STATUS KONSERVASI FLORA DI INDONESIA STATUS KONSERVASI FLORA DI INDONESIA ( RAJA LELO , BENGKULU)


A.     Judul    : Status konservasi flora di Indonesia ( Raja lelo , Bengkulu)
B.     Tujuan percobaan
1.      Mendeskripsikan kawasan konservasi flora di Indonesia (Raja lelo, Bengkulu)
2.      Menjelaskan spesifikasi kawasan konservasi flora di Indonesia (Raja lelo, Bengkulu)
C.     Landasan teori
Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan dating, Tak salah memang jika Indonesia disebut sebagai salah satu surga dunia. Tak hanya alamnya yang indah, Indonesia juga kaya akan flora dan fauna yang hanya ada di nusantara.
Namun sayangnya, dewasa ini banyak flora dan fauna di Indonesia yang sudah langka, bahkan punah. Maka dari itu untuk mencegh hewa yang sudah langka dari kepunahan, maka sudah sepantasnya bagi kita bersama dengan pemerintah untuk melindungnya. Pada postingan kali ini akan saya bagikan sedikit materi mengenai pengertian konservasi dan beberapa cara pelestarian flora dan fauna.
Kawasan konservasi dalam keanekaragaman hayati adalah area yang ditetapkan secara geografis yang ditunjuk atau diatur dan dikelola untuk mencapai tujuan tertentu dari konservasi. IUCN ( the word conservation unit) mendefinisikan bahwa kawasan ditetapkan untuk melindungi dan memeihara keanekaragaman hayati, sumber daya alam dan budaya yang melekat padanya, dan dikelola secara legal atau dengan cara lain yang efektif.
Persebaran flora di indonesia bagian barat, tengah, dan timur terbentuk pada jaman es. Pada waktu itu daratan yang masih menyatu kemudian mengalami retakan dan berpisah. Peristiwa itu berlangsung selama jutaan tahun yang lalu dan terbentuklah kepualauan di Indonesia. Setiap pulau memiliki beragam jenis flora atau tumbuhan yang berbeda-beda.
















D.     Data yang dikumpulkan
Menurut PP Nomor 7 tahun 1999, suatu jenis flora maupun fauna wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      mempunyai populasi yang kecil;
2.      adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam;
3.      daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
Adapun jenis-jenis flora yang dilindungi menurut PP Nomor 7 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
 I. PALMAE
1
Amorphophallus decussilvae
Bunga bangkai jangkung
2
Amorphophallus titanum
Bunga bangkai raksasa
3
Borrassodendron borneensis
Bindang, Budang
4
Caryota no
Palem raja/Indonesia
5
Ceratolobus glaucescens
Palem Jawa
6
Cystostachys lakka
Pinang merah Kalimantan
7
Cystostachys ronda
Pinang merah Bangka
8
Eugeissona utilis
Bertan
9
Johanneste ijsmaria altifrons
Daun payung
10
Livistona spp.
Palem kipas Sumatera (semua jenis dari genus Livistona)
11
Nenga gajah
Palem Sumatera
12
Phoenix paludosa
Korma rawa
13
Pigafatta filaris
Manga
14
Pinanga javana
Pinang Jawa
 II. RAFFLESSIACEA
15
Rafflesia spp.
Rafflesia, Bunga padma (semua jenis dari genus Rafflesia)
 III. ORCHIDACEAE
16
Ascocentrum miniatum
Anggrek kebutan
17
Coelogyne pandurata
Anggrek hitan
18
Corybas fornicatus
Anggrek koribas
19
Cymbidium hartinahianum
Anggrek hartinah
20
Dendrobium catinecloesum
Anggrek karawai
21
Dendrobium d’albertisii
Anggrek albert
22
Dendrobium lasianthera
Anggrek stuberi
23
Dendrobium macrophyllum
Anggrek jamrud
24
Dendrobium ostrinoglossum
Anggrek karawai
25
Dendrobium phalaenopsis
Anggrek larat
26
Grammatophyllum papuanum
Anggrek raksasa Irian
27
Grammatophyllum speciosum
Anggrek tebu
28
Macodes petola
Anggrek ki aksara
29
Paphiopedilum chamberlainianum
Anggrek kasut kumis
30
Paphiopedilum glaucophyllum
Anggrek kasut berbulu
31
Paphiopedilum praestans
Anggrek kasut pita
32
Paraphalaenopsis denevei
Anggrek bulan bintang
33
Paraphalaenopsis laycockii
Anggrek bulan Kaliman Tengah
34
Paraphalaenopsis serpentilingua
Anggrek bulan Kaliman Barat
35
Phalaenopsis amboinensis
Anggrek bulan Ambon
36
Phalaenopsis gigantea
Anggrek bulan raksasa
37
Phalaenopsis sumatrana
Anggrek bulan Sumatera
38
Phalaenopsis violacose
Anggrek kelip
39
Renanthera matutina
Anggrek jingga
40
Spathoglottis zurea
Anggrek sendok
41
Vanda celebica
Vanda mungil Minahasa
42
Vanda hookeriana
Vanda pensil
43
Vanda pumila
Vanda mini
44
Vanda sumatrana
Vanda Sumatera
 IV. NEPHENTACEAE
45
Nephentes spp.
Kantong semar (semua jenis dari genus Nephentes)
 V. DIPTEROCARPACEAE
46
Shorea stenopten
Tengkawang
47
Shorea stenoptera
Tengkawang
48
Shorea gysberstiana
Tengkawang
49
Shorea pinanga
Tengkawang
50
Shorea compressa
Tengkawang
51
Shorea semiris
Tengkawang
52
Shorea martiana
Tengkawang
53
Shorea mexistopteryx
Tengkawang
54
Shorea beccariana
Tengkawang
55
Shorea micrantha
Tengkawang
56
Shorea palembanica
Tengkawang
57
Shorea lepidota
Tengkawang
58
Shorea singkawang
Tengkawang

E.      Hasil dan analisis yang dilakukan
1.      Deskripsi kawasan konservasi  Raja lelo, Bengkulu
Kawasan taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau bukan alami, jenis asli dan bukan atau asli, yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,  pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan Raya Rajolelo merupakan hutan dataran rendah dengan ketinggian 50 mdpl dan luas hutan tersebut 1118,4 ha.
Taman  Hutan  Raya Rajolelo merupakan salah satu hutan yang perlu di lestarikan baik keanekaragaman hayatinya.  Jadi  dilakukan penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang keanekaragaman jenis flora dan fauna di Tahura Rajolelo.
 Tamah hutan raja lelo ini terletak di,Bengkulu. Berada di kabupaten Bengkulu Utara dengan luas 1.122 ha. Penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 21/Kpts/VI/1998, 7 Januari 1998.
Sejarah Cikal bakal pembangunan Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu, bermula dari rencana Gubernur Bengkulu pada akhir tahun 1982, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Badan Pengelolaan Pembangunan Kebun Raya Bengkulu yang didasarkan atas Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 168 Tahun 1985, adapun lokasi yang ditetapkan Menteri Kehutanan tahun 1988 adalah kelompok Hutan Wisata puguk menakat desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Utara.
Selanjutnya melalui surat Gubernur No.533 tahun 1991 dan Keputusan Menteri Kehutanan No. 126/Kpts-II/1991 menunjuk kelompok hutan Puguk menakat sebagai Hutan Wisata Alam dengan luasan 1.122 Ha. Pemberian nama TAHURA Rajolelo diambil dari seorang pahlawan Bengkulu berdasarkan persetujuan DPRD Propinsi Dati I Bengkulu melalui Surat Keputusan No. 26/Kpts/DPRD/1995 tanggal 7 Desember 1995. Letak&Lokasi; Taman Hutan Raya Rajolelo secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Utara, berbatasan langsung dengan kota Bengkulu dengan ketinggian ± 50 meter diatas permukaan laut.

2.      Flora yang dilindungi di kawasan konservasi Raja lelo, Bengkulu
Kekayaan Indonesia tidak perlu diraguan lagi. Baik dari flora dan fauna,Indonesia sangat kaya akan hal itu. Namun, seiring bertambahnya waktu keberadaan atau jumlah dari hewan atau tumbuhan yang ada di Indonesia semakin berkurang dan sedikit. Tentu jika berlangsung terus-menerus, bukan tidak mungkin suatu jenis flora atau fauna mengalami kepunahan. Berikut ini adalah fauna yang dilindungi oleh pemerinyah yang ada di kawasan konservasi raja lelo, bengkulu:
a)      Raflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.



b)      Bunga Bangkai Raksasa
Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
c)      Kantong Semar
Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih muda, kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
d)     Damar
Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.
e)      Cendana
Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
f)       Bulian
Diameter batang mencapai 95 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 36 m. Tumbuh pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut. Biasanya tumbuh di daerah lereng perbukitan dengan tanah berpasir. Biasanya dipakai untuk konstruksi berat karena sifatnya yang kuat dan tahan lama. Tersebar di Kalimantan, Maluku, Sumatera dan Malaysia.


g)      Anggrek Tebu
Anggrek tebu merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya jenis tanaman langka ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
h)      Jelutung
Jelutung atau jelutong (Dyera costulata, syn. D. laxiflora) adalah spesies pohon dari subfamilia oleander. Pohon ini dapat tumbuh hingga 60 meter dengan diameter sebesar 2 meter. Pohon ini tumbuh di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan bagian selatanThailand.
i)        Bayur
Tanaman langka indonesia ini memiliki nama daerah balang, wadang, walang,dan wayu. Bayur adalah jenis tanaman langka yang memiliki kualitas kayu bagus.
j)        Tengkawang
Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang buahnya menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatra. Dalam bahasa Inggris, jenis tanaman langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
F.      Kesimpulan
Sejarah Cikal bakal pembangunan Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu, bermula dari rencana Gubernur Bengkulu pada akhir tahun 1982, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Badan Pengelolaan Pembangunan Kebun Raya Bengkulu yang didasarkan atas Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 168 Tahun 1985, adapun lokasi yang ditetapkan Menteri Kehutanan tahun 1988 adalah kelompok Hutan Wisata puguk menakat desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Utara.











G.     Daftar pustaka
Fandeli, C. dan Mukhlison.,2000.Pengusahaan Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama Fakultas Kehutanan UGM. Pustaka Pelajar, Unit Konservasi Sumber daya Alam Daerah Istimewa. Yogjakarta.

Fandeli, C., 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (Persero) Perhutani dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.Yogjakarta.

Hidayati, dkk., 2003. Ekowisata: Pembelajaran dari Kalimantan Timur. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan dan LIPI
Elisa. 2010. Konservasi Biodiversitas. http://elisa1.ugm.ac.id/files/t3hermawan/.../10-Konservasi%20Biodiversitas.doc (diakses 5 November 2015).
Kholid . 2012. Konservasi Ex-situ. http://eprints.undip.ac.id/3212/1/KHOLID_2.BAB_I.doc (diakses 5 November 2015).
No name 2013 konservasi sumber daya alam http://ilmuhutan.com/pengertian-konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/ (diakses 6 november 2015)
No name 2010 pengertian konservasi http://birocan.dephut.go.id/ikk/webrocan/index.php/informasi/berita/42-pengertian-konservasi (diakses 6 november 2015)


Sakuran, Fitria. 2008. Pengembangan Saran dan Prasarana. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125239-R210854-Pengembangan%20sarana-Literatur.pdf (diakses 5 November 2015).

No comments:

Post a Comment