LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI Bioteknologi Produksi Makanan Tradisional Pembuatan Yoghurt Mengetahui Kualitas Hasil Pembuatan Yoghurt Berdasarkan Jenis Starter Yoghurt


BIOTEKNOLOGI PRODUKSI MAKANAN TRADISIONAL
PEMBUATAN YOGHURT
Mengetahui Kualitas Hasil Pembuatan Tempe Berdasarkan Jenis Starter Yoghurt

A.      Tujuan
1.      Mengetahui perbedaan kualitas yoghurt yang dibuat dari susu UHT dan susu kental manis.
2.      Menentukan variabel, rumusan masalah, dan hipotesis  yang terlibat dalam percobaan

B.       Dasar Teori
                 Industri makanan yang difermentasikan dari zaman dahulu sampai sekarang telah mengalami perubahan standar prosedur untuk mendapatkan produk yang diharapkan. Namun pada umumnya industri bioteknologi fermentasi makanan masih diproduksi dalam skala kecil di industri rumah tangga. Biasanya kondisi lingkungan dalam proses fermentasi tidak disterilkan dari berbagai jenis mikroba lainnya. Media yang digunakan sebagai substrat mikroba yang ditumbuhkan, tidaklah bersifat steril. Proses dilakukan pada wadah yang terbuka dan diopersionalkan secara manual. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu yang lama, sehingga tingkat kontaminasi sering terjadi. Pada akhirnya produk fermentrasi bervariasi menghasilkan cita rasa yang berbeda-beda. Cita rasa dari mikroba lain memunkinkan terbentuknya senyawa kimia yang tidak diharapkan, sehingga tingkat keamanan dari produk fermentasi diragukan. Industri inilah yang masih didasari pada prosedur lama, sehingga dapat dikatakan sebagai bioteknologi tradisional.
                 Di Indonesia yang merupakan negara berkembang, produk-produk dengan olahan lama masih diminati masyarakat, seperti tempe, oncom, tauco, yoghurt, dan tapai. Besarnya minat masyarakat didasari pada cita rasa yang unik pada tiap produknya. Selain itu, produk ini sangatlah murah dengan kadar nutrisi yang tinggi, setara dengan produk makanan yang bernilai tinggi. Sehingga pemenuhan nutrisi pada masyarakat menengah ke bawah dapat tercukupi.
                 Susu merupakan substrat yang paling baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Susu memiliki kadar air yang tinggi, pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
                 Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasikan susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam pembuatan proses yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman penyegar.
                 Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas baik diperlukan susu yang mempunyai kualitas yang baik pula. Susu yang berkualitas baik ini berasal dari hewan yang sehat, mempunyai bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selain itu kualitas yoghurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi.

C.       Variabel, Rumusan Masalah, dan Hipotesis
1.      Variabel
Variabel bebas
:
Jenis susu
Variabel terikat
:
Kualitas (rasa, tekstur, aroma)
Variabel kontrol
:
Jenis starter, jumlah susu, jumlah yoghurt, suhu, dan wadah penyimpan.

2.      Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh jenis susu yang digunakan terhadap kualitas yoghurt yang dihasilkan?

3.      Hipotesis
H0
:
Tidak ada pengaruh jenis susu yang digunakan terhadap kualitas yoghurt yang dihasilkan
H1
:
Ada pengaruh jenis susu yang digunakan terhadap kualitas yoghurt yang dihasilkan

D.      Alat dan Bahan
1.      Teko listrik
9. tissue
2.      Panci bertutup
10. inkubator penghangat
3.      Sendok pengaduk
11. lampu penghangat inkubator
4.      Gelas pengukur 100 mL
12. terminal listrik
5.      Termometer
13. corong
6.      Susu UHT
7.      Susu kental Manis

8.      Yoghurt sebagai starter


E.     Prosedur kerja
No.
Prosedur kerja
Gambar
1.
Masukkan susu ke dalam teko listrik
2.
Hubungkan teko tersebut dengan aliran listrik. Hangatkan susu hingga 70o C sambil terus diaduk
3.
Tuang susu dari teko listrik ke dalam panci
4.
dinginkan sampai pada suhu 40o C
5.
Ukur starter yoghurt menggunakan gelas ukur
6.
Masukkan starter yoghurt ke dalam susu hangat 40oC
7.
Aduk hingga rata
8.
Simpan di inkubator


F.      Hasil Pengamatan
Karakteristik
Susu UHT
Susu Kental Manis
Rasa Yoghurt
Asam agak Pahit
Asam
Tekstur
Lembut
Lembut
Warna
Putih
Putih
Kekentalan
Sedang
Sedang

G.    Pembahasan
Dalam proses fermentasi susu dalam pembuatan Yoghurt digunakan bakteri fermentan penghasil asam laktat, terdiri dari Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bakteri tersebut berperan sebagai pembentuk asam, sehingga terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas. Asam yang terbentuk menyebabkan penggumpalan protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt. Bakteri asam laktat juga dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk susu, sehingga yoghurt lebih tahan lama selama masa penyimpanan dibandingkan susu.
Dalam praktikum ini yang pertama dilakukan yaitu memanaskan susu hingga terlebih dahulu hingga suhu mencapai 70oC, tujuannya yaitu untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti Mycobacterium tubercolis, micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri stater. Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup padat. Suhu pemanasan tidak boleh melebihi 70oC karena akan mengakibatkan rusaknya kandungan protein pada susu.
Lalu kemudian setalah susu ditiriskan hingga suhu sekitar 40oC barulah starter ditambahkan sekitar 2-3% dari susu, penambahan starter dilakukan pada suhu ini untuk mendapatkan suhu optimum bagi bakteri, starter yang digunakan dalam praktikum ini yaitu yoghurt “biokul” dimana yoghurt ini memiliki rasa yang cukup asam dan kekentalannya sedang (tidak terlalu kental).
Susu yang telah ditambahkan starter kemudian diinkubasi, suhu inkubasi yang digunakan bisa pada suhu 37oC selama 24 jam atau dalam incubator dengan suhu 45oC selama 4-6 jam, Inkubasi dihentikan bila telah tercapai keasaman 4-4,5. Setelah pemeraman ini biasanya yoghurt bisa langsung dikonsumsi sebagai plain yoghurt.
Yoghurt yang telah didiamkan selama kurang lebih 8 jam kemudian dimasukan ke dalam kulkas agar lebih awet. Dari hasil pembuatan yoghurt yang dilakukan didapatkan dua jenis yoghurt berbeda berdasarkan jenis susunya (kental manis dan UHT) , dari hasil percobaan susu yang menghasilkan yoghurt lebih enak yaitu yoghurt dengan menggunakan susu kental manis dibandingkan dengan susu UHT. Hal in bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu  rasa dari susu kental manis yang sudah manis menyebabkan yoghurt yang dihasilkan memiliki rasa yang pas, sedangkan yoghurt dengan jenis susu UHT menghasilkan rasa yang asam akan tetapi agak sedikit pahit. Dari segi kekentalan dan tekstur yoghurt yang dihasilkan dari kedua jenis susu memiliki tingkat kekentalan sedang sesuai dengan starter yang digunakan dan tekstur yang lembut.

H.    Kesimpulan
1.      Yoghurt yang menggunakan jenis susu kental manis menghasilkan yoghurt yang memiliki rasa asam dan lebih enak dibandingkan dengan yoghurt yang menggunakan susu UHT.
2.      Kekentalan, tekstur dan warna yoghurt yang dihasilkan dari jenis susu UHT dan susu kental manis menghasilkan kekentalan yang sedang, tekstur lembut dan berwarna putih.


I.       Daftar Pustaka
Nengsih, Juanengsih. dkk. 2012. Bioteknologi. Jakarta: UIN Press. 

No comments:

Post a Comment