BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
zaman ini, tidak lepas dari sains sebagai unsur penunjang utama dalam berbagai
aspek kehidupan. Contoh produk sains yang paling akrab kita temui adalah
berbagai macam alat hasil pengembangan teknologi dan informasi. Tidak hanya itu, pada dasarnya
sains memang bagian dari kehidupan kita. Dari mulai apa yang terjadi dalam
tubuh kita sampai berbagai fenomena alam di alam semesta.
Karena
sejatinya setiap ilmu yang dipelajari merupakan ayat-ayat karunia dari Sang
Maha Kuasa, Allah SWT. Dengan begitu yang kita dapatkan tidak hanya keuntungan
dunia namun juga keuntungan akhirat. Salah satu contoh fakta sains yang ada
pada diri kita adalah mata yang merupakan bagian dari panca indera yang berguna
sebagai alat penglihat, dengan memilki mata maka manusia dapat melihat
benda-benda di sekitarnya yang ditangkap sebagai bayangan di retina.
Dalam
proses ini, terdapat suatu hal yang memilki peranan sehingga bayangan dapat
terbentuk, yakni cahaya. Dalam sains pembahasan mengenai cahaya dan perilakunya
termasuk dalam cabang ilmu fisika, optik. Dengan mempelajari optik kita dapat
menginterpretasikan berbagai fenomena cahaya yang terlihat di kehidupan
sehari-hari, seperti pelangi, lembayung senja, dan lain sebagainya.
Pada
makalah ini kita akan mencoba membahas tentang sifat dan perambatan cahaya
sebagai langkah awal mempelajari optik. Cahaya pada hakekatnya tidak dapat
dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut mengenai benda. Cahaya
dapat bersifat gelombang maupun partikel. Cahaya adalah tenaga berbentuk
gelombang dan dapat membantu kita melihat. Cahaya bergerak lurus ke semua arah.
Cahaya di biaskan apabila bergerak secara tegak lurus melalui medium yang
berbeda seperti melalui udara, kaca dan air. Cahaya dapat bergerak lebih cepat
melalui udara. Cahaya mempunyai banyak manfaat. Selain bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, cahaya juga di manfaatkan dalam bidang medis. Salah satu
penerapannya adalah dalam pendeteksian suatu penyakit yang bertujuan untuk
mendiagnosa dan proses penyembuhan penyakit melalui terapi.
Alat-alat optik sangat berpengaruh berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari , seperti dalam bidang pendidikan ,kesehatan dan
perkantoran . jenis alat-alat optic pun beraneka ragam menurut bentuk dan
kegunaannya. Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang berukuran kecil
seperti bakteri dan virus, Lup digunakan sebagai kaca pembesar, Teropong
digunakan untuk melihat benda-benda dilangit,dibumi dan di dalam kapal selam.
Lensa digunakan untuk membantu orang-orang yang menderita cacat mata atau
penglihatannya terganggu. Contohnya: miopi, hipermetropi, presbiopi, dan
astigmatisme.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi dari cahaya ?
2. Apakah sifat-sifat pemantulan pada cermin
?
3. Apakah yang disebut dengan optic ?
4. Apa saja yang termasuk alat-alat optic?
5. Apakah fungsi dan kegunaan alat-alat optic
?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
dapat mengetahui defenisi dari cahaya ?
2.
Untuk
dapat mengetahui sifat-sifat pemantulan pada cermin ?
3.
Untuk
dapat mengetahui yang disebut dengan optic ?
4.
Untuk
dapat mengetahui yang termasuk alat-alat optic ?
5.
Untuk
dapat mengetahui fungsi dan kegunaan alat-alat optic ?
1.4
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi kewajiban dalam tugas perkuliahan serta untuk lebih mendalami
pembahasan materi tentang cahaya dan alat optic
1.5 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang di gunakan oleh penulis bersumber dari
buku-buku dan juga dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
CAHAYA
2.1.1.
Pengertian Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik (electromagnetic
waves) yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain
itu, cahaya adalah paket partikel yang
disebut foton.[1]
2.1.2
Pemantulan pada Cermin
1.
Hukum Pemantulan Cahaya
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul
(r) à i = r
Gambar C.1 Hukum Pemantulan
2.
Pemantulan pada Cermin
Ada dua jenis
yaitu :
a. Pemantulan Baur (Difusi) adalah pemantulan
cahaya pada permukaan yang tidak rata.
b. Pemantulan
teratur adalah pemantulan cahaya pada permukaan yang rata dan licin.
3.
Pemantulan pada Cermin Datar
Bayangan yang
terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul (maya). Jarak,
tinggi, dan bentuk bayangan sama seperti benda. Jika dua cermin membentuk sudut
ɑ, maka berlaku rumus berikut :
n =
-
1 dengan
n= banyaknya bayangan
ɑ
= sudut antara dua cermin datar
Contoh
soal :
Dua cermin diatur sehingga
membentuk sudut 600. Berapa jumlah bayangan yang terbentuk jika
diantra dua cermin diletakan satu buah benda ?
Penyelesaian
: Jawab :
Diketahui
: ɑ = 600 n
=
-
1 =
–
1 = 5
Ditanya n
=....? Jumlah
bayangan yang terbentuk 5 buah.
4.
Cermin Lengkung
a. Cermin Cekung
Cermin
cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat mengumpulkan sinar, seperti gambar di
bawah ini. Pada pemantulan cahaya
oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang dihasilkan. Bayangan
yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul atau
merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul.
Letak dan
sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cekung bergantung pada letak benda. Sebuah benda yang diletakkan di depan
cermin cekung akan memiliki bayangan dengan sifat-sifat tertentu. Pada cermin
cekung terdapat tiga sinar istimewa seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah
ini, yaitu sebagai berikut.
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan
melalui titik fokus.
2.
Sinar datang
melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3.
Sinar datang
melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin.
Rumus Pada Cermin Cekung
Dengan menggunakan persamaan cermin tersebut
dapat menentukan jarak bayangan sebuah benda. Adapun pembesaran bayangan M
didefinisikan sebagai perbandingan antara besar (tinggi) bayanga dengan besar
(tinggi benda). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Contoh Soal Tentang Pemantulan Pada Cermin Cekung
Sebuah cermin cekung memiliki
jari-jari kelengkungan 2 m. Sebuah benda diletakkan pada jarak 1,5 m dari
cermin dan tinggi benda 5 cm. Hitunglah letak, tinggi, dan pembesaran bayangan.
Jawab:
Diketahui:
s = 1,5 m
h = 5 cm
R = 2 m
Ditanyakan :
s’, h’ dan M = ?
Penyelesaiannya:
Dengan menggunakan rumus yang diperoleh pada
pembahasan di atas maka
2/R = 1/s + 1/s’
2/2 = 1/1,5
+ 1/s’
1/s’ = 2/2 –
1/1,5
1/s’ = 2/2 –
1/1,5
1/s’ = 1 –
2/3
1/s’ = 1/3
s’ = 3 m
setelah jarak bayangan (s’) diperoleh maka pembesaran
bayangan dapat dicari dengan rumus:
M = s’/s
M = 3 m/1,5
m
M = 2
Dengan diketahuinya pembesaran bayangan (M) maka
tinggi bayangan benda (h’) dapat dicari dengan persamaan M yakni:
h’/h = 2
h’/5 cm = 2
h’ = 10 cm
Jadi, letak bayangan benda 3 m di
depan cermin, dengan tinggi bayangan benda 10 cm dan pembesaran bayangan benda
adalah 2 kali.
b. Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki sifat yang dapat menyebarkan
cahaya (divergen). Dengan demikian, jika terdapat berkas-berkas cahaya sejajar
mengenai permukaan cermin cembung, maka berkas-berkas cahaya pantulnya akan
disebarkan dari satu titik yang sama.
Seperti halnya cermin cekung, sebelum menggambarkan pembentukan bayangan,
perlu diketahui sinar-sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung. Sinar-sinar
istimewa itu ditunjukkan pada Gambar di bawah ini, yaitu sebagai berikut.
1.
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus.
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan
sejajar sumbu utama
3.
Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan
seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan yang sama.
Rumus Pada Cermin Cembung
Hubungan antara jarak fokus dan
jari-jari kelengkungan cermin cembung sama seperti hubungan antara jarak fokus
dan jari-jari kelengkungan cermin cembung yaitu
Keterangan:
f = jarak
fokus
R =
jari-jari kelengkungan cermin
Dengan menggunakan cara yang sama seperti mencari
rumus hubungan antara jarak fokus, jarak benda dan jarak bayangan pada cermin
cembung akan didapatkan persamaan yang sama, yaitu :
Mar 30, 2010 - Makalah Fisika .... Sebuah
mikroskop m
atau
Adapun pembesaran baynagn M
didefinisikan sebagai perbandingan antara besar (tinggi) bayanga dengan besar
(tinggi benda). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Perlu
diingat :
- tanda jarak fokus pada cermin
cembung adalah negatif (-). Hal ini disebabkan letak titik fokus cermin
cembung terletak dibelakang cermin.
- untuk benda nyata di depan
cermin cembung, selalu berbentuk bayangan maya. Jadi, nilai bayangan benda
(s’) pada cermin cembung bertanda negatif.
Contoh Soal Tentang Pemantulan Pada Cermin Cembung
Sebuah cermin cembung memiliki
jari-jari kelengkungan 30 cm. Sebuah benda diletakkan pada jarak 30 cm di depan
cermin. Hitunglah letak bayangan benda, pembesaran bayangan, dan lukis jalannya
sinar pada pembentukan bayangan!
Jawab:
Diketahui:
s = 30 cm
R = -30 cm
Ditanyakan :
s’, M, lukis pembentukan bayangan = ?
Penyelesaiannya:
Dengan
menggunakan rumus yang diperoleh pada pembahasan di atas maka
2/R = 1/s +
1/s’
2/-30 = 1/30
+ 1/s’
1/s’ = -1/15
– 1/30
1/s’ = -2/30
– 1/30
1/s’ = -3/30
1/s’ = 1/-10
s’ = -10 cm
Setelah jarak bayangan (s’) diperoleh maka pembesaran
bayangan dapat dicari dengan rumus:
M = |s’/s|
M = |-10
cm/30 cm|
M = 1/3
Jadi, letak bayangan benda 10 cm di belakang cermin
dan pembesaran bayangan benda adalah 1/3 kali.
A.
Pembiasan
§
Pembiasan
Cahaya adalah pembelokan arah rambut cahaya ketika melewati medium yang
kerapatan optiknya atau indeks bias (n) berbeda.
§
Frekuensi
cahaya yang mengalami pembiasan selalu tetap, sedangkan besaran yang lain
mengalami perubahan. Perubahan tersebut adalah :
a.
Perubahan
cepat rambat, Cepat rambat cahaya disuatu medium dengan indeks bias n memenuhi
:
Cn =
dengan c = cepat rambat cahaya
di udara (m/s)
b.
Perubahan
panjang gelombang, Panjang gelombang cahaya pada medium dengan indeks bias n
memenuhi :
λn =
dengan λ = Panjang Gelombang (m/s)
c. Perubahan arah rambat cahaya yang
dijelaskan dalam hukum Snellius
§ Indeks bias beberapa medium zat :
Medium
|
Indeks Bias Mutlak
|
Udara (1 atm, 00 C)
Udara (1 atm, 00 C)
Udara (1 atm, 00 C)
Air
Alkohol
Gliserin
Kaca Kuarsa
Kaca Kerona
Kaca flinta
Intan
|
1,00029
1,00028
1,00026
1,33
1,36
1,47
1,46
1,52
1,65
2,42
|
§ Hukum Snellius (Pembiasan Cahaya)
a. Sinar datang dari medium kurang rapat
menuju medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal.
b. Sinar datang dari medium lebih rapat menuju
medium kurang rapat dibiaskan mendekati garis normal.[3]
c. Pembiasan pada Prisma
Prisma merupakan benda yang terbuat dari gelas tembus
cahaya (transparan) yang kedua sisinya dibatasi bidang permukaan yang membentuk
sudut tertentu satu sama lain. Sudut tersebut dinamakan sudut pembias (simbol:
β). Bidang permukaan prisma berfungsi sebagai bidang pembias.
Setelah melewati prisma, cahaya
mengalami deviasi yang disebut dengan sudut deviasi (σ). Sudut deviasi (σ)
merupakan sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar datang (i1)
dengan perpanjangan sinar yang meninggalkan prisma (r2).
Besarnya sudut deviasi yang dialami cahaya adalah sebagai berikut. Perhatikan
gambar berikut ini.
2.2.
OPTIK
Alat
optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda
optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Berikut ini merupakan
bagian-bagian dari optik, yaitu:
2.2.1
Lensa
Lensa adalah benda dening yang dibatasi
oleh dua bidang lengkung. Lensa mempunyai sifat mirip dengan prisma dimana
dapat menyimpangkan cahaya yang melewatinya. Lensa memiliki dua jenis yaitu
lensa cembung dan lensa cekung.
A.
Lensa Cembung
Lensa cembung
adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya. Lensa
cembung terdiri dari 3 macam, yaitu:
-
Lensa
Bikonveks (cembung ganda) yaitu lensa yang kedua permukaannya cembung.
-
Lensa
Plankonveks (cembung datar) yaitu lensa yang permukaannya satu cembung dan yang
lain datar.
-
Lensa Konkaf Konveks (meniskus cembung/ cembung
cekung) yaitu lensa yang permukaannya satu cembung yang lainnya cekung.
Bikonveks Plankonveks Konkaf Konveks
Lensa cembung memiliki nilai fokus positif (+).
Bayangan pada cermin cembung semua bersifat nyata, kecuali bila benda
diletakkan diantara 0-F2. Lensa cembung bersifat konvergen atau
mengumpulkan cahaya. Titik dimana cahaya mengumpul disebut titik fokus.
B. Lensa
Cekung
Lensa
cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari bagian tepinya.
Lensa cekung terdiri dari 3 macam, yaitu:
-
Lensa
Bikonkaf (cekung ganda) yaitu lensa yang kedua permukaannya cekung.
-
Lensa
Plankonkaf (cekung datar) yaitu lensa yang permukaannya satu sekung dan yang
lain datar.
-
Lensa konveks konkaf (meniskus cekung/ cekung cembung)
yaitu lensa yang permukaannya satu cekung yang lainnya cembung.
Lensa cekung memiliki nilai fokus negatif (-).
Bayangan yang dibentuk selalu maya, tegak dan diperkecil.
Ada
tiga sinar bias istimewa yang dapat digunakan untuk menggambarkan bayangan pada
lensa, yaitu:
(a) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu
utama akan dibiaskan melalui titik fokus F2.
(b) Sinar yang datang melalui titik fokus
pasif F1 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
(c) Sinar yang melalui titik pusat optik (O)
akan diteruskan (tidak dibiaskan).
F2
|
3
|
(2)
|
F1
|
(1)
|
Perumusan jarak
benda dan bayangan serta perbesaran lensa sama dengan perumusan pada cermin
lengkung.
M =
atau M=
⟶ M =
Keterangan :
f =
jarak fokus lensa (cm)
s˳ =
jarak benda (cm)
sᵢ =
jarak bayangan (cm)
M =
perbesaran benda
h˳ =
tinggi benda (cm)
hᵢ =
tinggi bayangan (cm)
Pada lensa dikenal kekuatan (daya)
lensa yang dirumuskan sebagai berikut:
P =
(dioptri)
Keterangan :
P =
kuat lensa (dioptri)
f =
fokus lensa (cm)
§
Perbedaan
nilai yang ada pada lensa dan cermin lengkung[4]
Lensa
|
Cermin Lengkung
|
Lensa Cembung : f (+)
|
Cermin Cembung : f (-)
|
Lensa Cekung : f (-)
|
Cermin Cekung : f (+)
|
Lensa Cembung : konvergen
|
Cermin Cembung : divergen
|
Lensa Cekung : f dirvergen
|
Cermin Cekung : kovergen
|
Ruang benda dan bayangan kedua lensa berbeda
|
Ruang benda dan bayangan kedua lensa sama
|
2.2.2
Mata
Mata merupakan
alat optik ilmiah. Bagian-bagian dari mata diantaranya adalah: [5]
Bagian-bagian Mata
A. Kornea
merupakan bagian mata yang bersifat tembus pandang dan berfungsi sebagai
pelindung mata. Kornea merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima
cahaya dari sumber cahaya.
B. Cairan
Aqueous terletak dibelakang kornea yang berfungi
untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terfokus ke lensa mata.
C. Iris
terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan warna pada
mata seseorang.
D. Pupil
terdapat ditengah-tengah iris. Pupil dapat mengecil dan membesar, seperti
fungsi diafragma pada kamera. Pupil membuka dan menutup secara otomatis
bergantung pada cahaya yang masuk. Jika cahaya terang, pupil akan mengecil,
sedangkan ketika gelap pupil akan membesar.
E. Lensa
mata berbentuk lensa cembung. Lensa berfungsi
mengatur pembiasan dengan cara berakomodasi (menebal dan menipis).
F. Retina
(selaput jala) merupakan selaput yang mengandung
sel-sel indera. Retina berfungsi sebagai layar, tempat terbentuknya bayangan,
seperti halnya pelat film pada kamera.
G. Bintik
kuning adalah bagian dari retina yang sangat
peka terhadap cahaya. Agar bayangan terlihat dengan jelas, bayangan harus
terbentuk di retina tepat di bintik kuning.
H. Saraf
optik berfungsi untuk meneruskan rangsang
menuju otak.
-
Mata Normal (Emitrop)
Ciri-ciri:
a. Titik dekat (Punctum Proximum/ PP) sejauh
25 cm, berarti mata mampu berakomodasi pada jarak 25 cm.
b. Titik jauh (Punctum Remotum/ PR) sejauh
tak hingga, berarti mata mampu berakomodasi minimum pada titik jauh tak hingga.
-
Cacat Mata
1.
Miopi atau Rabun Jauh
Merupakan
salah satu jenis cacat mata yang penglihatannya tampak buram jika melihat
benda-benda jauh. Hal ini disebabkan bola mata terlalu tebal dan kecilnya daya
akomodasi mata yang menyebabkan berkas cahaya yang seharusnya tiba di retina
berpotongan di depan retina. Miopi dapat dibantu dengan lensa negatif atau
lensa cekung dengan daya:
P
= -
(dioptri)
Keterangan:
P = kuat lensa (dioptri)
PR
= titik jauh (PR < ~)
2.
Hipermetropi atau Rabun Dekat
Disebabkan bola
mata yang terlalu datar. Berkas sinar bias yang seharusnya berpotongan di
retina akan berpotongan di belakang retina. Akibatnya, penglihatan menjadi
buram. Cacat mata rabun dekat harus ditolong oleh lensa cembung atau lensa
positif dengan daya:
P
= 4 -
(dioptri)
Keterangan:
P = kuat lensa (dioptri)
PP = titik dekat
(PP > 25 cm)
3.
Presbiopi
Adalah cacat mata
yang tidak dapat melihat benda-benda jauh atau dekat dengan jelas. Berkas sinar
bias yang seharusnya berpotongan di retina akan berpotongan di depan retina.
Akibatnya, penglihatan menjadi buram. Cacat mata presbiopi ditolong dengan kaca
mata rangkap yang terdiri atas lensa cekung untuk melihat benda-benda jauh dan
lensa cembung untuk melihat benda-benda dekat.
4.
Astigmatisma
Adalah sebuah
gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini disebabkan
oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertical
dengan horizontal secara bersamaan. Penderita astigmatisma dapat ditolong
dengan memberikan lensa silinder.
2.2.3
Kamera
Kamera merupakan alat optik yang dapat
memindahkan/mengambil gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film maupun
print-out. Kamera menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat
bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata,
terbalik, dan diperkecil [6].Kamera merupakan alat optik yang
menyerupai mata. Elemen-elemen dasar lensa adalah sebuah lensa cembung, celah
diafragma, dan film (pelat sensitif).
1. Lensa
cembung berfungsi untuk membentuk bayangan benda, mengumpulkan cahaya sejajar
dari benda sehingga terbentuk bayangan tepat di pelat film.
2. Celah
diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, fungsi ini
mirip pada mata.
3. Pengatur
focus berfungsi untuk menggerakkan lensa ke depan atau kebelakang sehingga di
peroleh bayangan tajam pada film.
4. Bukaan,
berfungsi untuk meneruskan dan menghambat cahaya yang masuk.
5. Film
berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa. Film terbuat dari bahan
yang mengandung zat kimia yang sensitif terhadap cahaya (berubah ketika cahaya
mengenai bahan tersebut). Pada mata, ketiga elemen dasar ini menyerupai lensa
mata (lensa cembung), iris (celah diafragma), dan retina (film).
Prinsip
kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang hendak difoto harus berada
di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati objek masuk
melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan membentuk bayangan
benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film dengan jelas maka letak
lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film. Mengeser-geser lensa
pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata (akomodasi). Diagram
pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada Gambar berikut.
a.
Perbedaan
kamera dan mata b. Skema Kamera
Rumus yang berlaku
pada kamera :
Rumus perbesaran
Contoh Soal :
1. Sebuah
kamera akan mengambil gambar sebuah benda yang berjarak 2 m dari lensa. Jika
jarak antara lensa dengan film (pelat foto) adalah 25 cm, berapa jarak focus
lensa kamera itu ?
Pembahasan :
Diketahui: S= 2 m = 200 cm
S’ = 25 cm
Ditanyakan : f ?
Penyelesaian :
=
=
=
f =
= 22,2 cm
Jadi, jarak focus kamera tersebut
adalah 22,2 cm
2. Jarak fokus lensa sebuah kamera
adalah 50 mm. Kamera tersebut diatur untuk memfokuskan bayangan benda pada jauh
tak terhingga. Berapa jauh lensa kamera harus digeser agar dapat memfokuskan
bayangan benda yang terletak pada jarak 2,5 m?
Pembahasan
:
Ketika digunakan untuk memfokuskan
benda yang letaknya jauh di tak terhingga, bayangan benda tersebut akan tepat
berada di titik fokus lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak
benda ke lensa, s = 2,5 m = 2.500 mm, bayangannya :
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm –
50 mm = 1,02 mm.
3.Sebuah benda tingginya 150 cm. dipotret dengan
kamera yang jarak focus lensanya 10 cm. agar tinggi bayangan pada film 6 cm
berapa jarak benda dari lensa kamera ?
Pembahasan :
Diketahui: h = 150 cm
f = 10 cm
h’ = 6 cm
Ditanyakan: S ?
Penyelesaian : M =
M =
S’ =
S = 26 x 10
S= 260 cm
Jadi,
jarak benda dari lensa kamera adalah 260 cm
2.2.4
Lup
Lup atau kaca pembesar (atau sebagian
orang menyebutnya suryakanta) adalah lensa cembung yang difungsikan untuk
melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih jelas dan besar, seperti tampak
pada Gambar berikut.
Bagian Lup
1. Lensa
cembung.
Sebagai
alat optik yang dikenal juga dengan kaca pembesar, sudah pasti bagian paling
utamanya adalah lensa. Lensa yang digunakan adalah lensa cembung yang dibentuk
melingkar. Fungsi utamanya tidak lain untuk memperbesar benda-benda kecil.
2. Bingkai
Lup
Adalah kerangka berbentuk lingkaran
yang membingkai lensa secara penuh. Bingkai ini biasanya terbuat dari stainless
tipis. Di tengah bagian dalam kerangka, terdapat jalur memanjang yang berfungsi
sebagai dudukan lensa. Agar bisa lepas pasang, bingkai ini putus pada satu bagian.
Di bagian yang putus itu terdapat drat atau ulir (serupa baut) yang bisa
menghubungkan bingkai lup dengan tangkai.
3. Tangkai
Lup
Tangkai atau gagang berfungsi
sebagai pegangan untuk memudahkan melakukan pengamatan. Ujung atas tangkai
dibuat berlubang. Dalam lubang itu dibuat ulir serupa mur, tujuannya untuk
menyatukan tangkai dengan bingkai lup. Alat optik lup dan bagiannya adalah dua
hal yang tidak terpisahkan. Jika sebuah lup tidak memiliki salah satu bagian
tersebut, lup tidak bisa digunakan secara maksimal.
(a) lup
dan (b) pembentukan bayangan pada lup
Agar mendapatkan bayangan yang
sebesar-besarnya, benda harus diletakkan di antara pusat lensa (O)
dan titik fokus (F) atau benda selalu di ruang satu (I) sehingga bayangan
selalu berada di ruang empat (IV) dengan sifat maya, sama tegak, dan
diperbesar.
Penggunaan
lup sebagai kaca pembesar bermula dari kenyataan bahwa objek yang ukurannya
sama akan terlihat berbeda oleh mata ketika jaraknya ke mata berbeda. Semakin dekat
ke mata, semakin besar objek tersebut dapat dilihat. Sebaliknya, semakin jauh
ke mata, semakin kecil objek tersebut dapat dilihat. Sebagai contoh, sebuah
pensil ketika dilihat pada jarak 25 cm akan tampak dua kali lebih besar
daripada ketika dilihat pada jarak 50 cm. Hal ini terjadi karena sudut pandang
mata terhadap objek yang berada pada jarak 25 cm dua kali dari objek yang
berjarak 50 cm. Meskipun jarak terdekat objek yang masih dapat dilihat dengan
jelas adalah 25 cm (untuk mata normal), lup memungkinkan Anda untuk menempatkan
objek lebih dekat dari 25 cm, bahkan harus lebih kecil daripada jarak fokus
lup. Hal ini karena ketika Anda mengamati objek dengan menggunakan lup, yang
Anda lihat adalah bayangan objek, bukan objek tersebut. Ketika objek lebih
dekat ke mata, sudut pandangan mata akan menjadi lebih besar sehingga objek
terlihat lebih besar.
Perbandingan
sudut pandangan mata ketika menggunakan lup dan sudut pandangan mata ketika
tidak menggunakan lup disebut perbesaran sudut lup. Untuk menentukan perbesaran
sudut lup, perhatikan Gambar di bawah. Sudut pandangan mata ketika objek yang
dilihat berada pada jarak Sn, yakni titik dekat mata, diperlihatkan pada Gambar
(a), sedangkan sudut pandangan mata ketika menggunakan lup diperlihatkan pada
Gambar (b).
\
a.
Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang
obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa
agar berbentuk secembung-cembungnya).[7] Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang
perlu diperhatikan adalah:
1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum
Proksimum (PP)
2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
3. kelemahan : mata cepat lelah
4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
Apabila
mata berakomodasi maksimum mengamati bayangan dengan menggunakan lup, bayangan
tersebut akan berada di titik dekat mata atau S' = –Sn (tanda negatif karena
bayangannya maya).diperoleh :
sehingga diperoleh perbesaran sudut
ketika mata berakomodasi maksimum,
yaitu :
M=
Keterangan
:
M
= Perbesaran lup
f = Jarak focus lup (cm)
Si
= -Sn
Sn
= jarak titik dekat mata = 25 cm
b. Mata Tak
Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek
pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk
sepipih-pipihnya). Pada penggunaan lup dengan mata tak
berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
- maka lup harus membentuk
bayangan di jauh tak hingga
- benda yang dilihat harus
diletakkan di titik fokus (So = f)
- keuntungan : mata tak cepat
lelah
- Kerugian : perbesaran
berkurang (minimum)
Rumus :
M=
Keterangan :
M = Perbesaran lup
Sn= jarak titik dekat mata
f = jarak focus lup (cm)
Contoh Soal :
1. Sebuah
lup mempunyai focus 5 cm. jika pengamat normal, berapakah perbesarannya apabila
mata berakomodasi ?
Pembahasan :
Diketahui : f= 5 cm
Sn= 25 cm (mata normal)
Ditanya : M ?
Penyelesaian :
+ 1
=
+ 1
= 5+1 = 6 kali
2.
Sebuah benda diletakkan di depan lup
pada jarak 5 cm. Jika jarak titik fokus lup 5 cm, tentukanlah perbesaran sudut
lup.
Pembahasan
:
Karena S = f = 5 cm, mata akan melihat bayangan dengan
menggunakan lup tanpa akomodasi. Dengan demikian, perbesaran sudut lup adalah :
3.
Perbesaran sebuah lup untuk
penglihatan normal tanpa berakomodasi adalah 4 kali. Berapak jarak focus lup ?
Pembahasan :
Diketahui : M= 4kali
Sn= 25 cm (mata normal)
Ditanya : f ?
Penyelesaian : M=
4 =
, f =
= 6
cm
Fungsi dan Kegunaan Lup
Lup atau kaca pembesar atau suryakanta tentu saja
memiliki fungsi untuk melihat benda-benda yang kecil atau renik. Dalam
praktiknya, benda ini bisa dimanfaatkan untuk apa saja. Pada beberapa periode
ke belakang, kegunaan yang paling terkenal adalah lup dijadikan alat utama
tukang perbaikan arloji. Sebagai alat utama, lup didesain sedemikian rupa agar
bisa dijepit dan menempel pada mata. Alat ini mulai berkurang setelah era
arloji berganti menjadi arloji digital.
Lup juga bisa dipakai untuk menciptakan api. Caranya,
dengan menempatkan lup di bawah sinar matahari (yang terik) lalu mengatur titik
fokus sedemikian rupa pada media yang mudah terbakar, terutama kertas. Semakin
kecil titik fokus yang diatur pada media tersebut, semakin cepat pula proses
pemanasan dan pembakaran.
2.2.5
Mikroskop
Benda yang akan
diamati diletakkan diantara F dan 2F dari lensa objektif. Bayangan yang
dihasilkan bersifat nyata, diperbesar dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi
benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa okuler adalah
maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama.
Dimana Pob adalah
perbesaran lensa objektif, s’ob adalah jarak bayangan lensa
objektif dan sob adalah jarak objek di depan lensa objektif.
Gambar 2.10 : pembentukan bayangan pada
mikroskop
untuk mata berakomodasi maksimum
untuk mata tidak berakomodasi
Dimana Pok adalah
perbesaran lensa okuler, sn adalah jarak titik dekat mata
(untuk mata normal sn = 25 cm), dan fok
adalah jarak fokus lensa okuler.
Perbesaran total mikroskop adalah
hasil kali perbesaran lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Jadi,
P = Pob × Pok
Hal-hal penting yang perlu diketahui
berkaitan dengan mikroskop:
(1) jarak antara lensa objektif dan
lensa okuler disebut juga panjang tabung (d). Panjang tabung sama dengan
penjumlahan jarak bayangan yang dibentuk lensa objektif (s’ob)
dengan jarak benda (bayangan pertama) ke lensa okuler (sok).
d = s’ob + sok
(2) menggunakan mikroskop dengan
mata berakomodasi maksimum berarti letak bayangan akhir berada di titik dekat
mata di depan lensa okuler. Jadi, dapat dituliskan
s’ok = −sn
(3) menggunakan mikroskop dengan
mata tidak berakomodasi berarti jarak benda di depan lensa okuler (sok
) berada tepat di titik fokus lensa okuler (fok). Jadi, dapat
dituliskan
sok = fok
Contoh Soal:
Sebuah mikroskop sederhana terdiri atas lensa objektif dengan jarak fokus
0,8 cm dan lensa okuler dengan jarak
fokus 2,5 cm. Bayangan nyata dari objek berada 16 cm dari lensa objektif. Bila
mata normal berakomodasi pada jarak 25 cm, berapa jarak perbesaran sudut
mikroskokp?
Dik: Fob = 0,8 cm
Fok = 2,5 cm
S’0b= 16 cm
Sn = 25 cm
Dit: Mtot
... ?
Jawab:
=
-
=
Sob =
Mtot
=
+ 1
=
+ 1
= 19
(10+1) = 19
11
Mtot = 209 ka
2.2.6
Periskop
Periskop adalah alat bantu optik yang
berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada di dalam sudut
tertentu. Misalnya untuk mengamati permukaan air pada kapal selam.
Periskop disusun atas dua lensa
cembung dan dua prisma siku-siku sama kaki. Lensa cembung terdiri dari lensa
objektif sebagai penerima cahaya dari benda dan lensa okuler sebagai tempat
pengamatan mata. Kemudian prisma siku-siku sama kaki berfungsi untuk pembelokan
cahaya.
2.2.7
Teropong
Teropong adalah alat yang digunakan
untuk mengamati benda-benda yang jauh agar tampak lebih dekat, bedar dan jelas.
[9]
Ada 3 jenis teropong yang penting,
yaitu :
a.
Teropong bintang
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi.
- terdiri dari 2 buah lensa cembung.
- jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak
fokus lensa okuler.
Dasar Kerja Teropong
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak
terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif
berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan
terbalik berada pada titik fokus.
Sifat bayangan akhir : maya, terbalik dan diperbesar.
Panjang teropong dapat diketahui dengan rumus : d = fob+fok
Gambar pembentukan bayangan pada teropong bintang
Contoh soal:
Sebuah teropong mempunyai lensa obyektif 120 cm. Jika
perbesaran teropong untuk mata tanpa akomodasi adalah 15 kali maka panjang
teropong adalah ...
Langkah
Pemecahan Masalah
Apa yang diketahui?
fob = 120 mm, M = 15 kali
Apa yang tidak diketahui
fok, dan L
Memilih persamaan
Pemecahan masalah
Diperoleh panjang
teropong
L = fob + fok = 120 + 8 = 128 cm
b.
Teropong bumi
Teropong bumi disebut juga teropong medan. Terdiri dari 3
buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik.
Dasar Kerja Teropong Bumi :
Lensa obyektif membentuk bayangan bersifat nyata,
terbalik dan diperkecil yang jatuh pada fob. Bayangan dibentuk oleh lensa
obyektif menjadi benda bagi lensa pembalik jatuh pada jarak 2f pembalik
sehingga terbentuk bayangan pada jarak 2f pembalik juga yang bersifat nyata,
terbalik, dan sama besar .
Gambar pembentukan bayangan pada teropong bumi
Dengan adanya lensa pembalik panjang teropong dirumuskan
menjadi :
d
= fob + 4f (pembalik) + fok
Lensa pembalik berfungsi untuk membalikkan arah cahaya
sebelum melewati lensa okuler, lensa okuler berfungsi seperti lup membentuk
bayangan bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Adanya lensa pembalik tidak mempengaruhi perbesaran
akhir, bayangan akhir bersifat maya, tegak dan diperbesar dengan perbesaran :
M = d =
c.
Teropong panggung / teropong
galileo
Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu :
- lensa obyektif berup lensa cembung
- lensa okuler berupa lensa cekung
Dasar kerja dari teropong panggung
Sinar-sinar
sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan tepat di titik fokus
lensa obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa
okuler. Oleh lensa okuler dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata. Perlu
diketahui bahwa bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah tegak.
Perhatikan diagram
dari proses terbentuknya bayangan benda pada gambar berikut.
Dari gambar diatas untuk pengamatan tanpa berakomodasi),
maka panjang teropong adalah :
d = fob- fok
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah sama dengan
perbesaran pada teropong bintang ataupun juga teropong bumi.
M = d =
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik (electromagnetic
waves) yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika
2.
Pembiasan
Cahaya adalah pembelokan arah rambut cahaya ketika melewati medium yang
kerapatan optiknya atau indeks bias (n) berbeda
3. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu
bersifat mengumpulkan sinar
4. Cermin cembung
memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya (divergen).
5. Alat
optic adalah Alat optik adalah
alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik,
misalnya cermin, lensa, atau prisma.
6. Alat
optik memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya.
7. Ada
beberapa alat optik antara lain : lensa, mata kamera, lup, mikroskop, teleskop,
dan periskop yang masing-masing memiliki fungsi atau kegunaan yang
berbeda-beda.
3.2 Saran
kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan yang kami lakukan. Maka dari itu kami mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun, sehingga kami bisaberkarya lebih baik lagi.
Semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Books, Geo f. mikrobiologi Kedokteran. Semarang: Salemba Medika. 2005.
Bueche Frederick J. Fisika Universitas. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.2006.
Camp bell,N.A. Biologi
Edisi Ke lima Jilid Satu. Jakarta: Erlangga. 2000.
Karim, Saeful dkk., Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam
Sekitar. Jakarta : Pusat Perbukuan. 2008
Purjiyanta, Eka
dkk. IPA TERPADU. Jakarta: Erlangga.
2006.
Subandi. Mikrobiologi.
Jakarta: Rosada.2011.
Sumarwan,
Drs dkk. Ilmu Pengetahuan Alam SMP.
Jakarta: Erlangga. 2006
Rahayu, Lusiana dwi. Inovasi
Guru Fisika SMP. Yogyakarta :Mas Media. 2012.
Wasis, & Irianto, Sugeng Yuli, Ilmu
Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII, Jakarta : Pusat
Perbukuan. 2008.
Nusugara, Robiya,”Makalah Fisika,” 2013.
https://ml.scribd.com/doc/29166030/Makalah-Fisika.html
Artikel diakses pada tanggal 9 November 2014, pukul 13.00 WIB.
[2] Robiya
nusugara,”Makalah Fisika,” Artikel diakses pada tanggal 9 November 2014 dari https://ml.scribd.com/doc/29166030/Makalah-Fisika.html
[3] Lusiana rahayu dwi, Inovasi guru
fisika SMP, (Yogyakarta:Mas Media,2012), hlm 197.
[6] H. Moch. Agus Krisno
dkk, IPA BSE SMP/Mts, (Jakarta : Pusat Pembukuan Kementerian
Pendidikan Nasional, 2008), hlm 285.
[7] Opcit, hlm 211.
No comments:
Post a Comment