PERANAN IMAJINASI DAN INTUISI DALAM ENTREPRENEUR

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberi nikmat kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah pada mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “Peranan Imajinasi dan Intuisi dalam Entrepreneur”.
Solawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya hingga menemukan jalan yang terang dan diridhoi Allah, yaitu jalan Islam.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Zen selaku pembimbing kami dalam matakuliah Kewirausahaan dan kepada segenap pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami susun ini. Oleh sebab itu, kami menghimpun segenap kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi para pembaca dan kami khususnya.

                                                                                                   Ciputat, September 2015

                                                                                                                Penulis



                                                                          


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ..............................................................................................................1
1.3.Tujuan ................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Rasa Bawah Sadar dan Imajinasi …………………………………………………...……
2.2. Intuisi dan Kondisi yang Mendorong Proses Bawah Sadar .............................................
2.3. Peranan Intuisi dan Imajinasi dalam Berwirausaha .........................................................
2.4. Cara Berpikir Kreatif dan Inovatif ...................................................................................

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................
3.2. Saran ..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaaan, salah satunya adalah kekayaan kewirausahaan. Banyak sekali berbagai jenis wirausaha yang telah tercipta dan berkembang dengan memperoleh keuntungan yeng besar. Oleh karena itu seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship selalu memanfaatkan apa yang apa yang ada di kebudayaan iniuntuk dijadikan peluang bisnis.
Imajinasi dan intuisi adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi dengan imajinasi dan intuisi dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru, sehingga seorang wirausaaha dituntut agar selalu memiliki ide-ide baru.
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, salah satunya adalah mengumpulkan berbagai sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Bagi seorang wirausahawan, penggunaan imajinasi dan intuisi akan sangat membantu kemajuan usahanya, Dengan adanya pengalaman, ada data, mau berfikir, senang ada tantangan, akan memaksa seseorang meningkatkna daya intuisinya.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara imajinatif. Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam berwirausaha menuntut wirausahawan untuk lebih imajinatif dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan tanpa batas.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan imajinasi dan intusi dalam kewirausahaan?
2.      Hal apasajakah yang dapat mendorong proses bawah sadar dalam dunia berbisinis?
3.      Apa peranan imajinasi dan intuisi dalam berwirausaha?
4.      Bagaimana cara berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan wirausaha?

1.3  Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan/Entrepeneurship.
2.      Menekankan pengetahuan tentang pentingnya peran imajinasi dan intusi dalam berwirausaha.
3.      Memberikan motivasi pada mahasiswa agar mempunyai jiwa kewirausahaan.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Rasa Bawah Sadar dan Imajinasi
Rasa bawah sadar atau yang sering kita sebut sebagai alam bawah sadar adalah bagian dari pikiran kita yang memproses imajinasi, intuisi (pengetahuan tanpa belajar), gudang kreativitas, serta mengetahui penyebab dan solusi bagi masalah pribadi kita. Proses mental bawah sadar sangat besar artinya dalam membangun melaksanakan tugas sehari-hari. Banyak ide berasal dari mental bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya.
Dalam sebuah karya berjudul Artistik Research Tools for Scientific Minds yang ditulis oleh Prof. George W. Landd, mengemukakan suatu uraian dan pemikiran menarik melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi akan sangat membantu kemajuan usahanya.
Imajinasi adalah proses kognitif yang merupakan kompleks kegiatan mental dimana unsur-unsur dalam kegiatan mental tersebut lepas dari sensasi indrawi. Imajinasi melibatkan sintetis yang memadukan aspek-aspek dari ingatan, kenangan atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda dari masa lalu atau menjadi realitas baru dimasa sekarang, atau bahkan antisipasi realitas di masa yang akan datang. Imajinasi umumnya dianggap sebagai salah satu dari "fungsi mental yang lebih tinggi," yang sering diasosiakan juga dengan fantasi, angan-angan, atau bentuk pemecahan masalah secara orisinal yang berbeda dari biasanya. Imajinasi umumnya sering dianggap sebagai dasar dari ekspresi artistik, dan daya kreatifitas sebagai fungsi mental yang lebih tinggi.[1]
Para ahli ilmu jiwa mengemukakan banyak macam imajinasi. Lamunan dan impian adalah salah satu bentuk imajinasi yang pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains dikatakan sebagai produktif atau imajinasi yang kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru ini bisa berbentuk benda, konsep, idea atau model. Imajinasi seseorang adalah batasan dunianya nyata orang tersebut. Imajinasi tidak mengenal batas, dan apapun yang ditangkap oleh pikiran dan diyakini, akan dapat terwujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif membantu seseorang untuk mengeksplorasi piliha-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali scenario dan peluang hasilnya. 
Strategi Mengejar Imajinasi
Semua orang menerima anugerah yang namanya imajinasi itu pada tingkatan yang berbeda-beda. Memang, tidak semua orang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membuat karya seni yang luar biasa atau menciptakan penemuan ilmiah. Akan tetapi, kita semua jelas sekali mampu meningkatkan imajinasi yang kita miliki hingga pada tingkatan yang memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi diri kita masing-masing.
Menjadi imajinatif adalah bagian dari kreatif dalam pendekatan untuk pengambilan keputusan. Ini adalah bentuk pemikiran holistik yang dapat digunakan untuk berinovasi dan menemukan solusi. Kita dapat menggunakannya untuk mengejutkan kompetisi, untuk memanfaatkan hal yang tak terduga, untuk menciptakan produk baru atau jasa, atau untuk memecahkan masalah secara kreatif. Seseorang yang berimajinasi dapat : mengingat peristiwa dengan mudah dan visual meramalkan apa yang akan terjadi sebelum suatu peristiwa sebenarnya terjadi menjadi kreatif artistik, secara mekanis atau secara lisan Semua elemen ini berkontribusi dalam proses berfikir kreatif.
Ada berbagai kemampuan imajinatif yang dapat digunakan oleh pemikir kreatif:
1)      Mengingat (Recalling) : untuk mengingat sesuatu kembali ke pikiran yang sebenarnya, yang tidak terjadi pada waktu itu.
2)      Visualising: untuk membentuk sebuah gambaran dalam pikiran dari sesuatu yang tidak berpengalaman, seperti berjalan di sebuah pantai atau jauh bulan.
3)      Menciptakan (Creating): untuk dapat untuk membentuk gambaran dari sesuatu yang tidak terjadi saat ini.
4)      Meramalkan (Foreseeing) : untuk dapat melihat perkembangan atau hasil sebelum itu benar-benar terjadi atau terjadi.
5)      Fantasi: mampu menciptakan sesuatu unreal dengan mengubah atau menggabungkan unsur-unsur realitas tanpa ada kendala yang logis.[2]

2.2  Intuisi dan Kondisi yang Mendorong Proses Bawah Sadar
Istilah-istilah suddenness, tidak diperhitungkan keanehan, gembira, inspirasi adalah terminology yang di pakai untuk menyatakan itu sebagai intuisi. Dalam istilah filosofi, intuisi didefinisikan sebagai berikut :
"Pengetahuan mendadak yang diperoleh tanpa sadar". Dalam ilmu pengetahuan, intuisi adalah pengertian yang diperoleh mendadak tentang kebenaran. It is"Knowing Why I Know."[3]
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan diluar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, didalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam jajaran puncak bisnis atau kaum eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indera keenam dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya menegaskan bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam kehidupan keseharian mereka, halmana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu bentuk kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang, intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil.
Dibawah ini adalah beberapa stategi mempertajam intuisi
1.    Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin
Bayangkan diri kita berada dalam posisi orang lain atau dengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Lebih baik lagi kalau kita menerima keluhan-keluhan dan memberikan pertolongan dengan memberikan solusi-solusi, bukan hanya memonitor dan membanding-bandingkan.
2.    Biarkan diri Anda merasa takut dan mengalirlah melewatinya
Kita harus menyesuaikan diri dengannya dan menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh. Ketakutan akan menghalangi intuisi, namun ketika dihalangi intuisi akan menjadi lebih kuat dengan mengadakan pembalasan. Membiarkan diri Anda untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu berarti mengajar Anda untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih bertempur melawannya.
3.    Membaca Getaran Emosi Orang Lain
Ketika kita terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka. Apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia, penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih? Semakin banyak kita berhubungan dengan emosi orang lain, semakin dalam pemahaman akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi akan berfungsi. Getar-getar intuisi dan ide-ide abstrak datang dari tempat yang sama di dalam diri kita di mana emosi terbentuk.
4.    Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgments)
Ketika menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri sendiri, itu bukan intuisi tapi energi negatif yang menghalangi intuisi. Ketika hati kita menghakimi, “Itu tidak akan pernah berhasil”, maka bertanyalah pada diri sendiri; “Ide manakah yang akan berhasil?” atau “Ide manakah yang lebih baik.?” Begitu mulai menanyakan pertanyaan positif, maka pikiran alam bawah sadar Anda akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.
5.    Temukan keheningan
Cara terbaik adalah meditasi. Jadwalkan sedikitnya tiga puluh menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran untuk merenung dan tafakur. Ambil kesempatan untuk duduk sendirian bersama pemikiran-pemikiran Anda, perasaan, dan penggambaran-penggambaran. Belajar untuk mendengarkan diri di dalam keheningan akan mengantarkan kita kepada mendengarkan suara bagian dalam diri ketika sedang bersama orang lain dan pekerjaan, dan akan membimbing untuk menangkap ide-ide intuitif yang benar dan tangguh di saat Anda memerlukannya.
6.    Latih Kekuatan Pertanyaan
Ingin sebuah kehidupan yang lebih baik? Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memberdayakan, menggairahkan, mengispirasikan. Pertanyaan yang baik akan membawa anda menuju arah yang benar dalam proses kehidupan.[4]

Kondisi-kondisi yang Mendorong Proses Bawah Sadar
Menurut Freud, pikiran manusia diibaratkan gunung es yang ada dilautan. Kira-kira hanya 1/8 gunung es yang muncul di permukaan air, dan sisanya berada dibawah air. Demikian pula halnya dengan pikiran sadar Anda hanya sebagian kecil proses mental yang Anda sadari, dan sebagian besar berada dibawah alam sadar. Sebagai calon wirausaha yang sukses Anda harus lebih banyak menggali potensi-potensi yang terpendam dalam pikiran alam bawah sadar untuk merubah kehidupan Anda. Namun harus Anda ingat bahwa Anda juga harus mengembangkan rasa sadar Anda, agar pada saat ide bawah sadar muncul Anda tidak akan lupa dengan ide tersebut.
Prof. George W.Ladd menguraikan factor-faktor atau kondisi yang mendorong bekerjanya proses bawah sadar menjadi sangat produktif. Kondisi-kondisi tersebut adalah:
a.       Doubt
Jika anda ragu tentang sesuatu pikiran, atau pemecahan masalah dengan cara konvensional, maka rasa bawah sadar anda akan membantu menciptakan ide pemecahanya.
b.       Venturesome Attitude (Sikap Berani)
Anda tidak akan pernah melakukan sesuatu jika Anda takut terlebih dahulu kalau-kalau berbuat salah. Kesalahan itu hal biasa, tetapi berani mencoba merupakan hal yang luar biasa. Menurut Carol Kesney Goman (1991:12) cara untuk mempercepat keberhasilan dengan melipat gandakan kegagalan, mereka yang akrab dengan kegagalan akan semakin mudah menemukan kreatifitas dan keuntungan.
c.        Bermacam-macam pengalaman, Memories, dan Interest
Bermacam-macam pengalaman, memories, dan interest yang anda miliki akan sangat membantu memanfaatkan rasa bawah sadar anda. Dengan demikian anda akan dapat membuat jalinan hubungan benda atau masalah yang anda hadapi.
Menurut ahli jiwa bernama Raaheim menyatakan, "Jika lebih banyak pengalaman yang anda miliki, maka lebih banyak problem ingin anda hadapi, dan lebih banyak problem itu anda pecahkan.
d.       Persiapan Yang Sempurna dan Sungguh-sungguh .
Dengan adanya persiapan yang sungguh-sungguh dan merenungi masalahnya dengan jelas, maka rasa bawah sadar anda akan membantu mengeluarkan ide yang bermanfaat.
e.        Menyerah Sementara
Jika kita tidak biasa memecahkan suatu masalah, adakalanya kita menyerah sementara, kemudian muncul ide baru setelah mendiamkanya sejenak.
f.         Relaxion (Istirahat/Santai)
Proses bawah sadar seseorang ada yang aktif pada malam hari, dan orang ini akan bangun tengah malam dengan ide cemerlang, atau idenya akan muncul setelah jalan di pagi hari, ada juga orang yang senang berbaring setengah tidur untuk mendapatkan intuisi.
g.       Writing(Menulis Kembali)
J. Z Young menyatakan dalam bukunya Doubt and Certainty in Scienci, bahwa intuisinya banyak muncul apabila ia menulis. Pada waktu ia menulis, dia hanya tahu kalimat pertama saja dan samar-samar pikiranya, dan ia tidak tahu apa kalimat selanjutnya. Tapi bila ia mulai, maka intuisinya muncul terus menerus, dan selesailah pekerjaan menulisnya.
h.       Sharing(Bertukar Pikiran)
Salah satu perbedaan antara writing dengan diskusi adalah menulis salah satu bentuk berdiskusi dengan diri sendiri.
i.         Bebas dari kebingungan/Kekacauan
Salah satu hal yang dapat mengganggu rasa bawah sadar ialah banyaknya gangguan/ interupsi. Anda tidak akan mempunyai banyak rasa bawah sadar jika anda banyak di ganggu dan tugas anda banyak sekali silih berganti.
j.        Batas Waktu (Deadlines)
Dengan mendekatnya batas waktu maka mendorong bawah sadarnya bekerja lebih giat, batas waktu itu bias di ukur dengan hari, minggu, ataupun bulan, tergantung pada waktu keseluruhan yang di sediakan.
k.       Tension(Keterlibatan yang dalam
Prof. Ladd menjelaskan bahwa keterlibatan kita yang sangat dalam pada satu persoalan, di tambah lagi dengan rasa ingin tahu yang sangat besar dapat mendorong bawah sadar kita. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan tension estetik dan mampu mendorong munculnya intuisi adalah : curiosity, yang dikatakan sebagai komponen estetik, estetik tension akan diciptakan melalui pola fakta yang tidak sempurna atau tidak terstruktur. Bila kita melihat fakta yang teratur dan sempurna, maka dalam hal ini tidak ada tension .
Keinginan untuk memecahakan masalah adalah ego, apabila kita mampu memecahkan suatu persoalan, maka kita akan memperoleh perasaan mastery pada diri kita. Keinginan untuk memecahkan persoalan biasa pula timbul dari perasaan frustasi, karena kita merasa belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan terhadap suatu pertanyaan. Kita merasa masih gatal, karena jawaban kita itu belum lengkap.
Sehingga menurut Prof. Ladd menyatakan bahwa tidak aka nada gunanya anda mempunyai banyak rasa bawah sadar, bila rasa sadar anda gagal menangkap hasil bawah sadar. Intuisi sering kali muncul pada ujung bawah sadar, dan anda harus menangkapnya sebelum ia hilang.[5]

2.3  Peranan Intuisi dan Imajinasi dalam Berwirausaha
Seorang wirausahawan pasti mempunyai daya kreativitas tinggi. Untuk mengembangkan kreativitas kita dapat memulainya dengan kebiasan pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang baru yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tak terduga. Asosiasi bebas, imajinasi dan intuisi adalah ciri dari berpikir kreatif. Semua aktivitas mental ini perlu kita perhatikan untuk melatih diri berpikir kreatif. Kita bisa lihat para ilmuwan seperti Einstein yang mengandalkan intuisi dalam menemukan teori relativitasnya. Setiap hal yang tidak terduga, dapat kita hubungkan, sehingga otak akan membangun pola untuk menghasilkan gagasan baru. Dengan semua aktivitas mental ini, kita bisa melatih diri untuk berpikir kreatif sehingga kita bisa memaksimalkan potensi otak untuk mengembangkan kreativitas.[6]
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara, baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha "look at old and think something new or different".  Sukses kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new way).[7]
Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam. Proses inovasi di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat di pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu.[8]
Pada dasarnya setiap manusia telah dibekali Tuhan dengan kreativitas, namun yang membedakannya adalah kadar kreativitas itu sendiri. Dengan kreativitas yang kita miliki sebenarnya kita bisa memikirkan dan membuat hal-hal baru, yang mengagumkan dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Manusia diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan kemauan dan usahanya sendiri, tanpa pengaruh dari orang lain, sehingga menjadikan kreativitasnya menjadi sebuah ide yang orisinil sebagai hasil pemikiran kreatifnya.
Manusia bisa menjadikan hidupnya lebih baik dengan kreativitas yang dimilikinya, karena kreativitas sebenarnya adalah proses mengembangkan otak kanan manusia. Setiap manusia telah dianugrahi otak kanan yang dapat dikembangkan dengan pemikiran-pemikiran kreatif, jadi mustahil jika ada orang yang tidak bisa kreatif. Namun masalahnya adalah apakah kita sudah mengembangkan diri kita untuk berpikir kreatif, dan apakah kita sudah melatih kreativitas yang sudah ada pada diri kita untuk menjadi manusia yang penuh ide yang luar biasa. Walaupun kita memiliki kesempatan yang sama tapi ternyata itu tidak menjadi jaminan bahwa kita semua kreatif. Kreativitas tergantung pada diri kita sendiri, bukan tergantung pada orang lain, karena kreativitas adalah ide orisinil yang uncul dari diri seseorang berdasarkan pandangan dan pendapatnya terhadap sesuatu.
Pada kenyataannya, tidak semua orang menjadi orang-orang kreatif, meskipun semua kita terlahir dengan kreativitas. Yang menjadi persoalan adalah belum semua orang bisa mengembangkan kreativitas yang sudah ada dalam dirinya secara maksimal. Selain itu ini juga dipengaaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan belahan otaknya. Kreativitas cenderung adalah pengembangkan potensi otak kanan. Dengan mengembangkan dan melatih otak kanannya seseorang bisa berpikir kreatif sehingga menciptakan suatu kreativitas. Namun sebaliknya, ada orang yang cenderung melatih otak kirinya, sehingga mereka lebih mengarah pada berpikir kritis. Terlepas dari kecenderungan tersebut, dengan kesempatan yang sama pada intinya semua orang bisa menjadi kreatif, tapi tergantung bagaimana ia melatih kreativitas tersebut. Orang-orang yang kreatif adalah orang-orang yang mau menggunakan, melatih otak mereka, imajinasi mereka, memikirkan ide-ide baru, sehingga melahirkan suatu kreativitas.
Sebagai sebuah anugerah, otak kita adalah sesuatu yang sangat berharga, tugas kita adalah menjaganya, memanfaatkan dan melatih dengan baik, agar otak kita melahirkan kreativitas yang membantu kita untuk menjalankan kehidupan di muka bumi Allah ini.  Namun tentu kreativitas tidak muncul dan berkembang begitu saja tanpa usaha kita. Karena itu kita perlu melatih dan mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita, karena kreativitas tergantung pada diri kita sendiri.[9]
Mengingat begitu pentingnya melatih dan mengembangkan kreativitas, sering dipertanyakan, apakah kemampuan itu merupakan bakat bawaan ataukah sesuatu yang bisa dikembangkan, sehingga siapapun bisa menjadi seorang wirausahawan sukses?
Banyak ahli yang mengatakan, sebetulnya kreativitas bisa dikembangkan. Untuk mengembangkan kreativitas wirausahawan, antara lain bisa dilakukan dengan cara:
Pertama, mengembangkan daya visi yaitu mengembangkan kemampuan seorang wirausaha, untuk membayangkan apa yang akan terjadi dan akan dihadapi di masa yang akan datang. Jika dia bergerak di bidang usaha mie ayam misalnya, membayangkan bagaimana kecenderungan selera konsumen di masa depan; bagaimana kondisi persaingan di masa itu, dan sebagainya. Contohnya, dengan makin berkembangnya selera konsumen, maka pengusaha mie secara kreatif menciptakan aneka rasa mie ayam, dengan penyajian yang lebih menarik. Atau, membuat kemasan praktis, untuk melayani konsumen yang sibuk, dan seterusnya.
Kedua, mengembangkan kemampuan yaitu bagaimana mengembangkan kemampuan untuk mewujudkan kebutuhan konsumen, ke dalam bentuk barang atau jasa yang diinginkan. Misalnya, adalah memenuhi kebutuhan konsumen terhadap makanan serba praktis untuk dinikmati di mana saja. Atau menjawab kebutuhan konsumen terhadap jajanan pasar yang lezat, sehat dan bergizi tinggi, dan seterusnya.
Ketiga, mengembangkan daya intuisi yang dapat dimanfaatkan oleh seorang wirausaha untuk mengambil keputusan saat diperlukan, tetapi dengan tidak mengabaikan pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pada saat memutuskan untuk memilih lokasi usaha dan jenis usaha yang akan ditekuni.
Keempat, mengembangkan daya imajinasi dalam memberikan gagasan kepada seorang wirausaha, untuk membayangkan tentang suatu hal yang tidak pernah ada sebelumnya, atau belum pernah dilihatnya. Contohnya, gagasan membuat pesawat terbang, kapal selam dan mendarat di bulan, diawali oleh imajinasi manusia untuk dapat terbang seperti burung, hidup di dalam air seperti ikan, dan hidup di bulan. Gagasan untuk menciptakan alat sederhana pemipil jagung misalnya, adalah juga hasil karya imajinasi petani yang menginginkan sebuah alat untuk merontokkan yang murah, mudah dibuat sendiri, mudah digunakan, tidak perlu bahan bakar minyak, mudah dan praktis disimpan, dan tidak memerlukan perawatan.
Kelima, mengembangkan daya berfikir lateral yaitu cara otak mengolah informasi yang terbatas, sehingga menghasilkan sejumlah gagasan baru. Berpikir lateral berbeda dengan berpikir vertikal (lurus) yang biasa diajarkan di sekolah.
Apabila di dalam berpikir vertikal orang dituntut untuk bergerak maju dengan langkah-langkah yang urut, logis, matematis dan berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), maka di dalam berpikir lateral orang diajarkan untuk berpikir melompat-lompat, tetapi buah pemikirannya membentuk satu kesatuan yang runtun dan tidak kabur maknanya. Seorang wirausaha yang berpikir vertikal akan melihat suatu hambatan sebagai suatu hambatan dan dia akan berhenti. Tetapi seorang wirausaha yang berpikir lateral akan melihat hambatan sebagai peluang.[10]

2.4  Cara Berpikir Kreatif dan Inovatif
Menurut Thomas Zimmerer (2009), kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreatifitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. ada tujuh langkah (tahap) berpikir kreatif dalam konteks kewirausahaan, yaitu:
1.      Persiapan (Preparation)
2.      Penyelidikan (Investigation)
3.      Transformasi (Transpormation)
4.      Penetasan (Incubation)
5.      Penerangan (Illumination)
6.      Pengujian (Verification)
7.      Implementasi (Implementation)
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara  riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk  mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
a.       Melakukan proses/ teknik baru (the new technic)
b.      Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c.       Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d.      Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
e.       Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Menciptakan produk dan cara baru merupakan bagian dari Kreatifitas manusia yang menuntut keuletan dan daya cipta yang tinggi untuk melahirkan ide-ide mencari peluang bagi pengembangan ide tersebut. Dengan demikian menjadi seorang wirausahawan harus memilki Kreatifitas dan keberanian untuk tidak bergantung kepada orang lain, keberanian mengahadapi kondisi dan situasi di sekitarnya, penuh rasa optimis akan keberhasilan ide-ide yang diciptakannya. Karena tidak bergantung kepada orang lain maka wirausahawan harus selalu berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhannya dengan menciptakan lapangan kerja yang baru, mencari peluang untuk produk yang dihasilkannya. Ia harus berkeyakinan bahwa orang yang ingin maju dan berhasil harus mempunyai daya kreasi yang tinggi serta imajinasi yang hidup, kemauan yang keras sebagai pendukungnya.
Cara Meningkatkan Kreatifitas
Pemikiran kreatif dan pengembangan ide memang tidak mudah. Tetapi Zimmerer (2009) menegaskan bahwa kreatifitas dapat diajarkan dan kreatifitas individual dapat ditingkatkan. Caranya? Ia menguraikan 11 cara untuk meningkatkan kreatifitas individual yaitu:
1.      Beri kesempatan diri Anda menjadi kreatif.
Berani untuk berpikir kreatif tanpa takut dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya lahir dari hal-hal yang mungkin dianggap bodoh dan tak berarti.
2.      Beri pikiran Anda masukan segar setiap hari.
Agar kreatif, otak perlu distimulasi dengan hal-hal baru yang variatif. Mendengarkan radio dan berganti-ganti setiap hari, mendengarkan beraneka ragam jenis musik atau melakukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
3.      Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya, terutama yang berada dalam pasar yang benar-benar berbeda.
Tidak ada salahnya meminjam ide perusahaan lain, kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang brilian.
4.      Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan.
Orang bijak mengatakan agar kita selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif mengatakan kita dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita buat. Kisah Charles Goodyear menunjukkan hal tersebut. Setelah bekerja selama lima tahun untuk memformulasikan kombinasi karet, belerang dan timah putih, pada malam yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja Charles menumpahkan sedikit campuran tersebut pada kompor kerjanya. Campuran tersebut meleleh membentuk senyawa baru yang selama ini dicari-cari!
5.      Bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide Anda.
Ide-ide kreatif kadang muncul tanpa disengaja dan di waktu yang tak terduga. Daripada cepat terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide-ide yang mungkin akan muncul tiba-tiba.
6.      Dengarkan orang lain.
Ide tidak selalu datang dari diri kita sendiri. Ide dapat datang dari orang lain atau bahkan kompetitor kita sendiri. Jadi selalu dengarkan orang lain karena mungkin ia akan menghadirkan ide cemerlang buat kita.
7.      Dengarkan apa kata pelanggan.
Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya. Mereka mengkonsumsi produk kita dan sekaligus menjadi sumber ide yang tiada habisnya.
8.      Berbicara dengan anak kecil.
Anak-anak tidak membatasi pemikiran mereka. Mereka begitu bebas mengungkapkan kreatifitas mereka tanpa batas. Mereka dapat menjadi sumber ide yang berharga.
9.      Simpan kotak mainan di kantor Anda.
Mainan-mainan kecil seperti yoyo, gasing dan lain-lain dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika sedang bingung, Anda dapat mengambil satu dan memikirkan bagaimana benda tersebut berkaitan dengan masalah Anda.
10.  Baca buku mengenai cara merangsang kreatifitas dan mengambil kursus kreatifitas
Memahami prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat membantu meningkatkan kemampuan kreatif kita.
11.  Luangkan waktu Anda.
Sesekali luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru bisa muncul ketika otak kita tidak dalam keadaan tegang.
Cara meningkatkan Kreatifitas dalam berwirausaha adalah dengan mengubah cara berpikir dan proses bertindak. Walaupun demikian, berbagai riset telah dilakukan untuk mencari cara-cara meningkatkan Kreatifitas dalam proses pemecahan masalah, yaitu :
Ø  Perumusan  masalah secara kreatif, adalah usaha yang dilakukan untuk menghindar dari perumusan masalah yang sudah jelas. Tapi coba berpikir secara divergen dan bukan konvergen dengan melontarkan pertanyaan baru maupun mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda agar memperoleh kemungkinan baru.
Ø  Bertanya, Intinya adalah dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar terciptanya solusi yang kreatif. Untuk membangkitkan sikap bertanya adalah dengan melontarkan pertanyaan, tanpa perlu khawatir apakah pertanyaan yang kita ajukan salah atau karena pertanyaan tersebut orang lain menganggap kita bodoh.
Kreatifitas ini menimbulkan suatu inovasi yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan usahanya. Karena dengan Kreatifitas ini akan memunculkan produk baru yang berdaya guna dan dapat memberikan keberagaman dalam suatu produk akan menimbulkan ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut dan mengurangi kejenuhan konsumen pada produk yang biasa. Dengan demikian mempengaruhi keuntungan dan ketahanan suatu usaha seiring berjalannya waktu.
Arti Penting Inovasi Dalam Kewirausahaan
Suharyadi dkk (2007) mengemukakan bahwa, Pengusaha menciptakan kombinasi-kombinasi baru dengan menggunakan factor produksi. Ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan oleh pengusaha, yaitu :
1.      Pengenalan barang baru atau perbaikan barang yang sudah ada.
2.      Pengenalan metode produksi baru.
3.      Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru.
4.      Penciptaan/pengadaan persedian (supply) bahan mentah atau setengah jadi.
5.      Penciptaan suatu bentuk organisasi industry baru.[11]
Teknik Mengembangkan Inovasi
Kotler, pakar pemasaran, pernah menegaskan pentingnya inovasi. Pakar pemasaran ini mengingatkan bahwa tanpa inovasi perusahaan akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan tidak langgeng. Inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti tren, perubahanm dan membangun pasar. Untuk membangun perusahaan inovatif, kotler menekankan pentingnya sejumlah faktor sebagai berikut:
1.      Adanya budaya penemuan. Setiap organisasi harus disesaki orang-orang yang punya semangat inovasi.
2.      Mengembangkan inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan dikatakan inovatif kalau sengaja membangun dan melakukan proses untuk menghasilkan temuan terbaru. Inovasi tersebut haruslah merupakan sesuatu revolusioner, dapat menembus pasar global, dan mendapatkan persaingan sangat keras.[12]

Tahapan Perilaku Inovatif
De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap yaitu:
Ø  Melihat kesempatan bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung,adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi,atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.
Ø  Mengeluarkan  ide.
Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.
Ø  Implementasi.
Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada tahapan ini sering juga disebut tahapan konvergen.Untuk mengembangkan ide dan mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil.Perilaku inovasi Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja keras.Seorang yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide kreatif.Usaha menjadi juara meliputi membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan bernegosiasi.Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.



Ø  Aplikasi.
Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.[13]
Proses Inovasi
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang di lakukan dengan sepenuh hati.  Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat di pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan.Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu.
Adair (1996) mengatakan ada 3 fase dalam proses inovasi sebagai berikut:
a.       Generating ideas.
Keterlibatan individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk memperbaiki produk, proses dan layanan yang ada dan menciptkaan sesuatu yang baru.
b.      Harvesting ideas.
Melibatkan sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan mengevaluasi ide-ide.
c.       Developing and implementing these ideas.
Mengembangkan ide-ide yang telah terkumpul dan selanjutnya mengimplementasikan ide tersebut. [14]



3 
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan/ menciptakan, atas dasar kenyataan/pengalaman sesorang (khayalan) Terdapat keterkaitan khusus antara imajinasi kreatif dan karya kreatifitas. Karakteristik lain dari jenis imajinasi adalah keterkaitannya dengan aspek emosi, yakni suatu keterlibatan total dan mendalam dari individu dalam memecahkan suatu masalah, sehingga imajinasi kreatif menghasilkan entitas baru yang tidak diketahui sebelumnya.
2.      Intuisi dalam kewirausahaan dapat mempengaruhi pemikiran seorang wirausaha dalam mengembangkan berbagai inovasi dalam dunia kewirausahaan. Dengan adanya adanya pengalaman, ada data, mau berfikir, senang ada tantangan, akan memaksa seseorang meningkatkna daya intuisinya.
3.      Peranan intuisi dan imajinasi dalam berwirausaha yaitu dapat menciptakan inovasi dan kreativitas bisnis. Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara.
4.      Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara  riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk  mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

3.2  Saran
      Semoga dengan dibuatnya makalah ini, pembaca bisa menambah pengetahuan dan bisa mengamalkannya. Serta bisa mengaplikasikan dan meningkatkan kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam berwirausaha.

DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 1996. Effective Motivation. London : Pan Macmillan
Hariwijaya. 2009. How to Success; Strategi Mengembangkan Diri Untuk Meraih Kesusksesan. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Johnson, Elaine B. 2011. CTL, Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung : Kaifa
Mangunhardjono. AM. 1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Satyagraha, Hadi. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Winardi, J. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta : Prenada Media
Zimmerer, Thomas. W, Scarborough, Norman M. 1996. Entrepreneurahip and New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Afif, Faisal. 2013. Berpikir Imajinatif. http://sbm.binus.ac.id/files/2013/05/ARTIKEL-BERFIKIR-IMAJINATIF.pdf. Diakses pada Tanggal 29 September 2015 Pukul 16.45 WIB
Dewi ,Selvia. 2012. Berpikir Kreatif. http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/BERPIKIR-KREATIF.pdf. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 18.56 WIB
Enda, Devandi. 2012.  Cara Meningkatkan Proses Alam Bawah Sadar Untuk Kemajuan Usaha. http://www.slideshare.net. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 19.05 WIB
Sugianto,Edi. 2011. Strategi Mempertajam Intuisi. http://www.naqsdna.com. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 19.20 WIB
Syarifah, Listiana. 2012. Cara Meningkatkan Proses Alam bawah Sadar untuk Kemajuan Usaha. http://www.slideshare.net. Diakses pada Tanggal 27 September 2015 Pukul 20.00 WIB




[3] Devandi Enda, 2012,  Cara Meningkatkan Proses Alam Bawah Sadar Untuk Kemajuan Usaha. http://www.slideshare.net
[4] Edi sugianto, 2011. Strategi Mempertajam Intuisi. http://www.naqsdna.com
[5]  Listiana Syarifah. 2012. Cara Meningkatkan Proses Alam bawah Sadar untuk kemajuan usaha. http://www.slideshare.net
[6] Elaine B. Johnson, CTL, Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung : Kaifa, 2011), hlm 13.

[7] W Thomas Zimmerer dan Norman M. Scarborough, Entrepreneurahip and New Venture Formation, (New Jersey: Prentice Hall International Inc, 1996), hlm 51.

[8] Hadi Satyagraha, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 9

[9] Hariwijaya, How to Success; Strategi Mengembangkan Diri Untuk Meraih Kesusksesan, (Yogyakarta: Tugu Pubisher, 2009), hlm.25-28.

[10] A M. Mangunhardjono, Mengembangkan Kreativitas. (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm 6-7.

[11] Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto SK, Maman Faturohman. 2007. Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda".
[12] Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Millennium Edition (10th Edition). Publisher : Prentice Hall

[13] De Jong, Jeroen and Deanne N. Den Hartog. 2003. Journal : Leadership as a determinant of innovative behavior. A. conceptual framework. Publisher : Zoetermeer: EIM, Business & Policy Research

[14] John Adair. 1996. Effective Motivation. London : Pan Macmillan

1 comment: