MODUL PRAKTIKUM VIII ANALISIS VEGETASI


1.      Teori Pendukung
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Dari segi floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random sampling, sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling, bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan.
Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan.
Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak (Metode berpasangan acak, Titik pusat kwadran, Metode titik sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich).
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.
Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi panjang atau lingkaran.



Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a.       Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b.      Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c.       Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter (setinggi dada).
d.      Chart quadrat: Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya.
Rumus-rumus yang digunakan dalam analisis vegetasi antara lain:

2.      Tujuan Praktikum
Mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

3.      Alat dan Bahan
a)      Sebuah tipe komunitas tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum
b)      Tali raffia atau benang
c)      Penghitung (Counter)
d)      Alat ukur diameter pohon seperti: Diameter tape (phi band) atau pita meter 100 cm
e)      Meteran 10 m atau 20 m
f)       Patok tanda pembatas
g)       Alat tulis dan kertas label
h)      Penggaris
i)        Perlengkapan pembuatan herbarium
j)        Buku-buku identifikasi.
4.      Prsedur Kerja
1.      Tali rafia ditarik sepanjang 100 m pada lokasi yang telah ditentukan.
2.      Buatlah petak-petak dengan ukuran 10 m x 10 m secara berselang-seling seperti pada gambar di bawah ini.
1
10 m
3
10 m
5
10 m
7
10 m
9
10 m
10 m
2
10 m
4
10 m
6
10 m
8
10 m
10

3.      Pada setiap plot (kotak) diamati jenis vegetasinya terutama yang diameter batangnya 10 cm atau lebih. Jika terjadi kesulitan untuk menentukan diameter, maka dicatat keliling batang, kemudian gunakan rumus keliling lingkaran untuk mendapatkan diameternya.
4.      Catat nama spesies vegetasi yang terdapat dalam plot (menurut syarat diatas) dan jika belum diketahui namanya maka gunakan nama spesies A, spesies B, spesies C, dst.
5.      Data dikumpulkan dari semua plot dan dianalisis dalam satu kesatuan.
Di bawah ini adalah table data hasil penghitungan vegetasi di lapangan.

Tabel VIII. 1
Lembar Data Pengamatan Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat
NO
Nama Spesies
Jumlah Pada Plot
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1












2












3












4












5












6












7












8












9












10












Jumlah



Tabel VIII.  2
Lembar Data Keliling,  Jari-Jari dan Luas Bidang Dasar Suatu Jenis

No
Spesies
Keliling (cm)
r (cm)
Luas (cm2)
Bidang Dasar
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





11





12





13






Tabel VIII. 3
Hasil Analisis Petak Kuadrat

No
Nama Jenis
KR (%)
FR (%)
DR (%)
INP
SDR
1






2






3






4






5






6






7






8






9






10






11






12






13






Jumlah





Rumus-Rumus Yang Digunakan


           
                                                Jumlah individu
1) Kerapatan          (K)     :   ---------------------
                                                  Luas contoh
                                             Kerapatan suatu jenis
2) Kerapatan relatif (Kr)   :   -----------------------------    x 100%
                                             Kerapatan total)

                                              Jumlah basal area
3) Dominasi            (D)     :     ----------------
                                                   Luas contoh

                                              Dominasi suatu jenis
4) Dominasi relatif (Dr)    :     ---------------------------   x 100%
                                              Dominasi total)
   

                                                   Jumlah plot ditemukannya suatu jenis     
5) Frekuensi  (F)             :         —————————————————
                                                   Jumlah seluruh plot

                                                   Frekuensi suatu jenis
6) Frekuensi relatif (Fr)  :         ----------------------------     x 100%
                                               Frekuensi total








No comments:

Post a Comment