Nama
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang
Selatan
Mata
Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/
Semester : Kelas XI/Semester 2
Materi
Pokok : Sistem Kekebalan Tubuh
Alokasi
Waktu : 1 x 30 Menit
A.Kompetensi Inti
: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar : 1.1 Menghayati dan mengamalkan
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam tubuh
manusia, dengan cara menjaga serta memliharanya menurut ajaran agama yang
dianutnya.
2.1
Berprilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, disiplin, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka kritis, kreatif, inovatif
dan peduli lingkungan) secara gotong royong, kerja sama, resposif dan proaktif
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.14 Mendeskripsikan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
4.18 Mempresentasikan
hasil diskusi tentang suatu kasus yang berhubungan dengan sistem kekebalan
tubuh (imunisasi, alergi, peradangan, proses penyembuhan, dan kambuh dari
penyakit) berdasarkan mekanisme kekebalan tubuh pada manusia.
Tujuan : Peserta didik
dapat memahami dan menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing
berupa antigen dan bibit penyakit serta kelainan pada sistem pertahanan tubuh
I. Indikator Pencapaian Kompetensi : 3.14.3 Mampu
menjelaskan kelainan pada sistem pertahanan tubuh
II. Materi Pembelajaran :
Sistem Pertahanan Tubuh
Suatu
benda asing yang disebut antigen, misalnya protein, asam nukleat, polisakarida,
dan lipida dari bakteri, virus atau, infeksi lain, dan injeksi material asing,
bila memasuki aliran darah vertebrata (terutama manusia), akan memicu mekanisme
pertahanan yaitu respon imun. Sistem imun menimbulkan sintesis kelompok protein
yang sangat penting yaitu antibodi. Pada manusia, organ-organ pusat sistem imun
ialah sumsum tulang dan timus. Salah satu tugas sistem imun ialah membentuk
pertahanan tubuh terhadap benda asing yang memasuki tubuh.
Sumsum
tulang mengandung sel-sel batang yang dapat menghasilkan sel darah. Sel darah
putih berperan dalam imunitas. Tetapi, hanya ada tiga macam sel darah putih
yang berperan dalam respon imun, yaitu:
1. Limfosit B, disebut sel B karena
diproduksi di dalam bone marrow
(sumsum tulang),
2. Limfosit T, disebut sel T karena
diproduksi di dalam kelenjar timus, dan
3. Makrofag.
Struktur
antibodi
Antibodi termasuk kelas protein yang disebut immunoglobulin. Molekul
antibodi terdiri atas (1) dua rantai berat polipepetida yang saling identik,
(2) dua rantai ringan yang juga saling identik, dan (3) sedikit karbohidrat
yang menempel pada rantai-rantai berat. Rantai berat ini saling bertautan dan
dengan rantai ringan oleh jembatab S-S. Setiap rantai, berat atau ringan,
mempunyai suatu ujung yang dinamakan daerah variabel dimana setiap antibodi
adalah tidak sama karena untuk mengenali antigen yangberbeda pula, satu ujung
yang lain dinamakan daerah konstan karena sama-sama dimiliki semua antibodi.
Ada dua jenis
antibodi, yakni antibodi monoklonal dan poliklonal. Antibodi
monoklonal hanya bisa membentuk satu jenis protein. Sedang antibodi poliklonal
mampu membentuk perbagai molekul antibodi sesuai kebutuhan dalam suatu respons
imun sehingga lebih diinginkan.
Mekanisme kerja
antibodi, adalah sebagai berikut :
1. Limfosit B berperan dalam sintesis antibodi. Antibodi ini bisa disekresikan atau tetap terikat membran
pada permukaan sel B, tergantung kondisinya. Selama respon imun humoral,
antibodi-antibodi mengikat antigen-antigen yang kemudian diingesti (ditelan)
dan didegradasi (dipecah/dirusak) oleh makrofag.
2. Limfosit T lebih memiliki respon dalam sel
imun. Sel-sel T mensintesis reseptor
yang mengenali antigen-antigen pada permukaan sel dan memicu lisisnya sel-sel
yang mengandung antigen tadi.
Sistem imun mendiskriminasikan antara
“diri” dan “bukan diri”. Hal inilah yang menyebabkan mengapa transfusi darah
yang salah antara darah pendonor dengan darah resipien, maka akan diserang oleh
sistem imun resipien, sedangkan bila darah dari pendonor sama dengan darah
resipien maka hal ini tidak akan terjadi. Darah yang tidak sama dari pendonor
akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh resipien sehingga antibodi akan
mengenali antigen tersebut dan akhirnya mengeliminasinya dari tubuh resipien.
Kelainan
atau disfungsi pada sistem pertahanan (kekebalan)
bervariasi dari yang ringan seperti alergi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, defisiensi
kekebalan, serta penyakit autoimun.
Alergi (hipersensitif) disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa
antigen. Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal
sebagai alergen (penyebab alergi). Ada
dua jenis alergi yaitu reaksi alergi cepat dan reaksi alergi lambat. Reaksi
alergi cepat seperti alergi akibat tersengat lebah, alergi terhadap tepung sari
atau hewan kesayangan, disebabkan oleh mekanisme kekebalan humoral. Kekebalan tersebut diperantarai oleh sekresi
antibodi ke cairan tubuh untuk melawan antigen penyerbu. Reaksi hipersensitif
cepat ini diakibatkan oleh produksi zat antibodi IgE. Ketika seseorang terkena
zat penyebab alergi, antibodi IgE akan terikat pada sel-sel darah putih yang
berisi histamin, yaitu bahan kimia
yang menyebabkan gejala alergi yang umum seperti hidung basah, mata berair, dan
bersin. Jika lokasi ikatan antara antigen dengan sel darah putih terisi oleh
alergen, maka sel-sel darah putih akan melepaskan histamin. Reaksi alergi
lambat dikenal sebagai delayed-type
hypersensitivitas atau DTH, contohnya kasus orang yang keracunan tumbuhan
menjalar ivy atau pohon ek beracun.
Contoh DTH ekstrim terjadi ketika makrofag tidak dapat dengan mudah
menghancurkan unsur penyerbu. Akibat sel T diaktifkan sehingga menyebabkan
peradangan pada jaringan tubuh. Radang ini terus berlanjut sepanjang sel T
diaktifkan.
Sistem kekebalan mengenali dan menyerang
apapun yang secara normal berbeda dari unsur yang ada di dalam tubuh seseorang,
bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang
dicangkokakan. Penolakan transplantasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
penolakan hiperaktif, akut, dan kronis. Penolakan hiperaktif, pada penolakan
tipe ini terjadi segera begitu transplantasi dilakukan contohnya pada
transplantasi ginjal. Penolakan hiperaktif dapat diatasi dengan cara
mencangkokan organ pada resipien yang memiliki golongan sama dengan donor. Penolakan
akut biasanya terjadi beberapa hari setelah transplantasi. Untuk mengatasi hal
ini, biasanya pada resipien diberikan obat seperti siklosporin yang
mempengaruhi respon molekul MHC resipien terhadap donor. Penolakan kronis
terjadi karena organ yang ditransplantasikan kehilangan fungsi yang disebabkan
oleh darah beku pada pembuluh dalam organ.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome),
suatu penyakit infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan
menginfeksi dan secara cepat menghansurkan sel-sel T penolong. AIDS adalah
suatu sindrome menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan termasuk penyakit menular
seksual (PMS)
Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat
diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun yang diwariskan tersebut umumnya
mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga
dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menghancurkan organisme
penyerbu, contohnya adalah Severe
Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan
limfosit B dan T, sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena
infeksi.
Penyakit autoimun ialah kemiripan molekul
antigen dengan suatu molekul organ dalam tubuh sehingga sel imun menyerang
organ tersebut. Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan
menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah benda asing.
Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam rematik.
III. Metode Pembelajaran : Ekspositori
Model/
Strategi Pembelajaran : 5E BSCS (Biological
Science Curriculum Study)
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
IV.Sumber Belajar : 1. Sumber Belajar
·
Buku
teks Biologi SMA/MA kelas XI
·
Campbell Edisi kedelapan Jilid 3
2. Bahan Ajar
•
Buku-buku
pelajaran Biologi
•
Bahan
presentasi
•
Gambar-gambar
•
Video
V.
Langkah-langkah Pembelajaran :
Langkah-langkah pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
A. Pendahuluan (3 menit)
·
Pembukaan
: Guru memberikan salam dan Ketua
kelas memimpin do’a sebelum belajar (sebagai
implementasi nilai religius).
·
Apersepsi : Memperlihatkan
sebuah gambar.
·
Memotivasi :
Memberikan ayat al-qur’an (Q.S Al-Baqarah : 238 ) dan
memotivasi berkaitan dengan sistem imunitas
·
Menjabarkan
tujuan pembelajaran
·
Mengkaitkan
materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya : Penjelasan kembali
secara singkat tentang sistem kekebalan tubuh manusia dan antibodi. Dan
mengulas kembali tentang gangguan pada sistem reproduksi yaitu penyakit menular
seksual (PMS) seperti AIDS dan kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh. AIDS
sebagai salah satu contoh kelainan pada sistem kekebalan tubuh.
B. Kegiatan Inti (20 menit)
No
|
Pengajaran
Saintifik
|
Kegiatan
Guru
|
Kegiatan
Peserta didik
|
Alokasi
Waktu
|
1
|
Mengamati
|
·
Guru
memperlihatkan video tentang mekanisme pertahanan tubuh
·
Guru
mempersilahkan peserta didik untuk bertanya mengenai video tersebut
·
Disini
guru berusaha memperlihatkan apa yang diketahui atau dipikirkan peserta didik
mengenai topik tersebut.
Fase
Engage (melibatkan)
|
·
Peserta
didik duduk dengan rapi di bangku masing-masing
·
Peserta
didik mengamati video tersebut
·
Disini peserta
didik mulai menggali konsep pengetahuan yang ada sebelumnya dan menunjukan
minat terhadap topik tersebut.
·
Peserta didik
dapat menuliskan jawaban tersebut pada LKS yang akan dibagikan nanti secara
berkelompok
|
3 menit
|
2
|
Menanya
|
·
Guru
membagi peserta didik menjadi 5 kelompok (kelompok dibentuk dari tempat duduk
yang berdekatan)
·
Kemudian
guru membagikan LKS kepada tiap kelompok
·
Guru
memperbolehkan peserta didik bertanya terkait materi sistem imunitas
·
Disini
guru memberi waktu bagi peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang
terdapat di dalam LKS mereka.
·
Guru
mengabsen peserta didik
Fase
explore (menggali)
|
·
Peserta didik
mulai membentuk kelompok dengan teman samping tempat duduknya
·
Dan mulai
mendiskusikan masalah yang ada di LKS tersebut dengan teman sekelompoknya
serta mencatat hasil pengamatannya.
·
Peserta didik
dapat menanyakan hal terkait sisitem imunitas kepada guru.
|
7 menit
|
3
|
Mencoba
|
·
Setelah
waktu habis, guru mempersilahkan perwakilan tiap kelompok untuk menjelaskan
hasil diskusinya tentang masalah kelainan sistem imunitas pada LKSnya
·
Disini
guru mendorong peserta didik menjelaskan konsep dan definisi dengan kata-kata
mereka sendiri
Fase explain (menjelaskan)
|
·
Perwakilan
dari tiap kelompok menjelaskan tentang hasil diskusinya di depan kelas.
·
Setiap
perwakilan diberi waktu 2 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
·
Disini
peserta didik mendengarkan penjelasan teman-teman mereka secara kritis
|
10 menit
|
4
|
Menalar
|
·
Setelah
presentasi selesai, kemudian guru mengingatkan kembali kepada peserta didik
tentang penjelasan alternatif
·
Guru mengarahkan
peserta didik pada bukti yang tersedia dan bertanya “Apa yang telah kalian
ketahui tentang peran komponen sistem imunitas dalam menangkal kelainan dalam
sistem tersebut?
Fase elaborate
(menguraikan)
|
·
Peserta didik
dapat menarik kesimpulan dari hasil diskusi, presentasi, serta penjelasan
guru terkait konsep kelainan pada sistem imunitas
|
3 menit
|
5
|
Mengomunikasikan
|
·
Guru
mengumpulkan LKS peserta didik
·
Guru menilai
pengetahuan dan kemampuan peserta didik
·
Guru mengizinkan
peserta didik untuk menilai pembelajaran teman kelompoknya. Dengan
menuliskannya melalui selembar kertas
·
fase evaluate (mengevaluasi)
|
·
Peserta
didik menilai teman-teman dalam kelompoknya
·
Peserta
didik menjawab pertanyaan terbuka (secara individu) dari guru dengan
memanfaatkan pengamatan dan penjelasan yang telah diterima sebelumnya.
·
Peserta
didik dapat mengevaluasi pengetahuan dan kemampuannya sendiri
|
3 menit
|
C.
Penutup (2 menit)
·
Refleksi
: Guru mengingatkan kembali akan pentingnya penerapan pola hidup sehat dan
beristirahat yang cukup serta menjaga pergaulan dengan teman dan orang-orang
sekitar.
·
Guru
memberikan PR kepada peserta didik untuk menambah penilaian individu.
·
Do’a
selesai belajar, dipimpin oleh ketua kelas
VI. Penilaian Hasil Belajar :
1. Kognitif
Tes
Tertulis
·
Tugas
Individu (PR)
1.
Mekanisme
kerja antibodi adalah .................
a.
Melisis
mikroorganisme penginfeksi
b.
Menghasilkan
sel untuk melawan infeksi virus
c.
Menghancurkan
sel kanker atau tumor
d.
Menangkal
masuknya segala antigen dari luar tubuh
e.
MenGhancurkan
antigen yang sudah di kenal
2.
Makrofag menjalankan fungsi pertahanan tubuh dengan
cara menagkap bakteri dan kemudian menghancurkannya melalui mekanisme
..............
a.
Melisikan
bakteri dengan lisosom
b.
Melubangi
membran sel bakteri
c.
Menyelubungi
bakteri dengan sekret
d.
Memecah
bakteri secara mekanis
e.
Menyerap
sitoplasma bakteri
3.
Efektivitas
proses pengaktifan antigen melalui mekanisme penggumpalan dapet terjadi karena
antibodi...
a.
Memiliki
sisi aktif untuk semua tipe antigen
b.
Mengaktifkan
makrofag untuk menagkap antigen
c.
Memiliki
lebih dari satu tempat pengikatan antigen
d.
Menghasilkan
protein untuk mengikat antigen
e.
Menghasilkan
lisosom umtuk menghancurkan antigen
4.
Respon
tubuh yang lebih cepat terhadap infeksi kedua oleh antigen yang sama merupakan
mekanisme pertahanan yang terbentuk karena tubuh ............
a.
Telah
mengembangkan kekebalan pasif
b.
Membentuk
antibodi dengan konsentrasi lebih tinggi
c.
Mengenali
antigen melalui sel T supresor
d.
Melemahkan
antigen melalui sel sititoksik
e.
Mencegah
aktivitas antigen histamine
5.
Seseorang
dapat dikatakan telah memiliki kekebalan aktif jika menunjukan respon sekunder
terhadap infeksi oleh patogen yang sama untuk kedua kalinya, respon sekunder
tersebut terjadi melalui mekanisme ........
a.
Induksi
fagositosis dari neutrofil oleh antigen virus
b.
Induksi
pembentukan sel plasma yang menghasilkan antibodi
c.
Aktivasi
protein komplemen yang menginduksi antibodi
d.
Sekresi
histamin dan prostaglandin oleh limfosit T
e.
Peningkatan
penneabilitas kapiler darah oleh histamin
6.
Berikut ini
adalah tiga tipe mekanisme efektor yang distimulasi oleh Antibodi IgM dan IgG,
kecuali :
a.
Membunuh
bakteri secara langsung
b.
Mengenali
bakteri
c.
Menetralkan
toksin bakteri
d.
Mengaktifasi
sistem komplemen
e.
Meningkatkan
phagositosis
7.
Berikut ini
yang termasuk pertahanan pada permukaan tubuh adalah ....
a. Kulit dan membran mukosa
b. Air mata dan air liur
c. Bakteri flora normal tubuh
d. Urine
e. Semua jawaban benar
8.
Autoimunitas
berbahaya karena ....
a. Sel limfosit tidak bereaksi terhadap antigen
b. Sel fagosit menyerang sel-sel tubuh
c. Sel limfosit rusak oleh virus atau bakteri
d. Sel limfosit tidak dapat menghasilkan antibodi
e. Sel limfosit menyerang sel-sel tubuh
9.
HIV sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena ....
a. Dapat merusak jaringan tubuh
b. Menyerang sel-sel limfosit
c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh
d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit
lain
e. Merusak antibodi tubuh
10.
Sebagian besar imunoglobulin yang dihasilkan
tubuh termasuk dalam kelas ....
a. IgM dan IgB
b. IgA dan IgG
c. IgM dan IgG
d. IgD dan IgA
e. IgM dan IgD
KUNCI JAWABAN
1.
D
2.
A
3.
C
4.
C
5.
C
6.
A
7.
A
8.
E
9.
D
10.
C
http://biologinyaputri.blogspot.com/2013/05/soal-pilihan-ganda-bab-11-sistem-imun.html
Lampiran
1 : Rubrik Penilaian Soal
No
|
Nama
Peserta didik
|
B
|
S
|
Nilai
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
Dst..
|
|
|
|
|
Lampiran
2 : Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
No
|
Nama
Peserta didik
|
Nilai
|
||
Kejelasan
jawaban
|
Penjelasan
benar / sesuai
|
Nilai
Optimum
|
||
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
Dst..
|
|
|
|
|
2. Psikomotorik
Lampiran
3 : Rubrik Penilaian Keterampilan
Pengerjaan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
No
|
Nama
|
Hasil
Penilaian Keterampilan
|
||||
Penggunaan
Media
|
Mengum
pulkan Informasi
|
Mengolah
Data
|
Pengklasifikasian
|
Nilai
Optimum
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
Dst..
|
|
|
|
|
|
|
3. Afektif
Lampiran
4 : Blanko Penilaian Sikap
No
|
Nama Peserta Didik
|
Hasil Penilaian Sikap
|
|||||
Jujur
|
Bertanggung
Jawab
|
Santun
|
Kerja sama
|
Responsif
|
Profil Sikap
Secara Umum
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
Dst..
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
No
|
Aspek
Yang Dinilai
|
Kriteria
|
Indikator
|
Nilai
|
1
|
Jujur
|
Tidak menyontek pekerjaan
teman
|
SB
= 4 Kriteria
|
4
|
Mengerjakan tugas sendiri
|
B
= 3 Kriteria
|
3
|
||
Tidak menipu
|
C
= 2 Kriteria
|
2
|
||
Bekerja apa adanya
|
K
= 1 Kriteria
|
1
|
||
2
|
Bertanggung
jawab
|
Mengumpulkan tugas tepat
waktu
|
SB
= 4 Kriteria
|
4
|
Mengumpulkan tugas sesuai
ketentuan
|
B
= 3 Kriteria
|
3
|
||
Menerima tugas dengan baik
|
C
= 2 Kriteria
|
2
|
||
Berani menerima hasil pekerjaan diri
|
K
= 1 Kriteria
|
1
|
||
3
|
Santun
|
Berbicara sopan
|
SB
= 4 Kriteria
|
4
|
Bertingkah laku tertib
|
B
= 3 Kriteria
|
3
|
||
Jika keluar kelas meminta ijin
|
C
= 2 Kriteria
|
2
|
||
Menghormati guru
|
K
= 1 Kriteria
|
1
|
||
4
|
Kerjasama
|
Menghargai pendapat teman
|
SB
= 4 Kriteria
|
4
|
Mampu bersosialisasi dengan
teman
|
B
= 3 Kriteria
|
3
|
||
Mampu berdiskusi dengan baik
|
C
= 2 Kriteria
|
2
|
||
Menerima pendapat teman
|
K
= 1 Kriteria
|
1
|
||
5
|
Responsif
|
Menjawab pertanyaan
|
SB
= 4 Kriteria
|
4
|
Menanggapi jawaban
|
B
= 3 Kriteria
|
3
|
||
Mampu menyelesaikan permasalahan
|
C
= 2 Kriteria
|
2
|
||
Tidak diam terhadap
permasalahan
|
K
= 1 Kriteria
|
1
|
Mengetahui,
Kepala
SMA ……………………
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
|
|
………………,…………………20…
Guru
Mapel Biologi
(_________________________)
NIP/NIK : ....................................
|
Mantap
ReplyDelete