Paling tidak satu miliaran tahun yang lalu sebelum munculnya tumbuhan, fungi, dan hewan terdapat protista, turunan awal dari prokariota. Fosil tertua yang diduga fosil protista adalah objek dari zaman Prakambrium yang disebut acritarch (Bahasa Yunani, “tidak jelas asal usulnya”) yang berumur 2,1 miliar tahun yang lalu. Beberapa diantaranya memiliki ukuran dan struktur yang sesuai dengan kulit kista (kapsul pelindung) yang lepas, mirip dengan kulit pelindung yang dibuat oleh protista tertentu saat ini.
Ketika Robert Wittaker mengemukakan
sistem 5 kingdom yaitu Animalia, Plantae, Fungi, Archaea dan Protista. Kingdom
protista hanya beranggotakan organisme eukariota yang uniseluler. Sejak saat itu, batasan
kingdom ini terus berkembang. Kini, Protista mencakup organisme eukariot yang
tidak termasuk jamur, tumbuhan dan hewan. Protista berasal dari bahasa Yunani
“protos” yang berarti “paling pertama”. Nama itu diberikan karena protista
dianggap sebagai eukariot pertama yang berevolusi.
Protista terdiri dari organisme
tingkat rendah yang pada dasarnya memiliki kesamaan struktur yang sederhana
walaupun daur hidup, organisasi sel, dan pembelahan sel yang berbeda-beda.
Ciri-ciri
Protista adalah sebagai berikut :
1. Bersifat eukariotik, yaitu inti diselubungi oleh membran inti serta organel-organelnya
dikelilingi membran.
2. Respirasi secara aerobik.
3. Sebagian besar bersifat uniseluler, beberapa
membentuk koloni. Ada juga yang multiseluler, terdiri banyak sel. Protista multiseluler memiliki tubuh yang
sederhana tanpa jaringan terspesialisasi.
4. Ada yang bereproduksi secara aseksual dan ada
yang seksual.
5. Sebagian Protista hidup bebas, tetapi ada
juga yang bersimbiosis dengan organisme lainnya.
6. Kebanyakan hidup di perairan.
1. CIRI-CIRI UMUM
PROTOZOA
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “protos” artinya
pertama dan “zoon” artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Apabila setetes air kolam
diamati melalui mikroskop, dapat dilihat banyak mikroorganisme atau organisme renik. Dan mikroorganisme tersebut kebanyakan merupakan
anggota dari protozoa. Protozoa adalah
protista yang mirip dengan hewan.
Ukuran protozoa bervariasi, mulai kurang dari 10 ยต - 6 mm, sehingga hanya
dapat dilihat dibawah mikroskop. Protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan
protozoa
meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organik dari organisme mati). Protozoa hidup secara
soliter atau berkoloni. Jika keadaannya menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Jika mendapatkan lingkungan yang
sesuai, protozoa akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang sebagai parasit, saprofit, dan hidup bebas. Protozoa dapat
ditemukan di semua lingkungan perairan serta tanah.
Protozoa tersusun atas
sel tunggal (uniseluler) serta mempunyai organisasi sel yang sederhana namun
Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua kegiatan dilakukan oleh sel
itu sendiri. Organel-organel untuk melakukan kegiatan hidup antara lain membran
plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Beberapa jenis protozoa memiliki inti
lebih dari satu. Kebanyakan Protozoa bereproduksi secara aseksual dengan
membelah diri. Akan tetapi, ada pula jenis protozoa yang bereproduksi secara seksual dengan konjugasi.
Walaupun protozoa sangat
sulit dibedakan dengan alga dan jamur, tapi tetap saja dapat dibedakan.
Protozoa dibedakan dari alga karena tidak berklorofil dan dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding
sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
2. ANATOMI PROTOZOA
|
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil.
Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel,
atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil
berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan
yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya.
Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah
menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak
mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan
protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering
ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari sehingga koloninya dalam waktu
jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang
dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada
yang tidak dapat bergerak aktif.
Sitoplasma pada protozoa sebagian
besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies yang kecil, misalnya Stentor coereleus memiliki sitoplasma
berwarna biru dan Blepharisma laterilia memiliki
sitoplasma berwarna merah atau merah muda. Sitoplasma protozoa biasanya
dibedakan atas dua pinggiran yang disebut ectoplasma
dan endoplasma. Ektoplasma
merupakan lapisan luar sitoplasma yang berdekatan dengan membran plasma dan
umumnya jernih tidak bergranula. Endoplasma merupakan lapisan dalam plasma, dan
umumnya bergranula. Didalam endoplasma terdapat satu inti, satu vakuola
kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. Inti sel ini yang
berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan didalam sel. Vakuola kontraktil
berfungsi sebagai organ ekskresi sisa makanan dan juga yang mengatur agar
tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari pada tekanan osmosis disekitar sel.
Vakuola makanan sebagai alat pencernaan dan makanan yang tidak dapat dicerna
akan dikeluarkan di vakuola kontraktil.
Tubuh Protozoa sendiri bermacam-macam
bentuknya, ada yang tetap dan ada yang tidak tetap. Protozoa dengan bentuk yang
tetap disebabkan telah memiliki pelliculus
(kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur berbeda dengan protozoa yang
memiliki bentuk tidak tetap, dia tidak memiliki kulit dan tidak memiliki
cangkang kapur.
3. FISIOLOGI PROTOZOA
Fisiologi
merupakan ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja
dari organ, jaringan dan system organ. Fisiologi Protozoa antara lain
pada alat gerak, system pernapasan atau respirasi, sistem pencernaan, dan
reproduksi.
3.1
Alat Gerak
Protozoa dibedakan menurut alat gerak yang dimilikinya yaitu
Mastigophora berupa flagel (bulu cambuk), Ciliata berupa silia (rambut getar),
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan Sarcodina berupa pseudopodia (kaki semu).
Pseudopodia pada kelas Sarcodina dibentuk dari ektoplasma
yang kemudian endoplasma mengikutinya. Flagel yang dimiliki kelas Mastigophora
dan silia yang dimiliki pada kelas Ciliata kedua organel ini berfungsi sebagai
alat pergerakan sel yang letaknya berada pada permukaan luar membran sel. Baik
silia maupun flagella memiliki struktur yang sama, yaitu memiliki sumbu yang
dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat kompleks karetra tersusun atas
mikrotubulus dan protein. Jumlah silia pada umumnya banyak, sedangkan jumlah
flagela hanya satu atau dua. Silia berukuran lebih halus dan lebih pendek dari
pada flagela. Berbeda dengan sentriol, silia dan flagella dibungkus oleh
membran. Membran silia dan flagela merupakan perluasan dari membran sel. Kedua
organel ini mempunyai kemiripan dalam
ultrastruktur. Keduanya merupakan “benang bergetar”, yang tersusun atas
dua fiber pada pusat dan Sembilan di kelilinginya yang timbul dari basal
granula dari kinestom.
3.2 Respirasi
Respirasi
atau sistem pernapasan pada protozoa ada yang aerob dan anaerob Respirasi aerob
pada protozoa terjadi oksidasi dengan yang masuk ke dalam tubuh. dengan cara difusi
dan osmosis sehingga oksigen yang terlarut dalam air akan berdifusi melalui
seluruh permukaan tubuhnya, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang
kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa
memerlukan oksigen. Namun
hasil kedua respirasi tersebut sama yaitu menghasilkan energi dan zat
sisa-sisa yang akan ditampung dalam
vakuola kontraktil sebagai zat eksresi.
3.4
Pencernaan
Protozoa memiliki beberapa tipe dan
cara dalam mendapatkan nutrisi yaitu: hozoik, holofitik, dan saprozoik.
Holozoik,
Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil
seperti bakteri, alga, atau protozoa lain.
Amoeba dan Paramecium mengambil makanan yang relatif keras yang ditangkap
dengan pseudopodia, kemudian dibentuk vakuola makanan. Vakuola makanan akan
mendapat sekresi enzim, sehingga makanan berubah menjadi senyawa yang sederhana
dan disebarkan ke seluruh tubuh. Holofitik, Protozoa
yang memiliki kloroplas dan mampu Gambar 2.3 Pencernaan Protozoa berfotosintesis seperti tumbuhan hijau.
Saprozoik, Protozoa yang memakan bahan organik dari sisa-sisa tumbuhan atau
hewan
3.5
Reproduksi
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan
biner. Sebagian lagi protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel
generatif (sel gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi
seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi.
Protozoa
bereproduksi aseksual dengan cara membelah diri, setiap individu membelah
menjadi dua bagian yang sama dimulai dari intinya kemudian diikuti dengan sitoplasmanya,
pembelahan ini terjadi di setiap detik. Reproduksi aseksual dapat juga dengan
cara pembelahan multiple, plasmatomi, dan pertunasan. Pembelahan multiple
adalah pembelahan dengan cara beberapa inti terbelah lebih
dahulu, kemudian terjadi pembelahan sitoplasma menjadi beberapa individu.
Plasmatomi Gambar 2.4 Reproduksi Protozoa
pembelahan
protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, menghasilkan keturunan yang
lebih kecil dan berinti banyak. Pertunasan ialah individu baru yang timbul
berdiferensiasi sebelum atau sesudah bebas.
Reproduksi seksual terjadi dengan dua cara yaitu dengan singami dan
konjugasi. Singami yaitu
persatuan dua gamet yang sama atau berbeda ukuran. Konjugasi yaitu pertukaran inti sehingga terjadi reorganisasi pada kedua individu
yang bertukar inti.
4. HABITAT PROTOZOA
Protozoa
hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies
bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam
tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban
yang tinggi pada habitat apapun.
Beberapa
jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam,
atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di
dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan
penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein,
sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka
luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk
kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nukleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakuola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik
(autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organik dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada
yang bersifat saprofitik, yaitu
menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah
mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan
tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini
mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk
sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Protozoa dapat dijumpai di parit, sawah, sungai, bendungan, air laut,
bahkan ada yang hidup dalam makhluk hidup lain. Protozoa berkembang biak dengan
dua cara, yaitu secara aseksual dengan membelah diri atau membentuk spora, dan
secara seksual dengan konjugasi.
5. KLASIFIKASI PROTOZOA
Gambar
2.5 Klasifikasi protozoa
Protozoa atau Hewan bersel satu mencakup banyak organisme
renik heterotrof bersel tunggal populer seperti amoeba serta paramaecium.
Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: proto (awal) dan zoon (hewan),
sehingga berarti "hewan pertama". “Berdasarkan teori ilmuwan barat”, ini dianggap sebagai eukariota pertama yang bisa hidup
sebagai sel tunggal yang ada di alam.
Protozoa adalah protista mirip
hewan (protozoa = hewan pertama (Yunani)). Awalnya protozoa disebut hewan
bersel satu, tetapi karena terdapat beberapa ciri yang berbeda dengan hewan
maka digolongkan ke dalam kingdom protista. Tubuh protozoa terdiri atas satu
sel yang berukuran mikroskopis (antara 3-300 mikron), tidak mempunyai dinding
sel, dan pada keadaan kurang menguntungkan ada yang dapat membentuk kista.
Gambar 2.6 Macam-macam protozoa
Ciri-ciri Rhizopoda
sebagai berikut:
·
Tidak memiliki bentuk yang tetap.
·
Bergerak dan menangkap makanannya
dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya.
Rhizopoda bergerak dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.
·
Ada yang hidup bebas di alam dan
ada yang parasit.
·
Makanannya berupa bakteri atau
bahan organik lain.
·
Berkembang biak dengan membelah
diri.
Berdasarkan alat geraknya,
protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Filum Rhizopoda
(Sarcodina), Filum Fagellata (Mastigophora), Filum Ciliata (Cilliophora), dan Filum Sporozoa. Dan pemaparannya
sebagai berikut:
5.1
Filum Rhizopoda
(Sarcodina)
(Rhiza=akar,
pous=kaki, Isarcodes=gumpalan, sarx=daging). Sifat khas hewan ini adalah bahwa gerakannya dilakukan
dengan menjulurkan badannya dan mengerutkannya kembali atau bergerak dengan
kaki semu atau pseudopodium (psedopodia). Kelompok yang mendapat
perhatian khusus dari kelas ini adalah ordo Foraminifera dan Radiolaria,
meskipun masih ada satu ordo lagi, yakni Heliozoa, tetapi ordo ini mencakup
hewan air tawar, jadi tidak diterangkan disini. Dalam Filum Rhizopoda, terdapat
beberapa ordo, diantaranya: ordo Foraminifera dan Radiolaria.
5.1.1 Ordo Foraminifera
Semua
Foraminifera (sebutan umumnya foram) mempunyai cangkang. Cangkang yang
dihasilkan oleh hewan ini umumnya terdiri dari bahan kitin atau kapur. Beberapa
cangkang terbentuk dari bahan silika atai gelatin, yang lain berasal dari bahan
dari luar yang direkat jadi satu. Ada dua tipe Foraminifera, yakni yang tidak
berlubang-lubang dan yang berlubang-lubang. Yang pertama mempunyai lubang
tunggal, melalui lubang ini menjulur kaki semu. Yang kedua, sebagai
tambahan,mempunyai banyak lubang dan melalui lubang-lubang ini suatu jaringan
kaki semu menjulur. Melalui lubang-lubang tersebut, protoplasma menjulur keluar
dan mengerut kembali. Gerakan seperti ini disebut streaming yang
menciptakan kaki semu dan yang selau bergerak. Inilah sifat khas dari kelas
ini.
Beberapa
foram mempunyai cangkang terdiri dari satu ruang. Sementara hewan tumbuh,
jumlah runga bertambah. Antara ruang yang satu dengan yang lain terdapat lubang
kecil yang disebut saluran geragih atau saluran stolon (stolon canal). Melalui
saluran ini protoplasma mengalir. Saluran geragih lebih kecil dari pada lubang
tempat kaki-semu yang terletak di ruang yang terluar.
Foraminifera
lebih besar dari pada kebanyakan Protozoa, dengan sel berukuran mendekati 1 mm.
Karena besarnya, hewan ini mampu memangsa protozoa kecil dan diatom. Beberapa
jenis foram bersimbiosis dengan suatu jenis alga yang dinamakan zooxanthellae,
yang hidup di dalam sitoplasmanya dan membantu menghasilkan zat asam serta
menghabiskan kotoran yang dihasilkan oleh hewan tuan rumah. Sebagian besar
foram adalah hewan laut dan hidup dalam lumpur. Dalam jumlah besar di area yang
luas mereka membentuk nenes atu lumpur (ooze).
Lebih
dari 15.000 jenis telah ditemukan.
Banyak yang sudah punah dan hanya dikenal sebagai fosil. Bentuk fosil ini
digunakan ahli geologi dasar laut untuk menentukan umur lapisan tanah yang
mengandung minyak.
Globigeria
berbentuk
plankton dan banyak terdapat dalam holoplankton dan ada yang hidup dalam
lumpur. Cangkang dari hewan ini tertimbun dalam jumlah besar di dasar laut
sehingga di beberapa bagian perairan menjadi komponen utama dasar laut. Bagian
dari endapan ini tersusun dari lumpur globigerina yang dikenal dengan
nama nenes globigerina (Globigerina ooze). Nenes ini terdapat di dasar
laut dangkal dan agak jeluk, tidak di bagian terjeluk dari dasar laut seperti
yang terdapat di Samudra Atlantik. Satu jenis dari marga Globigerina, yakni
Globigerina bulloides, terdapat dimana-mana atau kosmopolitan, sifatnya planktonik
dan juga hidup dalam lumpur pada kejelukan 5400 m.
Foraminifera
dapat digunakan untuk menentukan suhu air laut dari masa ke masa sejarah bumi.
Makin rendah suhu pada zaman mereka hidup, makin kecil dan makin kompak ukuran
selnya dan lubang untuk protoplasma makin kecil. Dengan mempelajari cangkang
foram dari sampel yang diambil dari dasar laut dan menghubungkan kejelukan
sampel dengan waktu, maka suhu samudra dapat diperkirakan sepanjang
sejarah. Ini membantu menghubungkannya dengan zaman es di bumi dan memahami
pola cuaca umum yang terjadi di masa lalu.
5.1.2 Ordo Radiolaria
Radiolaria
hanya hidup di laut. Lebih dari 4000 jenis ditemukan dan sebagian besar hidup
di laut jeluk. Hewan ini umumnya mempunyai bentuk cangkang terdiri dari silika
dan bentuknya bulat. Kerangkanya berupa jejaring halus yang indah dipandang.
Ukurannya umumnya kecil, kurang dari 2 mm, tetapi kadang-kadang mengelompok
membentuk gumpalan 2,54 cm lebarnya. Kaki-semunya dan kebiasaan makannya sama
seperti foram. Seperti juga beberapa foram, mereka ada yang bersimbiosis dengan
zooxanthellae.
Sifat
khas hewan ini adalah kerangkanya terdiri dari silika yang tidak larut di
lapisan perairan jeluk. Tidak seperti kerangka kapur yang larut di tempat itu.
Gejala laut inilah yang membuat sebagian besar area dasar laut jeluk ditutupi
oleh nenes Radiolaria (Radiolaria ooze), bukan nenes Globigerina. Nenes
ini biasanya terdapat pada kejelukan lebih dari 3.600 m dan menutupi area
seluas 3,7 juta luasnya.
Satu marga dari Radiolaria yang menarik adalah Acantharia, karena
kerangkanya bukan dari silika, tetapi dari strontium sulfat. Strontium adalah
unsur runut dilaut, hampir tak terukur karena sangat sedikitnya dalam air laut,
tetapi hewan ini mampu mengekstraksi dan menimbun unsur kimia ini dalam
kerangkanya.
Alat geraknya
berupa kaki semu atau pseudopodium. Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah
amoeba. Ciri amoeba adalah bentuknya selalu berubah–ubah dan berhabitat di air
tawar. Ukuran tubuh amoeba sangat besar untuk ukuran protozoa, yaitu berkisar
200–300 mikron.
Klasifikasi Amoeba proteus (a)
Domain : Eukaryota
Kingdom : Amoebozoa
Phylum : Tubulinea
Order : Tubulinida
Family : Amoebidae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba Proteus
|
(b)
Berikut pemaparan tentang struktur tubuh amoeba: sel dilindungi oleh membrane sel. Didalam selnya terdapat
organel–organel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.
a) Membrane sel atau
membran plasma
Membrane sel disebut juga
plasmalema dan berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma
dibedakan atas ekstoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar
sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membrane plasma dan umumnya
ektoplasma merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula. Didalam
endoplasma terdapat 1 inti, 1 vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan.
b) Inti sel (nucleus)
Berfungsi
mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung didalam sel.
c) Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil)
Berfungsi sebagai organ
ekskresi sisa makanan. Vakuola kontraktil juga menjaga agar tekanan osmosis sel
selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis disekitarnya.
d) Rongga makanan (vakuola makanan)
Berfungsi
sebagai alat pencernaan. Makanan yang tidak dicernakan akan dikleuarkan melalui
rongga berdenyut.
Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan
sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi,
dan Radiolaria yang membentuk tanah radiolaria yang bermanfaat
sebagai alat penggosok. Serata Contoh rhizopoda lainnya adalah sebagai berikut :
1. Radiolarian
Merupakan organisme laut bertubuh bulat hampir seperti bola dan memiliki banyak duri yang
terbuat dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap
yang disebut lumpur radiolarian yang digunakan sebagai bahan alat penggosok
serta bahan peledak. Contoh genus radiolarian adalah Achantometron dan
Collosphaera.
(a)
(b)
Gambar 2.9 Radiolarian
2.
Foraminifera
Memiliki rangka luar yang terdiri dari silica atau zat kapur (mengandung kalsium karbonat) semua anggota foraminifera hidup di air laut. Diantara foraminifera yang terkenal adalah genus globigerina. Lapisan foraminifera dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyakbumi.
Memiliki rangka luar yang terdiri dari silica atau zat kapur (mengandung kalsium karbonat) semua anggota foraminifera hidup di air laut. Diantara foraminifera yang terkenal adalah genus globigerina. Lapisan foraminifera dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyakbumi.
3.
Arcella
Memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar.
Memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar.
4.
Difflugia
Rangka luar difflugia dapat menyebabkan butir – butir pasir halus dan benda lain dapat melekat.
Rangka luar difflugia dapat menyebabkan butir – butir pasir halus dan benda lain dapat melekat.
5.2
Filum Fagellata (Mastigophora)
|
(Flagrum=masti=bulu cambuk). Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu
cambuk (flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk
ini digunakan dengan mencambukkan bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan
menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri. Contoh Flagellata
adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam darah
manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan
membelah diri, dan menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tse-tse.
Alat gerak pada filum flagellata berupa bulu
cambuk atau flagella.
Sebagian besar hidup bebas dan adapula yang sebagai parasit pada manusia dan hewan , atau saprofit pada organisme mati. Flagellata dibedakan menjadi dua yaitu fitoflagellata dan zooflagellata.
Sebagian besar hidup bebas dan adapula yang sebagai parasit pada manusia dan hewan , atau saprofit pada organisme mati. Flagellata dibedakan menjadi dua yaitu fitoflagellata dan zooflagellata.
5.2.1 “Fitoflagellata”
Adalah flagellata yang dapat melakukan
fotosintesis karena memiliki kromotafora. Fitoflagellata mencernakan makanannya
dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik),
membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan oirganisme yang sudah
mati(saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah diperairan bersih dan
diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan flagella.
a. Struktur tubuh
Tubuhnya diselubungi oleh membrane selulosa,
misalnya volvox. Ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena.
Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung
protein.
b. Reproduksi
Cara reproduksi ada dua, yaitu secara
konjugasi dan secara aseksual dengan membelah diri.
5.2.2.1
Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Euglena viridis memiliki ciri – ciri:
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Euglena viridis memiliki ciri – ciri:
Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron
Ujung tubuhnya meruncing dengan satu
bulu cambuk
Hewan ini memiliki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang fungsinya untuk membedakan
gelap dan terang
Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil
untuk berfotosintesis
Memasukkan makanannnya melalui sitofaring
menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa
hewan–hewan kecil dicerna.
Pembagian
dari kelas Euglenoida,
yakni:
5.2.2.1.1 Dinoflagellata
Mereka
mempunyai dua flagella. Cangkangatu lorikanya berupa benda lengai,
kadang-kadang sangat menarik bentuknya, terdiri dari selulosa atau zat
sebangsanya. Cangkangnya tersebut biasanya mempunyai sebuah alur atau sulkus (sulcu)
dan sebuah gelang = girdle. Ada dua cambuk yang keluar dari pori
lorika dan terletak di dalam alur tersebut. Bagian terbesar jenis-jenis dari
ordo Dinoflagellata adalah holofitik dan mempunyai kromatofor yang dapat
berwarna coklat, hijau pucat atau kuning. Beberapa jenis menganut cara makan
holozoik dan dapat mencernakan makanannya dengan kaki-semu. Perkembanganbiakan
aseksual terjadi melalui pembelahan.
Dinoflagellata
merupakan hewan kecil yang sebagian besar hidup di laut, sejumlah besar
bersifat parasitik dan lainnya hidup di
air tawar. Mereka yang hidup di laut menjadi bagian penting dari
plankton dan merupakan bagian utama dari rantai makanan dasar atau sistem
perpidahan energi. Beberapa jenis hewan menghasilkan racun alkaloid yang
dipekatkan oleh kerangka seperti kerang hijau dan berbahaya bagi manusia yang
memakan kerang itu.
Satu
jenis hewan ini sangat menarik, yakni Noctiluca miliaris. Bentuknya
bulat, ukuran diameternya antara 50-1000 mikron, mempunyai sebuah cambuk kecil
kecildan tentakel, dan mempunyai sitoplasma yang banyak berongga-rongga.
Kadang-kadang hewan terdapat dalam jumlah besar di laut sehingga membuat air
laut berwarna merah pada siang hari dan bercahaya pada malam hari.
Jenis-jenis
tertentu, yakni Gonyaulax polyhendra dan Gymnodinium breve, terdapat
dalam jumlah besar di dalam laut dan menimbulkan warna kemerah-merahan karena
pigmen merah mereka. Gejala ini dinamakan “red tide”. Mereka menghasilkan racun
ke dalam air laut dan menghabiskan zat asam terlarut. Kombinasi kedua sifat ini
bersama-sama membunuh banyak ikanyang hidup di lingkungan red tide tadi.
Keterangan mengenai Dinoflagellata sebagai tumbuh-tumbuhan dapat disimak pada
bab mengenai tumbuh-tumbuhan laut.
Contoh dinoflagellata antara
lain noctiluca miliaris, cretium, dan gymnodinium.
Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri:
Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri:
Memiliki satu flagella, satu panjang
dan satu pendek
Dapat melakukan simbiosis dengan jenis
ganggang tertentu\
Tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena
rangsangan mekanik.
5.2.2.1.2 Volvocida
Bentuk
tubuh hewan ini pada umumnya bulat, contoh volvocida antara lain adalah volvox globator. Ciri – ciri volvox antara lain
sebagai berikut:
Koloninya terdiri dari ribuan hewan
berselsatu yang masing – masing memiliki dua flagella
5.2.2 Zooflagellata
Adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan
menyerupai hewan.
Ada yang hidup bebas namun kebanyakan bersifat parasit.
a. Struktur tubuh
Bentuk tubuh mirip dengan sel leher
porifera. Mempunyai flagella yang berfungsi untuk menghasilkan aliran iar
dengan menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi sebagai alat
gerak.
b. Reproduksi
Secara seksual dengan membelah biner
secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Contoh zooflagellata antara lain:
1. Trypanosoma
Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang
pipih dan panjang seperti daun, merupakan parasit dalam darah vertebrata, dan tidak
membentuk kista. Jenis – jenis Trypanosoma antaralain adalah:
a)
Trypanosome
lewisi, hidup
pada tikus,hospes perantaranya adalah kutu tikus.
b)
Trypanosoma
evansi,
penyebab penyakit sura (malas) pada ternak; hospes perantaranya adalah lalat tse – tse.
c)
Trypanosoma
gambiense dan
Trypanosoma Rhodesiensis, hewan penyebab penyakit tidur pada manusia
d)
Trypanosoma
cruzi,
penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)
2.
Leishmania
Merupakan penyebab penyakit
pada sel–sel endothelium pembuluh darah. Jenis – jenis Leishmania adalah:
a)
Leishmania
donovani,
penyebab penyakit kala azar yang ditandai dengan demam dan anemia, hewan ini
banyak terdapat dimesir , sekitar laut tengah , dan india.
b)
Leishmania
tropica,
penyebab penyakit kulit , disebut penyakit oriental sore, terdapat di Asia (daerah mediterania) dan
sebagian Aerika selatan.
c)
Leishmania brasiliensis, juga oenyebab
oenyakit kulit dimeksiko dan amerika tengah selatan.
Gambar 2.10 Trypanosoma
evansi
|
Klasifikasi
Sub Kingdom :Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub Filum : Mastigophora
Kelas : Zoomastigophorasida
Ordo : Kinetoplastorida
Famili :Trypanosomadidae
Genus : Trypanosomatidae
Sub Genus : Trypanozoon
Spesies : Trypanosoma evansi
Sub Kingdom :Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub Filum : Mastigophora
Kelas : Zoomastigophorasida
Ordo : Kinetoplastorida
Famili :Trypanosomadidae
Genus : Trypanosomatidae
Sub Genus : Trypanozoon
Spesies : Trypanosoma evansi
5.2.3 Filum Ciliata (Cilliophora)
(Cilium=kelopak mata). Alat geraknya berupa rambut getar (silia), sebagian
besar ciliata berukuran mikroskopis,
tetapi spesies yang terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang.
5.2.3.1 Struktur Tubuh
5.2.3.1 Struktur Tubuh
a)
Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate
primitive, simetrinya radial.
b)
Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang
disusun oleh sitoplasma padat.
c)
Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh
tubuh utama disebut silia somatic.
d) Ciliata mempunyai dua tipe inti sel
(nucleus), yaitu makro nucleus dan mikro nukleus.
e)
Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara
dan sekresi
5.2.3.2 Nutrisi dan cara makan
Cilliata memiliki
mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada
hewan primitive, mulut terleltak di ujung ionterior tetapi pada kebanyakan
cilliata, bagian tersebut diganti oleh bagian posterior.
Terdapat dua macam mulut pada
cilliata, yaitu berupa:
a. Mulut
membrane berombak / membrane yang bergerak; merupakan cilliata uyang menyatu
dalam barisan panjang.
b. Membrane
yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan.
Fungsi cilliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring. Contoh anggota cilliata yang terkenal misalnya paramecium. Paramecium memiliki struktur tubuh ujung depan tubuh tumpul, sedangkan bagian belakang meruncing hingga bentuknya seperti sandal atau sepatu. Contoh cilliata lainnya antara lain sebagai berikut:
Fungsi cilliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring. Contoh anggota cilliata yang terkenal misalnya paramecium. Paramecium memiliki struktur tubuh ujung depan tubuh tumpul, sedangkan bagian belakang meruncing hingga bentuknya seperti sandal atau sepatu. Contoh cilliata lainnya antara lain sebagai berikut:
1. Centor;
bentuknya
seperrti trompet dan menetap disuatu tempat.
2. Didinium; merupakan predator pada
ekosistem perairan
yaitu pemangsa paramecium.
3. Vortisella; bentuk seperti lonceng,
bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi sillia
disekitar mulutnya.
4. Styllonichia; bentuknya seperti siput,
sillianya berkelompok.
5. Ballanthidium
colli;
habitatnya pada kolon atau usu besar manusia dapat menyebabkan balanthidiosis
(gangguan pada perut).
Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar
untuk mendorong tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung
perahu. Selain itu, silia bisa digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata
berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri dan secara
generatif (seksual) dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut
juga hewan sandal, karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut
sel pada permukaan membrane sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut
sel dengan getaran silia. Makanan yang masuk ke mulut sel lalu masuk ke
kerongkongan sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sel
sambil mencerna makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui
vakuola berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat
dikeluarkan melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.
Klasifikasi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Protista
Phylum : Ciliophora
Class : Ciliatea
|
Order : Peniculida
Family : Parameciidae
Genus : Paramecia
Mรผller,
1773
Species : Paramecium aurelia
Contoh Ciliata yang lain adalah Vorticella dan Stentor.
Gambar 2.12 Vorticella
Gambar 2.13 Stentor
5.4
Filum Sporozoa
Hewan ini tidak memiliki alat gerak. Merupakan golongan protista yang
menyerupai jamur, karena sporotozoa dapat membentuk spora yang dapat
menginfeksi inangnya dan tidak memiliki alat khusus, sehingga geraknya
mengubah–ubah kedudukan tubuh, sporozoa hidup sebagai parasit. Filum ini
berbeda dengan filum sebelumnya—anggota filum ini tidak mempunyai alat gerak.
Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk
sejenis spora. Biasanya hidup sebagai parasit pada tubuh hewan maupun manusia.
Respirasi dan eksresi terjadi secara difusi. Contoh anggota Sporozoa
adalah Plasmodium sp., penyebab penyakit malaria. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
5.4.1 Struktur
tubuh
Tubuhnya berbentuk bulat panjang,
Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron,
tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm.
Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk
memanjang dan dibagian anterior kadang-kadang terdapat kait pengikat atau
filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang
5.4.2
Reproduksi
Reproduksi secara aseksual dengan
spizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung di dalam tubuh inang tetap,
dan sporogoni yaitu pembentukan spora yang terjadi pada inang sementara (hospes
intermediet).
Produksi secara seksual melalui
persatuan gamet (mikro gamet = gamet jantan dan makro gamet = gamet betina)
yang berlangsung did dalam tubuh nyamuk.
Contohnya adalah plasmodium: Siklus hidup plasmodium
didalam tubuh inang berhasil diungkapkan oleh Charles Laverans dan Grassy, dengan
siklus sebagai berikut:
Bila seekor nyamuk anopheles menghisap
darah maka dikeluarlah zat anti pembekuan darah agar darah korban tidak
membeku.zat ini disebut zat anti kogualan.
Bersamaan dengan zat anto kogualan maka
keluarlah sporozoit – sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka
gigitan di tubuh korban.
Setelah tiga hari sporozoit keluar
dari hati, kemudian menyerang sel – sel darah merah dan memasukinya. Fase ini
disebut fase eritrositer.
Sporozoit didalam sel darah merah disebut
tropozoit,
Setelah sel – sel darah merah pecah,
merozoit keluar dan mencari sel – sel darah merah yang baru.kejadian ini
berulang beberapa kali.
Bersama dengan pecahnya sel – sel darah merah
itu penderita merasa demam (panas dingin).
Setelah beberapa waktu mengalami
skizogomi, beberapa merozoit berubah menjadi gametositosit yaitu persiapan
untuk menjadi gamet jantan dan gamet betina. Hal ini disebut gamogoni,
Jika saat itu darah manusia ini dihiap
oleh nyamuk anopheles betina, maka didalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah
menjadi gamet jantan(mikro gamet) dan gamet betina( makro gamet), dua gamet ini
kemudian melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet,
bentuknya seperti cacing dan menerobos dinding usus atau perut nyamuk dan
pengisap makanan dari tubuh nyamuk.
Ookinet berubah menjadi bulat disebut
oosista. Dari satu oosista menghasilkan beribu – ribu sporozoit denngan cara
sporogani. Dari tahap ini kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur nyamuk
untuk ditularkan lagi.
Jenis
– jenis plasmodium sebagai berikut:
1.
Plasmodium falsivarum; masa sporulasinya tidak jelas antara 1 – 3 X 24 jam, penyebab penyakit
malaria tropikana.
2.
Plasmodium vivax; masa sporulasinya setiap 2X24 jam, penyebab penyakit malaria tertiana
3.
Plamosmodium malaria; masa sporulasinya setiap 3X24 jam , penyebab penyakit malaria kuartana,
4.
Plasmodium oval; penyebab penyakit limpa, masa sporulasinya setiap 48 jam, plasmodium
ini tidak terdapat di Indonesia.
Pemberantrasan
malaria dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Memotong
siklus hidup plasmodium, yaitu mencegah genang – genangan air atau air yang tidak megalir.
b. Memberantas
vector (pembawa penyakit) yaitu dengan menggunakan predatornya.
c. Pemberantas
penyakit malaria (manusia) dengan pemberian atendrin dan klorokin, para ahli yang
banyak mempunyai andil dalam pemberantasan manusia yaitu:
1. Alphonso
Laverans, sarjana perancis yang menemukan bahwa malaria disebabkan oleh
plasmodium.
2. Sir
Patric Maussens, sarjana inggris yang menemukan bahwa anopheles merupakan vector
dalam penularan malaria.
3. Ronald Rose dan Bapsista Grazilli,
sarjana inggris dan itali yang menemukan bahwa anopheles betina saja yang dapat
menjadi perantara,
|
Klasifikasi ilmiah Plasmodium
achiotense
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Subphylum : sporozoa
subclass : telosporidia
Order : gregarinida
Family : monocystis
Genus : Monocystis
Species : Plasmodium achiotense
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Subphylum : sporozoa
subclass : telosporidia
Order : gregarinida
Family : monocystis
Genus : Monocystis
Species : Plasmodium achiotense
6. PERANAN PROTOZOA
Tabel 2.1 Klasifikasi
protozoa dan penyakitnya
6.1 Peranan Protozoa yang
menguntungkan bagi manusia :
Sebagai keseimbangan
siklus lingkungan ( bumi ) dan dapat berperan sebagai bahan baku penggosok
bahan metal
Protozoa yang hidup dalam usus
manusia atau hewan ; Entamoeba Coli, membantu proses pembusukan, dan daat juga
membantu pembentukan vitamin K
Semua Protozoa yang hidup di air
merupakan makanan insekta, udang dan ikan kecil, Dengan demikian dapat juga dikatakan menguntukan bagi manusia dalam rantai makanan.
Fosil protozoa biasa digunakan
untuk pentunjuk sejarah bumi. fosil foraminifera digunakan untuk petunjuk
adanya sumber mineral dan minyak.
Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkang Difflugia radiolaria
didasar perairan akan membentuk tanah radiolarian tanah tersebut mengandung zat kersik dan dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
Membantu proses pembusukan sisa
makanan. Membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan pada manusia.
Misal, Entamoeba Coli
6.2 Peranan
Protozoa yang merugikan bagi manusia :
Protozoa hidup sebagai parasit pada manusia. yaitu parasit darah dan
parasit pada saluran pencernaan
Palsmodium vivax : penyebab malaria
tertiana.
Palsmodium malariae : penyebab malaria quartiana
Plasmodium falciparum : penyebab
malaria tropikana
Plasmodium ovale : penyebab malaria
seperti tertiana.
Trypanosoma gambiense dan Tryponosoma rhodesiense: penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah
lalat tsetse (glossina palpalis dan Glossina morsitans)
Trypanosoma evansi; penyebab penyakit suara
pada ternak. Hospes perantarannya adalah lalat
Tabanus
Trypanosoma Cruzi; penyebab penyakit chagas pada
anak-anak.
Entamoeba histolctica : hidup didalam usus halus manusia, penyebab penyakit
disentripenyebab penyakti disentri. Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan
piaraan
Trichomonas faetus : menyebabkan keguguran pada kambing
atau domba
Trypanosoma evansi : menyebabkan penyakit surra
pada kuda, anjing, dan onta.
Entamoeba gingivalis : hidup dirongga mulut, penyebab penyakit
gingivitis
Balantidium coli :hidup didalam usus tebal (kolon) manusia, penyebab
penyakit diare (balontidiosis)
Leishmania donovani : penyebab penyakit kala-azar pada manusia
Trichomonas vaginalis : penyebab penyakit gatal-gatal pada vagina
dan keputihan
Plasmadium sp : penyebab penyakit malaria. Hospes perantarannya adalah
nyamuk Anopheles betina.
Protozoa secara umum dapat
dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu “protos” artinya pertama dan “zoon” artinya
hewan. Jadi, protozoa adalah hewan
pertama.
Vakuola kontraktil pada anatomi protozoa
dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau
untuk mengatur tekanan osmosis.
Beberapa jenis
protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang
tersusun dari Si dan Ca. Beberapa
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk
kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton.
Protozoa dibedakan menurut alat gerak yang
dimilikinya yaitu Mastigophora berupa flagel (bulu cambuk), Ciliata berupa
silia (rambut getar), Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan Sarcodina berupa
pseudopodia (kaki semu).
Respirasi atau sistem pernapasan pada
protozoa ada yang aerob dan anaerob
Pencernaan pada Protozoa memiliki
beberapa tipe dan cara dalam mendapatkan nutrisi yaitu: hozoik, holofitik, dan
saprozoik
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi
secara aseksual dengan pembelahan biner. Sebagian lagi protozoa melakukan
reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan
penyatuan inti sel vegetative
Protozoa hidup di air atau
setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di
lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Protozoa, terbagi
menjadi 4 filum, yakni: Filum Rhizopoda (Sarcodina), Filum Fagellata
(Mastigophora), Filum Ciliata
(Cilliophora), dan Filum Sporozoa.
Peranan protozoa ada
yang menguntungkan dan merugikan.
I. Pilihan Ganda
Isilah soal dibawah dengan tanda silang (x)!
a.
Eukariotik
b.
Prokariotik
c.
Tunggal
d.
Ganda
e.
tidak bermembran
a. Plastid
b. Fukosatin
c. Fikoeritrin
d. Kitin
e. klorofil
3.
Rongga untuk mengeluarkan sisa
makanan cair yang dilakukan dengan berdenyut pada Paramecium disebut ….
a. Vakuola
b. vakuola makanan
c. vakuola berdenyut
d. nukula
e. nukleus
4.
Vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil
berfungsi untuk ….
a. Bernapas
b. peredaran darah
c. mengeluarkan sisa
makanan cair
d. berkembang biak
e. mengeluarkan sisa
makanan padat
5.
Tubuh yang tidak memiliki akar,
batang, dan daun sejati disebut ….
a. Talus
b. Kormus
c. Lumut
d. Algae
e. tumbuhan hijau
6.
Budi dan kawan-kawannya mengamati
sesuatu makhluk kecil yang bergerak-gerak, dengan ciri-ciri gerakan sangat
cepat, mempunyai bulu cambuk, dan hanya terdiri dari satu sel sehingga Budi dan
kawan-kawan berkesimpulan bahwa makhluk hidup kecil ini adalah ….
a. Ciliata
b. Sporozoa
c. Foraminifera
d. Rhizopoda
e. Flagellata
7.
Pembelahan inti yang membentuk massa
berinti banyak disebut …
a. Oogami
b. Isogamy
c. Sinoit
d. Singami
e. anisogami
8.
Kaki semu merupakan alat gerak
pada ….
a. Flagellata
b. Cilliata
c. Sporozoa
d. Rhizopoda
e. bulu getar
9.
Pada siang hari, di dalam kolam
air tawar yang juga ditumbuhi ganggang terdapat gelembung-gelembung yang
menempel di dinding kolam. Gelembung udara ini berisi gas ….
a. Nitrogen
b. Oksigen
c. karbon dioksida
d. karbon monoksida
e. amonia
a. Flagellata
b. Cilliata
c. Sporozoa
d. Rhizopoda
e. Vakuola
11. Contoh makhluk hidup
yang termasuk dalam sporozoa adalah ….
a. Trypanosoma
b. Euglena
c. Plasmodium
d. Paramecium
e. Focus
a. cara hidup
b. makanan
c. bentuk tubuh
d. alat gerak
e. habitat
13. Navicula termasuk
dalam ganggang ….
a. Chrysophyta
b. Chlorophyta
c. Phaeophyta
d. Cyanophyta
e. Rhodopyta
14. Dasar klasifikasi
ganggang adalah ….
a. hasil fotosintesis
dalam sel
b. bentuk selnya
c. cara berkembang
biaknya
d. kandungan pigmen
selnya
e. bentuk inti selnya
15. Protozoa yang tidak
mempunyai alat gerak adalah ….
a.
Rhizopoda
b.
Flagellata
c.
Sporozoa
d.
Cilliata
e.
Sacropoda
f.
II.
Uraian.
Jawablah dengan singkat dan jelas!
1.
Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Protozoa!
2.
Mengapa ganggang tidak termasuk dalam kingdom Plantae?
3.
Bagaimanakah cara berkembang biak jamur lendir?
4.
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibagi menjadi berapa kelas? Sebutkan!
5.
Apakah keuntungan Protista bagi manusia?
A
|
|
Acritarch
|
Fosil tertua yang diduga fosil protista
adalah objek dari zaman Prakambrium, yang artinya “tidak jelas asal usulnya”
|
Antorior
|
tubuh
bagian atas
|
Archaebacteria
|
bakteri purba
|
B
|
|
Bakteriofage
|
virus yang menginfeksi bakteri
|
Binomial
|
cara pemberian nama
pada organisme yang dibuat oleh Carl Van nomenclature Linne (Linnaeus) pada
abad 18. Setiap organisme mempunyai nama Latin. Penulisannya pada kata
pertama dimulai dengan huruf besar, menunjukkan genus dan yang kedua dimulai
dengan huruf kecil yang menunjukkan species
|
C
|
|
Chrysophyta
|
kelompok ganggang keemasan
|
Cilia
|
alat gerak pada Ciliata, disebut juga bulu getar
|
Ciliata
|
kelompok protozoa yang
mempunyai alat gerak berupa cilia
(bulu
getar) |
D
|
|
Determinasi
|
suatu pedoman yang
berisi dua sifat yang berbeda yang digunakan untuk mengidentifikasi makhluk
hidup sehingga dapat ditempatkan pada takson tertentu
|
Difflugia
|
Salah satu anggota dari Foraminifera dalam ordo Radiolaria, endapan cangkangnya sebagai bahan
dasar pembuatan alat gosok.
|
E
|
|
Eubacteria
|
bakteri sejati, bakteri pada umumnya
|
Euglenophyta
|
kelompok Flagellata yang memiliki kromatofora sehingga
memiliki sifat dapat melakukan fotosintetis
|
Eukariota
|
organisme yang
mempunyai sel-sel berisi nukleus dan dibatasi
membran |
F
|
|
Flagellata
|
Protozoa yang memiliki
alat gerak berupa flagel
|
H
|
|
Hipotesis
|
suatu saran
penyelesaian atas masalah ilmiah yang harus diuji dengan percobaan dan jika
terbukti tidak benar harus ditinggalkan
|
Holozoik
|
Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti
bakteri, alga, atau protozoa lain.
|
Holofitik
|
Protozoa yang memiliki kloroplas dan mampu berfotosintesis
seperti tumbuhan hijau.
|
L
|
|
Lichenes
|
asosiasi yang
mutualistik antara fungi dan alga
|
M
|
|
Mastigophora
|
Kelompok protozoa yang memiliki flagel
(bulu cambuk)
|
Metode ilmiah
|
: langkah-langkah yang
digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian
|
Morfologi
|
telah mengenai
struktur organisme
|
Multiseluler
|
organisme bersel
banyak
|
P
|
|
Parasit
|
organisme yang makan
di dalam atau pada oganisme hidup lain yang disebut inang
|
Pelliculus
|
kulit pada protozoa,
Protozoa dengan bentuk yang tetap
disebabkan telah memiliki pelliculus dan beberapa mempunyai cangkang
kapur, berbeda dengan protozoa yang memiliki bentuk tidak tetap, dia tidak
memiliki kulit dan tidak memiliki cangkang kapur.
|
Polutan
|
bahan yang menyebabkan polusi
|
Postorior
|
tubuh bagian bawah
|
Protozoa
|
filum yang terdiri
atas hewan bersel satu, seperti Amoeba dan Paramecium
|
Pseudopodia
|
alat gerak pada
Rhizopoda atau Sarcodina, pseupodia disebut juga
kaki semu |
R
|
|
Rhizopoda
|
kelompok Protozoa yang
tidak memiliki bentuk yang tetap dan mempunyai alat gerak berupa kaki semu
|
S
|
|
Saprofit
|
organisme yang makan
tumbuhan serta hewan yang mati dan membusuk sehingga terjadi penguraian
|
Saprozoik
|
protozoa yang memakan bahan organik dari sisa-sisa tumbuhan
atau hewan
|
Sarcodina
|
Kelompok protozoa yang
memiliki pseudopodia (kaki semu)
|
Septa
|
sekat yang terdapat di
dalam hifa
|
Sporozoa
|
Kelompok protozoa yang tidak memiliki alat
gerak
|
Sporozoit
|
Tropozoit didalam sel darah merah
Cangkang pada Dinoflagellata (ada dalam kelas Euglenoida) yang biasanya
mempunyai sebuah alur, mereka mempunyai dua flagella
|
Sulkus (sulcu)
|
Salah satu reproduksi secara aseksual dengan, yaitu pembelahan diri
yang berlangsung di dalam tubuh inang tetap
|
Sporogoni
|
pembentukan spora yang terjadi pada inang
sementara (hospes intermediet)
|
T
|
|
Takson
|
unit yang menempatkan
makhluk hidup pada suatu kelompok atau tingkatan
|
Taksonomi
|
klasifikasi organisme
hidup
|
Trophozoite
|
Protozoa yang dapat berada dalam bentuk
vegetatif
|
U
|
|
Uniseluler
|
organisme satu sel
|
V
|
|
Variabel
|
faktor-faktor yang berpengaruh
dalam suatu penelitian
|
Virion
|
partikel virus yang
lengkap, terdiri atas bahan genetik (DNA atau RNA) yang dikelilingi selubung protein (dan terkadang
juga ada bahan-bahan lain)
|
Virus
|
partikel hidup paling
kecil yang berdiameter antara 1,025 sampai 0,25 mikron
|
Z
|
|
Zooplankton
|
hewan mikroskopik yang
mengambang di atas permukaan air danau dan laut
|
Campbell, N. A., J. B. Reece, & L. G.
Mitcheel. Biologi Edisi Kelima Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
2005
Romimohtarto, Kasijan
dkk. Biologi laut iIlmu Pengetahuan tetang Biota Laut. Jakarta:
Djambatan. 2007
Rusyana, Drs. Adun,
M.Pd. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Jakarta: PT. Alfabeta.
2011
IPA-Biologi Bilingual kelas VII,
Penerbit Yrama Widya.
Seri IPA Biologi kelas VII,
Penerbit Yudhistira.
No comments:
Post a Comment