MAKALAH “MODEL-MODEL WIRAUSAHA”

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
       Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Muhamad saw, beserta seluruh keluarga dan sahabat-Nya, serta pengikut-Nya yang senantiasa selalu istiqomah di atas sunah-sunah, serta ajaran yang beliau bawa sampai hari kiamat kelak.
Makalah yang berjudul ”Model-Model Wirausaha” ini disusun untuk menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Pendidikan Biologi. Maka harapan kami, kiranya makalah ini sesuai dengan harapan Dosen pada mata kuliah yang dimaksud.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Penulis merasa berbahagia bila ada pembaca yang mau memberikan saran dan masukan bagi perbaikan tulisan ini. Dan akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis memohon, semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan baik bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
                                                              Jakarta,  September 2015
Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan. Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas, kita dirancang bukan hanya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap bekerja, melainkan juga harus mampu mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru. Membuka dan memperluas lapangan kerja baru merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat.  Kurangnya wirausaha Indonesia karena masyarakat Indonesia pada umumnya belum mengetahui gambaran umum mengenai wirausaha dan apa sebenarnya fungsi dan peran wirausaha dalam pembangunan Indonesia. Dengan demikian, persoalan pembangunan wirausaha di Indonesia yng merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan dapat diatasi.
Tentu saja tak mudah menjadi seorang wirausaha sukses. Berbagai halangan dan masalah selalu mewarnai kisah-kisah perjalanan bisnis mereka dan mereka dituntut untuk dapat menangani masalah tersebut dengan cerdas atau menyerah pada masalah dan kalah menjadi wirausaha. Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana menjadi seorang wirusaha yang baik yang dapat berperan dalam membangun perekonomian Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari makalah ini yaitu:
1.     Apa saja macam-macam model wirausaha?

1.3 Tujuan

1.     Untuk mengetahui macam-macam model wirausaha













BAB II

PEMBAHASAN
Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha dapat dijabarkan sebagai berikut :

2.1                        Kewirausahaan Rutin (wirt)

Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.

2.2                         Kewirausahaan Arbitase

Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.

2.3                         Kewirausahaan Inovatif

Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.[1]
Sedangkan menurut Muhammad Zen model-model wirausaha dibagi menjadi:
 Wirausaha Efektif

2.4 Wirausaha Andal

Wirausaha andal adalah Wirausaha yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang cukup baik untuk dapat mendirikan, memiliki dan mengelola perusahaan yang resikonya tidak begitu besar dan kegiatan usahanya belum begitu kompleks.
Ciri dan kemampuan wirausaha handal:
a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha   penghasilan dan keuntungan;
b.  Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan hal-hal yang perlu untuk memanfaatkannya.
c. Mau dan mampu berkerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan atau jasa serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efesien;
d.  Mau dan mampu berkomunikasi dalam melakukan tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak yang mempunyai pengaruh yang besar dalam kemajuan usaha.
e. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin;
f.  Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya secara luas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
g. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan    dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
h.  Berusaha  mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkempentingkan terhadap perusahaan.[2]

2.5                         Wirausaha Tangguh

Wirausaha tangguh adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap , perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang baik untuk dapat mendirikan, memiliki dan mengelola perusahaan yang resikonya cukup besar serat kegiatan usahanya cukup kompleks.

Ciri dan kemampuan wirausaha handal:
a.     Memiliki keberanian untuk mengambil risiko dalam menjalankan usaha.
b.     Memiliki daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
c.      Memiliki semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.
d.     Mengutamakan efisiensi dan penghematan penghematan biaya.
e.      Memiliki kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner usaha agar mempunyai kemampuan tinggi.
f.       Memiliki cara analisis yang tepat, sistematis dan metodologis.
g.     Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh, baik untuk memperluas usaha yang sudah ada maupun menanamkannya pada usaha-usaha yang baru.
h.     Memiliki kemampuan dalam menilai kesempatan yang ada serta membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usaha-usahanya secara tepat dan efisien.[3]

2.6                         Wirausaha Unggul

Wirausaha unggul adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang sangat baik untuk dapat mendirikan, memiliki, dan menangani perusahaan yang resikonya besar serta kegiatan usahanya cukup kompleks.
 Ciri dan kemampuan wirausaha unggul adalah ciri dan kemampuan wirausaha tangguh ditambah ciri dan  kemampuan sebagai berikut :
a.     Berani mengambil resiko serta mampu  menghadapinya dengan penuh perhitungan;
b.     Selalu  berupaya  mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk langganan , pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara;
c.      Antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif  terhadap lingkungan;
d.     Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
e.      Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi baru diberbagai bidang.[4]
Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut :
         a.         Part – time entrepreneur yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan usaha , biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.
         b.        Home – based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah / tempat tinggal. Adapula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan yang akhirnya semakin lama usaha tersebut semakin maju.
         c.         Family – owned business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara turun – temurun.
         d.        Copreneurs yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.
         e.         Women Enterpreneur yaitu banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis, alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemempuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhada pekerjaan sebelumnya, dan sebagainya.[5]
Menurut Franky Slamet dkk, ada beberapa jenis wirausaha dapat dijelaskan sebagai berikut.
        a.         Wirausaha Muda
Kita dapat memahami bahwa generasi muda adalah sebuah generasi yang energik, penuh semangat, menyukai tantangan, berhasrat untuk mengekpresikan dirinya dan sering kali memiliki banyak ide kreatif yang dapat direalisasikan menjadi sebuah bentuk usaha. Kondisi ini mendorong munculnya wirausaha muda.
         b.        Wirausaha minoritas
Kaum minoritas dapat dijumpai diberbagai wilayah didunia ini,umumnya berdasarkan suku dan ras komunitasnya paling kecil dibandingkan dengan komunitas dari suku dan ras lainnya di daerah tertentu. Pada beberapa situasi kaum minoritas sering kali mengalami perlakuaan diskriminatif didunia kerja sehingga menjadikan sebuah alasan yang mendorong mereka untuk berwirausaha. Contohnya kaum gipsi, Asia, keturunan afrika, hispanik, dan lain sebagainya.
         c.         Wirausaha imigran
Beberapa sifat positif yang dapat ditemui pada kaum imigran hampir disetiap negara didunia adalah tahan banting, kerja kerja, berani menghadapi berbagai tantangan dan resiko, serta kemauan untuk beradapatasi dengan lingkungan asing, sifat-sifat tersebut salah satunya tercermin dari keputusan untuk keluar dari negaranya untuk mencoba mencari nafkah di negara asing yang tentu memiliki resiko ketidakpastian yang lebih besar serta potensi timbulnya permasalahan yang lebih pelik. Situasi seperti inilah yang kemudian mendorong mereka untuk berani berwirausaha.[6]
         d.        Wirausaha paruh waktu
Tidak sedikit kita temui wirausaha yang berhasil memulai usahanya secara paruh waktu saat mereka tengah menjalani sebuha pekerjaan. Wirausaha ini menggunakan waktu luang diantara pekerjaanya untuk mengelolah usaha sebagai keinginan pribadi untuk memperoleh penghasilan tambahan. Beberapa diantaranya ada pula yang memang sengaja mempersiapkan usahanya sebagai salah satu rencana pensiun  dari pekerjaaan jika suatu saat usahanya telah mapan.
         e.         Wirausaha rumah tangga
Kegiatan usaha yang dijalankan dalam rumah tangga memiliki porsi yang sangat besar dibandingkan jenis-jenis usaha lainnya, yaitu lebih dari 90 %. Bisnis rumah tangga umumnya dikerjakan dirumah dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam rumah sebagai modal berusaha untuk meminimalkan biaya awal dan biaya operasi. Dalam usaha rumah tangga, fleksibilitas pemilik masih dipertahankan sehingga sering kali kegiatan usaha sangat tergantung dengan ketersediaan waktu luang anggota keluarga. Kemajuan teknologi telekomunikasi juga telah menjadikan rumah sebagai kantor elektronik atau etalase elektronik seperti e-commerce bagi wirausaha yang menjalani usaha online.
          f.         Usaha keluarga
Usaha keluarga banyak dimiliki oleh keluarga wirausaha di Indonesia, dimana kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan oleh anggota keluarga. Usaha keluarga yang berhasil dikelola dengan baik akan bertahan hingga beberapa generasi bahkan berkembang menjadi usaha yang besar. Umumnya, usaha keluarga yang berhasil memiliki nilai-nilai kekeluargaan dan asas kejujuran yang tinggi. Namum demikian, salah satu permasalahan yang sering dapat berakibat pada kegagalan usaha ini adalah ketika tiba waktunya suksesi kepemimpinan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perencanakan suksesi yang hati-hati penggantian tampuk kepemimpinan tidak mengakibatkan dampak negatif bagi usaha yang dijalankan.
         g.         Wirasutri
Banyak suami istri yang mendirikan usaha bersama dan mengelolanya bersama-sama. Hal yang mendorong suami istri membangun bisnis ini adalah mereka dapat berkerja bersama-sama seiring dengan membangun keluarga yang diharapkan. Pada kondisi ini wirasutri dapat diartikan juga sebagai menjalankan usaha keluarga.[7]
         h.        Wirausaha korban PHK dari perusahaan dan karyawan yang mengundurkan diiri dari perusahaan.
Kondisi perekonomian yang kurang stabil, serta kebutuhan perusahaan untuk melakukan efesiensi sebagai upaya mempertahankan usahanya mengakibatkan munculnya PHK diberbagai perusahaan. Bagi mereka yang menjadi korban dan tidak berhasil mendapatkan pekerjaan, banyak mencoba melakukan wirausaha untuk dapat memperoleh penghasilan menggunakan keahlian dan pengalaman yang dimilik selama bekerja atau bahkan usaha yang sama sekali tidak berkaiatan dengan pekerjaan dimasa lalu. Karena banyak korban PHK dan restrukturisasi perusaahan , maka banyak karyawan yang mengalami krisis kepercayaan, hal ini juga mendorong karywan mengundurkan diri dan memulai usaha sendiri.
          i.          Wirausaha sosial
Tidak semua orang memiliki jiwa sosial lantas menjadi seorang wirausaha. Wirausaha sosial adalah mereka yang memiliki jiwa sosial dan menggunakan keahliannya untuk memulai sebuah usaha sebagai solusi pemecahan masalah-masalah sosial yang ada dilingkungannya. Wirausaha sosial berusaha memberdayakan masyarakat yang mengalami permasalahan sosial menjalankan usaha sehingga pada akhirnya masyarakat dapat merasakan berupa peningakatan kesejateraan karena memperoleh penghasilan dari usaha yang didirikan.[8]

 









BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:
1.      Menurut Roopke dikutip Suryana model wirausaha terbagi menjadi wirausaha rutin, arbitase dan inovatif.
2.      Menurut Muhammad Zen model wirausaha terbagi menjadi wirausaha handal, unggul dan tangguh.
3.      Menurut Sedangkan Zimmerer mengelompokkan profil wirausaha yaitu Part–time entrepreneur, Home–based new, Family–owned business, Copreneurs, dan Women Enterpreneur

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis berharap wirausaha di Indonesia lebih maju dengan adanya era globalisasi dan pasar bebas.








DAFTAR PUSTAKA

Franky Slamet, Dkk. 2014. Dasar-Dasar Kewirausahaan. PT Indeks: Jakarta
Anis Yuliati. 2012. Makalah Kewirausahaan.  http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/makalah-kewirausahaan-klompok-2.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2015 Pukul 19.30
Diah Novianti. Kewirausaha. file:///D:/smester%207/kewirausaha/digital_20314107-S-Diah-Novianti.pdf. Diakses Pada Tanggal 26 September 2015 Pukul 19.00

Herman Subarjah. 2013. Arti, Fungsi dan Ciri Wirausaha. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/196009181986031-HERMAN_SUBARJAH/Materi_Pa_Herman.pdf. Diakses Pada Tanggal 25 September 2015 Pukul 19.40

Sumaryanto. 2013. Pembinaan Mahasiswa Menuju Wirausahawann. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sumaryanto-mkes/7-pembinaan-mahasiswa-menuju-wirausahawan-yang-unggul.pdf. Diakses Pada Tanggal 26 September 2015 Pukul 17.00


Yoyon Bahtiar Irianto. 2012. Modul Kewirausahaan. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-Konsep_Kewirausahaan.pdf. Diakses Pada Tanggal 26 September 2015 Pukul 17.00






[1]  Anis Yuliati. 2012. Makalah Kewirausahaan. http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/makalah-kewirausahaan-klompok-2.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2015 Pukul 19.30
[2] Herman Subarjah. 2013. Arti, Fungsi dan Ciri Wirausaha.
[3] Yoyon Bahtiar Irianto. 2012. Modul Kewirausahaan.
[4] Sumaryanto. 2013. Pembinaan Mahasiswa Menuju Wirausahawann.
[5] Diah Novianti. Kewirausaha. file:///D:/smester%207/kewirausaha/digital_20314107-S-Diah-Novianti.pdf. Diakses Pada Tanggal 26 September 2015 Pukul 19.00

[6] Franky Slamet, Dkk. Dasar-Dasar Kewirausahaan. (PT Indeks: Jakarta. 2014). Hlm: 8
[7] Ibid., Hlm: 9
[8] Ibid., 10

No comments:

Post a Comment