organel lain yang terdapat didalam sitoplasma

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada bab ini kita akan mempelajari organel lain lagi yang terdapat didalam sitoplasma, yang bertindak sebagai dapur sel yaitu mitokondria.Nama mitokondria diberikan oleh seorang pakarbernama Benda(1897-1898).[1] Penemuan mitokondria datang pada tahun 1886 ketika richard Altman, seorang cytologist, mengidentifikasi organel dengan teknik pewarna, dan menjuluki mereka sebagai “bioblast”.Dia mendalilkan bahwa struktur aadalah unit dasar dari aktivitas seluler.Carl benda, pada tahun 1989, diciptakan keluar mitokondria panjang.Sebenarnya Albert von Kolliker harus dikreditkan dengan penemuan adanya mitokondria sekitar 1857.Ia mempelajari sel-sel otot manusia ketika ia mencatat butiran yang aneh didalamnya.
Mitokondria adalah organela yang bentuknya memanjang atau granula.Mitokondria atau sering juga disebut sebagai the power of house(Pusat penghasil energi).Mitokondria merupakan organel yang berfungsi menyediakan pasokan energy seluler(ATP).Ukuran dan bentuk mitokindria bervariasi menurut jaringannya dan menurut keadaan fisiologis sel.Mitokondria dianggap sebagai power house dari sel karena itu menghasilkan Adenosin trifosfat, mata uang energi dengan mengekstrasi energi dari molekul nutrien.Jumlah enzim dan protein hadir dalam mitokondria,yang membantu dalam pengolahan lemak dan karbohidrat yang diperoleh dari makanan.ATP kekuatan aktivitas metabolisme sel.Proses ini disebut respirasi aerobik, itu adalah alasan untuk hewan menghirup oksigen.Sel-sel pada hewan yang lebih tinggi memperoleh energi dari respirasi aerobik(tanpa adanya oksigen), sehingga tidak ada mitokondria.[2]   
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondriaberbentuk butiran atau benang. Mitokondria baru terbentuk dari pertumbuhanserta pembelahan mitokondria yang telah ada sebelumnya (seperti pembelahanbakteri). Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam tiap sel tidak sama.Mitokondria terdapat di tempat-tempat dimana ATP diperlukan. Misalnya,diantara miofibril dalam sel otot jantung untuk kontraksi otot dan di leher selsperma untuk pergerakan flagel. Adapun Sifat-sifat Mitokondria yaitu:a.Bentuk silindris memanjang diameter 0,5-1 µm.b.Bersifat mobil, bergerak di sepanjang mikrotubula.c.Plastis, dapat berubah bentuk. d.Berfusi dengan mitokondria lainnya.e.Dapat membelah diri
.
B.     Tujuan
1.      Sebagai tugas mata kuliah biologi sel.
2.      Membahas tuntas tentang mitokondria. 
3.      Dapat memahami proses respirasi seluler.

C.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana struktur mitokondria?
2.      Apa saja fungsi mitokondria?
3.      Bagaimana teori endosimbiosis mitokondria?
4.      Bagaimana proses respirasi seluler?

D.    Manfaat Penulisan
1.      Dapat menyelesaikan tugas biologi sel.
2.      Dapat mengetahui struktur dan fungsi mitokondria.
3.      Dapat memahami teori endosimbiosis mitokondria.
4.      Dapat memahami proses respirasi seluler.

E.     Sistematika Penulisan
1.      Tinjauan Pustaka
Mencari bahan dengan sumber buku dan internet.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Struktur Mitokondria
1.      Pengertian mitokondria
Nama mitokondria diberikan oleh seorang pakar bernama Benda (1897-1898), dibangun oleh dua suku kata dari bahasa Yunani, mito = benang, dan chondrion = granula. Jadi mitokondria adalah organela yang bentuknya memanjang atau granula[3].

Mitokondria adalah organel yang sangat kecil . Anda mungkin menemukan sel dengan beberapa ribu mitokondria . Jumlahnya tergantung pada apa sel perlu dilakukan. Jika tujuan dari sel adalah untuk mengirimkan impuls saraf , akan ada lebih sedikit daripada di mitokondria sel otot yang membutuhkan banyak energi . Jika sel merasa itu tidak mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup , banyak mitokondria dapat dibuat . Kadang-kadang mereka bahkan bisa tumbuh , bergerak, dan menggabungkan dengan mitokondria lainnya , tergantung pada kebutuhan sel .
2.      Stuktur Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang dapat dilihat oleh mikroskop cahaya pada sel hidup yang diwarnai dengan  Janus Green B. Pengamatan dengan mikroskop elektron menunjukan berbagai bentuk mitokondria, yaitu bulat, memanjang, dan oval. Garis tengahnya sekitar 0,5 µm dan panjangnya 6µm, dibungkus oleh dua unit selaput. Unit selaput bagian luar halus, memberi bentuk pada mitokondria. Unut selaput bagian dalam membentuk krista, yaitu invaginasi ke dalam matriks. Matriks terutama tersusun dari protein. Didalam mitokondria terdapat ribosom yang lebih kecil daripada ribosom dalam sitplasma. Selain itu juga terdapat DNA, tetapi kemampuan genetikanya terbatas. Mitokondria bertanggung jawab pada proses penyediaan energi dan mengandung banyak protein, terutama enzim untuk daur krebs. Mitokondria banyak dalam sel yang tinggi keaktifnnya, misalnya sel kelenjar. Pembentukan mitokondria baru terjadi melalui pebelahan.[4]

Mitokondria memiliki dua membran yang memisahkan ruang terdalamnya dari sitosol. Protein membran pada mitokondria  dan kloroplas bukan dibuat oleh ribosom yang terikat ke Retikulum Endoplasma, melaikan dibuat oleh ribosom bebas dalam sitosol dan ribosom yang terkandung dalam organel-organel ini sendiri. Organel-organel ini juga mengandung sejumlah DNA kecil. DNA inilah yang memprogram sintesis protein yang dibuat diribosom organel. (protein yang diimpor dari sitosol sebagian besar protein organel, diprogram oleh DNA nukleus). Mitokondria dan kloroplas adalah organel semiotonom yang tumbuh dan berreproduksi di dalam sel.
Gambar 1. Stuktur umum mitokondria
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria


            Mitokondria diselubungi oleh dua membran, yang masing-masing merupakan  lapisan ganda fosfolipid dengan sekumpulan protein yang tertanam di dalamnya. Membran luar bertekstur mulus , namun membran dalam berlipat-lipat, dengan pelipatan ke dalam yang disebut Krista (crista). Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua kompartemen internal. Yang pertama adalah ruang antarmembran, wilayah sempit di antara membran dalam dan membran luar. Kompartemen kedua, matriks mitokondria (mitochondrial matrix) diselubungi oleh membran dalam. Matriks ini mengandung banyak enzim yang berbeda, serta DNA mitokondria dan ribosom. Enzim-enzim dalam matriks mengkatalisis beberapa langka respirasi seluler. Protein-protein lain yang berfungsi dalam respirasi, termasuk enzim yang membuat ATP, tertanam dalam membran dalam. sebagai permukaan yang amat berlipat-lipat, krista memberikan luas permukaan yang amat besar kepada membran dalam mitokondria, sehingga meningkatkan produktivitas respirasi seluler[5].

            Letak mitokondria dalam sel umumnya tersebar dalam plasma sel., tetapi ada pula yang letaknya menurut pola tertentu. Pada otot lurik letak mitokondria teratur diantara serabut-serabut kontraktil otot, sedangkan pada spermatozoa letaknya tersusun pada bagian ekornya. Letak mitokondria yang demikian karena diperlukan sebagai penghasil energi dalam menunjang fungsinya yaitu untuk kontraksi. Mitokondria mempunyai sifat plastis, karena itu bentuknya dapat berubah-ubah. Sifat plastis terutama,terdapat pada mitokondria yang letaknya tersebar bebas dalam sitosol, sedangkan mitikondria yang letaknya tidak bebas, seperti pada otot lurik plastisitasnya menjadi berkutrang. Plastisitas dan gerakan mitokondriadi dalam sel memudahkan distribusi ATP ke seluruh bagian sel yang membutuhkan. Pada sel-sel hati yang fungsinya sebagai tempat berbagai sintesis, maka mitokondria letaknya tersebar di dalam sitosol, sedangkan pada otot lurik yang fungsinya sebagai alat kontraksi maka mitokondria letaknya tersusun teratur diantara serabut-serabut kontraktil.

            Jumlah mitokondria tiap-tiap sel sangat beragam, ada sel yang tidak mempunyai mitokondria, tetapi ada pula yang mempunyai mitokondria banyak sekali bahkan sampai ratusan ribu. Sejenis alga tak berwarna yakni Leucothrix dan Vitreoscilla tidak mempunyai mitokondria, spermatozoa tertentu dan Flagellata seperti Chormulina mempunyai hanya satu mitokondria tiap-tiap selnya. Pada umumnya ada hubungan antara jumlah mitokondria dengan kebutuhan metabolik dari tipe-tipe sel, tetapi ultrastuktur dari mitokondria tidak menunjukan hubungan antara jumlah dengan kebutuhan metabolik.

            Mitokondria terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan jelas, karena itu mikrograf mitokondria yang lebih informatif dapat diperoleh dengan mikroskop elektron. Mitokondria dibatasi oleh membran rangkap, membran luar dan membran dalam. Di bagian dalam dari membran dalam berisi matriks berupa cairan seperti gel, sedangkan di bagian luarnya berisi cairan yang lebih encer. Cairan yag terakhir lebih encer itu mengisi ruangan antar membran. Matriks, ruang antar selaput, membran luar, dan membran dalam, mengandung bermacam-macam enzim. Matriks mengandung sejumlah enzim yang diperlukan dalam siklus krebs, garam dan air. Di dalam matriks terdapat juga DNA sirkuler dan ribisom.

            Membran luar dan membran dalam berbeda ketebalannya. Membran luar kira-kira tebalnya 6,0 nm. Membran dalam mempunyai permukaan yang lebih luas, karena melipat-lipat dan menjorok ke dalam matriks membentuk tonjolan-tonjolan. Tonjolan-tonjolan ini disebut krista, yang bervariasi dalam hal jumlah dan bentuknya. Krista dari mitokondria sel-sel hewan tingkat tinggi dapat hampir memotong matriks. Biasanya krista terletak sejajar satu sama lainmelintang terhadap sumbu panjang mitokondria, tetapi dalam berbagai macam sel arah krista membujur atau membentuk susunana bercabang-cabang.

            Secara kimiawi susunan protein pada kedua membran itu berbeda secara kualitatif dan kuantitatif satu sama lain, serta berbeda pula dengan mambran sitoplsmik yang lain. Membran dalam lebih kaya akan protein membran luar, sedangkan protein itu sendiri terletak lebih dalam pada membran. Membran luar mengandung dua sampai tiga kali lebih banyak fosfolipid dari pada membran dalam, dan mengandung sebagian besar  kolesterol membran. Di lain pihak membran dalam kaya akan kardiolipin. Perbedaan antara kedua mambran itu juga terlihat pada kenampakkan dengan teknik pengelupasan beku.
B.     Fungsi Mitokondria
Dalam mitokondria terdapat Krista dan matriks. Matriks yang mengisi ruang dalam mitokondria adalah berupa cairan. Di dalamnya terkandung banyak enzim, dan juga sering ditemukan butiran. Butiran itu berperan dalam transport ion dan air, seperti pada sel saluran kemih dalam ginjal, sel epitel usus halus, dan osteoklast pada tulang.
Dalam matriks terkandung pula ADN dan ribosom. Palade (1956) menemukan, bahwa struktur permukaan Krista pada berbagai tipe mitokondria sesuai dengan aktivitasnya untuk oksidasi.
Pernapasan aerobis (daur Krebs) terjadi di dalam matriks mitokondria. Matriks mengandung enzim daur Krebs, enzim untuk sintesa asam nukleat dan protein, asam lemah-KoA sintetase, dan enzim-enzim oksidase lain.
Subunit membran dalam mitokondria mengandung ATPase, yang berperan untuk menghasilkan ATP dari ADP dan  (fosfat). ATP kemudian berdifusi ke dalam sitoplasma dan dipergunakan dalam metabolisme atau aktivitas lain.
Fungsi mitokondria bervariasi sesuai dengan jenis sel di mana mereka berada.
1.      Fungsi yang paling penting dari mitokondria adalah untuk menghasilkan energi. Makanan yang kita makan dipecah menjadi molekul sederhana seperti karbohidrat, lemak, dll, dalam tubuh kita. Ini dikirim ke mitokondria di mana mereka akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan molekul bermuatan yang bergabung dengan oksigen dan menghasilkan molekul ATP. Seluruh proses ini dikenal sebagai fosforilasi oksidatif.
2.      Adalah penting untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria membantu sel-sel untuk mencapai tujuan ini dengan melayani sebagai tangki penyimpanan ion kalsium.
3.      Mereka juga membantu dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah, dan hormon seperti testosteron dan estrogen.
4.      Mitokondria dalam sel-sel hati memiliki enzim yang mendetoksifikasi amonia.
Berikut adalah mekanisme kerja mitokondria dalam pemecahan molekul makanan
300px-Catabolism_schematic.svg.png









3 langkah pemecahan molekul makanan :
A.    Stadium 1 : makromolekul subunit sederhana oleh enzim-enzim pencernaan :
o   Protein -> asam amino
o   Polisakarida -> gula
o   Lemak -> asam lemak & gliserol
B.     Stadium 2:
– subunit sederhana -> asetil CoA
o   Subunit sederhana -> piruvat -> sitoplasma sel
o   Piruvat -> asetil CoA -> mitokondria
o   ->hasilkan sejumlah kecil ATP dan NADH
C.     Stadium 3 :
– Oksidasi asetil CoA menjadi H2O dan CO2 ->mitokondria
– Menghasilkan sejumlah besar ATP -> fosforilasi oksidatif .[6]
C.    Teori Endosimbiosis Mitokondria

Lynn Margulis, adalah seorang ahli mikrobiologi yang pertama mencetuskan hipotesis endosimbiosis untuk menjelaskan asal-usul mitokondria. Saat ini, hipotesis itu telah diterima sebagai fakta dalam dunia sains, meskipun masih banyak aspek yang perlu diteliti mengenainya. Oleh karena itu, hipotesis tersebut telah dapat disebut sebagai ‘teori’. Pada
dasarnya, teori endosimbiosis menyatakan bahwa organel-organel utama eukariota, yaitu mitokondria dan kloroplas, berasal dari simbion-simbion bakteri yang telah mengalami spesialisasi melalui koevolusi dengan sel 3 inangnya. Hal itu dibuktikan oleh penelitian mengenai rRNA dan data-data molekular lainnya (Pace 1997: 735).
Teori itu menjelaskan asal-usul mitokondria sebagai berikut: beberapa sel purba dapat mengingesti (menelan) partikel-partikel makanan melalui invaginasi (pelekukan ke dalam) endositik dari membran plasmanya. Barangkali ada setidaknya sebuah sel pencari makan berukuran besar dan mampu berfermentasi yang telah menelan satu atau lebih bakteri respirasi kecil, namun tidak dapat mencernanya. Endosimbion tersebut dapat bertahan hidup pada lingkungan yang kaya akan nutrisi dan dapat bersembunyi dari sel predator. Sebaliknya, sel-sel inang pencari makan mendapatkan keuntungan energi dari respirasi oksidatif melebihi sel fermentasi. Keuntungan-keuntungan komplementer  tersebut kemudian berevolusi menjadi sebuah hubungan simbiosis (“hidup bersama”) sampai ke suatu titik di mana salah satu entitas tidak dapat hidup tanpa entitas lainnya. Proses penggabungan sel inang dan endosimbionendosimbionnya tersebut diduga telah memunculkan mitokondria pada selsel eukariotik modern setidaknya 1,5 miliar tahun yang lalu (Stansfield dkk.
2003: 113--114).
Teori endosimbiosis pun dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai ciri yang dimiliki mitokondria, seperti yang diutarakan oleh Stansfield dkk. (2003: 115):
1.   Mitokondria (dan juga kloroplas) mempunyai ukuran yang kira-kira mirip dengan bakteri.
2.    Genomnya terdapat di dalam sebuah molekul sirkuler kovalen tertutup tunggal tanpa histon,  
       seperti pada bakteri.
3.       Kedua organel tersebut bereproduksi secara aseksual melalui pertumbuhan dan pembelahan    
       organel yang menyerupai pembelahan biner. Sintesis mitokondria berlangsung secara    
       otonom terhadap nukleus dan sel, sehingga dalam satu sel dapat ditemukan banyak
       mitokondria.
4.            Mitokondria dan kloroplas memiliki ribosom sendiri. Ribosom yang terdapat pada kedua organel tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang serupa dengan ribosom bakteri. Ribosom mitokondria, kloroplas, maupun prokariota berukuran 70S. Ribosom 70S merupakan ciri khas prokariota.
5.            Sintesis protein pada mitokondria dan kloroplas dihambat oleh berbagai antibiotik yang  
            menginaktivasi ribosom bakteri, namun hanya mempunyai efek yang kecil pada ribosom sitoplasma eukariotik. Antibiotik-antibiotik tersebut bekerja dengan cara mengganggu fungsi ribosom 70S dan sintesis protein mitokondria dan kloroplas.
6.    Polipeptida yang baru dibentuk pada bakteri, mitokondria, dan kloroplas mempunyai N formilmetionin pada ujung aminonya.
7.   Genom mitokondria dan kloroplas mengkodekan molekul tRNA dan rRNA bagi sistem-         sistem sintesis proteinnya sendiri.
8.     Kedua organel tersebut mempunyai membran ganda. Membran dalamnya menyerupai 
         membran plasma endosimbion nenek moyang; sedangkan membran luarnya  
         merepresentasikan membran plasma nenek moyang sel inang pencari makannya.
   Berkat perkembangan yang pesat dari teknik-teknik biologi molekuler selama dua dasawarsa terakhir, para peneliti mampu melakukan sequencing terhadap gen-gen mitokondria yang digunakan untuk menelusuri evolusi mitokondria. Mitokondria sendiri digunakan untuk menelusuri evolusi organisme-organisme lain.
Sesuai dengan teori endosimbiosis, mitokondria telah kehilangan sebagian gennya dalam adaptasi bersamanya dengan sel inang. Proses adaptasi tersebut melibatkan transfer kebanyakan gen-gen pada bakteri endosimbion ke dalam nukleus sel inang. Proses transfer itu merupakan proses evolusioner yang terus berlangsung, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa dalam masa yang relatif baru telah terjadi transfer informasi genetik pada beberapa jenis tumbuhan dari mitokondria ke genom nukleus, termasuk gen-gen rantai respiratoris dan gen-gen protein ribosomal yang penting. Oleh karena itulah mitokondria hingga saat ini tetap bergantung pada nukleus untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Meski demikian, kebanyakan molekul yang bermuatan negatif, termasuk di antaranya mRNA, tRNA, rRNA, dan beberapa protein, yang tidak dapat melewati membran dari organel harus tetap dikode oleh organel itu sendiri
(Gray dkk. 1999: 1479; Stansfield dkk. 2003: 114).
Akan tetapi, meskipun amat mirip dengan bakteri, mitokondria tidak memiliki flagela, silia, ataupun struktur-struktur lain yang diasosiasikan dengan motilitas bakteri. Selama bertahun-tahun, mekanisme pergerakan, distribusi, dan tingkah laku mitokondria belum dapat dipahami. Hal tersebut padahal perlu dipelajari secara lebih mendalam untuk memahami cara distribusi dan pewarisan mitokondria.

D.    Proses Respirasi Seluler
        Jalur Katabolik dan Produksi ATP, Senyawa organik memiliki energy potensial sebagai akibat dari susunan atomnya.Senyawa yang dapat berpartisipasi dalam reaksi eksergonik dapat berperan sebagai bahan bakar.Dengan bantuan enzim, sel secara sistematis mendegradasi molekul organic kompleks yang kaya akan energy potensial menjadi produk buangan yang lebih sederhana dan memiliki lebih sedikit energy.Sejumlah energy yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk kerja sedangkan sisanya terbuang sebagai panas.Salah satu proses katabolik, yaitu fermentasi(fermentation) merupakan penguraian gula sebagaian yang terjadi tanpa pengurangan oksigen.Akan tetapi jalur katabolik yang paling dominan dan efesien adalah respirasi aerobic, yang mengonsusmsi oksigen sebagai reaktan bersama dengan bahan bakar organic(aerobik berasal dari kata yunani aer, udara, dan bios, kehidupan).Sel-sel sebagian besar organisme eukariota dan banyak organisme prokriota dapat melakukan respirasi
disebut respirasi anaerobic (awalan an berarti ‘tanpa’).Secara teknis respirasi seluler mencakup proses aerobic dan anaerobic.[7] 
        Respirasi sering diartikan sebagai pernafasan.Dalam pengertian tersebut, respirasi berarti pertukaran gas-gas, yaitu organisme memperoleh oksigen(O2) dari lingkungannya dan membebaskan CO2. Namun ilmuwan biologi memiliki pengertian tersendiri mengenai respirasi, yaitu pemanenan energy(pembebasan energy) secara aerobic dari molekul-molekul makanan oleh sel.Lebih lengkapnya prosese ini disebut respirasi seluler.Pengertian respirasi sebagai pernafasan tidak seluruhnya keliru.Misalnya, pada saat manusia bernafas, paru-paru menangkap O2 dari udara dan melewatkannya kealiran darah.Aliran darah membawa membawa O2 kesel-sel otot.Mitokondria didalam sel otot menggunakan O2 untuk respirasi seluler, memanen energy dari gula dan molekul-molekul organic lainnya.Enenrgi ini digunakan untuk kontraksi sel-sel otot.CO2  yang merupakan produk limbah dari respirasi seluler dibawa oleh aliran darah keparu-paru untuk kemudian dibebaskan diudara.[8]Respirasi seluler merupakan jalur-jalur katabolik respirasi aerobic dan  anaerobic yang menguraikan molekul organic untuk menghasilkan ATP. 
1.      Respirasi Aerobik merupakan jalur katabolic yang menggunakan oksigen(O2) dan molekul organik, menghasilkan ATP.


a.      Glikolis

Kata glikolisi berarti ‘pemecahan gula’, dan memenag itulah yang terjadi dalam jalur ini.Glukosa sejenis gula berkarbon enam, dipecah menjadi gula berkarbon 3.Gula yang lebih kecil ini kemudia dioksidasi dan atom-atom yang tersisa disusun ulang untuk membentuk  dua molekul piruvat.(piruvat adalah bentuk terionisasi dari asam piruvat).
            Seperti yang dirangkum dalam peraga 9.8, glikolisis dapat menjadi dua fase: investasi energy dan pembayaran energy.Selama fase investasi energi, sel sebenarnya menggunakan ATP.Investasi ini terbayar kembali disertai bunga pada fase pembayaran energi, ketika ATP dihasilkan oleh fosforilasasi tingkt substrat dan NAD+ direduksi menjadi NADH oleh electron yang dilepaskan dari oksidasi glukosa Hasil energy netto dari glikolisis, permolekul glukosa adalah 2 ATP plus 2 NADH.[9] 
                        Tahap Glikolisis
b.      Siklus Asam sitrat
Glikolisis melepaskan kurang dari seperempat energy kimia yang tersimpan dalam glukosa; sebagian besar energi tetap tertumpuk didalam kedua molekul piruvat.Jika ada oksigen molekuler, piruvat memasuki mitokondria(dalam sel eukariot), ketika enzim-enzim dari siklus asam sitrat meneyelesaikan oksidasi glukosa.(dalam sel prokariot, proses ini terjadi disitosol).
Saat memasuki mitokondria melalui transport aktif, piruvat pertama-tama diubah menjadi senyawa yang disebut asetil koenzim A atau Aseti KoA.(acetiyl CoA, Peraga 9.10).Langkah ini, persambungan antara glikolisis dan siklus asam sitrat, diselesaikan oleh suatu kompleks multienzim yang mengkatalisis tiga reaksi: 1). Gugus karboksil(--COO-) piruvat, yang telah dioksidasi sepenuhnya sehingga hanya memiliki sedikit energy kimia, disingkirkan dan dilepaskan sebagai CO2. (inilah langkah pertama melepaskan CO2 selama respirasi).2).Fragmen berkarbon dua yang tersisa dioksidasi, membentuk senyawa yang dinamai asetat(bentuk terionisasi dari asam asetat).Suatu enzim mentransfer electron-elektron yang terekstrasi ke NAD+, menyimpan energy dalam bentuk NADH.3).Terakhir koenzim A(KoA), suatu senyawa penandung-sulfur yang berasal dari vitamin B, dilekatkan keasetat oleh suatu ikatan tak stabil(garis bergelombang pada peraga 9.10).yang membuat gugusasetil(asetat yang melekat)menjadi sangat reaktif.Karena sifat kimia gugus KoA, produk penyiapan kimiawi ini, asetik KoA, memiliki energy potensial yang tinggi,dengan kata lain, dengan kata lain reaksi asetil KoA untuk menghasilakn prodduk-produk yang berenergi lebih rendah sangatlah eksorgenik.Molekul tersebut kini siap memasukkan gugus asetilnya kedalam siklus a sam sitrat untuk dioksidasi lebih lanjut.
    Peraga 9.11
Siklus asam sitrat disebut juga siklus asam trikarboksilat atau siklus krebs, sebagai penghormatan terhadap hans krebs, ilmuwan jerman-inggris yang mendeskripsikan sebagian besar jalur metabolik ini pada tahun 1930-an.Siklus ini berfungsi sebagai tungku metabolik yang mengoksidasi bahan bakar organik yang berasal dari piruvat.Peraga 9.11.merangkum masukan dan keluaran ketika piruvat diuraikan menjadi 3 molekul CO2, temasuk molekul CO2, yang dilepaskan selama pengubahan   piruvat menjadi asetil KoA.Siklus ini menghasilkan 1 ATP perputaran melalui fosforilasasi tingkat-substrat, namun sebagian besar energi kimia ditransper ke NAD+ dan suatu pembawa elektron terkait, koenzim FAD(flavin adenin dinukleotida, yang berasal dari riboflavin, salah satu jenis vitamin B), dalam reaksi redoks.Koenzim tereduksi, NADH  dan FADH2, mengulangalikan muatannya yang berupa electron berenergi tiggi kerantai transport elektron.
Peraga 9.12
Siklus ini memiliki 8 langkah,(Peraga 9.12).Masing-masing dikatalisis oleh suatu enzim spesifik.Bahwa untuk setiap putaran siklus asam sitrat, dua karbon(warna merah) masuk dalam bentuk gugus asetil yang relatif tereduksi(langkah 1), sedangkan dua karbon yang berbeda(warna biru)meninggalkan siklus dalam bentuk molekul CO2 yang teroksidasi sepenuhnya(langkah 3 dan 4).Gugus asetil pada asetil KoA bergabung kedalam siklus dengan cara berkombinasi dengan senyawa oksaloasetat, membentuk sitrat(langkah 1).(sitrat adalah bentuk terionisasi dari asam sitrat, asal nama siklus ini).Ketujuh langkah berikutnya menguraikan sitrat kembali menjadi oksaloasetat.Pembentukan kembali(regenerasi) oksaloasetat inilah yang membuat proses ini menjadi satu siklus.Untuk setiap gugus asetil yang memasuki siklus, 3 NAD+ direduksi menjadi NADH (langkah 3,4, dan 8).Pada langkah 6, electron ditransfer bukan keNAD+, melainkan ke FAD, yang menerima 2 elektron dan 2 proton untuk menjadi FADH2 .Pada banyak sel jaringan hewan, langkah 5 menghasilkan molekul guanosin trifospat(GTP) melalui fosporilasasi tingkat substrat. GTP adalah molekul yang serupa dengan ATP dalam hal struktur  dan fungsi selulernya. GTP ini dapat digunakan untuk membuat molekul ATP atau secara langsung memberikan tenaga bagi kerja dalam sel. Pada sel tumbuhan, bakteri dan beberapa jaringan hewan, langkah 5 membentuk suatu molekul ATP secara langsung melalui fosporilasasi tingkat-substrat.Keluaran dari langkah 5 mempresentasikan satu-satunya ATP  yang dihasilkan secara langsung oleh siklus asam sitrat.Sebagian besar ATP  yang diproduksi oleh respirasi dihasilkan dari fosporilasasi oksidatif, ketika NADH dan FADH2 yang diproduksi oleh siklus asa sitrat meneruskan electron-elektron yang diekstrasi dari makanan kerantai transport electron.
c.       Transpor Elektron
Rantai transport electron adalah sekumpulan molekul yang tertanam didalam membran dalam mitokondria sel eukariot(pada prokariota, molekul-molekul tersebut terdapat didalam membrane plasma).Pelipatan membrane dalam membentuk krista meningkatkan luas pemukaannya, menyediakan ruang untuk ribuan salinan rantai transport elektron dalam setiap mmitokondria.
Peraga 9.13 menunjukkan urutan pembawa electron dalam rantai transpor elektron dan penurunan energi bebas ketika elektron bergerak menuruni rantai.Selama berlangsungnya transpor elektron disepanjang rantai tersebut, pembawa elektron secara berganti-ganti tereduksi dan teroksidasi saat menerima dan meyumbangkan elektron.Setiap komponen rantai menjadi tereduksi saat menerima electron dari tetangga diatasnya, yang memiliki aftinitas lebih rendah terhadap electron(kurang elektronegatif).Komponen tersebut kembali kebentuk teroksidasinya saat meneruskan electron ketetangga dibawahnya yang lebih elektronegatif.Pertama, lewatnya electron melalui kompleks I secara cukup rinci, sebagai ilustrasi bagi prinsip-prinsip umum yang terlibat dalam transport electron.Elektron yang disingkirkan dari glukosa oleh NAD+, selama glikolisis dan siklus asam sitrat, ditransfer dari  NADH kemolekul pertama pada rantai transport electron kompleks I.Molekul ini adalah flavoprotein, yang dinamakan demikian karena memiliki gugus prostetik yang disebut flavin mononukleotida(FMN).Dalam reaksi redoks berikutnya, flavoprotein kembali kebentuk teroksidasinya saat meneruskan electron keprotein besi sulfur (Fe.S dalam kompleks I), salah satu famili dengan besi dan sulfur yang terikat erat.protein besi sulfur ini  kemudian meneruskan electron kesenyawa  yang disebut ubikunion.Pembawa electron ini merupakan molekul hidrofobik kecil, satu-satunya anggota rantai transport electron yang buka merupaka protein.Ubikuinon dapat bergerak secara individual dialam membrane, bukan menetap pada satu kompleks tertentu.(Nama lain unikuinon adalah koenzimQ, atau KoQ).
Sebagian besar pembawa electron antara ubikuinon dan oksigen adalah protein yang disebut sitokrom.Gugus prostetik milik sitokrom, yang disebut grup hem, memiliki atom besi yang menerima dan menyumbangkan electron.Rantai transpor electron memiliki beberapa tipe sitokrom, masing-masing merupakan protein berbeda dengan gugus hem pembawa electron yang agak berbeda.Sitokrom terakhir pada rantai transport cyt a3, meneruskan elektronnya keoksigen yang sangat elektronegatif.masing-masing atom oksigen juga mengambil sepasang ion hydrogen dari larutan berarir dalam sel, membentuk air. Suatu sumber electron lain untuk rantai transport adalah FADH2, produk tereduksi lainnya dalam siklus asam sitrat.Bahwa FADH2 menambahkan electron-elektronnya kerantai transport electron pada kompleks II, ditingkat energy yang lebih endah daripada NADH.Sebagai akibatnya, walaupun NADH dan FADH2 sama-sama menyumbangkan jumlah electron yang sama(2) untuk reduksi oksigen, rantai transport electron menyediakan energy untuk sintesis ATP sekitar sepertiga lebih sedikit saat penyumbang elektronnya adalah FADH2, dibandingkan dengan saat penyumbangannya adalah NADH.Rantai transport electron tidak membuat ATP secara langsung.Akan tetapi rantai ini memudahkan kejatuhan electron dari makanan keoksigen, menguraikan penurunan energy bebas dalam jumlah besar menjadi serangkaian langkah yang lebih keci, yang melepaskan energy dalam jumlah yang mudah dikelola.[10]      
Peraga 9.13 Transpor Elektron
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah pada proses respirasi aerob:
Proses
ATP
NADH
FADH
Glikolisis
Daur Krebs
Rantai transpor elektron
2
2
34
2
6
-
-
2
-
Total
38
10
2


2.      Respirasi Anaerob
Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamurSacharromyces (ragi).
1.    Fermentasi asam laktat

Asam piruvat yang  terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asam piruvat)                           (asam laktat)



2.    Fermentasi alkohol

             

Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.[11]
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E
(asam piruvat)           (asetaldehid)                             (etanol)








BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan penjababaran mengenai struktur, fungsi, endosimbiosis dan respirasi seluler pada mitokondria.Maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 
1.         Mitokondria diselubungi oleh dua membran, yang masing-masing merupakan  lapisan ganda fosfolipid dengan sekumpulan protein yang tertanam di dalamnya.
2.          Fungsi yang paling penting dari mitokondria adalah untuk menghasilkan energy, untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dalam berbagai kompartemen sel, membantu dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah, dan hormon seperti testosteron dan estrogen, mitokondria dalam sel-sel hati memiliki enzim yang mendetoksifikasi ammonia.
3.         Hipotesis endosimbiosis pada mitokondria adalah sel eukariotik menelan sel prokariotik aerobic.Terjadilah simbiosis mutualisme dan akhirnya terjadilah endosimbiosis.Sel prokariotik aerobic berubah menjadi mitokondria.
4.         Respirasi seluler merupakan Jalur-jalur katabolik respirasi aerobic dan  anaerobic yang menguraikan molekul organic untuk menghasilkan ATP.Tahapan respirasi seluler glikolisis, siklus asam sitrat dan transpor electron.Proses anaeron berupa fermentasi asam laktat dan alcohol.  

3.2  Saran  
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik pembaca dan penyusun makalah.Dan untuk lebih mengetahui serta memahami bagaimana pentingnya mitokondria serta  peranan mitokondria dalam mahkluk hidup.





DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A..2008.Biologi jilid 1 edisi kedelapan.Jakarta: Erlangga
Pace, N.R. 1997. A molecular view of microbial diversity and the biosphere. Science
Page, S. David.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Jakarta: Erlangga.
Sumadi dan Aditya M.,2007.Biologi Sel.Yogyakarta: Graha Ilmu
Stansfield, W., R. Cano, & J. Colome. 2003. Molecular and cell biology. McGraw-Hill, New York.
Tim Dosen Biologi.2008.Biologi Dasar.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN syarif hidayatullah.
Voet, D. & J.G. Voet. 1995. Biochemistry. 2nd ed. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Yaffe, M.P. 1999. The Machinery of Mitochondrial Inheritance and Behavior. Science 2. Anatomi
Anonim.2011.Teori Mitokondria. http://info-37.Mitokondria.com/2012/11/teori-mitokondria.html. Dikases 28 November 2013 Pukul 22.39 WIB.
Biologi Media centre.2010.Respirasi Sel(Katabolisme).http://www.Biologi media centre.com.
            Diakses 28 Oktober 2013 Pukul 22.56 WIB.




[1] .Sumadi dan Aditya M.,2007.Biologi Sel.Yogyakarta: Graha Ilmu,hal 91
[3] Aditya marianti dan sumadi, Biologi Sel, Graha ilmu, 2007, hal. 91
[4] Sri Mulyani, E S, Anatomi Tumbuhan, Kanisius, 2006, hal 60
[5] Neil A. Campbell, dkk.Biologi, Erlangga, 2010, hal 118
[6]Aditya.M  dan Sumadi. 2007. Biologi Sel. Jakarta: Graha Ilmu.
[7] Ibid,.hal 176
[8] Tim Dosen Biologi.2008.Biologi Dasar.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN syarif hidayatullah. hal 72
  [9] Ibid, 181
[10] Ibid,.hal 184-187
[11] Biologi Media centre.2010.Respirasi Sel(Katabolisme).http://www.Biologi media centre.com.