tugas kepala sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
                        Diantara pemimpin–pemimpin pendidikan yang bermacam–macam jenis dan tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting. Dikatakan sangat penting karena lebih dekat langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap–tiap sekolah.                           Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan?
1.2.2 Bagaimana tugas kepala sekolah sebagai administrator?
1.2.3 Bagaimana jadwal kepala sekolah? 
1.2.4 Bagaimana tugas kepala sekolah sebagai supervisor?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
1.3.2 Untuk mengetahui tugas kepala sekolah sebagai administrator
1.3.3 Untuk mengetahui tugas kepala sekolah sebagai supervisor
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Agar Mahasiswa mengetahui tugas kepala sekolah sebagai pemimpin
         pendidikan, administrator dan supervisor
1.4.2 Agar Mahasiswa dapat mengetahui jadwal-jadwal kerja kepala sekolah



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepala Sekolah
                  Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah1. Secara terminologi kepala sekolah diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
                  Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan jika perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan2.
                  Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan kerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, maupun kebutuhan lainnya yangpantas didapatkannya3.
                  Pendidikan yang mengandung arti dalam lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri–ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan itu4.
     

1W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 482.
2TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 125.
3Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 143
4TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 125.
2.2 Fungsi Kepala Sekolah
                        Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi5.
                        Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a. pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan
   penuh rasa kebebasan
b. pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
    dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok, dalam
    menetapkan dan menjelaskan tujuan
c. pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
    membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian    
    menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
d. pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
    kelompok. Peimimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar
    dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih
    kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani
    menilai hasilnya secara jujur dan objektif
e. pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
   eksistensi organisasi6.
                        Kepala sekolah sebagai yang bertanggung jawab di sekolah mempunyai kewajiban menjalankan sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu di sekolahnya berjalan lancar, misalnya :
      1. murid – murid dapat belajar pada waktunya
      2. guru – gurunya siap untuk memberikan pelajaran
      3. waktu untuk mengajar dan belajar agar teratur
      4. fasilitas dan alat – alat lainnya yang diperlukan dalam kegiatan belajar
          mengajar ini, harus tersedia dan dalam keadaan yang membantu kegiatan
          belajar mengajar.
      5. keuangan yang diperlukan dalam keseluruhan proses belajar mengajar harus
         diusahakan dan digunakan sebaik – baiknya7.
















5Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), cet. VI, h. 20.
6TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI, op. cit., h. 126.
7M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 180 – 181.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
                  Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terbentuknya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru.
                  Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ada 6, antara lain:
1. Pemimpin di bidang kurikulum
              Pada jenis dan tingkat sekolah apapun yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menajmin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya, sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. Agar kepala sekolah mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini hendaknya ia mengetahui berbagai teori mengenai kurikulum dan menyadari kaitannya dengan kebijaksanaan dan langkah-langkah administrasi yang sedang berlaku.

2. Pemimpin di bidang personalia
a. memiliki kemampuan menerima dan menghargai individu guru sebagai                    anggota staf atas dasar karakter pribadi dan latar belakangnya
b. memberikan bekal yang mendorong kekuatan, minat, dan kecakapan                       setiap anggota staf dalam melaksanakan tugas
c. menghargai kekuatan dan kelemahan guru dan melengkapi serta        
    membantunya menjadi konseling pribadi
d. memperaktekan pendekatan psikologis dan manajemen personalia.            
    Pendekatan ini dapat dilakukan dengan kerjasama dalam perencanaan,      
    hubungan individual dan kelompok, menciptakan iklim yang           
    menyenangkan dan pengorganisasian kurikulum dan sekolah secar
    bijaksana
e. mengetahui dan menerapkan beraneka ragam teknik bekerja bersama staf    
   dalam menyelesaikan progam
f. mengembangkan sensitifitas orang lain
g. mendorong dan memberikan bimbingan dalam pertumbuhan professional  
    para guru dan mendorong motivasi belajar   
3. Pemimpin di bidang public relation
a. mendayagunakan organisasi orang tua murid dan guru dan organisasi  
    tertentu demi kesehatan dan kesejahteraan anak didik
b. menggunakan organisasi-organisasi tersebut untuk membantu personal
    sekolah dalam menentukan, mengembangkan, dan memahami tujuan
    sekolah
c. menerapkan kepemimpinan untuk meningkatkan partisipasi orang tua
    dalam menyelesaikan problema sekolah dan masyarakat
d. mendorong kunjungan orang tua dan menyediakan fasilitas terhadap
    kunjungan orang tua ke sekolah dan kunjungan staf ke rumah-rumah   
    siswa
e. mengembangkan metode laporan regular yang sistematik kepada orang
    tua tentang pengembangan sekolah
f. mendayagunakan partisipasi siswa dalam program hubungan sekolah
    dengan masyarakat
g. mengadakan studi dan memperaktekan teknik-teknik latihan guru untuk
    menghandel public relation
h. mendayagunakan orang tua dan warga masyarakat untuk meningkatkan 
    program hubungan sekolah dengan masyarakat
i. melihat dengan jelas bagaimana memperbaiki hubungan sekolah dengan
   masyarakat
4. Pemimpin di bidang hubungan guru-murid
    a. memberikan contoh dan membina hubungan baik dengan guru dan murid
    b. mendorong guru agar professional dalam menyampaikan materi
5. Pemimpin di bidang personal non pengajar
6. Pemimpin dalam pelayanan bimbingan dan pengorganisasian
a. mengorganisasikan sekolah untuk memainkan fungsi dan peranannya
   demi pertumbuhan murid dalam belajar;
b. bekerja sama dalam perencanaan dan pengorganisasian dengan staf agar
   pendayagunaan personal dapat efektif dan efisien;
c. merealisasikan tanggung jawab untuk membuat keputusan dalam  
    berbagai situasi; dan
d. mengusahakan suatu organisasi untuk meningkatkan kesehatan mental
    dan stabilitas emosional keseluruhan personal sekolah.
e. membimbing guru dan staf sekolah untuk memahami tugas dan
    peranannya
f. bekerjasama dengan guru dan staf dalam perencanaan dan
    pengorganisasian program sekolah
g. pengembangan Kemampuan Personal.
7. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan masyarakat
a. meningkatkan partisipasi orang tua dalam menyelesaikan problema      sekolah dan masyarakat
b. meningkatkan saling kunjungan antara sekolah dan masyarakat.
3.2 Kepala Sekolah Sebagai Administrator
                  Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya, oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator1. Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi – fungsi, di bawah ini :
      1. Perencanaan (planning)
                    Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan : apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, di mana dilakukan, oleh siapa dan kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya.
2. Pengorganisasian (organizing)
              Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan –kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya.
3. Pengarahan (directing)
              Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan member perintah, memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.

1Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2005), h. 106.

4. Pengkoordinasian (coordinating)
              Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan tindakan.
5. Pengawasan (controling)
                  Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.
 Fungsi Kepala Sekolah sebagai Administrator meliputi :
 1)  Kemampuan mengelola administrasi KBM dan menyusun Rencana     Kerja
            Kemampuan mengelola administrasi KBM yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
~  Kemampuan menyusun Rencana Kerja
        Dalam penyusunan rencana kerja oleh kepala sekolah seharusnya rencana tersebut bersifat luwes maksudnya, apabila dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata harus dilakukan penyesuaian kegiatan maka rencana kerja itu dapat direvisi dengan menempuh prosedur tertentu. Dalam penyusunan rencana kerja, harustermuat informasi / data minimal :
~   Informasi rencana kegiatan
~   Uraian kegiatan program
~   Informasi kebutuhan
~   Data kebutuhan
~   Jumlah anggaran
~   Sumber dana

2)  Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan
            Hal ini meliputi : penerimaan siswa baru, pengembangan / pembinaan / pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni.
3)  Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan
            Pengelola ini meliputi : guru, tenaga administrasi, pengabdi dsb. Kepala sekolah memiliki kewajiban untuk mengurus / melayani hal-hal yang sangat penting bagi bawahannya, terutama yang berhubungan dengan tugas dan kesejahteraan. Dalam hal ini kepala sekolah harus tetap membuat administrasi bawahannya yang berupa : SK, pembagian tugas-tugas guru, sehingga kepala sekolah mudah menentukan kapan bawahannya berkala ataupun naik pangkat.
4)  Kemampuan Kepala Sekolah mengelola administrasi keuangan
            Bahwasanya kepala sekolah harus mampu mengelola administrasi keuangan (keluar masuknya uang) dengan menggunakan buku Kas Umum, Kas BOS, dll. Semua jenis keuangan yang masuk seyogyanya semua guru, komite mengetahuinya serta pengelolaannya dilakukan secara transparan, karena keuangan merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah. Untuk memudahkan dan melancarkan proses administrasi keuangan, disusun pedoman keuangan yang dapat dipakai sebagai referensi sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan administrasi dana program.
            Selain itu, dengan adanya pedoman ini diharapkan sekolah menjadi lebih sadar dan peduli terhadap pentingnya pembuatan laporan keuangan yang baik dan transparan. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan MPMBS digunakan dana lain, dana tersebut dilaporkan bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Dalam laporan keuangan yang dibuat, perlu dimuat perbandingan data realisasi keuangan dengan anggaran yang telah disusun. Dalam kondisi tertentu diperlukan revisi anggaran yang telah disusun tersebut. Bentuk laporan keuangan yang perlu dibuat terdiri atas :

(1) laporan perkembangan keuangan
(2) laporan realisasi penggunaan dana.
5)  Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana
            Pengelolaan fasilitas sekolah (sarana dan prasarana) sudah seharusnya dilakukan oleh kepala sekolah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan hingga sampai pengembangan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutahirannya, terutama fasilitas yang sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses pembelajaran. Lebih spesifik Peraturan Pemerintah No. 19 th. 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VII pasal (42) sampai dengan pasal (47) menegaskan bahwa dibidang sarana dan prasarana pun kewenangan sekolah ada batasan-batasannya. Oleh karena itu kepala sekolah harus mahir dalam mengelola administrasi sarana dan prasarana karena hal ini dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
6)  Kemampuan Kepala Sekolah mengelola administrasi persuratan
            Keluar masuknya surat ke sekolah hendaknya diinventaris dengan baik sehingga berapa surat yang masuk dan digunakan untuk apa serta surat keluar yang dipergunakan untuk apa tetap diinventaris dengan baik. No. surat keluar maupun masuk dengan nomor-nomor yang berbeda disesuaikan dengan petunjuk persuratan yang ada (Ngalim Purwanto, 2012).

3.3 Jadwal Kerja Kepala Sekolah
      Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. Berikut adalah jadwal kepala sekolah :
a. Kegiatan Harian
1. Memeriksa daftar hadir guru dan tenaga kependidikan
2. Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan,
    kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan)
3. Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya                              yang menunjang proses belajar mengajar.
4. Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu, dan                                                        menyelenggarakan pekerjaan kantor
5. Mengatasi hambatan-hambatan terhadap berlangsungnya proses                              belajar mengajar
6. Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
7. Memeriksa segala sesuatu menjelang sekolah usai 
b. Kegiatan Mingguan
              Di samping kegiatan harian perlu dilaksanakan pula kegiatan mingguan sebagai berikut:
1. Upacara bendera pada hari Senin dan pada hari-hari istimewa lainnya
2. Senam pagi pada hari Jumat
3. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
4. Mengadakan rapat mingguan (hari Sabtu) guna membahas jalannya                         pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan untuk menjadi bahan                         rencana kegiatan mingguan berikutnya.
5. Memeriksa keuangan sekolah, antara lain dana Bos, Pend. Gratis, BOP
6. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan kantor sekolah
c. Kegiatan Bulanan
1. Pada awal bulan dilakukan kegiatan antara lain:
     a. Melaksanakan penyelesaian setoran SPP. Gaji pegawai/ guru, laporan   
        bulanan, rencana keperluan kantor/sekolah dan rencana bulanan
    b. Melaksanakan pemeriksaan umum, antara lain:
        1. Buku kelas
        2. Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
        3. Kumpulan bahan evaluasi berikut analisisnya
        4. Kumpulan program satuan pelajaran
        5. Diagram daya serap siswa
        6. Diagram pencapaian kurikulum
        7. Program perbaikan dan pengadaan
        8. Buku bulanan pelaksanaan BK
    c. Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa yang   
        perlu diperhatikan, kasus yang perlu diketahui dalam rangkaian
        pembinaan kegiatan siswa. 
2. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan antara lain:
    a. Penutupan buku
    b. Pertanggung jawaban keuangan
     c. Evaluasi terhadap persediaan dan penggunaan alat dan bahan praktik
d. Kegiatan Semesteran
              Setiap semesteran perlu dilaksanakan kegiatan antara lain:
1. Menyelenggarakan perbaikan alat-alat sekolah (alat kantor, alat praktek,  
    gedung, pagar sekolah dan lain-lain bila diperlukan)
2. Menyelenggarakan pengisian daftar induk siswa/buku induk siswa
3. Menyelenggarakan persiapan evaluasi semesteran
4. Menyelenggarakan evaluasi semesteran termasuk kegiatan:
 a. Kumpulan nilai (lagger)
 b. Ketetapan nilai rapor
 c. Catatan tentang siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
 d. Pengisian nilai semesteran
 e. Pembagian rapor
 f. Pemberian, pemanggilan orang tua siswa bila diperlukan untuk
    konsultasi 
5. Menyelenggarakan evaluasi BP, OSIS, UKS, dan ekstrakurikuler lainnya
d. Kegiatan Akhir Tahun Pelajaran:
              Setiap akhir tahun ajaran dilaksanakan kegiatan tertentu dalam rangka penutupan tahun ajaran sekaligus melaksanakan kegiatan persiapan untuk tahun ajaran yang akan datang, antara lain:
1. Menyelenggarakan penutupan buku inventaris dan keuangan
2. Menyelenggarakan persiapan kenaikan kelas/tingkat yang meliputi:
a. Pengisian daftar nilai (lagger)
b. Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru
c. Pengisian rapor dan EBTA
d. Upacara akhir tahun ajaran, kenaikan kelas, pembagian rapor,  
    penyerahan STTB dan pelepasan lulusan 
3. Menyelenggarakan EBTA            
4. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun  
    ajaran yang bersangkutan
5. Menyelenggarakan penyusunan rencana keuangan tahun yang akan 
    datang
6. Menyelenggarakan penyusunan rencana perbaikan dan pemeliharaan
    sekolah dan alat batu Pendidikan
7. Menyelenggarakan pembuatan laporan akhir tahun ajaran
8. Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi kegiatan:
a. Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru
b. Pembentukan panitia penerimaan dan pendaftaran
c. Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran

e. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran; 
         Menetapkan rencana kegiatan sekolah pada tahun ajaran yang akan datang meliputi:
a. Kebutuhan guru
b. Pembagian tugas mengajar
c. Program satuan pelajaran, dan jadwal pelajaran
d. Perlengkapan alat-alat dan bahan pelajaran
e. Rapat guru

3.4 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
                  Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yang merupakan bentuk transliterasi dari kata supervision, yang artinya “pengawasan”. Supervisi merupakan gabungan dari kata super artinya luar biasa, istimewa, atau lebih dari yang lain, sedangkan visi artinya kemampuan untuk melihat persoalan jauh ke depan.
                  Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif.
                  Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan.
                  Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum. Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
1. Bagaimana keadaan gedung sekolah? Sudah baik dan memenuhi syarat atau
    sudah rusak? Bagaimana usaha atau adakah untuk memperbaikinya?
2. Apakah perlengkapan sekolah dan alat – alat pelajaran cukup dan
    memenuhi syarat filosofis, psikologis, dan didaktis? Jika belum, apa
    kurangnya, dan bagaimana usaha mencukupkannya ?
3. Bagaimanakah keadaan guru – gurunya? Terlalu banyak guru wanita?
    Terlalu banyak guru honorer dari pada guru tetap? Adakah kemungkinan
    mengusahakan keadaan yang sebaliknya?
4. Bagaimana semangat kerja guru – guru dan pegawai sekolah? Banyak guru
    dan pegawai yang malas? Bagaimana absensi mereka? Apa yang menjadi
    sebabnya?
5. Bagaimana cara mengajar guru – guru? Suesuai dengan kurikulum yang
    berlaku? Adakah usaha mereka untuk selalu memperbaiki dan mencobakan
    metode – metode mengajar yang lebih baik?
6. Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak – anak? Terlihatkah adanya
    kemajuan/ perbaikan dari tiap caturwulan dan dari tahun ke tahun ?
7. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan
    mempertinggi cara kerja dan mutu guru – guru? Dengan mengusahakan/
    menambah kesejahteraan mereka? Dengan mengadakan kunjungan kelas di
    waktu mereka mengajar ( classroom visitation)? Dengan mengadakan rapat
    - rapat, sanggar kerja ( work-shop), staff training atau upgrading?
8. Bagaimana sikap dan perasaan tanggung jawab guru – guru dalam
    partisipasi terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah sikap dan
    sifat kepemimpinan sekolah yang kurang sesuai mmpengaruhi situasi
    kehidupan sekolah pada umumnya?
                  Pertanyaan – pertanyaan tersebut di atas menunjukkan betapa banyak dan berat tugas serta tanggung jawab kepala sekolah jika ia benar – benar hendak menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebaik – baiknya.
Jelas kiranya, kepala sekolah, disamping sebagai administrator yang pandai mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran jalannya sekolah sehari – hari, juga adalah seorang supervisior. Seorang kepala sekolah bukanlah kepala kantor yang selalu duduk di belakang meja menandatangani surat – surat dan mengurus  soal – soal  administrasi belaka. Jika itu yang dimaksud dengan tugas kepala sekolah atau pemimpin pendidikan, alangkah enak dan mudahnya. Setiap orang agaknya dapat dan sanggup menjadi kepala sekolah2.



2Ibid., h. 116 - 117.
3.5 Prinsip-prinsip yang Mempengaruhi Supervisior
                  Besarnya tanggung jawab yang di pikul oleh seorang kepala sekolah sebagai supervisor, Oleh karena itu, Menurut Moh. Rifai, M.A., untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaiknya kepala sekolah hendaklah memeperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1. Sebaknya supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada
    yang dibimbing dan diawasi hendaknya darus dapat menimbuklan
    dorongan semangat kerja.
2. Supervisi harus didasarkan dengan atas keadaan dan kenyataan yang
    sebenar-benarnya.
3. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-guru dan
    pegawai-pegawai kuliah yang disupervisi.
5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas
    hubungan pribadi.
6. Supervisi harus bisa memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin
    prasangka guru-guru dan pegawai sekolah.
7. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan
    perasaan gelisah atau bahkan antipasti dari guru-guru.
8. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan, atau
    kekuasaan pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
10. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh
      lekas merasa kecewa.
11. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
            Preventif  berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif, mengusahakan syarat-syarat sebelum sesuatu yang tidak diharapkan. Korektif  berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat. Kooperatif berarti mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan  dan usaha memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi.
                  Jika prinsip-prinsip  sebagai supervisi diatas diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh kepala sekolah, agaknya dapat di harapkan setiap sekolah dapat berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, kesanggupan, kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor3.

3.6 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Supervisi Pendidikan
                  Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi itu, antara lain :
1.   Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau di pelosok. Di lingkungan masyarakat orang – orang kaya atau di lingkungan orang – orang yang pada umumnya kurang mampu. Di lingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani, dan lainnya.
  1. Besar – kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.
  2. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SMP atau STM, SMEA atau SKKA, dan sebagainya. Semuanya memerlukan sikap dan sifat supervise tertentu.  
4.         Keadaan guru – guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru – guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwewenang, bagaimana kehidupan sosial ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagianya.
5.         Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Diantara faktor – faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri

3Ibid., h. 117 - 118
tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya4.

























4Ibid., h. 118
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
                  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan:
1. Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Secara terminologi kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
2. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan memiliki tanggung jawab, 
    diantaranya :
     a. Pemimpin di bidang kurikulum
     b. Pemimpin di bidang personalia
     c. Pemimpin di bidang public relation
     d. Pemimpin di bidang hubungan guru-murid
     e. Pemimpin di bidang personal non pengajar
     f. Pemimpin dalam pelayanan bimbingan dan pengorganisasian
     g. dan sebagainya
3. Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya, oleh karena itu kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu   mengaplikasikan fungsi – fungsi, di bawah ini :
        1. Perencanaan (planning)
        2. Pengorganisasian (organizing)
        3. Pengarahan (directing)
        4. Pengkoordinasian (coordinating)
        5. Pengawasan (controling)
4. Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.
5. Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan.

4.2 Saran
                        Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga mengenai pengetahuan dasar mengenai tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, administrator, dan supervisor. Penulis, menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari tugas kepala sekolah dalam berbagai bidang. Dengan mempelajari tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, administrator, dan supervisor diharapkan memudahkan mahasiswa dan mahasiswi untuk mengetahui tugas – tugas kepala sekolah jika nantinya mahasiswa – atau mahasisiwi ingin menjadi kepala sekolah yang memiliki tanggung jawab dan kemampuan yang baik.









DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, HM. Administrasi pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2010
Lazaruth, Soewadji. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:           Kanisius. 1994
Poerwadarminto.  Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1976
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT  
            Remaja Rosdakarya. 2005
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta. 2012
TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung :       Alfabeta. 2010
                       



No comments:

Post a Comment