disini tempat untuk mendownload semua PPT tentang materi, pembelajaran baik dalam bentuk PDF, WORD, maupun PPT. selamat mendownload. mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membaca dan mendownload
jangan lupa ikuti blog ini agar update tentang file-file yang saya bagikan, tinggalkan komen agar penulis lebih semangat dalam mengupload file-file tentang perkuliahan
ini adalah PPT tentang ANNELIDA
DOWNLOAD PPT ANNELIDA
terima kasih atas partisipasinya
jangan lupa tinggalkan komentar apabila postingan ini bermanfaat
Inflasi memiliki dampak negatif bagi perekonomian. Ketika terjadi inflasi
ReplyDeleteyang cukup parah maka kondisi perekonomian menjadi kacau dan lesu (Anggita,
2018). Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun dan
kenaikan tingkat bunga. Besar kecilnya laju inflasi akan mempengaruhi suku bunga
dan kinerja keuangan perusahaan khususnya dari sisi profitabilitas. Inflasi yang terlalu
tinggi akan menurunkan profitabilitas yang diperoleh oleh perusahaan begitu juga
sebaliknya (Nurlaelasari et al, 2021). Untuk itu tingkat inflasi berkaitan erat dengan
profitabilitas perusahaan karena kenaikan tingkat inflasi akan membuat harga bahan
baku naik sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan (Tandelilin, 2017).
Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek
ReplyDeleteperusahaan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka
return saham perusahaan akan meningkat (Tandelilin, 2017).
Pengembalian aset (ROA) adalah salah satu ukuran terpenting untuk
mengevaluasi seberapa efektif sebuah tim manajemen perusahaan melakukan tugasnya
mengelola modal yang dipercayakan kepadanya. Laba bersih dibagi total aset
sebenarnya adalah definisi ROA, yang mengukur seberapa efisien manajemen
menggunakan total asetnya (seperti yang dilaporkan di neraca) untuk menghasilkan
keuntungan (diukur dengan laba bersih di laporan laba rugi). Saat laba naik maka
investor akan memperoleh return yang tinggi pula (made adi Pranata and gede sri
Darma,2018)
Pada era globalisasi ini, hampir semua negara memiliki harapan yang besar
ReplyDeleteterhadap pasar modal yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional.
Di beberapa negara tertentu, kemajuan ekonomi bersumber dari pasar modal. Pada
umumnya negara industri yang memiliki bidang usaha permodalan ini, namun saat ini
beberapa negara non industri misalnya Indonesia juga memiliki bidang usaha
permodalan. Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang membuka diri bagi
penyandang dana asing untuk berinvestasi (Ahsan, 2016).
“Pasar modal ialah suatu pasar yang menyediakan berbagai instrumen keuangan
dalam jangka panjang dan memungkinkan untuk diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuitas (saham), reksadana, instrumen derivatif dan instrumen lainnya” (PT
Bursa Efek Indonesia, 2021). Dari sisi pihak emiten, pasar modal berfungsi sebagai
sumber pendanaan eksternal sehingga perusahaan mendapatkan dana tambahan untuk
menjalankan aktivitas operasionalnya. Sedangkan bagi pihak investor, pasar modal
berfungsi sebagai tempat mencari keuntungan dari dana yang ditanamkan. Jika pasar
modal efisien, maka akan memberikan imbal hasil kepada investor sesuai yang
diharapkan. Inilah yang menjadikan pasar modal begitu penting bagi perekonomian
suatu negara atau dunia, dikarnakan institusi pasar modal ini banyak dipergunakan oleh
Menurut Abdul halim “Investasi pada hakekatnya adalah menempatkan banyak
ReplyDeletedana pada masa sekarang untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang”.
Dalam proses investasi tentunya diperlukan suatu tindakan analisis dan perhitungan
mendalam sehingga dapat meminimalisir resiko ketidakpastian dan kerugian (Fahmi,
2015:2).
Begitu banyak investasi di pasar modal, namun saham adalah sekuritas yang
paling banyak diperdagangkan. “Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas” (Husnan, 2015:32-34). Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa saham ialah surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan berbentuk perseroan terbatas dan kemudian diperdagangkan di pasar
modal, dimana saham dinyatakan sebagai sebuah kepemilikan dari sebuah perusahaan
tersebut.
Dalam berinvestasi saham, investor dapat menjadikan harga saham sebagai salah
satu pertimbangan dalam melakukan transaksi. Harga saham ialah harga yang
ditetapkan oleh sebuah perusahaan untuk pihak lain yang ingin memiliki hak
kepemilikan saham atas perusahaan tersebut. Nilai harga saham selalu berubah-ubah,
bisa mengalami kenaikan atau penurunan harga serta berbeda-beda untuk setiap
emitennya. Kejadian tersebut berdampak pada peningkatan atau penurunan return
yang di dapatkan investor atas selisih harga jual dan harga beli (capital gain / capital
loss) yang merupakan resiko yang diterima dalam berinvestasi.
kenyataannya investor berharap perkembangan return saham selalu meningkat, namun
ReplyDeletehal ini berbeda dengan grafik pada gambar yang disajikan, untuk itu dapat dikatakan
bahwa ini terdapat masalah pada perkembangan return saham. Berdasarkan teori
Arbitrage pricing theory menyebutkan bahwa harga saham di pengaruhi oleh faktor
makroekonomi yang jumlahnya lebih dari satu (Fahmi, 2015:159) dan pada teori
Arbitrage pricing theory pun menekankan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan
bergantung pada pengaruh faktor- faktor makroekonomi tersebut (Husnan, 2015: 189).
Sehingga informasi terkait kondisi makroekonomi menjadi penting dan merupakan
sinyal bagi investasi, teori sinyal berguna untuk menggambarkan perilaku antara
pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan informasi tersebut (Connelly et al, 2011).
Selanjutnya Amalia (2014) menjelaskan bahwa harga saham ditentukan oleh beberapa
variabel makroekonomi seperti bunga, inflasi dan sebagainya. Secara teori, “inflasi
merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga
barang mengalami peningkatan (Fahmi, 2015 : 61)”. Jika tingkat inflasi tinggi atau
relatif meningkat menandakan sinyal negatif bagi pasar modal yaitu menurunkan
return saham bagi investor.
Berdasarkan hasil riset terdahulu yang membuktikan pengaruh inflasi terhadap
Return saham. diantaranya adalah penelitian La Rahmad Hidayat et al (2018) yang
menemukan bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
return saham. hasil ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Faiza Omer
Elmahgop dan Omer Ahmad Sayed (2020) yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi
memberikan efek negatif signifikan terhadap return saham baik dalam jangka pendek
Tingkat return saham merupakan salah satu hal yang dapat mendorong
ReplyDeleteinvestor untuk berinvestasi. Return merupakan imbalan atas keberaninan investor
untuk mengambil resiko atas investasi yang dilakukan, dan teori yang mencoba
menerangka bagaimana suatu aset dinilai oleh pasar atau bagaimana menentukan
jumlah pengembalian yang layak atas suatu investasi yaitu arbitrage pricing
theory. Teori tersebut dirumuskan oleh Ross pada tahun 1976, teori ini pada
dasarnya menggunakan pemikiran bahwa dua invesasi dengan karakteristik yang
identik sama tidak dapat dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang
dipergunakan adalah hukum satu harga (the law of one price). Ketika aset dengan
karakteristik yan sama dijual dengan harga yang berbeda, maka akan memberi
kesempatan untuk melakukan arbitrase yaitu membeli aset dengan harga rendah
dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi agar
mendapatkan keuntungan yang bebas resiko (Husnan, 2015:173).
Arbitrage Pricing Theory (APT) menjelaskan hubungan antara resiko dan
pengembalian yang diharapkan, tetapi menggunakan asumsi dan prosedur berbeda.
Tiga asumsi yang mendasar model APT adalah: 1) pasar modal dalam kondisi
persaingan sempurna. 2) investor menyukai kekayaan yang lebih pasti daripada
kurang pasti. 3) pendapatan asset dapat dilihat mengikuti model faktor (Fahm
Menurut Sunariyah (2013), suku bunga ialah harga dari pinjaman yang
ReplyDeletedinyatakan sebagai persentasi uang pokok per unit waktu. Suku bunga merupakan
pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari
pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan
jumlah pinjaman dan tingkat suku bunga merupakan harga yang harus dibayarkan
oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu
tertentu, tingkat suku bunga juga merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi
sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor (Astuti et al, 2013).
BI rate merupakan kebijakan suku bunga yang mencerminkan sikap
kebijakan moneter Bank Indonesia yang kemudian diumumkan kepada publik.
Dewan Gubernur akan mengumumkan pada setiap rapat bulanan Dewan Gubernur
yang diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia
melalui pengelolaan likuidasi (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter.
Secara umum, Bank Indonesia akan menaikkan BI rate jika inflasi ke depan
diperkirakan melebihi target yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Dalam hal ini,
Bank Indonesia telah melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga BI7-day (Reverse) Repo Rate,
yang merupakan suku bunga acuan baru yang berlaku sejak 19 Agustus 201
Besar di Nigeria” yang menemukan pengaruh negatif signifikan dari tingkat inflasi
ReplyDeleteterhadap return saham perusahaan ukuran besar di Nigeria. Ini menyiratkan ahwa
pengembalian saham perusahaan ukuran besar di Nigeria menurun dengan
meningkatnya tingkat inflasi yang diproksikan oleh indeks harga konsumen. Kenaikan
tingkat inflasi menaikkan biaya hidup dan menggeser sumber daya produktif untuk
konsumsi. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan atas instrumen keuangan
(khususnya saham biasa), yang pada gilirannya menyebabkan penurunan volume
saham yang diperdagangkan.
Hasil penelitian Amtiran et al.(2017) dalam penelitiannya yang menganalisis
“faktor makroekonomi dan return saham dalam kerangka APT” menyatakan bahwa
inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham, hasil penelitannya menunjukkan
bahwa inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. karena
berkaitan dengan daya beli masyarakat sehingga berdampak pada nilai perusahaan.
Depresiasi rupiah terhadap dollar AS berkontribusi menyebabkan inflasi di Indonesia.
Sebagai akibat dari kondisi tersebut investor akan mempertimbangakan kembali
investasi yang dilakukan di indonesia.
Hasil penelitian yang sama ditemukan oleh Hidayat et al.(2018) dalam
menganlisis “pengaruh inflasi dan suku bunga dan nilai tukar rupiah serta jumlah uang
beredar terhadap return saham”, menemukan bahwa inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham indeks LQ 45. Peningkatan persentase inflasi akan
membuat masyarakat cenderung untuk mengamankan uangnya dan lebih banyak