BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
dasarnya, illmu berkaitan dengan perkembangan teknologi.Sampai sekarang,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang pesat.Kemajuan
IPTEK itu sendiri didominasi kuat oleh peradaban orang Barat.Sedangkan
negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebagian besar
merupakan negara berkembang.Ini merupakan
suatu kenyataan yang
cukup memprihatinkan sebagai umat yang
mewarisi ajaran ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEK pada
zaman dahulu. Untuk itu dibutukan motivasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga negara dengan mayoritas muslim tidak lagi tertinggal oleh
negara-negara barat.
Sesungguhnya Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi saw yang shahih banyak sekali memuat berita tentang sains
dan teknologi yang pembenarannya baru dicapai oleh manusia setelah berpuluh
abad lamanya. Berita-berita
tentang sains dan teknologi yang ada di dalam Al-Quran dan Hadits disebutkan
secara implisit, yaitu tersirat dalam berbagai penjelasan tentang aqidah dan
keimanan yang demikian sebagai penjelasan bahwa Al-Quran dan Hadits berikut isi
dan ajarannya akan selalu selaras dengan perkembangan zaman. Juga karena Al-Quran
dan Al-Hadits akan selalu selaras dengan akal dan IPTEK, tidak akan ada
pertentangan antara keduanya selamanya.
Bagi
umat Islam kesadaran untuk memiliki sifat bertaqwa serta kesadaran akan
pentingnya sains dan teknologi itu berkaitan erat dengan keyakinan terhadap
Al-Quran yang diwahyukan serta pemahaman mengenai kehidupan dan alam semesta
yang diciptakan. Iman dan taqwa terkandung ketentuan-ketentuan Allah yang
bersifat absolut, yang disebut kebenaran Qur’ani dan yang lain disebut
kebenaran Kauni. Kebenaran Qur’aniyah dan kauniyah itu hanya dapat didekati
manusia melalui proses aproksimasi yang dilakukan terus-menerus dengan
menggunakan model yang patut diteladani, yaitu sunah Rosulullah. Karena itu
upaya manusia bersifat relatif, terutama melalui proses pendidikan. Kebenaran
kauniyah bisa dikembangkan melalui riset dan data empiris dan pendalaman materi
ilmiah serta pendalaman kandunagn Al-Quran yang senantiasa berdampingan dan
saling memperjelas.
Pada
hakikatnya perkembangan sains dan teknologi tidak bertentangan dengan agama islam karena islam adalah agama
rasional yang lebih menonjolkan akal dan dapat diamalkan tanpa mengubah budaya
setempat. Dunia tanpa batas (world bourderless) saat ini mengisyaratkan
umat islam harus peka dan tanggap terhadap isu-isu aktual dan faktual yang
berlangsung saat ini.
Sebenarnya, bila kita amati, antara ajaran Islam dengan pendidikan sains tidak
ada pertentangan, bahkan Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu. Salah
satu dasar (dalil) yang populer adalah hadits Rasulullah saw.
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلىَّ الله عَلَيــْهِ وَسَلـَّمَ: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيــْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُســـلِمٍ وَ
مُسْـــلِمَةٍ
Artinya :
Rasulullah saw.
bersabda : “Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang Islam laki-laki
dan perempuan.”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
pendidikan sains dan teknologi dibahas dalam Al-Quran dan Hadis?
2. Apasaja ayat-ayat Al-Quran
yang memotivasi perkembangan IPTEK?
3. Apa saja Hadits yang memotivasi perkembangan IPTEK?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian IPTEK
2. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang memotivasi
perkembangan IPTEK
3. Untuk mengetahui Hadits yang memotivasi perkembangan IPTEK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sains dan Teknologi yang dibahas dalam Al-Quran dan Hadis
Pengertian
Sains (science) menurut Agus S. diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund
dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan
proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.
Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real
Science is both product and process, inseparably Joint".
Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala
alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan.
Sedangkan
menurut kamus bahasa seperti yang dikutip oleh Abdurrahman R Effendi dan Gina
Puspita sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematik) yang boleh
diuji atau dibuktikan kebenarannya.Ia juga merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata-mata, misalnya sains fisika,
kimia, biologi, astronomi, termasuklah cabang-cabang yang lebih detil lagi
seperti hematologi (ilmu tentang darah), entomologi, zoologi, botani,
cardiologi, metereologi (ilmu tentang kajian cuaca), geologi, geofisika,
exobiologi (ilmu tetang kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang
aliran air), aerodinamika (ilmu tentang aliran udara) dan lain-lain.
Sedangkan
teknologi adalah aktivitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains untuk
tujuan praktis dalam industri, pertanian, perobatan, perdagangan dan
lain-lain.Ia juga dapat didefinisikan sebagai kaedah atau proses menangani
suatu masalah teknis yang berasaskan kajian saintifik termaju seperti
menggunakan peralatan elektronik, proses kimia, manufaktur, permesinan yang
canggih dan lain-lain.
Sains
dan teknologi menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena saling
mendukung satu sama lain. Teknologi merupakan bagian dari sains yang berkembang
secara mandiri, menciptakan dunia tersendiri.Akan tetapi teknologi tidak
mungkin berkembang tanpa didasari sains yang kokoh.Maka sains dan teknologi
menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.
Sedangkan
ilmu sains yang tergolong dalam kumpulan ilmu sains terapan (telah mengalami
penyesuaian, antara makna dengan kenyataan) adalah dikaitkan dengan teori dan
dasar untuk menciptakan sesuatu hasil yang dapat memberi manfaat kepada
manusia.Sehingga sains mengkaji tentang fenomena fisik.
Menelusuri
pandangan Al-Quran tentang teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak
ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya.Menurut sebagian ulama, terdapat
sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk
mengetahui dan memanfaatkan alam ini.Secara tegas dan berulang-ulang Al-Quran
menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
Seperti yang ada dalam Tafsir Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30 :
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
Artinya : “Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman”.
Menurut
Tafsir Ibnu Katsir
Allah swt. berfirman menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna dan
penciptaan-Nya yang maha luas, “Apakah orang-orang kafir yang mengingkari
ketuhanan-Nya Yang Maha Esa dan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya tidak melihat
dan renungkan penciptaan Tuhan, langit dan bumi tujuh lapis, dan dipisahkannya
langit dan bumi dengan awan, lalu diturunkanlah hujan dari langit dan
ditumbuhkanlah tumbuh-tumbuhan di bumi serta dijadikannya air sebagai sumber
hidup tiap sesuatu yang hidup. Dan dijadikannya bumi gunung-gunung yang kokoh untuk
mencegah agar bumi tidak guncang bersama penghuninya dan di antara
gunung-gunung itu dibukakan jalan-jalan yang luas yang menghubungkan satu
negeri dengan negeri lain dan sebuah kota dengan kota lain. langit dijadikannya
sebagai atap yang terpelihara dan tidak dapat di jangkau bagi bumi, kemudian
dibaginyalah waktu menjadi malam yang gelap dan siang yang terang dengan
matahari dan bulan yang masin-masing beredar di dalam garis-garis edarnya
sendiri.
2.2. Ayat Al-Quran Mengenai Motivasi Terhadap IPTEK
2.2.1 Q.S. Al-Baqarah ayat 164
Artinya: (164) Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan
siang dan bahtera yang berlayar di lautan dengan (muatan) yang bermanfaat bagi
manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, maka
dihidupkan-Nya bumi sesudah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya dari
tiap-tiap jenis binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh tanda-tanda bagi kaum yang berakal.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Sa’id bin
Manshur di dalam Sunan-nya, al-Faryabi di dalam Tafsir-nya, dan al-Baihaqi di
dalam kitab Syu’abul iimaan, yang bersumber dari Abudl Dluha. As Suyuthi berpendapat bahwa hadits ini mu’dlal,
tetapi mempunyai syaahid (penguat). Bahwa ketika turun ayat tersebut
(al-Baqarah: 163), kaum musyrikin kaget dan bertanya-tanya: “Apakah benar Tuhan
itu tunggal? Jika benar demikian, berikanlah kepada kami bukti-buktinya.” Maka
turunlah ayat berikutnya (al-Baqarah: 164) yang menegaskan adanya bukti-bukti
Kemahaesaan Tuhan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh
di dalam kitab al-‘Azhamah, yang bersumber dari ‘Atha’. Bahwa setelah turun
suratal-Baqarah ayat 163 kepada Nabi SAW. di Madinah, orang-orang kafir Quraisy
di Mekah bertanya: “Bagaimana Tuhan yang tunggal bisa mendengar manusia yang
banyak?” maka turunlah ayat berikutnya (al-Baqarah: 164) sebagai jawabannya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih
yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas.Sanadnya baik dan mushul. Bahwa kaum Quraisy
berkata kepada Nabi Muhammad saw.: “Berdoalah kepada Allah agar Ia menjadikan
bukit Shafa ini emas, sehingga kita dapat memperkuat diri melawan musuh.” Maka
Allah menurunkan wahyu kepada beliau (al-Maidah: 115) untuk menyanggupi
permintaan mereka dengan syarat apabila mereka kufur setelah dipenuhi
permintaan mereka, Allah akan memberi siksaan yang belum pernah diberikan
kepada yang lain di alam ini. Maka bersabdalah Nabi saw.: “Wahai Rabb-ku,
biarkanlah aku dengan kaumku. Aku akan mendakwahi mereka sehari demi sehari.”
Maka turunlah ayat tersebut di atas (al-Baqarah: 164). Dengan turunnya ayat
tersebut, Allah menjelaskan mengapa mereka meminta Bukit Shafa dijadikan emas,
padahal mereka mengetahui banyak ayat-ayat (tanda-tanda) yang luar biasa.
Isi
kandungan
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk
keperluan manusia.Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan
rahmat Allah yang maha suci itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah
ia pada kekuasaan dan keesaan Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu
pengetahuannya mengenai alam ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu
pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah yang maha mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini,
yaitu:
1. Bumi yang dihuni manusia dan apa
yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah habis baik didarat maupun dilaut.
Kata (خلق)khalq yang diterjemahkan diatas
dengan penciptaan dapat juga berarti pengukuran yang diteliti atau pengaturan.
Karena itu disamping makna diatas, ia juga dapat berarti pengaturan sistem
kerjanya yang sangat teliti. Yang dimaksud dengan langit adalah
benda-benda angkasa, seperti matahari, bulan dan gugusan bintang yang
kesemuanya beredar sangat teliti dan teratur. Semua berjalan dan bergerak
menurut tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari
aturan-aturan itu.
2.
Pertukaran
malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada beberapa negeri karena
perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat besar
bagi manusia. Dalam semua fenomena alam itu terdapat tanda-tanda nyata yang
menunjukkan kepada keEsaan Allah yang menjadikan keteraturan fenomena-fenomena
alam, sekaligus menunjukkan adanya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya.
3. Bahtera berlayar dilautan untuk
membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa
barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian. Ini mengisyaratkan
sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan alat-alat canggih
maupun masa lampau yang hanya mengandalkan angin.
4. Allah SWT menurunkan hujan dari
langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat
menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula melangsungkan
hidupnya.Memperhatikan proses turunnya hujan dalam siklus yang berulang-ulang,
bermula dari air laut yang menguap dan berkumpul menjadi awan, menebal menjadi
dingin, dan akhirnya turun menjadi hujan serta memperhatikan angin dan
fungsinya, yang kesemuannya merupakan kebutuhan bagi manusia, binatang dan
tumbuh-tumbuhan.
5. Aneka binatang, yang diciptakan oleh
Allah baik binatang berakal (manusia) ataupun tidak, menyusui, bertelur, melata
dan lain-lain.
6. Berhembusnya angin akibat adanya
pergerakan udara, yang membawa bibit-bibit tumbuhan dan menolong terjadinya
persarian sesuai dengan iradat Allah. Pengendalian dan pengisaran angin dari
suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah
dan kebesaran rahmatnya bagi manusia.
7. Demikian pula, harus dipikirkan dan
diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya
awan antara langit dan bumi. Mendung yang
terhimpun dan bergerak untuk menurunkan hujan di berbagai negeri yang tersusun
dengan teratur.
8. Dalam segala kenyataan terdapat
pelajaran dan ibarat cermin bagi orang berakal, bertadabbur (berfikir) dan
memperhatikan sebab-sebab agar bisa mengetahui hikmah rahasia Allah serta
membedakan antara yang member manfaat dan yang member kemudharatan.
Ringkasnya, semua rahmat yang
diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan
dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan keimanan yang
mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga membawa
kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.
Dalam segala kenyataan terdapat pelajaran dan ibarat cermin
bagi orang berakal, bertadabbur (berfikir) dan memperhatikan sebab-sebab agar
bisa mengetahui hikmah rahasia Allah serta membedakan antara yang memberi
manfaat dan yang member kemudharatan.
Menurut segolongan hukama (para bijak, filosof), Allah
mempunyai dua kitab, yaitu kitab yang dijadikan (alam semesta), dan kitab yang
diturunkan (Al-Quran).Al-Quran inilah yang menunjukkan bahwa dengan akal yang
telah diberikan Allah kita akan bisa mengetahui kitab pertama. Barang siapa
yang mengambil ibarat dengan kedua kitab itu akan memperoleh petunjuk dan
sebaliknya, barang siapa yang berpaling dari kedua kitab tersebut akan merugi,
baik di dunia dan di akhirat.
Ayat Munasabah
Artinya: (190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (191)(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Ayat ini menjelaskan tentang keesaan Tuhan Sang
Pencipta dan menyatakan bahwa apabila manusia memikirkan dengan cermat dan
menggunakan akalnya terkait dengan proses penciptaan langit-langit dan bumi,
silih bergantinya siang dan malam, maka ia akan menemukan tanda-tanda jelas
atas kekuasaan Allah Swt; maha karya dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang
akan menuntun para hamba kepada Allah Swt dan hari Kiamat serta menggiring
mereka pada kekuasaan Ilahi yang tak terbatas.
Abstrak dan ringkasan makna dua ayat ini adalah
demikian; mereka yang menyaksikan, didasari dengan pemikiran dan perenungan,
penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, pemikiran
dan perenungan ini menyebabkan mereka senantiasa akan mengingat Tuhan. Dengan
perantara ini mereka akan menyadari bahwa Allah Swt segera akan membangkitkan
mereka dan atas dasar itu ia memohon rahmat-Nya serta meminta supaya janji yang
diberikan kepada mereka dapat terealisir baginya.
Antara kedua penjelasan dalam Ali Imran 190-191
dan Al-Baqarah 164 terdapat perbedaan susunan redaksi.Yang pertama, Ali Imran
191 ayatnya ditutup dengan li uli al-bab, sedangkan Al-Baqarah 164 ayatnya
ditutup dengan liqoumin ya’qilun. Yang kedua, fenomena alam yang menjadi dalil
adanya Allah swt yang menciptakan pada surat Ali Imran 190, jumlahnya hanya
tiga, yaitu langit, bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, sedangkan pada
Al-Baqarah 164 jumlahnya ada enam, yaitu selain yang tiga yang dijelaskan dalam
surat Ali Imran 190 ditambah dengan kapal yang berlayar di tengah lautan, air
hujan sebagai sumber kehidupan di bumi, dan pengisaran angin dan awan.
Untuk memahami perbedaan susunan ayat dari kedua
surah tersebut perlu dilakukan aalisis dengan menggunakan pendekatan tanasub
al-ayat masing-masing.Ayat 164 Al-Baqarah harus dikaitkan dengan ayat
sebelumnya (163) yang menjelaskan tentang keesaan Tuhan.Ini menunjukan bahwa
banyaknya fenomena alam yang disebut dalam ayat 164 merupakan sebuah tuntutan
khususnya bagi orang-orang yang baru mengetahui Tuhan.Karena itu wajar apabila
Allah swt menutup ayat itu dengan ungkapan li qoumin ya’qilun, yang dapat
diartikan sebagai“para pemikir pemula”. Ak,mal manusia terdiri dari dua
dimensi, dimensi luar yang disebut “aqal”, dan dimensi dalam yang disebut
“lubb”. Sedangkan pada Ali Imran 190 , apabila dihubungkan dengan ayat
sebelumnya (189) yang menjelaskan bahwa Allah swt adalah penguasa lagit dan
bumi, memang tampaknya tidak memerlukan lagi banyak makhluk atau fenomena alam
yang ditunjukan sebagai tada kekuasaan-Nya. Sebab, di sini, pemikiran manusia
sudah tidak lagi tertuju kepada wajib al-wujud Allah swt sebagaimana pada
Al-Baqarah 164, melainkan sudah diarahkan untuk memikirka dan mengenal
sfat-sifat Nya. Ungkapan Allah sebagai penutup ayat 190 “li ulil albab” boleh
jadi memperkuat pendapat ini karena tingkat berfikir li ulil albab dalam proses
penemuan kebenaran dan meyakini adanya Allah sudah berada satu atau dua tingkat
di atas mereka yang masih berada dalam kelompok qoumun ya’qilun.
2.2.2 Surah Al Isra’: 70
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
· Terjemahan
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.”
· Penjelasan
Allah telah menciptakan manusia
dengan potensi akal untuk memahami elemen- elemen alam, menyelidiki dan
menggunakan benda-benda dalam bumi dan langit demi kebutuhannya.
2.2.3 Q.S Yunus ayat 101
Artinya : Katakanlah :”Perhatikanlah apa yang ada
di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan
rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Isi kandungan
Dalam ayat ini Allah
menjelaskan perintah-Nya kepada rasul-Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk
memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang
ada di langit dan di bumi. Mereka
diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan
bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air
hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan
tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa.
Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi,
memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia.
Q.s Yunus:101 menganjurkan manusia mengadakan
pengkajian,penelitian dan pengamatan tentang fenomena alam yang ada di langit
dan bumi. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan manusia bisa mengambil
manfaat sebesar-besarnya bagi ilmu pengetahuan agar bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan dalam hidupnya.
Bagi umat islam,
selaim manfaat di atas, terdapat hal pokok yang harus diperoleh dengan
mengamati tanda-tanda kekuasaan Allah tersebut, yaitu agar bisa mengambil
pelajaran untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dirinya kepada Allah
SWT.Adapun tanda-tanda kekuasaan Allah tidak bermanfaat bagi orang-orang kafir,
yaitu orang yang selalu menyagkal adanya kekuatan yang mengatur alam semesta
ini.Orang kafir memandang segala sesuatu berdasarkan pertimbangan akal atau
logika. Oleh karenanya,
orang-orang tersebut tidak akan bisa mengambil manfaat dari tanda-tanda
kekuasaan Allah untuk menumbuhkan keimanan pada dirinya kepada Allah SWT.
Manusia memang dikaruniai akal yang
sangat luar biasa. Dengan akalnya,berbagai ilmu pengetahuan tercipta, dari yang
sederhana hingga teknologi canggih. Bagi umat Islam, semua itu adalah karunia
Allah dan kita tidak boleh takabur atas semua itu, apalagi kufur kepada Allah
dan menganggap manusialah penguasa alam semesta ini.Allah memberikan akal agar
manusia mau menggunakannya untuk memanfaatkan alam semesta dan tidak melupakan
jati dirinya, yaitu sebagai hamba Allah.
2.3
Hadits Tentang Motivasi Terhadap Iptek
1.
Dari Anas RA ia berkata
:Rasulullah saw bersabda
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ
فِي سَبِيْـلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ – رَوَاهُ التِّـرْمِذِيُّ
Artinya
: Dari Anas RA ia berkata :Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang keluar rumah dalam rangka menuntut ilmu berarti dia
berada di jalan Allah sampai dia kembali lagi kerumah (RS. 1383).
Kandungan : maksud dari hadits di atas adalah bahwa
orang yang menuntut ilmu sama dengan orang yang berjuang di jalan Allah.
2.
Dari
Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِم لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya :“Barangsiapa
menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para
malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan
sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh
makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di
tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang
yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah sepert keutamaan bulan pada
malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para
Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi
mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka
sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.”(HR. Abu Dawud
no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6).
3. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia
berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَضَّرَ اللهُ امْرَءًا سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٌ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
Artinya:
“Semoga Allah memuliakan
seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia menyampaikannya (kepada
yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka kadang-kadang orang yang
disampaikan ilmu lebih memahami daripada orang yang mendengarnya.” (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan isnadnya shahih, lihat Jaami’ul
Ushuul 8/18)
BAB
III
ANALISIS
Dari penjelasan diatas mengenai sains
dan teknologi yang tercover dalam Al-Quran surat Al-Anbiya’: 30 yang telah
ditafsirkan oleh Ibnu Katsir ada sedikit perbedaan dengan penafsiran dari
Al-Maraghi yaitu mengenai penjelasan astronomi jika menurut Ibnu Katsir
penjelasannya lebih sedikit dan masih bersifat umum sedangkan menurut
Al-Maraghi :
Allah menyebutkan enam dalil yang menetapkan adanya adanya
penciptaan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Sekiranya dalil-dalil itu dipikirkan orang-orang
yang bijaksana dan oleh orang-orang yang ingkar, niscaya mereka tidak akan
mendapat alasan untuk mengingkarinya :
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman”.
Ahli astronomi dewasa ini juga mengatakan hal yang sama.
Mereka menetapkan bahwa matahari adalah bola api yang berotasi selama jutaan
tahun. Di tengah-tengah perjalanannya yang cepat, planet kita (bumi) dan
planet-planet lain dari garis khatulistiwa matahari terpisah daripadanya dan
menjauh.Hingga kini bumi tetap ber-rotasi dan ber-revolusi menurut sistem
tertentu, sesuai dengan hukum daya-tarik.
Prof. Abdul Hamid, wakil peneropong bintang Kerajaan Mesir,
mengatakan: teori modern mengenai lahirnya bumi dan planet-planet
(bintang-bintang beredar) lainnya dari matahari, bermula dari dekatnya sebuah
bintang besar kepada matahari, pada masa yang silam. Lalu, dari permukaannya
tertarik timbunan kabut yang tidak lama kemudian terpisah dari matahari dalam
bentuk anak panah yang kedua tepinya berhias dan tengahnya dalam. Kemudian,
timbunan kabut ini menebal di angkasa yang dingin hingga menjadi
timbunan-timbunan terpisah, yang kemudian menjadi bumi kita dan
“saudara-saudaranya”, yaitu planet-planet yang terus-menerus ber-revolusi
akibat daya-tarik matahari. Cahaya planet-planet itu padam, karena timbunan
kabut relatif sangat kecil untuk dapat mempertahankan sifat asalnya yang
dimilki sebelum bercerai dengan matahari, yaitu pemancaran
cahaya. Tidak diragukan lagi, teori ini yang belum diketahui oleh
bangsa Arab dahulu dan bangsa-bangsa semasanya, dan baru diketahui setelah abad
ke-17 Masehi serta setelah benar-benar diselidiki pada masa sekarang sungguh
membuktikan kebenaran Muhammad saw. dan bahwa Al-Quran adalah wahyu Tuhan yang
dikirim kepadanya untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Terdapat
sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya,
dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini dengan
akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah.
2. .Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh
berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh
lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu
tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam.
3.
Bagi umat Islam, akal dan pikiran, semua itu adalah karunia Allah dan kita
tidak boleh takabur atas semua itu, apalagi kufur kepada Allah dan menganggap
manusialah penguasa alam semesta ini.
4.2 Saran
Umat Islam hendaknya menyadari akan pentingnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memiliki sikap bertaqwa yang berkaitan erat
dengan keyakinan terhadap Al-qur’an dan hadits
yang diwahyukan serta pemahaman mengenai kehidupan dan alam semesta yang
diciptakan.Allah memberikan akal agar manusia mau menggunakannya untuk memanfaatkan
alam semesta dan tidak melupakan jati dirinya, yaitu sebagai hamba Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Imam
al-Syaikh Ibrahim bin Ismail. 2003. Ta’lim
al-Muta’allim. Semarang: Pustaka al-Alawiyah.
K.H.Q.
Shaleh dkk. 2007. Asbabul Nuzul;
Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Quran. Bandung:
CV. Penerbit Diponegoro.
M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbhah. Jakarta
: Lentera hati.
Sulaiman
Noordin. 2000. Sains Menurut Perspektif Islam (Diterjemahkan oleh
Munfaati). Jakarta: Dwi Rama.
Tengku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. 2000. Tafsir An-Nur. Semarang : PT. Pustaka Rizqy Putra.
Anonim. Kandungan ayat. http://www.islamquest.net/id/archive/question/id22933. Diakses pada 28 November 2014 pukul
10.16 WIB
Anonim. Makna mufradat. http://quran.bblm.go.id/.
Diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.10 WIB.
No comments:
Post a Comment