergerak. Ketika benda bergerak,
neraca menunjukkan angka yang lebih kecil daripada gaya gesekan statis
maksimum. Gaya gesekan yang dialami benda
ketika benda bergerak disebut gaya
gesekan kinetis (diberi lambing fk). Gaya gesekan kinetis besarnya
tetap, dan selalu lebih kecil daripada gaya gesekan statis maksimum (fk < fsm).[4]
Pada
saat balok tepat akan bergerak atau saat balok telah bergerak, angka yang
ditunjukkan neraca pegas pada balok yang berada pada permukaan meja kayu lebih
besar daripada yang berada dipermukaan kaca. Ini menunjukkan bahwa gaya gesekan
oleh permukaan kasar lebih besar daripada gaya gesekan oleh permukaan halus.
Dapat disimpulkan bahwa besar gaya
gesekan (baik statis maksimum maupun kinetis) bergantung pada kekasaran atau
kehalusan permukaan. Makin kasar permukaan, makin besar gaya gesekannya.
Sebaliknya, makin halus permukaan, makin kecil gaya gesekannya.[5]
Pada
saat balok tepat bergerak, angka yang ditunjukkan neraca pegas pada balok
beroda jauh lebih kecil daripada
balok tanpa roda. Ini menunjukkan bahwa besar
gaya gesekan pada benda beroda jauh lebih kecil daripada besar gaya gesekan
pada benda tak beroda. Gaya gesekan benda beroda disebut gaya
gesekan rotasi. Gaya gesekan rotasi jauh lebih kecil daripada gaya
gesekan translasi(gaya gesekan pada benda tak beroda) karena kontak
permukaan benda beroda adalah kontak
titik. Itulah sebabnya kendaraan yang kita tumpangi, mulai dari delman,
sepeda, smapai mobil selalu didukung oleh roda.[6]
3.
Gaya berat
Orang
awam sering menyamakan massa dan berat. Padahal, kedua istilah ini
berbeda.Massa (simbol m dari kata
“mass”) adalah ukuran jumlah materi yang dikandung oleh suatu benda. Karena
itu, massa tidak dipengaruhi oleh lokasi benda berada. Massa di manapun alam
semesta ini adalah tetap.Massa adalah besaran scalar (tidak memiliki arah), memiliki satuan kg, dan diukur dengan
neraca.
Berat
(simbol w, dari kata “weight”) adalah
gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Berat benda di Bumi adalah gaya
gravitasi Bumi yang bekerja pada benda. Jelas bahwa berat dipengaruhi oleh
lokasi benda berada.
Ketika
kamu melompat, kamu selalu jatuh ke tanah karena gaya gravitasi Bumi. Karena
itu, gaya berat (atau berat) termasuk besaran vector, yang arahnya selalu tegak lurus permukaan menuju ke pusat
Bumi. Karena berat termasuk besaran gaya, berat diukur dengan dinamometer, dalam satuan newton.Hubungan antara berat dengan
massa dapat dinyatakan sebagai:
w
= gm
Hasil bagi berat dengan massa yang
bernilai tetap ini dinamakan percepatan
gravitasi (notasi g). Percepatan
gravitasi kira-kira 9,8 N/kg atau 9,8 m/s2.[7]
4.
Gaya Setimbang
Gaya-gaya tidak selalu mengubah kecepatan. Gaya ini diperlihatkan pertandingan
tarik tambang. Kedua tim tersebut sama-sama mengerahkan gaya dengan arah
berlawanan. Bila kedua tim tersebut tidak bergerak, maka gaya yang dilakukan
kedua tim pada tali tersebut sama besar. Gaya yang menarik tali ke kiri
diimbangi dengan gaya yang menarik tali ke kanan. Gaya-gaya yang besarnya sama
dan arahnya berlawanan yang bekerja pada sebuah bendadisebut gaya-gaya
setimbang.[8]
5.
Gaya Tak Seimbang
Pernahkah
kamu menarik sebuah gerobak yangbermuatan? Untuk membuat gerobak bergerak, kamu
harusmenarik gerobak tersebut. Jika gaya yang kamu kerahkantidak cukup besar,
kamu mungkin meminta bantuantemanmu. Temanmu mungkin akan menarik gerobak
itubersamamu atau mendorongnya dari belakang. Dua gayatersebut, yaitu gaya dari
kamu dan temanmu akan bekerjapada arah yang sama. Jika dua gaya bekerja
pada arah yangsama, maka kedua gaya itu dijumlahkan, seperti ditunjukkanpada Gambar a. Gaya total atau gaya
resultan padagerobak tersebut sama dengan jumlah kedua gaya itu. Jikagaya total
pada suatu benda menuju ke arah tertentu, gayatersebut disebut gaya-gaya
tak setimbang.[9]
Gaya-gaya taksetimbang selalu mengubah kecepatan sebuah benda.Apabila temanmu
mendorong gerobak dengan arahyang berlawanan dengan arah gaya dorongmu,
gaya-gayaitu digabung dengan cara yang berbeda. Jika dua gaya
berlawanan arah, maka
gaya total kedua gaya tersebutmerupakan selisih kedua gaya. Jika satu gaya
lebih besardaripada gaya yang lain, gerobak itu akan bergerak ke arahgaya yang
lebih besar (Gambar c). Dalam hal ini temanmujelas tidak membantu kamu. Menurut
pendapatmu apa yangterjadi jika gaya dorongmu dan gaya dorong temanmu samadan
berlawanan arah, seperti Gambar b?
B.
Mengukur Gaya
Di
dalam laboratorium, gaya diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dinamometer.
Neraca pegas memiliki skala berupa angka yang tertera di samping.
Posisis jarum menunjukkan besar gaya. Jika jarum menunjukkan angka 4 maka besar
gaya sama dengan 4 newton. Satuan gaya dalam SI adalah newton (disingkat N), untuk menghormati Sir Isaac Newton (1642-1727). Ia adalah ahli matematika dan ilmuwan
besar yang menemukan hokum tentang gerak dan gaya serta hokum gravitasi.[10]
C.
Pengaruh Gaya pada Benda
Di
SD pun kamu telah mengetahui bahwa ada empat pengaruh gaya pada benda yang
dikenai gaya, yaitu sebagai berikut:
1. Benda diam menjadi bergerak. Misalnya,
bola sepak yang diam di tanah menjadi bergerak setelah kamu tendang.
2. Benda bergerak menjadi diam. misalnya,
bola basket yang dilempar ke arahmu menjadi berhenti setelah kamu tangkap.
3. Bentuk dan ukuran benda berubah. Misalnya,
karet gelang yang kamu tarik, bentuknya berubah dan ukuran panjangnya juga
berubah.
4. Arah gerak benda. Misalnya, bola sepak
menuju ke arahmu berubah arahnya setelah kamu tendang.[11]
D.
Menggambar Sebuah Gaya
Ketika kamu menarik mobil-mobilan 6 N ke kiri dan 6 N ke
kanan, samakh pengaruhnya terhadap gerak mobil? Tentu tidak. Gaya F = 6 N ke
kiri menyebabkan mobil-mobilan bergerak ke kiri. Sedangkan gaya F = 6 N ke
kanan menyebabkan mobil-mobilan bergerak ke kanan. Jadi, gaya 6 N ke kiri
berbeda dengan gaya 6N ke kanan, walaupun besar kedua gaya ini sama. Dapatlah
kita katakana bahwa gaya adalah suatu
besaran yang selain memiliki besar, juga memiliki arah. Dalam fisika,
besaran yang memiliki besar dan arah disebut besaran vektor.
Karena
gaya termasuk besaran vektor, gaya dapat dilukiskan dengan diagram vektor, yang
berupa sebuah anak panah.Misalkan sebuah gaya F kita lukiskan dengan anak
panah OA seperti ditunjukan pada gambar. Anak
panah memiliki titik tangkap O, ujung A, panjang OA, dan arah dari O ke A.
Titik tangkap anak panah menyatakan titik dimana gaya F bekerja. Panjang anak
panah menyatakan nilai atau besar gaya, dan arah anak panah menyatakan arah
gaya.[12]
E. Melukis
Penjumlahan dan Selisih Gaya
Diberikan dua gaya F1 dan F2,
seperti ditunjukkan pada gambar. Penjumlahan gaya R = F1 + F2 dilukis dengan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Lukis salah satu gaya (missal F1),
2) Lukis gaya kedua (yaitu F2) dengan titik tangkapnya berimpit dengan ujung
vektor pertam, 3) Jumlah kedua gaya (F1
+ F2) adalah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya pertama ke ujung
gaya kedua.
Cara melukis penjumlahan gaya dengan
langkah-langkah seperti ini disebut metode poligon. Secara matematis
kita dapat menuliskan selisih gaya F1 dan F2 menjadi penjumlahan gaya seperti
berikut.
S = F1 –F2 = F1 + (-F2)
Dengan
–F2 adalah gaya yang besarnya sama dengan besar gaya F2, akan tetapi arahnya berlawanan. Dengan demikian, cara
melukis selisih gaya sama sperti cara melukis penjumlahan gaya, hanya gaya
kedua harus dibalik arahnya. Ini ditunjukkan pada gambar.[13]
F.
Resultan Gaya
Dua
atau lebih gaya yang bekerja pada suatu benda dapat diganti oleh sebuah gaya.
Gaya pengganti ini disebut resultan gaya
(diberi lambing R). Jika gaya F1 dan F2 bekerja pada suatu benda maka resultan
gaya R dituliskan sebagai R = F1 + F2. Tampak bahwa resultan gaya adalah nama
lain dari jumlah gaya.
Dalam
keseharian, resultan gaya R dapat kita amati misalnya pada seseorang yang
sedang memanah. Sesaat sebelum pemanah melepaskan anak panah, pada anak panah
bekerja dua gaya F1 dan F2, seperti ditunjukkan pada gambar. Resultan gaya R =
F1 + F2 dapat dilukis dengan metode polygon, seperti ditunjukkan pada gambar.
Didapati bahwa resultan gaya R berarah mendatar ke depan. Itulah sebabnya saat
pemanah melepaskan anak panah, anak panah terlepas mendatar ke depan oleh
resultan gaya R.[14]
G. Hukum Newton
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari
gerak suatu benda dengan memperhatikan gay penyebab suatu benda tersebut
bergerak. Prinsip-prinsip gerak benda dalam dinamika dapt diringkas dalam
bentuk tiga pernyataan yang secara umum disebut hukum-hukum Newton.[15]
I.
Hukum
Pertama Newton
Ilmuan terkenal Yunani, Aristoteles,
mengatakan bahwa gerak selalu disebabkan oleh gaya(berupa tarikan atau
dorongan). Apa yang terjadi ketika resultan gaya yang bereaksi pada suatu benda
sama dengan nol atau penjumlahan gaya sama dengan nol? Benda dalam keadaan diam
karena tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Tetapi, apa yang
terjadi jika gaya-gaya yang bereaksi pada suatu benda yang sedang bergerak?
Jika benda bergerak dengan kecepatan konstan tanpa dipengaruhi oleh gaya, maka
benda tersebut akan bergerak terus dengan kecepatan konstan. Dari pernyataan di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ketika gaya-gaya yang bereaksi pada suatu
benda sama dengan nol, benda selalu dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan di lintasan garis lurus.
Kelembaman
artinya keadaan benda lamban atau malas berubah dari keadaan sebelumnya. Adanya
sifat kelembaman benda pertmama kali dinyatakan oleh Galileo Galilei
(1564-1642). Kecepatan yang diberikan
pada sebuah benda akan dipertahankan jika semua penghambatnya dihilangkan.
Hukum
Pertama Newton menyatakan: “Setiap benda selalu terus dalam keadaan diam atau
begerak dengan kecepatan konstan di lintasan garis lurus, kecuali jika benda
diberi aksi gaya dari luar untuk mengubah dari keadaan semula”. Hukum I Newton
sering disebut hukum kelembaman atau inersia benda. Hukum I Newton hanya
berlaku pada kerangka inersia. Kerangka inersia adalah kerangka acuan yang
tidak dipercepat. Kerangka inersia dapat berupa kerangka diam atau kerangka
yang bergerak beraturan (kecepatan tetap). Tidak ada gaya yang bekerja pada
suatu benda sama artinya dengan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan
nol. Gaya sama dengan nol dapat dihasilkan oleh dua gaya atau lebih yang
bekerja pada suatu benda, asalkan gaya itu seimbang. Secara matematis, hukum I Newton dinyatakan sebagai
berikut
Untuk benda diam atau
benda bergerak dengan kecepatan tetap.[16]
Gaya-gaya pada suatu benda seimbang jika
resultan gaya sama dengan nol. Seperti telah disebutkan, gaya-gaya seimbang
tidak menyebabkan perubahan pada gerak benda. Jika benda mula-mula diam dan
bekerja gaya-gaya seimbang (ΣF=0), benda akan terus diam. Ini adalah jenis keseimbangan statis. Jika benda
mula-mula telah bergerak dan bekerja gaya-gaya seimbang (ΣF=0), benda akan
terus bergerak lurus dengan kelajuan tetap, ini adalah jenis keseimbanagn dinamis.
II.
Hukum
Kedua Newton
Hukum
I Newton berkaitan dengan gerak benda ketika resultan gaya pada benda sama
dengan nol. Dalam kasus ini kecepatan benda adalah tetap, dan dapat dikatakan
bahwa benda tidak mrngalami percepatan (atau percepatan=0). Jika pada benda
bekerja sebuah gaya atau bekerja beberapa gaya yang resultannya tidak nol, maka
dalam kasus ini kecepatan benda akan berubah, dan dapat dikatakan bahwa benda
mengalami percepatan. Gaya pada sebuah benda merupakan penyebab benda
dipercepat atau diperlambat.[17]
Perubahan
gerak merupakan percepatan. Jadi, gaya dapat menimbulkan percepatan. Jika masa
benda tetap dan gaya yang mengenainya diperbesar, percepatan yang terjadi makin
besar. Namun, jika masa benda diperbesar dan gaya yang mengenainya tetap,
percepatan yang terjadi makin kecil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
percepatan gerak benda berbanding terbalik dengan massanya dan berbanding lurus
dengan gays yang mengenainya.
Hukum
kedua Newton menyatakan: “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Secara
matematis pernyataanya itu dapat dirumuskan
atau
F = gaya (N)
a = percepatan m/s2
m = massa benda (kg)
Satuan gaya menurut SI adalah N (Newton).
Gaya juga dapat dinyatakan dalam dyne (1N = 105 dyne). [18]
III.
Hukum
Ketiga Newton
Hukum
III Newton juga sering disebut hukum aksi-reaksi. Dapat dimisalkan, seorang
anak duduk di atas papan beroda. Ia memegangi tali yang dihubungkan dengan
sebuah tiang yang kukuh. Jika ia menarik tali dengan gaya F (kearah kanan), ia
akan bergerak kiri. Hal itu berarti pasti ada gaya yang arahnya kekiri (F1).
Jika gaya F disebut gaya aksi, gaya F1 gaya reaksi. Gaya F dan F1
disebut pasangan gaya aksi-reaksi. Secara matematis, pernyataan itu ditulis.[19]
Gaya tarik F kemudian
diteruskan oleh tali sampai ke tiann. Setelah mengenai tiang, gaya F berubah
menjadi F2. Secara umum, besar gaya F tidak sama dengan F2
(F≠F2). Jadi, gaya F1 dan F2 bukanlah pasangan
aksi-reaksi. Karena ditarik tali dengan gaya F2, tiang memberi
reaksi dengan gaya F3,. Dalam hal ini, F2 dan F3
merupakan pasangan gaya aksi-reaksi.
Hukum
ketiga Newton menyatakan: “Jika benda A memberikan gaya pada benda B (gaya
aksi), maka benda B juga akan memberikan gaya pada benda A (gaya reaksi)”.
Kedua gaya tersebut mempunyai besar yang sama tetapi mempunyai arah yang
berlawanan.[20]
H.
Tekanan pada Zat Padat
Mengapa
konsep tekanan zat perlu diperkenalkan ?
Dua
temanmu Rini dan Andi memiliki berat kira-kira sama. Rini memakai sepatu hak
tinggi, sedangkan Andi memakai sepatu
pria. Jika secara tak sengaja kakimu terinjak oleh Rini dan Andi, apakah efek
yang kamu raskan sama?Kenyataannya kamu akan lebih tersa sakit ketika terinjak
oleh Rini daripada terinjak Andi. Bagaimana bisa efek kedua injakan ini
berbeda, padahal erat Rini dan Andi sama?
Berat Rini ditopang oleh luas hak
sepatu yang sangat kecil (kira-kira 1 cm2), sementara Andi di topang
oleh luas alas sepatu pria (kira-kira 100 cm2). Tampak bahwa efek
yang ditimbulkan oleh gaya pada suatu benda juga bergantung pada luas bidang
sentuh gaya tersebut. Dari sinilah muncul tekanan, yang diidefinisikan sebagai
gaya per satuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya
persatuan luas.
a)
Tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda.
b)
Tekanan berbanding dengan luas bidang tekan
Pernyataan ini dirumuskan sebagai :
dengan
F = gaya (N), A = luas bidang sentuh (m2 ), dan P = tekanan (Pascal,
disingkat Pa). Perhatikan, gaya adalah besaran vektor karena memiliki arah
tertentu, sedangkan teknan adalah besaran skalar karena tidak memiliki arah
tertentu.
Apakah satuan tekanan ?
Dalam
SI, satua tekanan adalah Pascal (dsingkat Pa) untuk menghormati Blasise Pascal,
sehinnga persamaaan diperoleh hubungan satuan
1
Pa = atau 1 Pa = 1 N/m2
Dari
hubungan ini, maka 1 pascala dapat didefinisikan sebagai berikut :
Satu
pascal (1 Pa) adalah tekanan yang dilakukan oleh
gaya suatu newton pada luas permukaan satu meter persegi.
Tekanan
satu Pa sangat kecil, kira-kira sama dengan tekanan yang dikerjakan oleh uang
kertas rupiah yang diam mendatar diatas meja. Ilmuwan lebih sering menggunakan
kilopascal (1 kPa = 1000 Pa).
Contoh Soal Rumus Tekanan
Seekor
gajah yang besarnya 40.000 N berdiri dengan satu kaki yang luas tapaknya 1000
cm2. Berapa tekanan yang dilakukan gajah pada tanah ?
Jawab :
Gaya
F = berat gajah = 40.000 N
Luas
bidang tekan A = 1000 cm 2
=
1000 x = m2
Dengan
menggunakan rumus tekanan diperoleh
P==
=
400.000 Pa atau 400 Kpa
Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan
menimbulkan tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku:
a)
Bila balok yang sama ditekan pada tanah yang lembek akan lebih besar
tekanannya atau akan lebih dalam tekanannya dibandingkan di tanah yang tidak
lembek.
b)
Semakin besar luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin kecil.
c)
Semakin kecil luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin besar.
Contoh Tekanan maksimum
balok
Massa
sebuah balok beton berukuran 0,5 m x 1m x 2m adalah 2600 kg. Berapa tekanan
maksimum yang dapat dikerjakan beton pada tanah ? Percepatan gravitasi g= 10
N/kg
Jawab
:
Beton mengerjakan tekanan maksimum pada tanah jika
beton berdiri pada luas bidang sentuh minimum paling kecil.
Untuk menghitung tekanan, kita menghitung gaya berat
beton terlebih dahulu. Gaya berat balok adalah :
F=
m.g =(2600 kg) (10 N/kg)
F=
26.000 N
Luas
bidang sentuh A = 1m x 0,5m = 0,5 m2
Maka
tekanan maksimum balok memiliki persamaan :
P==
=
52.000 Pa
Penerapan
tekanan zat padat dalam kehidupan sehari – hari:
a)
Paku yang tajam akan lebih dalam menancapnya bila dibandigkan dengan paku
tumpul, karena pada paku tajam luas alasnya kecil berarti tekanannya besar,
sedangkan pada paku tumpul luas alasnya besar sehingga tekanannya kecil.
b)
Pisau tajam lebih mudah mengupas
atau memotong benda daripada pisau yang tumpul.
c)
Kaki itik dapat berjalan di tanah lumpur dan tidak terpeleset, karena kaki
itik luas alasnya besar, sehingga tekanannya kecil dan akibatnya tekanan kecil
dapat memperlancar jalannya.
d)
Mata
kapak dibuat tajam untuk memperbesar tekanan sehingga memudahkan tukang kayu
dalam memotong atau membelah kayu. Orang yang memotong kayu dengan kapak yang
tajam akan lebih sedikit mengeluarkan tenaganya daripada jika ia menggunakan
kapak yang tumpul dengan gaya yang sama. Jadi, kapak yang baik adalah kapak
yang mempunyai luas permukaan bidang yang kecil.Dalam bahasa sehari-hari luas
permukaan kapak yang kecil disebut tajam.
I.
Tekanan pada Zat Cair
a.
Tekanan
Hidrostatis
Pada
zat padat, tekanan yang di hasilkan hanya ke arah bawah (jika pada zat padat
tidak diberikan gaya luar lain, Pada zat padat hanya bekerja gaya
gravitasi) sedangkan pada fluida, tekanan yang di hasilkan menyebar ke segala
arah.
Tekanan di dalam
zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian
zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu
bagian zat cair, semakin besar tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam fluida
tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi disebut tekanan
hidrostatika.Untuk mengetahui besarnya tekanan
hidrostatis dapat diketahui dengan alat Harlt.
Berdasarkan alat Harlt, bahwa tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh
faktor:
a) Massa jenis zat cair (ρ = rho) (Kg/m3)
b) Gravitasi (g) (N/Kg)
c) Kedalaman (h) (m)
Teori
tentang tekanan hidrostatika juga dapat dijelaskan dengan mengamati bejana atau
gelas yang berisi air sebagai contohnya. Perhatikanlah gambar berikut ini:
Sehingga
besar tekanan pada alas bejana adalah
Contoh soal tekanan hidrostatis
Gambar berikut sebuah teko berisi sirup sedalam 15 cm.
Tentukan tekanan hidrostatis di dasar teko, anggap massa jenis sirup sama
dengan massa jenis air yaitu 1000 kg/m3 dan percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2
Pembahasan
Tekanan hidrostatis:
Tekanan hidrostatis:
P = ρ x g x h
P = 1000 x 10 x 0,15 = 1500 Pascal
Jika
tekanan armosfer di permukaan zat cair itu adalah P0 maka tekanan
mutlak pada tempat atau titik yang berada pada kedalaman h adalah
Gaya hidrostatik pada alas bejana
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Sedangkan
untuk satu jenis zat cair besar tekanan di dalamnya tergantung pada
kedalamannya. Setiap titik yang berada pada kedalaman sama akan mengalami
tekanan hidrostatik yang sama pula.
"Tekanan
hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar di dalam
satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama."
Pernyataan di atas dikenal sebagai hukum
utama hidrostatika. Perhatikan gambar berikut:
Berdasarkan hukum utama hidrostatika
dapat dirumuskan :
PA = PB = PC
PD = PE
Hukum utama hidrostatika dapat diterapkan
untuk menentukan masa jenis zat cair dengan menggunakan pipa U. Perhatikanlah
gambar berikut!
Dalam hal ini, dua cairan yang digunakan
tidak akan tercampur. Pipa U mula-mula diisi dengan zat cair yang sudah
diketahui massa jenisnya, kemudian salah satu kaki dituangi zat cair yang di
cari massa jenisnya hingga setinggi h1. Kemudian, tarik garis
mendatar AB sepanjang pipa. Ukur tinggi zat cair mula-mula di atas garis AB
(misal : h2)
Menurut hukum utama hidrostatika, tekanan
di A sama dengan di B.
Contoh soal
Untuk
memperkirakan massa jenis suatu zat cair digunakan pipa berbentuk U yang telah
berisi air. Setelah zat cair dimasukkan pada pipa sebelah kanan, kondisi akhir
seperti gambar berikut.
Tentukan massa jenis zat cair pada
pipa kanan!
Pembahasan
ρ1h1 = ρ2h2
ρ1h1 = ρ2h2
1000
x 5 = ρ2 x 8
h2 =
5000 / 8 = 625 kg/m3
b.
Hukum Pascal
Menyatakan bahwa jika fluida diberi
tekanan dari luar maka tekanan tersebut akan diteruskan kesegala arah dengan
sama besar.prinsip hukum pascal diterapkan pada akat – alat hidrolik seperti :
pompa hidrolik , dongkrak hidrolik , pengangkat hidrolik dan lain – lain.
·
Persamaan
Hukum Pascal
Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah
penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya
ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang
dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang dilengkapi
oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda.Penghisap pertama memiliki
luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki
luas penampang yang besar (diameter besar) (Kanginan, 2007).
Gambar 1:
Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat
cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka
tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap
kedua (Kanginan, 2007). Tekanan dalam fluida dapat
dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.
sehingga
persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1
= P2
=
Jadi, gaya yang ditimbulkan pada
pengisap besar adalah:
F2 =
Keterangan :
F1 = gaya yang menekan pada tabung atau piston1(N)
F2 = gaya yang menekan pada tabung atau piston2(N)
A1 = luas alas tabung atau piston 1 (m2)
A2=
luas alas tabung atau piston 2 (m2)
Dik: F1 = 50N
A1 = 20cm2
A2 = 80 cm2
Dit: F2?
Jawab:
P1
= P2
=
=
20 x F2 = 50 x 80
20F2 = 4000N
F2 = 4000 𝑁20
F2 = 200 N
Alat – alat yang menggunakan
Hukum Pascal:
a)
Dongkrak
Hidrolik, yaitu alat yang dapat mengangkat bagian mobil, seperti saat akan
membuka ban atau roda mobil.
Prinsip kerjanya:
o
Bila gagang
diangkat ke atas: pengisap P1 pada tabung A tertarik ke atas, klep K, terbuka
dan klep K2 tertutup, sehingga minyak dari C masuk ke A.
o
Bila gagang
ditekan ke bawah K1 tertutup dan K2 terbuka sehingga minyak dari A ke B,
sehingga mendorong pendongkrak P2 ke atas, dan seterusnya.
o
Bila keran K3
dibuka, minyak dari B ke C, sehingga pendongkrak P2 ikut turun ke bawah.
c. Rem hidrolik
Prinsip kerjanya:
Bila rem di tekan minyak rem pada silinder akan tertekan yang diteruskan ke
silinder roda, mengakibatkan silinder roda menekan bantalan roda kea rah tromol
rem pada roda akhirnya terjadi gesekan antara tromol dengan bantalan yang
mengakibatkan roda berhenti saat direm.
d. Alat pengangkat mobil untuk
mengangkat seluruh badan mobil, banyak digunakan di bengkel mobil yang besar.
Prinsip kerjanya:
Alat pengangkat mobil sama dengan dongkrak hidrolik.
d.
Kempa hidrolik
merupakan alat untuk mencetak logam, memeras biji – bijian yang akan diambil
minyaknya, dan mengepak kapas.
e.
Hukum
Pascal dapat juga terjadi pada aliran darah pada tubuh kita. Aliran darah pada
tubuh kita berada dalam suatu ruang tertutup yakni di dalam ruang tertutup.
Darah mengalir melalui suatu pembuluh darah. Jika orang yang sehat (normal),
pembuluh darah orang yang sehat bersih tanpa ada penghambat. Sehingga orang
yang normal aliran tekanan darahnya pun stabil.
Tetapi jika orang yang misalnya terkena penyakit tekanan
darah tinggi karena kelebihan kolesterol makan pembuluh darahnya akan lebih
menyempit. Sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa lebih keras
yang bahkan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Penyebab lain tekanan
darah tinggi yang dapat menyempitkan pembuluh darah adalah faktor keturunan,
stres, usia, kebiasan merokok, dan minuman beralkohol.
e.
Bejana Berhubungan
Bejana
berhubungan yaitu rangkaian dari beberapa bejana yang saling berhubungan satu
sama lainnya dengan bagian atasnya terbuka. Pada bejana berhubungan berlaku:
a.
Keadaan air yang sama jenisnya selalu mendatar sekalipun
bejana dimiringkan.
b.
Hukum bejana berhubungan: jika bejana berhubungan diisi
dengan zat cair yang sejenis, dalam keadaan seimbang maka permukaan zat cair
akan berada pada satu bidang mendatar.
c.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku, bila:
1)
Zat cair yang mengisinya berbeda
o Air dengan minyak tanah, maka air di bawah
dan minyak tanah di atas, karena tekanan zat dari air > minyak tanah, dan
o Air dengan raksa, maka raksa dibawah dan air
berada di atas, karena tekanan raksa>air.
2)
Ada pipa kapiler.
Prinsip bejana berhubungan adalah
sebuah peristiwa di mana permukaan air selalu rata. Dalam hal ini, tidak
dipengaruhi oleh bentuk permukaan dasarnya atau bentuk tabungnya, dengan
syarat tempat air tersebut berhubungan. Aplikasi bejana berhubungan
dalam kehidupan sehari-hari
a. Tukang
Bangunan
Tukang bangunan menggunakan konsep
bejana berhubungan untuk membuat titik yang sama tingginya. Kedua titik yang
sama ketinggiannya ini digunakan untuk membuat garis lurus yang datar.
Biasanya, garis ini digunakan sebagai patokan untuk memasang ubin supaya
permukaan ubin menjadi rata dan memasang jendela-jendela supaya antara jendela
satu dan jendela lainnya sejajar. Tukang bangunan menggunakan slang kecil yang
diisi air dan kedua ujungnya diarahkan ke atas. Akan dihasilkan dua permukaan
air, yaitu permukaan air kedua ujung slang. Kemudian, seutas benang
dibentangkan menghubungkan dua permukaan air pada kedua ujung slang. Dengan
cara ini, tukang bangunan akan memperoleh permukaan datar.
b. Teko
Air
Perhatikan teko air di rumahmu.Teko
tersebut merupakan sebuah bejana berhubungan.Teko air yang baik harus mempunyai
mulut yang lebih tinggi daripada tabung tempat menyimpan air.
c. Tempat
Penampungan Air
Biasanya, setiap rumah mempunyai
tempat penampungan air.Tempat penampungan air ini ditempatkan di tempat tinggi
misalnya atap rumah.Jika diamati, wadah air yang cukup besar dihubungkan dengan
kran tempat keluarnya air menggunakan pipa-pipa.Jika bentuk bejana berhubungan
pada penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada penampungan air ini
tidak berbentuk demikian.Hal ini sengaja dirancang demikian karena sistem ini
bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah dengan kekuatan
pancaran yang cukup besar.
Pada bejana berhubungan berlaku
rumus:
p1 = p2
ρ1 x g1 x h1 = ρ2 x g2 x h2
ρ1 x h1 = ρ2 x h2
Contoh soal:
Pipa U diisi air dan minyak tanah, massa jenis air 1 gr/cm3, massa jenis
minyak tanah 0,8 gr/ cm3. Jika perbedaan tinggi air menjadi 20cm, berapakah
tinggi minyak tanah?
Dik: p1 = 1gr/cm3
p2 = 0,8 gr/cm3
h1 = 20cm
Dit: h2?
Jawab:
ρ1 x h1 = ρ2 x h2
1gr/cm3 x 20cm = 0,8 gr/cm3 x h2
h2 = 20𝑐𝑚/0,8
h2 = 25 cm
f.
Hukum Archimedes
Hukum archimedes berbunyi: “gaya
apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya
kedalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut”.
Barangkali
anda pernah mengamati/ merasakan bahwa benda yang diletakkan di dalam air
terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara. Hal ini
disebabkan karena tekanan makin bertambah dengan bertambahnya kedalaman, gaya
pada bagian bawah benda yang berada di dalam air lebih besar daripada gaya yang
bekerja pada bagian atas benda. Akibatnya, ada selisih gaya yang bekerja pada
benda yang sering kita sebut dengan gaya apung (yang arahnya selalu ke atas). Gaya
apung pada benda yang dibenamkan merupakan akibat bertambahnya tekanan terhadap
bertambahnya kedalaman.
Perhatikan gambar di atas, dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa selisih gaya yang bekerja pada silinder adalah yang bertindak sebagai gaya apungnya yang besarnya adalah,
dimana m.g adalah berat fluida yang dipindahkan. Ingat, berat adalah massa dikalikan percepatan gravitasi.Kesimpulan yang dapat diambil dari gejala di atas dikenal sebagai hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Contoh soal penerapan hukum Archemedes
1.
Sebuah batu memiliki berat 30 N Jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut
ditimbang di dalam air beratnya = 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 g/cm3,
tentukanlah:
a. gaya ke atas yang diterima batu,
b. volume batu, dan
c. massa jenis batu tersebut.
Jawab
Diketahui: w = 30 N, wbf = 21 N, dan ρair
= 1 g/cm3.
ρair = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3
a. wbf = w – FA
21 N = 30 N – FA
FA = 9 N
b. FA = ρairVbatug
9 N = (1.000 kg/m3) (Vbatu) (10 m/s2)
Vbatu
= 9 × 10–4 m3
c.
Berdasarkan
hukum Archimedes kita bisa menentukan syarat sebuah benda untuk terapung,
melayang, atau tenggelam di dalam suatu fluida.
1. Terapung
Perhatikan gambar 2 yang menunjukkan sebuah balok kayu yang terapung
pada sebuah fluida. Pada saat terapung, besarnya gaya apung F.apung sama dengan
berat benda w=mg. Pada peristiwa ini, hanya sebagian volum benda yang tecelup
di dalam fluida sehingga volum fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volum
total benda yang mengapung. Pada benda mengapung, karena volum fluida yang
dipindahkan lebih kecil dari volum benda yang tercelup di dalam fluida, maka
secara umum benda akan terapung jika massa jenisnya lebih kecil daripada massa
jenis fluida.
Terapung, akan terhadi bila:
- Gaya tekan ke atas > berat benda.
- Massa jenis air > massa jenis benda
- Berat jenis air > berat jenis benda
Terapung dapat terjadi pada gabus yang massa
jenisnya kurang dari massa jenis air.
2.
Tenggelam
Sekarang kita akan meninjau kasus
tenggelam, seperti tampak pada gambar 3. Pada saat tenggelam berlaku gaya apung
F.apung lebih kecil daripada gaya berat benda w=mg. Karena benda tercelup
seluruhnya ke dalam fluida, maka volum fluida yang dipindahkan sama dengan
volum benda. Syarat sebuah benda agar tenggelam seluruhnya ke dalam fluida,
yaitu massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida.
Tenggelam, akan terjadi bila:
- Gaya tekan ke atas < berat benda.
- Massa jenis air < massa jenis benda
- Berat jenis air < berat jenis benda
Tenggelam dapat terjadi pada besi atau baja yang
massa jenisnya > massa jenis air.
3. Melayang
Sekarang kita akan meninjau kasus melayang, seperti terlihat pada
gambar 4. Pada saat melayang berlaku gaya apung F.apung sama dengan gaya berat
benda w=mg. Karena benda tercelup seluruhnya ke dalam fluida, maka volum fluida
yang dipindahkan sama dengan volum benda. Syarat sebuah benda agar bisa
melayang di dalam fluida, yaitu massa jenis benda harus sama dengan massa jenis
fluida.
Melayang, akan terjadi bila:
- Gaya tekan ke atas = berat benda.
- Massa jenis air = massa jenis benda
- Berat jenis air = berat jenis benda
Melayang dapat terjadi pada telur yang dimasukkan
ke dalam air garam, atau es saat massa jenisnya sama dengan massa jenis air.
Aplikasi
Hukum Archimedes
Hukum
Archimedes banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya pada
hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, dan galangan kapal.Berikut
ini prinsip kerja alat-alat tersebut.
a.
Hukum Archimedespada Hidrometer
Gambar Hidrometer
Hidrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Proses
pengukuran massa jenis zat cair menggunakan hidrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh
hidrometer telah dikalibrasi sehingga akan menunjukkan nilai massa jenis zat
cair yang diukur. Berikut ini prinsip kerja hidrometer.
Gaya ke atas = berat hidrometer
FA = whidrometer
ρ1V1g = mg
Oleh karena
volume fluida yang dipindahkan oleh hidrometer sama dengan luas tangkai
hidrometer dikalikan dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan
ρ1 (Ah1) = m
dengan:
m = massa hidrometer (kg),
A
=
luas tangkai (m2),
hf = tinggi hidrometer yang tercelup
dalam zat cair (m), dan
ρf
= massa jenis zat cair (kg/m3).
Hidrometer
digunakan untuk memeriksa muatan akumulator mobil dengan cara membenamkan
hidrometer ke dalam larutan asam akumulator. Massa jenis asam untuk muatan
akumulator penuh kira-kira = 1,25 kg/m3 dan mendekati 1 kg/m3 untuk
muatan akumulator kosong.
b.
Kapal Laut dan Kapal Selam
Mengapa
kapal yang terbuat dari baja dapat terapung di laut? Peristiwa ini berhubungan
dengan gaya apung yang dihasilkan oleh kapal baja tersebut. Perhatikan Gambar
berikut.
Gambar Kapal yang sama pada saat kosong dan
penuh muatan. Volume air yang di pindahkan oleh kapal ditandai dengan tenggelamnya
kapal hingga batas garis yang ditunjukkan oleh tanda panah.
Balok
besi yang dicelupkan ke dalam air akan tenggelam, sedangkan balok besi yang
sama jika dibentuk menyerupai perahu akan terapung. Hal ini disebabkan oleh
jumlah fluida yang dipindahkan besi yang berbentuk perahu lebih besar daripada
jumlah fluida yang dipindahkan balok besi. Besarnya gaya angkat yang dihasilkan
perahu besi sebanding dengan volume perahu yang tercelup dan volume fluida yang
dipindahkannya. Apabila gaya angkat yang dihasilkan sama besar dengan berat
perahu maka perahu akan terapung. Oleh karena itu, kapal baja didesain cukup
lebar agar dapat memindahkan volume fluida yang sama besar dengan berat kapal
itu sendiri.
Gambar Penampang kapal selam ketika (a)
terapung, (b) melayang, dan (c) tenggelam.
Tahukah
Anda apa yang menyebabkan kapal selam dapat terapung, melayang, dan menyelam?
Kapal selam memiliki tangki pemberat di dalam lambungnya yang berfungsi
mengatur kapal selam agar dapat terapung, melayang, atau tenggelam. Untuk menyelam,
kapal selam mengisi tangki pemberatnya dengan air sehingga berat kapal selam
akan lebih besar daripada volume air yang dipindahkannya. Akibatnya, kapal
selam akan tenggelam. Sebaliknya, jika tangki pemberat terisi penuh dengan
udara (air laut dipompakan keluar dari tangki pemberat), berat kapal selam akan
lebih kecil daripada volume kecil yang dipindahkannya sehingga kapal selam akan
terapung. Agar dapat bergerak di bawah permukaan air laut dan melayang, jumlah
air laut yang dimasukkan ke dalam tangki pemberat disesuaikan dengan jumlah air
laut yang dipindahkannya pada kedalaman yang diinginkan.
c.
Balon Udara
Balon
berisi udara panas kali pertama diterbangkan pada tanggal 21 November 1783.
Udara panas dalam balon memberikan gaya angkat karena udara panas di dalam
balon lebih ringan daripada udara di luar balon. Balon udara bekerja
berdasarkan prinsip Hukum Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan
bahwa sebuah benda yang dikelilingi udara akan mengalami gaya angkat yang
besarnya sama dengan volume udara yang dipindahkan oleh benda tersebut.
GambarBalon udara dapat mengambang di
udara karena memanfaatkanprinsip Hukum Archimedes.
J. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan
menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Tekanan udara merupakan tingkat kebasahan udara
karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara
banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yan
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
I.
Variasi
Tekanan Udara
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya
pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara
vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:
·
Komposisi
gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.
·
Sifat udara
yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
·
Adanya
variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin
tinggi tempat suhu makin naik.
Tekanan
udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara,
bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang
bersuhu udara rendah tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara
horizontal dipengaruhi:
·
Lintang
tempat
·
Penyebaran
daratan dan lautan.
·
Pergeseran
posisi matahari tahunan.[21]
II.
Penyebab
Tekanan Udara
Udara memiliki berat. Pada lapisan
udara sangat tinggi hanya ada sedikit partikel, dan lapisan itu hanya ditekan
oleh berat lapisan udara itu sendiri. Makin ke bawah maka makin besar tekanan
udara, dan makin ke atas maka makin rendah tekanan udara. Tekanan udara paling
besar dialami oleh tempat-tempat yang ketinggiannya hampir sejajar dengan
permukaan laut.
Tekanan udara di permukaan laut
berkisar 76 cmHg (atau 1 atm atau 1,013 bar atau 1,013 x 105 pascal). Tekanan
udara di ketinggian setengah dari puncak Everest berkisar 50 cmHg dan di puncak
Everest berkisar 30 cmHg.
Faktor-faktor
yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut:
a.
Tinggi
Rendahnya Tempat
Semakin tinggi suatu tempat, lapisan
udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya tekanan udara semakin
rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran
matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara
rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara
tinggi.
Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang
hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan barograf. Pada barograf tekanan
udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Bila
hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul
10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul
04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).
b.
Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume
molekul udara berkembang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya
jika temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.
IV.
Cara
Mengukur Tekanan Udara
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada
permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah
atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar).
Tekanan udara patokan (sering juga disebut tekanan
udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada
garis lintang 450 dan suhu 0 derajat Celcius. Besarnya
tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini
setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat
dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2.
Konversi antara satuan tekanan udara tersebut adalah
sebagai berikut
1 atm = 760 mmHg = 14,7 Psi = 1,013
mbar
Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer.
Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau altitude).
V.
Hubungan
Gejala-Gejala Alam dengan Tekanan Udara
a. Penyebab angin
Angin atau
pergerakan udara timbul karena adanya perbedaan tekanan udara. Angin selalu
bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.
b. Dapat memprakirakan cuaca
Tekanan udara
termasuk salah satu unsur utama cuaca. Empat unsur lainnya yaitu, suhu udara,
kelembaban udaa, angin, dan curah hujan.
Penyimpangan yang
cukup signifikan pada grafik yang diperoleh dapat memprakirakan cuaca di tempat
tersebut.
1) Tekanan udara lebih rendah dari biasanya
maka kemungkinan besar akan turun hujan. Hal tersebut dikarenakan angin akan
menuju ke tempat tersebut.
2) Tekanan udara lebih tinggi dari biasanya maka
kemungkinan cuaca cerah. Ini dikarenakan angin bertiup dari tempat tersebut.
VI.
Pengaruh
Tekanan Udara terhadap Manusia
a. Peradangan pada hidung
Jika
luas permukaan tubuh manusia kira-kira 1,3 m2, udara di sekitarnya mengerjakan
gaya kira-kira sebesar 1,3 x 105 N. Gaya tersebut tidak akan bisa dirasakan,
karena gaya tersebut diimbangi oleh gaya dari dalam tubuh kita yang dihasilkan
oleh tekanan darah. Tekanan darah sedikit lebih besar daripada tekanan udara.
b. Telinga mendegung saat pesawat terbang
tinggal landas
Ketika
pesawat terbang meninggalkan landasan utuk segera mencapai ketinggian aman
untuk penerbangan (sekitar 35.000 kaki atau 10.000 m), terjadi perubahan
tekanan udara yang cuup signifikan. Tekanan udara luar menjadi jauh lebih kecil
daripada tekanan udara yang terperangkap dalam telinga. Hal tersebut
menyebabkan gendang telinga menggembung dan akan terasa dengung di telinga
seperti akan meledak.[22]
VII.
Cara
untuk Menunjukkan Tekanan Udara
Dunia
ini berada dalam lautan udara (atmosfer). Gaya gravitasi partikel-partikel
udara ini menimbulkan tekanan udara. Untuk menunjukkan bahwa tekanan udara
cukup besar, ada beberapa demonstrasi yang akan dipelajari.
a. Demonstrasi sepasang setengah bola
Magdeburg
Untuk
membuktikan bahwa tekanan udara sangat besar, Otto Von Guericke, penemu pompa
vakum, melakukan suatu demonstrasi dengan membuat dua bah setengah bola tembaga
berongga yang garis tengahnya kira-kira 30 cm. Kedua setengah bola ini jika
dilengketkan membentuk bola berongga yang tidak dapat dimasuki udara. Bola
dihubungkan ke sebuah pompa vakum melalui sebuah keran.
b. Demonstrasi kaleng penyok
Demonstrasi
ini cukup spektakuler dengan menggunakan kaleng penyok. Selama kaleng yang
tutupnya terbuka dipanaskan, tekanan udara yang menekan dinding luar kaleng
sama dengan tekanan udara yang menekan dinding dalam kaleng. Kedua tekanan ini
menghasilkan gaya yang seimbang (resultannya =0), sehingga bentuk kaleng tetap
dapat dipertahankan.
Selama
kaleng berisi air dipanaskan, banyak partikel-partikel udara yang keluar dari kaleng.
Tempat partikel-partikel udara ini digantikan oleh uap air-uap air yang naik.
Ketika pembakar bunsen (atau kompor) dipadamkan dan kaleng segera ditutup rapat
dengan sumbat, partikel-partikel udara dari luar kaleng tidak dapat memasuki
kaleng. Saat kaleng menjadi dingin, uap air dalam kaleng mengembun kembali
menjadi air. Di dalam kaleng hanya tersisa sedikit partikel udara dibandingkan
dengan pada awal sebelumnya. Dengan deikian, tekanan udara pada dinding luar
kaleng jauh lebih besar daripada tekanan udara pada dinding dalam kaleng.
Perbedaan tekanan yang cukup besar ini memberikan resultan gaya terarah
menggencet kaleng sehingga kaleng tergencet dan menjadi penyok.
VIII.
Hubungan
Ketinggian Tempat dengan Tekanan Udara
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa setiap kenaikan 10 m, tekanan udara berkurang ira-kira 1 mmHg. Pernyataan
ini dapat digunakan untuk memperkirakan ketinggian suatu tempat dari permukaan
laut, asalkan tekanan udara luar di tempat tersebut diketahui. Contohnya
tekanan atmosfer di Cimahi dari bacaan barometer adalah 69 cmHg maka ketinggian
kota Cimahi dari permukaan laut adalah:[23]
(760-690) mmHg x 10 m = 700 m
1 mmHg
IX.
Cara
Kerja Alat Pengukur Tekanan Udara
Alat
untuk mengukur tekanan udara dalam ruang terbuka (tekanan udara luar atau
tekanan atmosfer) adalah barometer. Alat untuk mengukur tekanan udara
dalam ruangan tertutup (misalnya, tekanan udara dalam ban) adalah manometer.
a. Cara kerja barometer
Pada tahun 1643 Torricelli
mengadakan percobaan dengan menggunakan sebuah tabung kaca kuat yang panjangnya
kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung
tangan, ia memegang tabung vertikal dengan ujung terbukanya menghadap ke atas.
Dengan menggunakan corong, ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung
sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbukanya dengan ibu jari, dan segera
membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan ibu jarinya tersebut dari ujung tabung
dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Kemudian ia
mengamati permukaan raksa dalam tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa
dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum
terperangkap di atas kolom raksa.
Dengan melakukan percobaan, maka
terbuktilah bahwa tinggi kolom raksa tetap 76 cm ketika digunakan tabung berdiameter
lebih besar. Jadi, tabung tidak mempengaruhi tinggi kolom raksa. Demikian juga
dengan posisi tabung ketika sedikit dimiringkan, tinggi kolom raksa tetap 76
cm. Namun, jika posisi tabung terlalu miring sehingga tinggi vertikalnya lebih
kecil daripada 76 cm, raksa akan mengisi eluruh tabung tanpa ada ruang vakum di
atasnya.
Ini
menganalogikan dengan seimbangnya jungkat-jungkit ketika dua anak dengan berat
badan yang sama duduk di kedua ujungnya. Dalam kasus ini gaya oleh tekanan
atmosfer yang menekan permukaan raksa dalam bejana seimbang dengan berat raksa
setinggi 76 cm dalam tabung. Jka tekanan atmosfer naik maka aya oleh tekanan
atmosfer pad permukaan raksa dalam bejana akan menekan kolom raksa sehingga
lebih tinggi daripada 76 cm. Sebaliknya, jika tekanan atmosfer turun maka
supaya seimbang, kolom raksa harus turun di bawah 76 cm.
Tekanan
atmosfer di permukaan laut kira-kira 76 cmHg. Tekanan ini disebut 1 atm. Dengan
demikian, 1 atm = 76 cmHg.
b. Satuan tekanan udara
Hubungan antara
atm dan pascal (satuan SI) adalah
1
atm = 101 300 Pa
Dalam meteorologi,
satuan tekanan yang sering digunakan adalah bar, yang didefinisikan
sebagai tekanan sebesar 100 000 Pa. Jadi,
1
bar = 100 000 Pa
Satuan
lain yang sering digunakan adalah milibar ditulis mbar, yang sama
dengan seperibu bar.
1
mbar =1/1000 bar = 1/1000 (100 000 Pa)
1
mbar = 100 Pa
Hubungan satuan
atmosfer dengan bar dapat dturunkan sebagai berikut.
1
atm = 101 300 Pa = 101 300 x 1/100 000 bar
1
atm = 1,013 bar = 1013 mbar
c. Macam-macam barometer
Selain
barometer raksa ciptaan Torricelli, berikut ada dua barometer lainnya, yaitu:
(1) barometer air dan (2) barometer aneroid.
1) Barometer air
2) Barometer aneroid[24]
X.
Cara
Kerja Manometer
Ada tiga macam manometer, yaitu: (1)
manometer raksa terbuka (2) manometer raksa tertutup dan (3) manometer bourdon.
1) Manometer raksa terbuka
Manometer
raksa terbuka adalah sebuah tabung U yang kedua ujungnya terbuka. Manometer ini
diisi dengan zat cair (boleh air atau raksa).salah satu kaki terbuka dengan
udara luar, sehingga tekanan permukaan raksa pada kaki terbuka selalu sama
dengan tekanan atmosfer.
2) Manometer raksa tertutup
Adalah
sebuah tabung U yang salah satu ujungnya tertutup. Ujung yang terbuka
dihubungkn ke suplai gas melalui selang karet. Pipa U diisi dengan raksa dan
ruang di atas permukaan raksa dalam pipa tertutup adalah vakum. Jika gas tidak
memiliki tekanan (atau tekanannya = 0) maka permukaan raksa dalam kedua kaki
sama tinggi. Jika gas memiliki tekanan maka permukaan raksa dalam ujung
tertutup akan naik dan lebih tinggi h mmHg daripada permukaan raksa yang
kakinya berhubungan dengan suplai gas.
Pgas
= h mmHg
3) Manometer Bourdon
Tekanan uap dalam
boiler (ruang untuk memasak air sampai menjadi uap pada pembangkit listrik
tenaga uap) sangat tinggi. Untuk mengukur tekanan uap tersebut dapat digunakan
manometer raksa, sebagai gantinya dapat digunakan manometer bourdon yang
terbuat dari logam.
Manometer bourdon
dihubungkan ke tangki gas yang akan diukur tekanannya. Gas tersebut masuk
melalui lubang A, dan menekan pipa logam lengkung B. Oleh karena tekanan
tersebut, maka B berusaha meluruskan diri. Makin besar tekanan gas, makin besar
pula kekuatan yang akan meluruskan B. Gerakan B diteruskan ke tuas mekanik
bergerigi, yang akan memutar lingar logam bergerigi searah jarum jam. Sebagai
hasilnya, jarum penunjuk skala akan melekat pada lingkar logam bergerigi
tersebut menyimpang searah jarum jam, dan menunjuk suatu angka yang menyatakan
besar tekanan gas di dalam tangki.[25]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari
penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Hukum-hukum
Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
2.
Hukum I
Newton berbunyi “ Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”. Dimana Hukum II Newton berbunyi
“ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan besar gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa
benda itu “. Dimana :
3.
Hukum III
Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya pada benda lainnya, maka akan
menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang berlawanan”. Dimana :
Faksi
|
=
|
- Freaksi
|
4.
Massa
berbeda dengan berat. Massa adalah sifat intristik dari sebuah benda yang
menyatakan resistensinya terhadap percepatan, sedangkan berat bergantung pada
hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasional
pada benda itu.
6.
Tekanan
sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda, dan berbanding dengan luas
bidang tekan.
7.
Tekanan terdapat pada zat padat, cair dan juga
gas/udara.
8.
Tekanan pada
zat cair mencakup di dalamnya tekanan hidrostatik, hukum pascal dan hukum
archimedes.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Kartono. 2007. Seribu
Pena Fisika. Jakarta: Gramedia
Anonim. Tekanan Udara Rumus dan Alat Ukurnya.
2013. http://rumushitung.com/2013/07/28/tekanan-udara-rumus-alat-ukurnya/.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 19.05 WIB.
Anonim. Makalah Tekanan Udara. 2012. http://image.slidesharecdn.com/makalahtekananudara-121223072712-phpapp01/95/makalah-tekanan-udara-6-638.jpg?cb=1356269423.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 20.13 WIB.
Budi Purwanto. 2012. Semesta
Fenomena Fisika. Jakarta: Erlangga
H. Moch. Agus Krisno, dkk. IPA Untuk SMP/MTs Kelas VIII BSE.
Jakarta: Pusbuk
Kanginan Marthen. 2002.
IPA Fisika 2. Jakarta: Erlangga
Kanginan,
Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Rinie Pratiwi P,dkk. 2008. CTL IPA Untuk SMP/MTs Kelas VIII BSE.
Jakarta: Pusbuk
Syaiful Karim, dkk. 2009. Belajar IPA Untuk SMP/MTs Kelas VIII BSE.
Jakarta: Pusbuk
Wasis, dkk. 2010. IPA
Untuk SMP/MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusbuk
[1]Kanginan
Marthen, IPA Fisika 2 Untuk SMP Kelas
VIII, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 2.
[6]Ibid.
[8]Anonim,
Gaya dan Tekanan, (http://www.kelas-sains.com/2013/07/materi-ipa-viii-gaya-dan-tekanan-bse.html),
Diunduh pada Tanggal 14 Oktober 2014 Pukul 14.30 WIB, hlm. 218.
[10]Kanginan
Marthen, Op. Cit., hlm. 4.
[15]
Agus Kartono, Seribu Pena Fisika,
Erlangga, Jakarta, 2007, hlm 3
[16]
Kanginan Marthen, IPA Fisika 2, Erlangga,
Jakarta, 2002, hlm 21
[19]
Budi Purwanto, Semesta Fenomena Fisika,
Erlangga, Jakarta, 2012, hlm 33
[20]
Agus Kartono, Op.cit., hlm 4
[21]Anonim,”tekanan udara rumus dan alat ukurnya”, diakses
dari http://rumushitung.com/2013/07/28/tekanan-udara-rumus-alat-ukurnya/html, pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 19.05
[23]Ibid., hlm 119
[24]Ibid,. hlm 123
[25]Ibid,. hlm 126
No comments:
Post a Comment