Filsafat memegang peranan penting dalam penetapan KTSP. Aliran filsafatyang mendasari KTSP adalah: perenialisme,
essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Penjelasn dari masing-masing aliran akan
diuraikan sbb:
a.Perenialisme, lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran
ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b.Essensialisme, menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya
dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di
masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih
berorientasi pada masa lalu.
c.Eksistensialisme, menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di
dunia ? Apa pengalaman itu ?
d.Progresivisme, menekankan pada
pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi
pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi
pengembangan belajar peserta didik aktif.
e.Rekonstruktivisme, merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat
ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk
apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut
aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme,
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan
Model Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi.
Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
2. Model-Model
Pembelajaran Apa Saja yang Cocok dengan KTSP?
Ada beberapa model yang dirasakan cocok dengan KTSP, diantaranya
adalah:
a. Model Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan salah
satu perkembangan model pembelajaran mutakhir yang mengedepankan aktivitas
peserta didik dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi
dan menemukan pengetahuannya sendiri. Aliran konstruktivisme ini, dalam kajian
ilmu pendidikan merupakan aliran yang berkembang dalam psikologi kognitif yang
secara teoritik menekankan peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam
menemukan ilmu baru.
Kontruktivisme
menganggap bahwa semua peserta didik mulai dari usia kanak-kanak sampai dengan
perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan
peristiwa (gejala) yang terjadi di lingkungan sekitarnya, meskipun gagasan atau
pengetahuan ini seringkali masih naif, atau juga miskonsepsi. Konstruktivisme
senantiasa mempertahankan gagasan atau pengetahuan naif ini secara kokoh.
Gagasan atau pengetahuan tersebut terkait dengan gagasan atau pengetahuan awal
lainnya yang sudah dibangun dalam wujud schemata (struktur kognitif/
pengetahuan).
b. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehinggga
dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan
kehidupan sehari-hari mereka.
Pembelajaran
kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang
dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan yang akan
terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang
tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data,
memecahkan problema-problema tertentu baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran dengan
CTL akan memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena proses
pembelajaran dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat
mempraktikkan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajarinya.
Pembelajaran CTL mendorong peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat
belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk
rajin dan senantiasa belajar.
c. Model
Tematik
Pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek
belajar mengajar. Pembelajaran tematik lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran
peserta didik yakni melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan
ketakutan tetapi tetap bermakna bagi peserta didik. Dalam menanamkan konsep
atau pengetahuan dan keterampilan, peserta didik tidak harus diberi latihan
hafalan berulang-ulang, tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah dipahami.
Pembelajaran ini dikenal juga dengan
pembelajaran terpadu, yang pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan kejiwaan peserta didik. maksud pembelajaran terpadu adalah
kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema. Dalam KTSP, pemaduan materi pelajaran dalam satu tema disebut tematik.
Dengan demikian maka pembelajaran terpadu adalah mengelola pembelajaran yang
mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik
pembicaraan yang disebut tema.
d. Model
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Pakem)
Model pembelajaran pakem
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) merupakan salah satu
model pembelajaran yang diinginkan dalam implementasi KTSP di dalam kelas.
Secara umum tujuan penerapan pakem adalah agar proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar
peserta didik serta dilaksanakan dengan efektif dan menyenangkan. Model ini
merupakan salah satu altenatif solusi untuk menciptakan lulusan yang
bekualitas, kompetitif dan unggul.
1). Pembelajaran
aktif (active learning)
Pembelajaran aktif merupakan
model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran
di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan kompetensinya. Selain itu belajar aktif juga memungkinkan peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu
merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri.
Model pendekatan ini hampir tidak jauh berbeda dengan model pembelajaran self
discovery learning yakni pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru
yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan peserta didik.
2). Pembelajaran
kreatif (creative learning)
Pembelajaran ini merupakan proses
pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan
kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok,
pemecahan problem dan sebagainya.
3). Pembelajaran yang efektif (effective learning)
Pembelajaran ini dikatakan
efektif karena peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya
menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. Hal ini
dapat tercapai jika guru melibatkan peserta didik dalam merencanakan dan proses
pembelajaran. Peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan
tidak ada peserta didik yang tertinggal, sehingga suasana kelas betul-betul
kondusif, karena melibatkan semua peserta didik dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas.
3.
Gunakan Salah Satu Model Tersebut untuk
Membuat RPP!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SMP : SMP
Internasional YANFA Foundation
Mata
Pelajaran
: IPA ( Fisika )
Kelas
/
Semester
: VIII / 2
Tema
: Cahaya, cermin, pembiasan dan
lensa
Alokasi
waktu
: 8 x 40 menit
IMTAK
: Tuhan menjadikan cahaya
berlapis-lapis (pembiasan cahaya)
Dalam Qur’an surat an Nuur ayat 35 disebutkan:
* ª!$#
âqçR
ÅVºuq»yJ¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur
4 ã@sWtB
¾ÍnÍqçR
;o4qs3ô±ÏJx.
$pkÏù
îy$t6óÁÏB
( ßy$t6óÁÏJø9$#
Îû
>py_%y`ã
( èpy_%y`9$#
$pk¨Xr(x.
Ò=x.öqx.
AÍhß
ßs%qã
`ÏB
;otyfx©
7p2t»t6B
7ptRqçG÷y
w
7p§Ï%÷°
wur
7p¨Î/óxî
ß%s3t
$pkçJ÷y
âäûÓÅÓã
öqs9ur
óOs9
çmó¡|¡ôJs?
Ö$tR
4 îqR
4n?tã
9qçR
3 Ïöku
ª!$#
¾ÍnÍqãZÏ9
`tB
âä!$t±o
4 ÛUÎôØour
ª!$#
@»sWøBF{$#
Ĩ$¨Y=Ï9
3 ª!$#ur
Èe@ä3Î/
>äóÓx«
ÒOÎ=tæ
ÇÌÎÈ
35.
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
A.
Standar Kompetensi :
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika
dalam produk teknologi seharí-hari.
B.
Kompetensi Dasar :
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
C.
Indikator :
1.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan cahaya.
2.
Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui
hasil percobaan.
3.
Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan
percobaan.
4.
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan
pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
5.
Mendeskrispsikan proses pembentukan dan sifat – sifat
bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung.
D. Alokasi
Waktu : 8 x 40 menit
E.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat :
1.
Menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya melalui
percobaan..
2.
Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang melalui hasil
percobaan.
3.
Menjelaskan hukum pembiasan cahaya yang melalui hasil
percobaan.
4.
Melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung.
5.
Menyebutkan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung,
dan cermin cembung.
6.
Melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cekung dan lensa
cembung.
7.
Menyebutkan sifat bayangan pada lensa cekung lensa cembung.
F. Materi Pembelajaran :
Cahaya
G.
Metode Pembelajaran :
1.
Model
: CTL
2.
Metode : Diskusi
Kelompok
H.
Langkah-langkah Kegiatan :
1. Kegiatan
Pendahuluan :
Motivasi dan apersepsi :
Mengapa toko bisa diamati melalui cermin disudutnya cermin
apa yang digunakan ? Kemudian meminta beberapa siswa menerangkannya.
2. Kegiatan Inti :
- Guru
membimbing peserta didik membentuk kelompok dengan anggota yang heterogen.
- Guru
meminta masing-masing kelompok mengetahui hukum pemantulan cahaya dan
pembentukan bayangan pada cermin datar.
- Guru
meminta siswa Masing-masing kelompok mencatat hasil hasil diskusinya
- Guru
melakukan penilaian diri terhadap peserta didik yang melakukan
- Guru
memberikan penghargaan pada kelompok dengan kesimpulan dan hasil terbaik.
3. Kegiatan Penutup :
- Guru
bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil belajar dan
pengembangannya.
- Guru
memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja
dipelajari.
- Guru
memberikan tugas rumah tentang sifat perambatan cahaya, hukum pemantulan
cahaya, dan pembentukan bayangan pada cermin datar.
I.
SUMBER
BELAJAR :
ü Buku Fisika kelas VIII semester 2
ü LKS Fisika kelas VIII semester 2
J.
PENILAIAN :
Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab saat tanya
jawab, penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas.
No comments:
Post a Comment